MAKALAH PENGANTAR BISNIS "BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT"

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Cara Menanam Cabe di Polybag

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica Juncea L)

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MODUL BUDIDAYA MELON

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Transkripsi:

MAKALAH PENGANTAR BISNIS "BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT" Oleh : Afrina Ningsih (17542110009) Dosen Pengampuh oleh : Mahrus Ali, S.TP.,M.Agr FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA TAHUN 2017

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. RUMUSAN MASALAH 1 C. TUJUAN 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB III PEMBAHASAN 3 A. SYARAT TUMBUH 3 1. IKLIM 3 2. SINAR MATAHARI 3 3. CURAH HUJAN 3 4. SUHU KELEMBAPAN 3 5. ANGIN 3 6. KETINGGIAN TEMPAT 3 B. TANAH YANG BAIK UNTUK TANAMAN CABAI 4 C. BUDIDAYA TANAMAN CABE RAWIT 4 1. PEMBIBITAN 4 2. PENGOLAHAN TANAH 5 3. PEMBUANGAN BEDENGAN 5 4. PEMUPUKAN DASAR 5 5. PENANAMAN 5 6. PENYIRAMAN, DRAINASE DAN MULSA 6 7. PENYIANGAN 6 8. PENGGEMBURAN 6 9. PEMUPUKAN 6 10. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 7 BAB III PENUTUPAN 10 A. KESIMPULAN 10 B. SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili pepper. Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000-100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya. Cabai rawit merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi disebabkan karena rasa pedas dan kandungan karotenoidnya. Di Indonesia tingkat konsumsi masyarakat per kapita terhadap cabai cukup tinggi,demikian pula cabaipun dibutuhkan pada beberapa industri. Melihat kebutuhan cabai rawit tiap tahunnya meningkat sehubungan dengan beragam dan variasi jenis masakan di Indonesia meningkat yang menggunakan bahan asal cabai, mulai dari kebutuhan rumah tangga, permintaan pasar, bahkan sampai pada kebutuhan ekspor luar negeri. Maka dari itu perlu diadakan teknik budidaya untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman cabai. B. Rumusan Masalah Bagaimana Syarat Tumbuh? Bagaimana Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabai? Bagaimana Budidaya Tanaman Cabe Rawit? 1

C. Tujuan Mengetahui Bagaimana Syarat Tumbuh Mengetahui Bagaimana Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabai Mengetahui Bagaimana Budidaya Tanaman Cabe Rawit 2

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Tanaman Cabai Cabe (Capsicum sp.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di Negara tropis. Tercatat berbagai spesies cabe yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annum L. dan C. frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis (Sulandari, 2004). Cabe rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas. Menurut jurnal agrosains karya Mahrus Ali, Produksi tanaman cabe rawit ini dari tahun ke tahun terus meningkat, tahun 2009 produksinya sebesar 591.294 ton, sedangkan pada tahun 2010 produksinya sebesar 521.704 ton.(ali, 2015). Setahun terakhir produksi tanaman cabe rawit mengalami penurunan sebanyak 69.590 ton (Anonymous, 2011). Selain berguna sebagai bahan penyedap masakan, cabe juga mengandung zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Cabe mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe ), vitamin vitamin (salah satunya adalah vitamin C) dan mengadung senyawa senyawa alkaloid, seperti capsaisin, flavonoid, dan minyak esensial (Prajnanta, 2007). Capsaicin termasuk metabolit sekunder golongan alkaloid. Capsaicin adalah suatu kristal alkaloid yang diproduksi oleh kelenjar yang terdapat diantara plasenta dan dinding kulit buah cabe. Senyawa capsaicin tersebar tidak merata di dalam kulit buah dan ditemukan dengan konsentrasi tinggi pada jaringan plasenta (Aisyah, 2009). Capsaicin dapat ditingkatkan dengan pemupukan N. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell et al dalam Kusumawati (2004) bahwa peningkatan dosis pupuk nitrogen akan meningkatkan kandungan total alkaloid. Peningkatan produksi dan kualitas dapat tercapai melalui tindakan budidaya seperti pemupukan, terutama nitrogen, fosfor dan kalium yang merupakan unsur hara makro. Selain untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, pemupukan juga dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah (Wiroatmodjo dan Henny Soesilawati, 1991). 3

A. Syarat Tumbuh BAB III PEMBAHASAN 1. Iklim Tanaman cabai rawit tumbuh di tanah dataran rendah sampai menengah. Untuk tumbuhan yang optimal tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya matahari sekurangkurangnya selama 10-12 jam. Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih cabai adalah 25-30 0C, sedangkan untuk pertumbuhannya 24-28 0C. 2. Sinar Matahari Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal. 3. Curah Hujan Walaupun tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu 800-2000 mm/tahun. 4. Suhu dan Kelembaban Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun suhu yang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C-280C, malam hari 130C-160C, untuk kelembaban tanaman 80%. 5. Angin Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin yang berhebus perlahan, angin berfungsi menyediakan gas CO2 yang dibutuhkan oleh tanaman cabai rawit. 6. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl. Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1400 m dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu berproduksi secara maksimal. B. Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabai Tanaman cabai akan tumbuh baik pada tanah yang kaya humus, subur, gembur dan terang serta ph antara 5-6. Tanaman cabai tidak tahan pada kondisi tanah yang becek karena akan mudah terserang penyakit layu dan pernafasan akar akan terganggu. Tanaman cabai rawit tumbuh baik pada tanah yang : Berstruktur remah/gembur, lempung berpasir dan kaya 4

bahan organik; ph 5,0-7,0 optimal 6,0-6,5. Bila ph dibawah 5,0 perlu ditambahkan kapur sebanyak 2-4 ton/ha. Penambahan kapur sangat tergantung dari ph tanah yang dikehemdaki. Contoh ph tanah awal 5,0 sedang ph yang diinginkan 5,5 maka perlu ditambahkan kapur sebesar 2 ton/ha, sedangkan jika ph yang diinginkan 6,0 maka perlu ditambahkan kapur sebesar 4 ton/ha; Paling cocok ditanam pada dataran dengan ketinggian 0-500 meter dpl. Curah hujan 600-1.250 mm/tahun. Suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 18 30 0C. Kelembaban 60-80%. Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga ditanam pada lerenglereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan tanah untuk cabai adalah antara 0-10(kemiringan) Tanaman cabai juga dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat (Harpenas, 2010).akan tetapi tanah yang cocok adalah tanah yang mengandung unsur-unsur pokok yaitu unsure N dan K, Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu dingin. (Tjahjadi, 1991) mengatakan bahwa tanaman cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur. C. Budidaya Tanaman Cabe Rawit 1. Pembibitan Biji cabe rawit harus disemaikan lebih dulu sebelum ditanam. Untuk mempercepat pertumbuhannya, biji cabe sebaiknya direndam dahulu dalam air selama 24 jam sebelum ditanam. Perlu diperhatikan bahwa biji cabe yang baik adalah biji yang betul-betul masak dan kering. Cara menyemai biji cabe bermacam-macam, ada yang menggunakan kotak pesemaian, pesemaian di lapangan, kantung plastik atau kantung dari daun kelapa, enau, pisang dll. Tanah yang digunakan untuk pesemaian menggunakan tanah yang subur dan bebas dari gangguan hama dan penyakit. Pesemaian sebaiknya menggunakan atap dari daun rebu, daun kelapa maupun daunan lainnya agar suasana menjadi lebih lembab dan tanaman tidak terkena sinar matahari langsung. Atap dapat dibuka atau ditutup menurut keperluan. Kalau pagi sampai jam 10.00 atap dibuka, kemudian sesudah panas lebih dari jam 10.00 atap ditutup kembali. Kalau persemaian dibuat dalam kotak kecil dapat dimasukkan dalam rumah. 5

2. Pengolahan Tanah Tanah harus dibajak dan dicangkul cukup dalam. Maksud pencangkulan tanah adalah untuk membalik tanah dan menggemburkan tanah. Tanah liat walaupun sudah dicangkul atau dibajak menjadi gembur, cangkul lebih dalam (30-40 cm) dan diberi pupuk organis, misalnya kompos atau pupuk kandang dan dapat ditambahkan pasir. Bila pupuk organis jumlahnya terbatas, maka pemberiannya cukup pada jarak 60 x 60 cm. Pupuk organik, pasir dan tanah dicampur merata. Pupuk organik selain menggemburkan tanah juga dapat menambah unsur hara. Pupuk organik yang diberikan sebaiknya sudah matang atau sudah menjadi tanah. Pupuk yang mentah biasanya masih panas sehingga dapat menyebabkan tanaman cabe menjadi layu dan mati. 3. Pembuatan Bedengan Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar sekitar 90, 100 atau 125 cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm, tergantung keadaan lahan, kalau lahan sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi. Jarak antar bedengan sekitar 40-5- cm atau dapat dipersempit menjadi 30-35 cm. 4. Pemupukan Dasar Pada waktu menanam cabe, tanah harus tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 100 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian. 5. Penanaman Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 90 cm. Pada saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu. Bila semai berasal dari kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih dulu, di kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat 6

berkembang(hariyadi, Ali, & Nurlina, 2017). Setelah bibit cabe ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman. 6. Penyiraman, Drainase dan Mulsa Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil. Untuk menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami padi, Mulsa dari daun lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga menambah kesuburan tanah. Jika menanam cabe pada musim hujan diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati. 7. Penyiangan Bila di lahan banyak gulma maka harus segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabe akan menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabenya. Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabe ditanam. 8. Penggemburan Tanah yang terlalu padat harus digemburkan dengan cara dicangkul (didangir). Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih sehat. Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran. Akar yang luka tau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan mati. 9. Pemupukan Tanaman cabe yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera dipupuk dengan pupuk N, K atau campuran urea dan KCl sebanyak 2 gram setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar. Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon. Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam label kemasan. 7

10. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya, serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah, daun keriting. Adapun bberapa gejala dan pengendaliannya sebagai berikut : a. Kutu daun Aphis gossypii Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman. Kutu daun menyerang daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap, pertumbuhan tidak normal, kerdil berkerut dan keriting.. Kutu apis ini dapat menularkan penyakit virus, daun menjadi kerinting. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan. Dapat pula menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi. b. Thrips tabacci Thrips menyerang hampir semua tanaman misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang, tembakau dll. Thrips menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya berwarna putih seperti perak. Bila serangan hebat akan terda[at banyak bercak dan warna daun menjadi putih. Daun yang diserang hama ini akan menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi keriting. Karena thrips menjadi vektor virus, maka seringkali kelihatan ada mosaik pada daun yang diserang hingga pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap cairan. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan. Dapat pula menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi. 8

c. Lalat buah Dacus dorsalis Buah cabe yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik dan ada benjolan. Buah cabe akhirnya terkena cendawan sehingga menjadi busuk. Buah cabe yang terserang sering dikira terserang penyakit. Untuk membuktikannya sebaiknya buah dibelah dan bila terdapat larva kecil putih berarti diserang lalat buah. Pengendalian dengan menggunakan sex pheromon seperti metil eugenol untuk memikat lalat jantan. Kalau lalat jantan berkurang maka keturunannya juga akan berkurang. d. Antraknosa Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum capsicci yang tersebar dimana ada pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di lapangan atau pada buah yang sudah dipanen. Mula mula pada buah yang sudah masak terdapat bercak kecil cekung kebasahan yang berkembang sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan berwarna hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian menjadi coklat muda seperti jerami. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara biji didesinfiksi menggunakan thiram 0,2 % (Benlate), dan jangan menanam biji dari buah yang sakit serta dapat menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb, propineb dan zineb. e. Daun keriting chilli Daun cabe yang terserang menjadi keriting dan warnanya menguning, bila serangan hebat pertumbuhan menjadi kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya menjadi pendek, daun menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas. Penyakit ini banyak menyerang di musim kemarau.cabe yang telah terserang tanaman ini harus dicabut dan dibakar, gulma harus dibersihkan dan dapat diberikan insektisida sistemik secara rutin dengan dosis anjuran sebelum tanaman terserang. f. Pasca Panen Tanaman cabe rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai. Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman. Untuk tanaman cabe rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 o C dengan kelembaban 95-98 % dapat tahan sekitar 4 minggu dan pada 10 o C masih dalam keadaan baik sampai 16 hari. 9

a. Pengeringan Pengawetan dalam keadaan segar waktunya tidak akan lama, tetapi kalu dikeringkan waktu simpan bisa lama. Cabe yang akan dikeringkan harus dipilih yng berkualitas baik, tangkai dibuang dan kemudian cabe dicuci bersih. Kemudian dimasukkan dalam air panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan cara dicelupkan dalam air dingin. Selanjutnya ditiriskan di atas anyaman bambu atau kawat kasa sehingga airnya keluar semua. Kemudian dijemur pada panas matahari sampai kering, biasanya kurang lebih selama satu minggu. Diletakkan pada wadah yang dibuat dari bambu atau kardus. Ukuran wadah sebaiknya tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25 x 25 cm sampai 35 x 50 x 40 cm. Setiap sisi wadah diberi lubang dengan garis tengah 1 cm dan jarak antar lubang 10 cm. 10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Cabe merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen. B. Saran Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal. Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal. 11

REFERENCE Ali, M. (2015). PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN NPK TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUGANCAPSAICIN PADA BUAH TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.). JURNAL AGROSAINS: KARYA KREATIF DAN INOVATIF, 2(2), 171-178 http:// http://eristianamakalahcaebrawit.blogspot.co.id/2016/06/budidaya-tanaman-caberawit.html. Ali, M. (2015). PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN NPK TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN CAPSAICIN PADA BUAH TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.). JURNAL AGROSAINS: KARYA KREATIF DAN INOVATIF, 2(2), 171 178. Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1). 12