BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN IDE POKOK PADA WACANA DI KELAS IV SDN NO. 39 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO. Oleh : Adrian Brahim

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin majunya sarana informasi dan komunikasi, serta ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa yang memiliki watak tangguh serta kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aulia Dara Jati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumya tidak mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungan (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi (pribadi, akademik, intelektual, social, dan professional), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, dan penghargaan dan perasaan serta kemauan untuk berbuat atau merespon sesuatu rangsangan. Proses perubahan (belajar) itu dapat terjadi dengan disengaja atau tidak disengaja. Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi dan ide yang bermakna. Secara bertahap, anak mulai menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat. Dalam proses ini anak mencoba menyusun kata walaupun dia belum mampu menyertakan bentuk-bentuk partikel atau imbuhan, seperti [ade? Bobo?] adik sedang tidur atau [duduk nini?] ayo duduk di sini. Inilah yang disebut ujaran telegrafik karena bentuk ujaran pada tahap ini mirip dengan ujaran tertulis yang terdapat di dalam telegram. Setelah melampaui masa-masa di atas, perkembangan kosakata seorang anak meningkat dengan pesat. Pada usia 3 atau 4 tahun, seorang anak memeroleh dasar kalimat yang biasa dibentuk oleh orang dewasa. Pada masa ini kalimatkalimat yang dihasilkan menjadi lebih kompleks, dan ketika ia berumur 10 tahun, kemampuan berbahasanya sama seperti kemampuan berbahasa orang dewasa (Kushartanti dan Yuwono, 2005: 25). Berdasarkan pentingnya hal tersebut baik guru maupun siswa harus mampu mengembangkan strategi-strategi untuk menguasainya secara baik agar terjadi proses pembelajaran sebagai interaksi sosial dikelas. Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Ada pula pendapat lain menurut Van Dyke sebuah kemampuan dapat berubah menjadi profiency atau kecakapan (Efriyani Djuwita, 2003: 41). Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. Bahasa sebagai alat komunikasi, memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan perantaraan bahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan kita kepada orang lain. Kita dapat diterima sebagai anggota masyarakat karena adanya kesepakatan menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi. Sesuai dengan keperluan yang sifatnya komunikatif manusia telah berusaha dan telah berhasil menyalin wujud bahasa ke dalam bentuk huruf atau tulisan. Karena itu, untuk membedakan wujud diantara keduanya digunakanlah istilah bahasa lisan dan bahasa tulis. Pemakaian bahasa Indonesia pada suasana formal menuntut penerapan kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Untuk itu dilaksanakan pengajaran Bahasa Indonesia mulai dari tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi dengan tujuan pemakai bahasa terampil berbahasa Indonesia. Dengan membaca siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan. Melalui kegiatan membaca siswa dapat memahami atau menguasai materi pelajaran. Agar siswa dapat memahami isi bacaan siswa dituntut dapat menemukan ide-ide pokok bacaan.

Menemukan ide pokok merupakan suatu kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya melalui bacaan. Jika siswa mampu menentukan ide pokok dengan baik, maka pemahamannya mengenai bacaan tersebut akan baik pula, sehingga siswa lebih mudah untuk menulis kembali apa yang telah di baca. Begitu pula halnya dalam menuliskan kembali wacana yang dibaca. Untuk dapat menulis kembali dongeng dengan baik dan benar bergantung dalam kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada setiap paragraf yang terdapat dalam wacana yang dibacanya. Kenyataannya, kemampuan siswa SD, khususnya dalam menentukan ide pokok pada suatu wacana masih rendah. Sebuah Wacana terdiri dari beberapa paragraf dan paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik. Gagasan atau topik dalam sebuah paragraf dapat juga disebut dengan ide pokok atau pikiran utama. Untuk menjelaskan satu pikiran utama maka dalam sebuah paragraf terdapat beberapa pikiran penjelas. Dengan kata lain, dalam satu paragraf terdiri dari pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama dalam sebuah paragraf dituangkan ke dalam kalimat utama, dan pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat penjelas. Dalam menentukan ide pokok pada wacana setiap siswa sebaiknya mengetahui apa yang dimaksud dengan wacana, ciri-ciri wacana dan rangka atau struktur wacana terlebih dahulu. Dengan memahami teori wacana, maka peserta didik mampu menentukan ide pokok setiap paragraf dengan baik dan tepat dan pada wacana itu sendiri.

Berdasarkan penelitian awal di SDN 39 Hulonthalangi siswa masih kesulitan untuk menentukan ide pokok pada wacana dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu kemampuan siswa menemukan ide pokok pada materi teks cerita hanya berkisar 65% dengan KKM sekolah 70. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul permasalahan di atas dengan judul Kemampuan Siswa Menentukan Ide Pokok Pada Wacana di Kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi 1.2 Rumusan masalah Mengacu pada identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini yakni bagaimana kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa menetukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu digunakan untuk pengembangan mutu pendidikan dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi pendidikan dilembaga yang terkait. Manfaat penelitian ini secara praktis untuk menambah pengetahuan guru Bahasa Indonesia di SDN 39 Hulonthalangi dalam meningkatkan kemampuan siswa dan memberikan suasana belajar baru bagi peserta didik serta meningkatkan kualitas peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.