BAB 5 Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Kesimpulan Kinerja Museum Sonobudoyo Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara secara mendalam terhadap stakeholder yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan kuesioner terhadap beberapa responden menunjukkan bahwa kinerja Museum Sonobudoyo sejauh ini belum secara optimal, 1.Dilihat dari segi komponen daya tarik wisata yaitu: atraksi wisata, museum ini sudah memiliki atraksi yang dapat ditampilkan,namun hanya sebatas syarat yang ditentukan belum mancaoai bentuk ideal. aksesibilitas museum ini sudah memiliki akses yang baik dan memadai, namun dikarenakan kurangnya petunjuk jalan untuk mencapai museum masih banyak wisatawan yang tersesat. 3 amenitas museum ini sudah dilengkapi fasilitas pendukung, namun masih banyak fasilitas tidak berfungi semestinya, sehingga sejauh ini Museum Sonobudoyo dari sisi kinerja sudah dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata yang ada di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta dengan mengedepankan potensi daya tarik wisata budaya dengan tetap memperhatikan pengembangan yang lebih baik kedepannya. 2.Kinerja Sosial, kinerja sosial di museum ini sudah berjalan dengan baik, namun belum secara optimal ada 3 poin penting sebagai indikator kinerja sosial museum : 120
A. Dilihat dari indikator dimana museum sudah dapat dikenal secara baik apa belum, berdasarkan dari data jumlah kunjungan pengunjung Museum Sonobudoyo dan data dari seluruh responden dalam penelitian ini museum belum dapat dikenal secara baik dan luas baik dari wisatawan lokal maupun wisatawan asing dan belum mampu memberikan optimalisasi pelayanan informasi terhadap koleksi yang ada saat pengunjung selesai melakukan kegiatan di museum. B. Kinerja sosial dapat dilihat juga dari kemampuan museum membuat pengunjungnya untuk dapat kembali mengunjungi museum. Dimana sebagian besar responden menyatakan melakukan kunjungan ke museum lebih banyak disebabkan karena ada tugas atau sedang melakukan penelitian, jarang ditemukan karena untuk berlibur semata. C. Penyampaian informasi dari koleksi yang dimiliki dengan baik terhadap pengunjung merupakan indikator kinerja sosial museum, dimana di Museum Sonobudoyo informasi yang diberikan sudah baik dan lengkap, namun kurang atraktif dan menarik sehingga membuat pengunjung menjadi bosan. 3.Kinerja ekonomi dalam museum lebih mengedepankan bagaimana museum dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penduduk lokal hal ini berkaitan dari segi peningkatan pendapatan, selain itu kinerja ekonomi museum dapat dilihatdari bagaimana museum bisa menjadikan koleksi dan atraksi wisatanya memiliki nilai komersial. Sehingga nantinya museum dapat memiliki pendapatan tersendiri dari hasil komersialisasi produknya maupun dari hasil retribusi tiket masuk museum. 121
Namaun permasalahan yang ada belum terlalu optimal kinerja ekonomi pada Museum Sonobudoyo hal itu terlihata belum adanya kontribusi yang berarti untuk penduduk lokal dan produk produk yang ada pada museum terliaht biasa aja tidak memiliki nilai jual lebih keada pengunjungnya. Sehingga tingkat kunjungan wisatawan masih minim sekali hanya 31,651 per tahunnya jauh dibandingkan dengan kompetitor lainnya seperti Museum Benteng Vredeburg dan Museum Ullen Sentalu. b. kesimpulan hubungan pengaruh branding & packaging terhadap kinerja Museum Sonobudoyo Dengan adanya pengaruh branding maupun packaging terhadap kinerja sosial dan kinerja ekonomi museum dapat menjawab dan memberikan solusi terhadap kinerja sosial dan ekonomi di Museum Sonobudoyo, dapat kita lihat pengaruh branding dan packaging terhadap kinerja museum sonobudoyo, pertama dari sisi sosial : A. Dengan adanya pengaruh branding dan packaging dapat memberikan citra museum yang lebih kuat dan melekat terhadap pengunjung dan wisatawan baik domestik maupun mancanegara sehingga museum lebih banyak dikenal dan diketahui oleh pengunjung dan wisatawan. B. Dengan adanya pengaruh branding dan packaging, kemasan yang ditampilkan museum dan koleksi yang ada dapat ditampilkan secara menarik dan memiliki konsep yang baru, sehingga penyampaian informasi pada produk museum dapat lebih mudah dipahami dan di ingat oleh pengunjung museum. Selain itu bisa memberikan nuansa baru terhadap 122
pengunjung dalam mengunjungi museum. Museum telihat lebih menarik dan atraktif tidak terlihat kusam maupun suram lagi. Hal ini mendorong keinginan wisatawan untuk dating kembali ke museum. C. Sehingga dengan adanya optimalisasi pengaruh branding dan packaging terhadap kinerja Museum Sonobudoyo secara otomatis tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Sonobudoyo mengalami peningkatan yang signifikan, apalagi diimbangi dengan museum serta produknya memiliki nilai komersial yang baik. Sehingga museum dapat mempunyai pendaata tersendiri. 5.2 Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain: 1. Masih terbatasnya referensi dan penelitian tentang penerapan branding & packaging pada industri kepariwisataan terutama di Indonesia khususnya bagi permuseuman di Indonesia 2. Bila kajian ini dilakukan di bidang pemasaran dan manajemen, maka dapat menggunakan prototipe untuk memperkuat analisis. 3. Penelitian dilakukan hanya pada Museum Sonobudoya, sehingga belum dapat mewakili museum yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan. 123
5.3 Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini maka penulis dapat memberikan rekomendasi bagi pengelola Museum Sonobudoyo sebagai berikut: 1. Mengalihkan alokasi sumberdaya dari kinerja dimensi-dimensi yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah tetapi memperoleh hasil yang tinggi (Smith, 2002) untuk meningkatkan kinerja pada dimensi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun memperoleh hasil yang rendah. 2. Memperkuat aktifitas yang terkait dengan promosi museum untuk perbaikan kualitas pelayanan. a. Peningkatan kualitas kinerja museum sebagai daya tarik wisata. b. Melakukan riset secara rutin agar lebih memahami keinginan konsumen dalam hal kualitas pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik pada waktu yang akan datang. c. Merencanakan dan menerapkan kualitas kinerja museum secara total yang tepat dan dengan mengoptimalkan perana serta pengaruh dari Branding & Packaging yang sesuai sehingga menjadi pendorong untuk mencapai standar kualitas kinerja museum yang baik. 3. Pengelola Museum Sonobudoyo sudah waktunya mempertimbangkan penerapan branding & packaging dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja museum, memperkuat aktifitas-aktifitas marketing mix yang dimulai dari kegiatan perencanaan, operasional, pemasaran, hingga keuangan. 124
Untuk pengembangan pengetahuan dan metode pengembangan destinasi dan objek wisata maka diharapkan akan lebih banyak penelitian yang dilakukan dimasa yang akan datang. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perlu memperbanyak penelitian tentang penerapan branding & packaging terhadap manajemen destinasi wisata, khusunya bagian permuseuman maupun pada industri pariwisata lainnya secara lebih luas. 2. Perlu memperbanyak penelitian tentang penerapan branding & packaging bagi pengembangan kinerja museum maupun manajemen rantai pasokan dalam industri pariwisata. 125