Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR RC

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU.

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

menggunakan ketebalan 300 mm.

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZEA OFFICE JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN FLAT SLAB

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

MODIFIKASI DESAIN GEDUNG HOLYDAY INN EXPRESS SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM STRUKTUR PRACETAK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

SEMINAR TUGAS AKHIR 5 LOADING. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITS SURABAYA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

Jl. Banyumas Wonosobo

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOJA JAKARTA DENGAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

Perhitungan Struktur Bab IV

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

TUGAS AKHIR RC

MAKALAH TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR DIREKTORAT JENDRAL BEA DAN CUKAI KEDIRI DENGAN SISTEM GANDA MENGGUNAKAN BASEMENT

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) DAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM)

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

APLIKASI PROGRAM BANTU TEKLA STRUCTURES 15 UNTUK PERANCANGAN GEDUNG GRAHA NUSANTARA MENGGUNAKAN SITEM PRACETAK

Desain Modifikasi Struktur Gedung Star Hotel dan Apartemen Lombok Barat dengan Sistem Ganda dan sebagian Balok Pratekan

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

Studi Perencanaan Desain Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-19 Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak Trie Sony Kusumowibowo dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia E-mail: endah@ce.its.ac.id Abstrak - Metode pracetak saat ini telah banyak digunakan dalam pembangunan konstruksi sipil. Hal ini terjadi karena beton pracetak memiliki beberapa kelebihan dibandingkan beton yang dicor di tempat (cast in situ). Kelebihannya antara lain yaitu proses pembuatannya yang tidak bergantung cuaca, tidak memerlukan banyak bekisting, waktu pengerjaan yang lebih singkat, kontrol kualitas beton lebih terjamin serta menurut penelitian terbaru beton pracetak juga ramah lingkungan. Tujuan dari Penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung RSUD Koja Jakarta dengan metode pracetak. Merencanakan detailing penulangan dan sambungan pada elemen beton pracetak. Merencanakan struktur basement dan pondasi yang menopang gedung. Dan merancang gambar teknik dari hasil modifikasi gedung ini. Gedung RSUD Koja Jakarta ini dirancang ulang menggunakan metode pracetak pada bagian balok dan pelat. Standar yang digunakan dalam perencanaan ini adalah perencanaan struktural menggunakan tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 2847:2013) [5], untuk menghitung pembebanan gravitasi menggunakan PPIUG 1983 dan tata cara perhitungan pembebanan untuk gedung (SNI 1727:2013), dan pembebanan gempa dihitung menggunakan tata cara perencanaan ketahanan gempa (SNI 1726:2012) [6]. Perencanaan gedung ini menggunakan sistem ganda (dual system), beban lateral 25% dipikul oleh rangka dan 75% dipikul oleh dinding geser. Hasil dari modifikasi gedung RSUD Koja Jakarta ini meliputi ukuran balok induk 50/70, ukuran balok anak 30/50, dan 2 macam ukuran kolom yaitu lantai 1-10 90x90 cm dan lantai 11-20 80x80 cm. Modifikasi gedung ini juga menggunakan shearwall dengan tebal 40 cm yang berfungsi menahan 75% beban lateral. Sambungan antar elemen bracetak menggunakan sambungan basah dan konsol pendek. Kata Kunci - Beton Bertulang, Gedung RSUD Koja, Modifikasi Perencanaan, Pracetak, A. Latar Belakang D I. PENDAHULUAN I Indonesia, hingga saat ini, telah banyak aplikasi teknologi beton pracetak pada banyak jenis konstruksi dengan didukung oleh sekitar 16 perusahaan spesialis beton pracetak, atau lebih dikenal dengan sebutan precaster [1]. Hal ini dilakukan karena semakin besarnya tuntutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang efisien dan cepat namun harus tetap menjaga ketepatan dan kualitas beton. Metode pracetak memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode cor setempat (cast in site). Kelebihan tersebut antara lain adalah metode pracetak tidak membutuhkan tempat penyimpanan material yang luas, waktu pengerjaan yang relatif singkat, kontrol kualitas beton lebih terjamin, tidak memerlukan treatment atau perlakukan khusus, tidak membutuhkan terlalu banyak bekisting dan penopang bekisting, serta praktis dan cepat dalam pelaksanaanya[2]. Weyantadji, et.al., menyatakan bahwa dalam pemasangan komponen pracetak ada tiga tahap yaitu penulangan saat pengangkatan, penulangan saat beton overtopping belum kering, dan penulangan saat beton overtopping sudah kering[3]. Menurut Wulfram I. Ervianto bila dibandingkan dengan beton cast-in place, beton pracetak mempunyai kualitas yang lebih baik. Hal ini karena hal hal sebagai berikut: (a) proses produksi dilaksanakan dengan menggunakan mesin, (b) kondisi pabrik yang relative konstan, (c) pengawasan yang lebih cermat, (d) kondisi dari lingkungan kerja yang lebih baik[4]. Berdasarkan hal di atas, maka dalam penelitian ini, penulis melakukan modifikasi perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta. Gedung RSUD Koja Jakarta ini memiliki 16 (enam belas) lantai dan menggunakan metode cor di tempat (in site) dalam pemilihan metode konstruksinya. B. Perumusan Masalah Masalah Utama: Bagaimana merencanakan gedung RSUD Koja Jakarta dengan metode pracetak? Rincian Masalah: 1. Bagaimana preliminary design elemen elemen dari beton pracetak? 2. Bagaimana pembebanan dari bangunan tersebut? 3. Bagaimana analisis struktur dari bangunan tersebut? 4. Bagaimana merancang dimensi elemen elemen dari beton pracetak? 5. Bagaimana merancang detailing sambungan pada komponen pracetak? 6. Bagaimana menuangkan hasil perhitungan dan perancangan ke dalam gambar teknik? C. Tujuan Penelitian 1. Merancang preliminary design elemen elemen dari beton pracetak 2. Menghitung pembebanan dari bangunan tersebut 3. Menganalisis struktur dari bangunan tersebut 4. Merancang dimensi elemen elemen dari beton pracetak 5. Merancang detail sambungan pada komponen pracetak 6. Menuangkan hasil perhitungan dan perancangan ke dalam gambar teknik D. Batasan Masalah 1. Tidak memperhitungkan manajemen konstruksi (biaya, waktu) 2. Penggunaan pracetak hanya pada balok dan pelat saja

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-20 E. Manfaat Dengan adanya penulisan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan khususnya kepada penulis tentang metode pracetak. II. URAIAN PERENCANAAN A. Diagram Alir Perencanaan Mulai 2. Dimensi (tebal) pelat ditentukan menurut peraturan SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3 tabel 9.5 (c) 3. Preliminary design kolom sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 10.3.6[5] A. Preliminary Design III. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk desain awal bangunan dapat dilihat pada Gambar 2. Pengumpulan Data dan Studi Literatur Preliminary Design Pelat, Balok dan Kolom Pembebanan Beban Gravitasi dan Beban Gempa Tidak Tidak Analisa dan Perencanaan Struktur Sekunder Pelat, Balok Anak, dan Tangga Ya Pemodelan dan Analisa Struktur Utama dengan SAP2000 Perencanaan Struktur Utama Balok Induk dan Kolom Ya Perencanaan Sambungan Perencanaan Bangunan Bawah Gambar 2. Denah balok dan kolom 1. Dimensi Balok Sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.1 tabel 9.5 (a) untuk dimensi balok yang direkapitulasi pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Rekapitulasi Dimensi Balok Induk Kode Bentang Balok (L b) h min h pakai b pakai Dimensi Induk cm cm cm cm cm BI1 600 36,4 70 50 50/70 BI2 400 24,2 70 50 50/70 BI3 200 12,1 70 50 50/70 BI4 300 18,2 70 50 50/70 BI5 800 48,5 70 50 50/70 Gambar Rencana Selesai Gambar 1. Diagram alir penyelesaian penelitian B. Modifikasi dan Kriteria Pemilihan Struktur Data data setelah modifikasi: Nama gedung : Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Lokasi : Jakarta Fungsi : Rumah Sakit Jumlah lantai : 20 lantai dan 1 basement Tinggi bangunan : ±80 meter Struktur utama : Beton pracetak (non prategang) Mutu beton (f c) : 30 MPa Mutu baja (fy) : 400 MPa C. Preliminary Design Preliminary design merupakan tahapan perhitungan dalam perancangan untuk merencanakan dimensi awal dari suatu elemen struktur. 1. Preliminary design dimensi balok induk, balok anak, dan balok lift sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 9.5.2.1 tabel 9.5 (a) Tabel 2. Rekapitulasi Dimensi Balok Anak Kode Bentang Balok (L b) h min h pakai b pakai Dimensi Anak cm cm cm cm cm BA1 600 28,5 50 30 30/50 BA2 400 19,0 50 30 30/50 2. Dimensi Pelat Dari hasil perhitungan diperoleh tebal pelat yang dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Rekapitulasi Tebal Pelat Tipe Pelat Lx Ly Jenis h pakai cm cm Pelat cm S1 200 600 1 Arah 15 S2 150 600 1 Arah 15 S3 200 400 1 Arah 15 S4 150 400 1 Arah 15 3. Dimensi Kolom Menurut SNI 2847:2013 pasal 9.3.2.2 (b) untuk komponen struktur beton bertulang lainnya faktor reduksi, Φ = 0,65. Mutu beton = 30 MPa = 3 kg/mm 2 A = W = 1124582 = 576708,9 mm2 φf c 0,65 3 Dengan asumsi kolom berbentuk persegi maka: h = A = 576708,9 = 759,41 mm 76 cm Maka digunakan dimensi kolom 90/90

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-21 4. Dimensi Dinding Geser Berdasarkan peraturan SNI 2847:2013 pasal 14.5.3.1 ketebalan dinding pendukung tidak boleh kurang dari 1/25 tinggi, maka: 400 T H/25 = 16 cm 25 800 T L/25 = 32 cm 25 Maka digunakan tebal dinding geser 40 cm 5. Desain Tangga Data perencanaan yang diperlukan untuk merencanakan konstruksi tangga adalah Mutu beton (f c) = 30 MPa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tinggi antar lantai = 4 m Panjang bordes = 3 m Lebar bordes = 1,5 m Lebar tangga = 1,5 m Tebal pelat tangga = 20 cm Tebal pelat bordes = 20 cm Tinggi injakan = 20 cm Lebar injakan = 25 cm Jumlah tanjakan = 20 buah Jumlah injakan = 20 buah Jumlah tanjakan ke bordes = 10 buah Jumlah tanjakan dari bordes ke lantai 2= 10 buah Elevasi bordes = 200 cm Kemiringan tangga = 38,67 Gambar 4. Perencanaan Ramp B. Desain Struktur Sekunder 1. Penulangan Pelat Lantai Kombinasi pembebanan yang digunakan: Qu = 1,2 DL + 1,6 LL Sehingga diperoleh hasil penulangan pelat sebagai berikut Tabel 4. Penulangan Pelat Ukuran Pelat Terpasang Tipe Panjang Lebar Stud Pelat (m) (m) Utama Pembagi S1 6 2 D10-150 D10-250 D10-150 D10 S2 4 1,5 D10-150 D10-250 D10-150 D10 S3 6 2 D10-150 D10-250 D10-150 D10 S4 4 1,5 D10-150 D10-250 D10-150 D10 Gambar 5. Detail Penulangan Pelat Gambar 3. Perencanaan Tangga 6. Desain Ramp Data perencanaan yang diperlukan untuk merencanakan konstruksi ramp adalah Mutu beton (f c) = 30 MPa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tinggi antar lantai = 4 m Panjang bordes = 4 m Lebar bordes = 2 m Lebar ramp = 2 m Tebal pelat ramp = 40 cm Tebal pelat bordes = 40 cm Elevasi bordes = 100 cm Kemiringan tangga = 9,46 2. Perencanaan Balok Anak Balok anak (30/50) Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan tulangan tumpuan dan tulangan lapangan yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Penulangan Balok Anak Kode Balok Anak Bentang (Lb) m Terpasang Tumpuan Lapangan Sengkang BA1 6 2D22 2D22 Φ10-100 Φ10 BA2 4 2D22 2D22 Φ10-100 Φ10

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-22 3. Desain Tangga (a) (b) Gambar 6. Penulangan Tangga (a) balok bordes (b) pelat tangga a. Penulangan Pelat Tangga Digunakan tulangan lentur arah X D16-300 mm Digunakan tulangan lentur arah Y D16-450 mm b. Penulangan Pelat Bordes Digunakan tulangan lentur arah X D16-300 mm Digunakan tulangan lentur arah Y D16-450 mm c. Penulangan Balok Bordes Dimensi balok bordes dipakai 30/45 cm Digunakan tulangan tumpuan 2D16 Digunakan tulangan lapangan 3D16 Digunakan tulangan sengkang Ø10-150 mm 4. Desain Ramp a. Penulangan Pelat Ramp Digunakan tulangan lentur arah X D22-250 mm Digunakan tulangan lentur arah Y D22-450 mm b. Penulangan Pelat Bordes Digunakan tulangan lentur arah X D22-300 mm Digunakan tulangan lentur arah Y D22-450 mm c. Penulangan Balok Bordes Dimensi balok bordes dipakai 35/50 cm Digunakan tulangan tumpuan 3D16 Digunakan tulangan lapangan 4D16 Digunakan tulangan sengkang Ø10-150 mm 5. Perhitungan Balok Lift Data perencanaan (Hospital Elevator) Pada bangunan ini digunakan lift yang diproduksi oleh Hyundai Elevator dengan data data Tipe lift : Standard Type B1750-2S30-60 Kapasitas : 1750 kg Beban reaksi ruang mesin: - R1 = 11500 kg - R2 = 9500 kg Gambar 7. Denah Lift Diperoleh dimensi balok: Balok penggantung lift (30/50) Balok penumpu (30/50) C. Pembebanan dan Analisis Gaya Gempa 1. Kombinasi Beban Berfaktor Kombinasi kombinasi beban yang digunakan adalah 1,4DL 1,2DL + 1,6LL 1,2DL + 1,0LL + 1,0Ex 1,2DL + 1,0LL + 1,0Ey 1,0DL + 1,0LL 0,9DL + 1,0Ex 0,9DL + 1,0Ey 2. Data Perencanaan Data data analisis gempa yang akan digunakan adalah Kelas Situs = SB Kategori Risiko = IV Faktor keutamaan = 1,5 Ss = 0,686g S1 = 0,3g Gambar 8. Permodelan 3D Gedung 3. Kontrol Sistem Ganda Untuk sistem ganda, rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya gempa desain. Tahanan gaya gempa total harus disediakan oleh kombinasi rangka pemikul momen dan dinding geser atau rangka bresing, dengan distribusi yang proporsional terhadap kekakuannya[5].

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-23 Tabel 6. Persentase Gaya Geser yang Mampu Dipikul Sistem Struktur Pemikul Gaya Arah X (N) % Arah Y (N) % Geser Dinding Geser 8513337.9 72% 9289649.93 69% Sistem Rangka 3366184.1 28% 4128673.52 31% Total 11879522 OK 13418323.45 OK D. Perencanaan Struktur Primer 1. Penulangan Balok Induk Dari hasil perhitungan diperoleh balok dimensi 50/70 dengan kebutuhan tulangan tumpuan, lapangan dan geser yang dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Penulangan Tumpuan Balok Induk Kode Bentang Sengkang Balok (Lb) Lentur D25 Induk (mm) Atas Bawah Plastis Luar BI1 6000 7 4 Ø13-150 Ø13-300 2D13 BI2 4000 6 5 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI3 2000 2 2 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI4 3000 4 4 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI5 8000 7 4 Ø13-100 Ø13-300 2D16 Tabel 8. Penulangan Lapangan Balok Induk Kode Bentan Sengkang Balok g (Lb) Lentur D25 Induk (mm) Atas Bawah Plastis Luar BI1 6000 2 3 Ø13-150 Ø13-300 2D13 BI2 4000 2 4 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI3 2000 2 2 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI4 3000 2 3 Ø13-80 Ø13-125 2D13 BI5 8000 2 5 Ø13-100 Ø13-300 2D16 2. Penulangan Lentur Kolom 90/90 Penulangan lentur kolom menggunakan program bantu spcolumn sehingga didapatkan hasil Rasio tulangan longitudinal = 1,76% Penulangan 28D25 (As = 14280 mm 2 ) -3500 Gambar 9. Diagram interaksi aksial dengan momen kolom 3. Penulangan Dinding Geser Dinding geser horizontal =2D13-250 mm (Arah X dan Y) Dinding geser vertikal =2D13-250 mm (Arah X dan Y) E. Perencanaan Sambungan fs=0.5fy (Pmax) 18000 P ( kn) fs=0 1 (Pmin) -6000 (Pmax) (Pmin) Sambungan Balok dan Kolom Sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 11.8 fs=0 fs=0.5fy 3500 Mx ( knm) Gambar 10. Sambungan balok dan kolom Sambungan balok induk dan balok anak Gambar 11. Sambungan balok induk dan balok anak Sambungan balok dengan pelat Gambar 12. Sambungan balok dan pelat F. Perencanaan Struktur Bawah 1. Analisis Daya Dukung Tiang Pancang Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan metode Luciano Decourt Q L = Q P + Q S Di mana: Q L = daya dukung tanah maksimum pada pondasi = resistance ultimate di dasar pondasi Q P Q S = resistance ultimate akibat lekatan lateral 2. Perancangan Pondasi Tiang Pancang Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil Pondasi kolom menggunakan Spun Pile sebanyak 4 buah dengan spesifikasi Diameter outside (D) Thickness Bending momen crack Bending momen ultimate Allowable axial Jarak antar tiang pancang Jarak tiang pancang ke tepi IV. KESIMPULAN : 600 mm : 100 mm : 196,4 knm : 365 knm : 292 ton : 1500 mm : 600 mm A. Kesimpulan Berdasarkan perancangan struktur yang dilakukan dalam penyusunan Penelitian Modifikasi Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta dengan Metode Pracetak maka dapat disimpulkan diantaranya 1. Berdasarkan perancangan dimensi balok dan pelat yang mengacu pada SNI 2847:2013 pasal 9.5.2, yaitu ketentuan tebal minimum balok non prategang satu arah, juga

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-24 perhitungan dimensi kolom, didapatkan hasil modifikasi a. Struktur Sekunder Dimensi balok anak = 30/50 cm Dimensi balok bordes tangga = 50/70 cm Dimensi balok bordes ramp = 35/50 cm Dimensi penggantung lift = 30/50 cm Dimensi penumpu lift = 30/50 cm Tebal pelat = 15 cm b. Struktur Primer Dimensi balok induk = 50/70 cm Dimensi kolom = 90/90 cm Dimensi pilecap = 2,7 2,7 1,1 m Tiang pancang = D60, H = 21 m Tebal shearwall = 40 cm 2. Komponen pracetak disambung dengan menggunakan sambungan basah (cor di tempat) dan konsol pendek agar bangunan tersebut menjadi bangunan pracetak yang monolit. Ukuran konsol pendek pada kolom adalah 500 400 mm dan konsol pendek pada balok induk adalah 300/185 mm 3. Detailing sambungan pracetak dirancang bersifat monolit antar elemennya dengan tulangan tulangan dan shear connector yang muncul dari setiap elemen pracetak untuk menyatukan dengan elemen cor di tempat. Sambungan didesain sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang mengacu pada SNI 2847:2013 B. Saran Berdasarkan analisis selama proses penyusunan penelitian ini, beberapa saran yang penulis dapat sampaikan adalah 1. Pengerjaan sambungan antar elemen beton pracetak harus benar benar diawasi agar gaya gaya dari elemen beton pracetak dapat tersalurkan dengan baik, juga agar gedung menjadi monolit. 2. Sambungan pracetak lebih baik dibuat seminimal mungkin, agar elemen elemen beton pracetak menjadi seragam sehingga memudahkan pembuatan elemen elemen beton pracetak tersebut. 3. Masih banyak hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut pada pengerjaan beton pracetak agar meningkatkan efisiensi pengerjaan, terutama pada sambungan elemen elemen beton pracetak. DAFTAR PUSTAKA [1] Abduh, Muhammad. 2007. Inovasi Teknologi dan Sistem Beton Pracetak di Indonesia: Sebuah Analisis Rantai Nilai. Seminar dan Pameran HAKI 2007 KONSTRUKSI TAHAN GEMPA DI INDONESIA. Jakarta. [2] Toscas, James G. 2014. Designing with Precast and Prestressed. Precast/Prestressed Concrete Institute (PCI). [3] Nurjannah, Siti Aisyah. 2011. Perkembangan Sistem Struktur Beton Pracetak sebagai Alternatif pada Teknologi Konstruksi Indonesia yang Mendukung Efisiensi Energi serta Ramah Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011. Universitas Sriwijaya, Palembang. [4] Ervianto, Wulfram I. 2006. Eksplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi: Beton Pracetak & Bekisting. Yogyakarta. PENERBIT ANDI Yogyakarta. [5] Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. [6] Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.