BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak negatif khususnya terhadap negara-negara berkembang seperti

BAB I. Pendahuluan. pertumbuhan ekonomi pasca krisis tahun 1998 dimana saat itu banyak perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan-perusahaan baru yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas, maka untuk membantu pembangunan bangsa harus ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja sendiri. Sebuah pernyataan yang bersumber dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya, sedangkan jumlah pengusaha di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun 2015. Dan saat ini Indonesia juga sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan, salah satunya adalah persoalan yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Minimnya lapangan pekerjaan sebagai dampak dari krisis ekonomi, menyebabkan tingginya angka pengganguran dan kemiskinan yang terus meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2016 mencapai 5,50%, mengalami kenaikan pada bulan agustus 2016 yaitu sebesar 5,61%. Sedangkan TPT di Sumatera Utara pada Februari 2016 mengalami peningkatan dari 428.000 menjadi 430.000 pada Februari 2017. TPT di Kota Binjai pada tahun 2015 mencapai 19,99%. Pengangguran di Indonesia mayoritas disebabkan oleh penduduknya yang padat namun lapangan pekerjaan yang tersedia sempit, banyaknya karyawan yang 1

2 terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena krisis ekonomi. Yang lebih penting penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia adalah kurangnya keterampilan atau soft skill yang dimiliki setiap individu dalam dunia kerja. Dari gambaran tersebut maka dalam mengatasi masalah pengangguran perlu dikembangkan program-program kursus dan pelatihan dalam membentuk individu yang berwirausaha untuk mempercepat penurunan angka pengangguran di Indonesia. Wirausahawan merupakan potensi pembangunan bangsa baik dalam kuantitas maupun kualitas. Berwirausaha adalah berusaha melihat peluang yang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi pengangguran yang terjadi. Bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Jika masyarakat tersebut mempunyai keinginan atau motivasi serta siap untuk berwirausaha, maka mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan. Artinya masyarakat perlu memiliki motivasi berwirausaha. Motivasi adalah kunci utama pendamping semangat wirausaha. Semangat tanpa motivasi dapat diibaratkan bergerak tanpa hasrat untuk mencapainya. Semangat dan motivasi itu adalah pasangan serasi untuk memunculkan gairah dalam mewujudkan impian seseorang (Hendro, 2010:43). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Yanto (dalam Sartika 2015: 16) motivasi berwirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam

3 memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha untuk menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Seseorang dapat dikatakan memiliki motivasi berwirausaha apabila memiliki sifat-sifat wirausahawan pada dirinya sendiri. Berikut adalah Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha menurut Buchari Alma (dalam Sartika 2015:14) yaitu 1) Percaya diri, 2) Berorientasi pada tugas dan hasil, 3) Berani mengambil risiko, 3) Mampu menjadi pemimpin, 5) Orisinil, 6) Berorientasi ke depan, 7) Kemiliki kreativitas. Beberapa faktor yang mendorong motivasi berwirausaha individu menurut Buchari alma (2010: 7) adalah lingkungan yang banyak dijumpai kegiatan-kegiatan berwirausaha, guru sekolah dan sekolah yang mengajarkan kewirausahaan, teman pergaulan, lingkungan keluarga, sahabat yang dapat diajak berdiskusi tentang ide wirausaha, pengalaman bisnis kecil-kecilan. Namun, jika dilihat dari kenyataan yang ada hanya sedikit dapat kita jumpai masyarakat yang memiliki jiwa kewirausahaan atau masyarkat yang memiliki motivasi berwirausaha. Menurut Hendro, (2010) Faktor penyebab seseorang tidak memiliki motivasi berwirausaha adalah 1) tidak memiliki semangat, 2) tidak punya prinsip hidup/ visi/ tujuan, 3) masih minimnya pengetahuan mengenai kewirausahaan 4) malas dan ingin tahu beres, 5) tidak mengenal berbagai jenis usaha makro dan mikro, 6) kemampuan yang terbatas, 7) lamban bergerak, 8) tidak tahu dimana tingkat kebutuhannya saat ini. Maka dari itu, untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, maka yang harus ditanamkan terlebih dahulu motivasi untuk berwirausaha. Berbagai cara dapat ditempuh untuk menumbuhkan motivasi seseorang untuk berwirausaha, antara lain

4 menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada masyarakat, memperkenalkan berbagai jenis usaha makro atau mikro yang menguntungkan kepada masyarakat dan termasuk memberikan masyarakat pelatihan keterampilan. Henry Simamora, (dalam Sudirman, 2011) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang individu ataupun kelompok dalam menjalankan tugas tertentu. Sedangkan keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Sehingga pelatihan keterampilan merupakan serangkaian aktivitas peningkatkan keahlian, ide dan kreatifitas yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Dalam masyarakat, pelatihan keterampilan diberikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dari warga masyarakat untuk menghadapi tuntunan maupun perubahan lingkungan sekitar. Kegiatan pelatihan dapat terjadi apabila seseorang atau masyarakat menyadari perlunya mengembangkan potensi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan maupun kepuasan dalam hidupnya. Pelatihan bertujuan untuk: 1) mempersiapkan dan membantu peserta didik/sasaran dengan memberikan kesempatan dan kemudahan agar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan rohani, jasmani maupun sosialnya; 2) menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan kerja dalam rangka memberikan

5 bekal untuk kehidupan dan dapat terlepas dari angka pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu untuk menciptakan jiwa kewirausahaan dalam rangka menunjang pembangunan bangsa, serta memperkecil tingkat pengangguran dan kemiskinan, Lurah Tanah Merah beserta Kader PKK mencanangkan pelatihan keterampilan yang bertempat di Jalan Gunung Sinabung I Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Piring Lidi Kelapa Sawit. Pelaksanaan pelatihan tersebut diselenggarakan oleh PKK Kelurahan Tanah Merah dengan dilatarbelakangi bahwa berwirausaha merupakan salah satu upaya guna mengurangi tingkat kemiskinan di Kelurahan Tanah Merah serta salah satu upaya pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga guna memperoleh kehidupan yang lebih baik. Paradigma inilah yang akan diubah dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Melalui pelatihan keterampilan ini diharapkan dapat meningkatkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor, menumbuhkan jiwa kemandiriannya, serta memiliki wawasan kewirausahaan sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Selain itu melalui pelatihan ini diharapkan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tanah Merah yang telah mengikuti pelatihan dapat bekerja secara mandiri (wirausaha) atau bekerja pada perusahaan yang bermitra, dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia khususnya di Kota Binjai.

6 Dalam kaitan dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi sasaran penelitian ini adalah peserta pelatihan (ibu-ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Tanah Merah, yang berjumlah 30 orang) yang telah mengikuti pelatihan keterampilan piring lidi kelapa sawit di Kantor Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai Pelatihan keterampilan piring lidi yang diselenggarakan di Kelurahan Tanah Merah. Seberapa besar dampak pelatihan ini dapat menumbuhkembangkan motivasi masyarakat untuk berwirausaha, hingga saat ini belum dapat diketahui secara akurat. Hal ini yang menjadi pendorong perlunya dilakukan penelitian ini dengan judul Dampak Pelatihan Keterampilan Piring Lidi Kelapa Sawit Terhadap Motivasi Berwirausaha Masyarakat Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan faktorfaktor yang dapat menentukan atau mempengaruhi motivasi masyarakat berwirausaha, antara lain: 1. Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap 2. Rendahnya daya serap Ibu-ibu rumah tangga yang dikarenakan kurangnya keahlian atau kemampuan, baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap Ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai relatif rendah

7 3. Kurangnya pengenalan berbagai jenis usaha makro dan mikro kepada Ibuibu rumah tangga di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai 4. Masih kurangnya pemberian pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai 5. Semangat atau motivasi Ibu-ibu rumah tangga dalam berwirausaha masih rendah dikarenakan kurangnya kesadaran akan perlunya pengembangan potensi dan kemampuan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa motivasi berwirausaha dapat ditentukan oleh banyak faktor, namun dalam penelitian ini faktor tersebut dibatasi hanya pada Pelatihan Keterampilan Piring Lidi Kelapa Sawit kepada Masyarakat di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Apakah Terdapat Dampak Pelatihan Keterampilan Piring Lidi Kelapa Sawit Terhadap Motivasi Berwirausaha Masyarakat di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai?

8 E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pelatihan keterampilan piring lidi kelapa sawit terhadap motivasi berwirausaha masyarakat di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan maka manfaat yang diperoleh oleh penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah b. Sebagai bahan lanjutan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama di tempat yang berbeda lokasinya. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi warga di Marcapada Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai terkhususkan pada Ibuibu rumah tangga b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka mampu untuk dapat berwirausaha sendiri.