Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

LAPORAN TUGAS AKHIR. SUBSTITUSI KONSUMSI BENSIN DAN LPG BAHAN BAKAR GENSET 5 kw DENGAN GAS HASIL GASIFIKASI KAYU GAMAL DAN KAYU KALIANDRA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON AKTIF DARI AMPAS BUAH MANGROVE (RHIZOPHORA MUCRONATA) KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

PRARANCANGAN PABRIK METHACROLEIN DARI PROSES OKSIDASI ISOBUTYLENE DAN UDARA KAPASITAS TON/TAHUN

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

PRARANCANGAN PABRIK BUTENA-1 DENGAN PROSES DEHIDROGENASI N-BUTANA KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK GAS PRODUSER DARI GASIFIKASI KAYU KALIANDRA KAPASITAS Nm 3 /TAHUN

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

PRARANCANGAN PABRIK ANILINE

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL AKRILAT DARI ASAM AKRILAT DAN N-BUTANOL MENGGUNAKAN DISTILASI REAKTIF KAPASITAS 60.

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB 1 PENDAHULUAN ANALISA KARAKTERISTIK ALIRAN DINGIN (COLD FLOW) DI GAS BURNER SITEM GASIFIKASI DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHYDE CONCENTRATE (UFC-85) DENGAN PROSES OKSIDASI METANOL HALDOR TOPSOE KAPASITAS 41.

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN DENGAN PROSES DETAL KAPASITAS TON/TAHUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ASETANILIDA DARI ASAM ASETAT DAN ANILIN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh : 1. Yulian Amin Rais I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ISOPROPANOL KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLONITRILE DENGAN PROSES DEHIDRASI ETHYLENE CYANOHYDRINE KAPASITAS TON/TAHUN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

Uji Kinerja Screw Pyrolyzer untuk Produksi Arang Sekam Padi

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK DUAL-FUEL KAPASITAS 5 kw BERBASIS GASIFIKASI SEKAM PADI BERUNGGUN TETAP

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PRARANCANGAN PABRIK METIL TERSIER BUTIL ETER DARI METANOL DAN ISOBUTILENA KAPASITAS TON / TAHUN

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK METIL KLORIDA PROSES HIDROKLORINASI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

BAB II LANDASAN TEORI

CH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.

PRARANCANGAN PABRIK BUTADIENASULFON DARI 1,3 BUTADIENA DAN SULFUR DIOKSIDA KAPASITAS TON PER TAHUN

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK METIL LAKTAT DARI ASAM LAKTAT DAN METANOL KAPASITAS TON / TAHUN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

MAKALAH PENDADARAN PRARANCANGAN PABRIK CYCLOHEXANE DENGAN PROSES HYDROGENASI BENZENE KAPASITAS TON PER TAHUN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI PROPILEN DAN TERT-BUTIL HIDROPEROKSIDA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANC SKRIPSI. Pembimbingg II. Ir.

CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH. Ikin Sodikin

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PRARANCANGAN PABRIK VINYL CHLORIDE MONOMER DENGAN PROSES PIROLISIS ETHYLENE DICHLORIDE KAPASITAS TON/TAHUN

BAB III PROSES PEMBAKARAN

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

SKRIPSI VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN JERAMI PADI PADA TEKNOLOGI CO-GASIFIKASI FLUIDIZED BED TERHADAP GAS HASIL GASIFIKASI

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN GLIKOL DARI PROPILEN OKSIDA DAN AIR DENGAN PROSES HIDRASI KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI ETANOL DAN HIDROGEN KLORIDA KAPASITAS TON/TAHUN

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

PRARANCANGAN PABRIK DIETIL ETER DARI ETANOL DENGAN PROSES DEHIDRASI KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTIL FTALAT DARI FTALAT ANHIDRIDA DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Transkripsi:

Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam Oky Ruslan Wijaya, Patriawan Rendra Graha, Wusana Agung Wibowo, Bregas S.T. Sembodo, Sunu Herwi Pranolo Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret Jl. Insinyur Sutami 36A, Surakarta 47126 sunu_pranolo@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian adalah optimasi operasional boiler biomassa proses co-combustion berdasarkan aspek tekno-ekonomi. Aspek yang ditinjau meliputi pengaruh komposisi campuran sekam padi terhadap efisiensi panas, konsumsi bahan bakar spesifik dan harga steam boiler biomassa. Steam merupakan pemasok kebutuhan operasi gasifikasi sekam padi dalam sarana penyediaan energi listrik mandiri di Jurusan Teknik Kimia UNS. Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar boiler dinilai kurang efisien. Selain biaya pengadaannya yang tinggi, penggunaan kayu bakar dalam proses pembakaran tidak selaras dengan kebijakan pemerintah mengenai perluasan lingkungan hijau. Modifikasi berupa pembakaran berganda simultan atau cocombustion dengan biomassa sekam padi dilakukan guna memperbaiki nilai efisiensi kayu bakar. Konsumsi bahan bakar untuk tiap penelitian adalah 10 kg, dengan perbandingan kayu bakar - sekam padi sebesar 10:0, 9:1, 8:2, dan 7:3. Tingkat efektivitas komposisi bahan bakar ditunjukkan oleh efisiensi kerja alat, konsumsi bahan bakar spesifik, dan analisis harga steam. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan efisiensi panas untuk masukan bahan bakar dengan komposisi kayu: sekam 10:0, 9:1, 8:2, dan 7:3 berturut-turut sebesar 31,47%, 24,47%, 23,98%, dan 16,39%. Harga produksi steam untuk tiap percobaan berturut-turut Rp 633,19; Rp 699,85; Rp 691,38; dan Rp 1182,88. Kondisi optimal proses co-combustion terjadi pada perbandingan bahan bakar kayu : sekam padi sebesar 8:2. Komposisi bahan bakar ini memiliki nilai efisiensi panas sebesar 23,98% dengan konsumsi bahan bakar spesifik yang tidak terlalu tinggi yakni sebesar 0,52 kg bahan bakar/ kg steam. Dari segi ekonomi, komposisi ini memberikan harga produksi steam yang cukup ekonomis dibandingkan dengan komposisi lainnya yakni Rp 691,38/ kg steam (harga kayu bakar Rp 1000/ kg, harga sekam padi Rp 0,2/ kg). Harga tersebut masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan harga produksi steam mengunakan boiler berbahan bakar diesel yakni Rp 833,32/ ton steam. Komposisi ini menyediakan laju steam umpan gasifikasi memadai dengan konsumsi bahan bakar spesifik sesuai dengan kapasitas ruang bakar boiler biomassa. Kata kunci: biomassa, sekam padi, kayu bakar, co-combustion 190

1 Pendahuluan Boiler merupakan sarana penyedia steam yang digunakan di berbagai industri. Saat ini, boiler-boiler yang digunakan dalam industri kebanyakan berbahan bakar fosil. Mengingat ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis, bahan bakar fosil sebagai sumber energi operasional boiler memerlukan pembaruan ataupun substitusi (Tenaya, 2010). Penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif mulai meluas. Pada boiler milik jurusan teknik kimia UNS, kayu bakar (jati) dipilih untuk penggantian posisi bahan bakar fosil. Boiler biomassa ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan steam pada operasi gasifikasi sekam padi sebagai sarana penyediaan energi listrik mandiri. Pada praktiknya penggunaan kayu jati sebagai bahan bakar pengganti dinilai kurang efisien. Selain biaya pengadaannya yang tinggi, penggunaan kayu jati dalam proses pembakaran tidak selaras dengan kebijakan pemerintah mengenai perluasan lingkungan hijau dan pengurangan deforestrasi. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi berupa pembakaran berganda simultan atau co-combustion dengan biomassa lain guna memperbaiki nilai efisiensi kayu bakar. Co-combustion adalah salah satu cara manggabungkan keunggulan dua jenis bahan bakar dengan cara pembakaran bersamaan, dalam penelitian ini terjadi pada ruang bakar boiler (Setodewo, et al, 2011). Salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan dalam proses Co-combustion boiler biomassa yaitu sekam padi. Sekam padi memiliki kandungan zat volatil (zat mudah teruapkan) tinggi yang mempercepat tercapainya kesempurnaan pembakaran. Nilai kalor terkandung (Gross Calorific Value/ GCV) sekam padi yang cukup besar yakni 0,755 MJ/kg juga merupakan aspek utama pemilihan sekam padi (Tekmira, 2013). Pelaksanaan co-combustion membutuhkan adanya pencampuran bahan bakar yang merata dengan komposisi terbaik untuk menghindari pembakaran yang tidak sempurna akibat perbedaan sifat fisik, hidrodinamika, dan kimiawi dari bahan yang digunakan. Oleh sebab itu diperlukan metode khusus dalam proses pembakaran cocombustion. Salah satu indikator kesempurnaan pembakaran co-combustion dalam boiler biomassa adalah tingkat efisiensi kerja boiler. Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah tingkat unjuk kerja boiler yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja di dalam ketel dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler (UNEP, 2008): Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler. Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang masuk. 191

Efisiensi (η) dapat dihitung melalui persamaan (1) dan (2). η = panas yang ter konsumsi panas yang diasilkan 100% (1) η = energi total pada fuida kerja energi masukan pada ba an bakar 100% (2) Panas terkonsumsi adalah panas yang dibutuhkan untuk mengubah fase air menjadi steam. Sementara panas yang dihasilkan adalah panas yang dihasilkan dalam pembakaran sekam padi. Energi total pada fluida kerja merupakan energi pada steam. Energi masukan bahan bakar meliputi energi udara, energi sekam, dan energi air umpan (UNEP, 2008). Laju pembentukan steam pada boiler biomassa proses co-combustion dapat digambarkan dalam konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption /SFC). Konsumsi bahan bakar spesifik pada boiler biomassa adalah jumlah bahan bakar (satuan massa) pada ruang pembakaran boiler dibandingkan dengan steam yang dihasilkan (satuan massa). Nilai SFC dapat ditentukan melalui persamaan (3). SFC m f m stm SFC = m f m stm (3) = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg bahan bakar/ kg steam) = massa bahan bakar (kg) = massa steam (kg) (Rachmanto, 2008) Harga SFC yang lebih rendah menyatakan kebutuhan bahan bakar dalam ruang pembakaran lebih sedikit untuk memproduksi 1 kg steam. Perhitungan ekonomi didekati dengan metode perhitungan harga produk suatu pabrik kimia dalam buku Chemical Engineering Cost Estimation (Aries Newton, 1955). Metode ini menyertakan berbagai aspek biaya ekonomi dalam perhitungan harga produksi steam pada operasional boiler biomassa seperti: Fixed Capital (harga rangkaian alat boiler), Working Capital (modal kerja), dan aspek-aspek lainnya. 2 Metodologi 2.1 Prosedur Percobaan Parameter yang divariasikan pada percobaan ini adalah komposisi fraksi massa sekam padi pada campuran sekam padi: 0%, 10%, 20%, 30%. Alur kerja percobaan dapat dilihat pada Gambar 1. 192

Persiapan bahan baku: Pengaliran air umpan masuk boiler Pengecilan ukuran kayu bakar Penimbangan dan pembagian komposisi bahan bakar Persiapan rangkaian alat: Pemasangan blower turbo Pemasangan termokopel dan manometer Percobaan: Pengambilan data Pengambilan sampel Pengujian sampel Pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian Gambar 1. Alur Kerja Percobaan 2.2 Peralatan dan Bahan Peralatan boiler yang digunakan pada percobaan ini ditunjukan pada gambar 1 Steam V-3 Tangki Air V-1 Blower 2 P Manometer Furnace Boiler Level Indicator V-2 Blowdown Blower 1 Kayu Bakar dan Sekam Padi Gambar 2. Rangkaian Boiler Biomassa Spesifikasi boiler dipaparkan sebagai berikut: Bahan konstruksi : Mild steel Panjang badan boiler : 95 cm Lebar badan boiler : 40 cm Tinggi badan boiler : 103 cm Dimensi tangki air boiler : silinder, panjang 90 cm Ø 40 cm Dimensi ruang bakar boiler : panjang 90 cm, lebar 40 cm, tinggi 30 cm Instrumen tambahan : Cerobong asap, tinggi 5 m Ø 6 Boiler dilengkapi dengan bukaan udara masuk ruang bakar di dua sisi, dua blower turbo dengan manometer sebagai pressure regulator, gelas penduga untuk pengukuran 193

ketinggian air dalam tangki, termokopel untuk pengukuran suhu flue gas, dan pressure indicator untuk pengukuran tekanan fluida dalam tangki. Tabel 1. Data Fisik Bahan yang Digunakan Parameter Kayu Bakar Sekam Padi Ukuran L= 20 cm 5 cm < Ø < 8 cm Ø 0,847 cm GCV (MJ/kg) 0, 958 0,755 Sumber :Tekmira, 2013 3 Hasil dan Pembahasan Pada tahap awal percobaan dilakukan peneraan terhadap tinggi cairan dalam tangki boiler terhadap volume air. Hasil peneraan yang menunjukkan hubungan antara peningkatan tinggi cairan dan volume air dalam tangki disampaikan dalam persamaan berikut: V(h) (L) = 3,481 x + 37,99...(1) Hasil percobaan penambahan sekam padi pada operasional boiler biomassa kayu bakar menunjukkan penambahan sekam padi pada tungku boiler sejalan dengan penurunan efisiensi boiler (gambar 2). Konsumsi bahan bakar spesifik meningkat seiring dengan penambahan sekam padi (gambar 3). Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan jumlah konsumsi bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu steam. Harga steam cenderung meningkat seiring dengan peningkatan komposisi sekam padi dalam bahan bakar (gambar 4). Ringkasan hasil penelitian disampaikan dalam tabel berikut ini. Tabel 2. Efisiensi Panas Boiler Komposisi kayu bakar: sekam padi 10:0 9:1 8:2 7:3 Efisiensi Panas Boiler 31,47% 24,47% 23,98% 16,39% Konsumsi Bahan bakar spesifik (kg bahan bakar/ kg steam) 0,462 0,518 0,52 0,903 Harga steam 633,34 699,89 691,42 1.182,20 Efisiensi Panas (%) 40 30 20 10 0 0 20 40 Persentase sekam padi (%) Konsumsi BBS (kg bahan bakar/ kg steam) 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 20 40 Persentase sekam padi (%) Gambar 2. Grafik Hubungan Persentase Komposisi Sekam Padi terhadap Efisiensi Panas Gambar 3. Grafik Hubungan Persentase Komposisi Sekam Padi terhadap Konsumsi Bahan 194

Bakar Spesifik Gambar 4. Grafik Hubungan Komposisi Bahan Bakar terhadap Harga Produksi Steam Efisiensi panas alat (boiler) diperoleh dengan cara membandingkan kuantitas panas yang dikandung oleh fluida kerja (steam) dengan kuantitas panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Berdasarkan percobaan yang telah dikerjakan, nampak bahwa penambahan sekam padi pada operasional boiler biomassa kayu bakar menimbulkan penurunan efisiensi panas alat. Penurunan efisiensi ini terjadi akibat kurang ratanya distribusi pasokan udara pembakaran. Meskipun diindikasikan pembakaran berganda akan meningkatkan efisiensi panas boiler, namun akibat ketidakmerataan distribusi udara pembakaran efisiensi panas justru lebih rendah dibanding pembakaran dengan bahan bakar tunggal. Ketidakmerataan distribusi ini disebabkan pengaruh kerapatan tumpukan sekam yang lebih rapat dibanding tumpukan kayu bakar. Karena tumpukan sekam padi yang rapat, udara tidak dapat menjangkau semua bagian bahan bakar. Berdasarkan data, efisiensi panas alat pada penambahan 10% sekam dan 20% sekam cenderung mirip, namun terjadi penurunan efisiensi alat yang cukup signifikan pada penambahan 30% sekam. Pada penambahan 30% sekam, tumpukan sekam sudah sangat rapat sehingga menghambat distribusi aliran masukan udara bahan bakar. Untuk mengatasi ketidakmerataan distribusi udara pembakaran, disarankan untuk memfluidakan sekam padi pada tungku pembakaran. Konsumsi bahan bakar spesifik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah campuran sekam padi dalam bahan bakar. Hal ini disebabkan suplai bahan bakar sekam padi memiliki kandungan panas lebih rendah dibanding kandungan panas kayu bakar, menyebabkan kebutuhan bahan bakar bertambah untuk mencapai kuantitas panas sama besar. Nilai konsumsi bahan bakar spesifik didapatkan dengan membagi massa bahan bakar yang terkonsumsi selama operasional boiler dengan jumlah steam yang dihasilkan. Konsumsi bahan bakar spesifik ini digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar yang diperlukan dalam operasional boiler. Perhitungan harga produksi steam didekati dengan analisis ekonomi pendirian dan operasional pabrik menurut Aries Newton (1955). Perhitungan harga steam didapatkan setelah mempertimbangkan capital investment, manufacturing cost, dan 195

general expense. Boiler akan dioperasikan secara semi batch selama 11 jam per hari, lima jam per minggu, dan tidak ada shut down dalam satu tahun. Harga steam cenderung stabil di kisaran Rp 600,00 Rp 700,00 per kilogram pada komposisi kayu bakar: sekam padi 10:0 sampai dengan 8:2. Untuk komposisi kayu bakar: sekam padi 7:3, harga produksi steam meningkat signifikan dikarenakan efisiensi panas yang rendah. Hal tersebut menyebabkan produksi steam rendah namun konsumsi bahan bakar relatif tinggi. 4 Kesimpulan Analisis tekno-ekonomi operasi co-combustion boiler biomassa menunjukkan kondisi optimal proses co-combustion terjadi pada perbandingan bahan bakar kayu : sekam padi sebesar 8:2. Nilai efisiensi panas pada komposisi ini sebesar 23,98% dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,52 kg bahan bakar/ kg steam. Komposisi ini secara ekonomi memberikan harga produksi steam yang cukup ekonomis dibandingkan dengan komposisi lainnya yakni Rp 691,38/ kg steam. Untuk meningkatkan efisiensi panas, disarankan untuk memfluidakan sekam padi pada tungku pembakaran boiler. Rendahnya efisiensi panas disebabkan ketidakmerataan distribusi udara pembakaran karena rapatnya tumpukan sekam padi. 5 Ucapan Terima Kasih Penelitian ini didanai melalui skema Hibah Penelitian Pemula Dana BOPTN Tahun Anggaran 2013. 6 Daftar Pustaka Aries, Robert S., and Newton, Robert D., 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. McGraw Hill. New York. Data Uji GCV Sekam padi dan Kayu Bakar Tekmira, 2013 Rachmanto, Tri. 2008. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) dan Efisiensi Thermal Mesin Diesel IDI Bahan Bakar Ganda Multi silinder Solar-LPG dengan Variasi Beban Rendah Bertingkat. Ejournal FT Unlam Volume 9 No 1. Setodewo, A., Habibi, R.A., Pranolo, S.H., Sasongko, D. 2011. Karakteristik Campuran Partikel Batubara dan Sekam Padi dalam Kolom Distilasi Tenaya, I G N P, Hardiana, M. 2011. Pengaruh Air fuel ratio Terhadap Emisi Gas Buang Berbahan Bakar LPG Pada Ruang Bakar Model Helle-Shaw Cell. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra M Vol. 5 April 2011 hlm.39-45 UNEP. 2008. Boiler dan Pemanasan Fluida Termis. United Nation Environtmental Program. Washington DC 196