BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menghadapi tantangan era globalisasi. diantaranya melalui pendidikan.pengertian pendidikan telah dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi para pemustaka. Begitu juga dalam ayat 2 dijelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu menjadi sorotan dan topik yang menarik sampai

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi meningkat sesuai dengan perkembangan zaman baik media cetak, elektronik dan sosial media yang telah berkembang. Khususnya informasi yang berguna dan bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan lembaga pendidikan. Melihat kebutuhan informasi yang meningkat khususnya untuk dunia pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, menjadikan tempat yang menyenangkan bagi semua pengguna jasa informasi. Dengan memposisikan institusi dan sumber belajar, perpustakaan merupakan kekuatan untuk mencapai posisi yang strategis dan berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. 1 1 Narmiyanti, Relevansi Pengembangan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Dalam Jurnal WIPA, Vol. 11 September, h. 10. 1

2 Tujuan diadakannya perpustakaan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 2 Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu sarana dan prasarana yang mendukung untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan, akan mempermudah proses belajar mengajar dan sekaligus untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu sarana dan prasarana pendidikan adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan ketetapan MPR No. II/MPR/1993 yang berbunyi sebagai berikut: Sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, sarana keterampilan dan penelitian, media pengajaran, 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara), h. 7.

3 teknologi pendidikan serta fasilitas jasmani yang dikembangkan dan disebarluaskan secara merata untuk membantu terselenggaranya dan meningkatkan kwalitas pendidikan sesuai dengan persyaratan pendidikan serta kebutuhan pembangunan. 3 Mengingat begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, maka dengan adanya perpustakaan dapat mengembangkan intelektual pemustaka dan meningkatkan prestasi belajarnya. Telah diakui sejarah pendidikan di dunia manapun bahwa perpustakaan sekolah merupakan pusat pendidikan dan peningkatan kualitas diri (self improvement). Ia juga memiliki kekuatan sebagai penggerak untuk pembelajaran yang lebih efektif dan dinamis, baik secara individu maupun kelompok. Perpustakaan memiliki peranan yang sangat vital sebagai sumber daya material untuk penelitian dan membaca atau sebagai tempat belajar yang kondusif. 4 Menurut Sulistyo, Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah yang dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah mencapai tujuan khusus dan tujuan umumnya. 5 Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya merupakan jenis perpustakaan sekolah yang memiliki tujuan utama memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungan sekolah yaitu seluruh warga sekolah. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh 3 Kumpulan ketetapan MPR RI 1993 Bersama GBHN 1993, PN Sinar Wijaya, h. 98. 4 Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah, (Bandung, PT. Saga Visi Paripurna, 2009), h. 14. 5 Sulistyo dan Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 50.

4 perpustakaan sekolah, maka sudah saatnya untuk dikelola secara professional sesuai dengan visi pendidikan. Dengan profesionalitas pengelolaan perpustakaan sekolah maka keberadaannya akan menjadi jantung sekolah dengan segala kegiatan, layanan dan pemenuhan kebutuhan pemustaka. Salah satu bagian yang cukup vital di perpustakaan adalah layanan, karena layanan merupakan ujung tombak jasa perpustakaan yang memenuhi kebutuhan pemustaka dan berhubungan dengan interaksi antara pustakawan dan pemustaka. Aktivitas bagian layanan menyangkut masalah citra perpustakaan. Baik tidaknya perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana layanan yang diberikan perpustakaan kepada pemustaka. Karena layanan merupakan tolok ukur keberhasilan perpustakaan. Mengingat pelayanan menjadi ujung tombak dalam mewujudkan keberhasilan visi dan misi perpustakaan atau pusat informasi maka hal tersebut menjadi elemen penting untuk selalu ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan perkembangan dimensi yang ada. 6 Dengan adanya layanan perpustakaan yang merupakan pusat informasi untuk pemustaka dalam memperoleh informasi secara optimal serta penyediaan sarana untuk mencari dan memperoleh bahan pustaka dengan tujuan membantu memenuhi kebutuhan pemustaka sesuai dengan keinginannya. Keberagaman karakter 6 Haryono, Membangun Layanan Informasi yang Akuntabel di Era Globalisasi Informasi, Jurnal WIPA vol. 11 September, h. 31.

5 pemustaka akan membuat pustakawan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan bakat dan minat mereka. Layanan merupakan kegiatan yang mempertemukan langsung antara petugas dengan pemustaka, sehingga penilaian pemustaka akan muncul ketika kegiatan layanan tersebut berlangsung. Hal tersebut merupakan tolok ukur kualitas sebuah pelayanan perpustakaan. Layanan yang diberikan kepada pemustaka mencakup koleksi, fasilitas dan jasa perpustakaan. Begitu juga dengan layanan mandiri yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya. Dalam buku yang berjudul motivasi dan kepribadian 1, ada pernyataan Data yanga menunjang hubungan antara kebutuhan akan pemuasan dan pembentukan watak dapat diperoleh dari efek-efek klinis kepuasan yang berlangsung dapat dilihat. 7 Dilihat dari penyataan tersebut, pemenuhan kebutuhan pemustaka yang dilakukan perpustakaan sekolah tidak hanya bersifat fisik saja, akan tetapi juga bersangkutan dengan emosional dan psikologi pemustaka. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya menggunakan sistem layanan yang memudahkan pemustaka untuk menikmati koleksi perpustakaan. Sistem layanan yang diberikan perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya adalah sistem layanan terbuka (open access) yang diberi nama layanan mandiri. Dimana pemustaka dapat masuk bebas ke 7 Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 81.

6 rak-rak penyimpanan koleksi dan pemustaka dapat melihat, memilih, dan mengambil langsung koleksi perpustakaan sesuai dengan keinginannya jika ingin dibaca atau dipinjam. Kebutuhan pemustaka di perpustakaan sekolah adalah bagaimana pelayanan yang perpustakaan sediakan untuk pemustaka dilihat dari layanan koleksi yang dimiliki perpustakaan, fasilitas dan jasa. Pemanfaatan fasilitas yang efisien akan membuat pemustaka merasa senang dan nyaman saat di perpustakaan. Begitu pula dengan koleksi perpustakaan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan pemustaka dalam segala hal, semakin menarik koleksi buku yang disediakan akan membuat pemustaka ingin tahu sehingga mereka berusaha memenuhi kebutuhannya tersebut. Berkaitan dengan pemanfaatan oleh pemustaka, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki bahwa sikap anggota dan kelompok pemakai informasi, pengalaman pemakai dan lain sebagainya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap pemakai dalam pemanfaatan perpustakaan. Sikap pemakai dapat berupa persepsi mereka yang menimbulkan kebutuhan terhadap layanan perpustakaan. Layanan mandiri perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya merupakan layanan yang memenuhi kebutuhan pemustaka bidang intelektual, pengembangan diri dan juga sarana rekreasi bagi pemustaka. Selain itu, layanan ini berperan penting untuk menambah wawasan pemustaka dalam pembelajaran aktif dan kajian keislaman yang diterapkan di sekolah

7 tersebut. Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sarana dan pendukung pembelajaran baik di kelas dan di luar kelas. Agar layanan yang diberikan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemustaka. Sebagai perpustakaan sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya senantiasa memenuhi kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu, agar kebutuhan tersebut terpenuhi maka segala sesuatu yang berhubungan dengan perpustakaan juga harus dilengkapi. Misalnya koleksi perpustakaan, jumlah dan jenisnya serta jasa yang ditawarkan petugas perpustakaan sekolah. Pengembangan layanan mandiri perpustakaan dapat dilakukan dengan menyediakan koleksi-koleksi yang menarik serta berdasarkan kurikulum yang diterapkan di sekolah, agar kebutuhan pemustaka terpenuhi. Layanan mandiri perpustakaan madrasah tsanawiyah negeri 2 surabaya berbeda dengan layanan perpustakaan pada umumnya. Dalam pelayanannya petugas telah diberi bekal dengan ikut pelatihan ataupun workshop tentang pengelolaan perpustakaan sekolah. Sasaran layanan mandiri ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pemustaka sesuai keinginannya dan memberi kemudahan disetiap layanan yang pustakawan berikan. Untuk mencapai sebuah citra layanan yang baik maka diperlukan adanya penilaian tentang kebutuhan yaitu keinginan dan harapan pemustaka dalam layanan yang diberikan pustakawan. Dengan mengetahui kebutuhan pemustaka, maka pustakawan dapat melakukan koordinasi untuk perencanaan

8 dan evaluasi pelayanan yang telah dilakukan. Sehingga akan diketahui kekurangan dan kelebihan layanan yang diberikan serta bagaimana perencanaan untuk ke depannya. Akan tetapi, tidak semua pelayanan yang dilakukan oleh pustakawan selalu maksimal. Hambatan yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya adalah pustakawan yang sedikit yaitu 2 orang pustakawan yang menjabat sebagai kepala perpustakaan dan bagian pelayanan sirkulasi. Tidak hanya itu, mereka berperan ganda yaitu sebagai pustakawan dan guru mata pelajaran. Kondisi ini berakibat pada pelayanan yang kurang maksimal, apalagi jika pemustaka ingin menikmati koleksi perpustakaan baik saat jam pelajaran (pembelajaran dan belajar aktif di luar kelas) dan saat istirahat. Karena peran ganda tersebut, pustakawan melakukan pelayanan saat tidak ada jam mengajar. Tidak hanya itu, kegiatan belajar aktif yang membutuhkan layanan koleksi perpustakaan juga terkendala karena tidak ada petugas perpustakaan ketika beliau mengajar. Sehingga pemustaka kesulitan untuk menikmati layanan perpustakaan baik di dalam sekedar membaca ataupun pembelajaran aktif di luar kelas. Dari analisis masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui apakah perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya telah memenuhi kebutuhan pemustaka perpustakaan sesuai keinginan dan harapan mereka. Dengan melakukan penelitian tentang Hubungan Antara

9 Kebutuhan Pemustaka Dengan Layanan Mandiri Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya di Lakarsantri Surabaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebutuhan pemustaka di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya? 2. Bagaimana layanan mandiri perpustakaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya? 3. Bagaimana hubungan antara kebutuhan pemustaka dengan layanan mandiri perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Dengan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebutuhan pemustaka di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya 2. Untuk mengetahui layanan mandiri yang diterapkan di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya 3. Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan kebutuhan pemustaka dengan layanan mandiri perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya

10 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1. Untuk Mananajemen Perpustakaan Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang manajemen perpustakaan dari berbagai disiplin ilmu seperti manajemen dan psikologi. 2. Untuk Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya, Memberikan kontribusi berupa pemikiran kepada pengelola perpustakaan (pustakawan) tentang gambaran kebutuhan layanan mandiri yang diinginkan pemustaka dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan perencanaan yang berhubungan dengan peningkatan layanan perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya 3. Untuk Penulis, Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengembangan perpustakaan di sekolah. E. Batasan Masalah Melihat banyaknya objek yang berhubungan dengan tema yang dipilih penulis, maka perlu ditentukan batasan masalah yaitu: a. Kebutuhan yaitu segala sesuatu yang diperlukan oleh pemustaka yang bisa didapatkan dengan memiliki atau mendapatkan barang dan jasa.

11 b. Pemustaka dalam penelitian ini adalah peserta didik Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya baik kelas VII, VIII dan IX c. Layanan mandiri dalam penelitian ini adalah layanan referensi, ruang baca dan sirkulasi F. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan acuan, peneliti menggunakan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan layanan perpustakaan sekolah, yaitu: Skripsi dengan judul Studi Analisis Kebutuhan Mahasiswa Jurusan Kependidikan Islam terhadap perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya oleh Khoirul A maliah yang membuat kesimpulan dengan menggunakan SERVQUAL tentang dimensi mutu atau kualitas untuk menganalisis kebutuhan mahasiswa jurusan Kependidikan Islam di perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya mendapatkan hasil meliputi : dimensi bukti fisik (tangibles) sebesar 12,7, untuk dimensi reabilitas kebutuhan konsumen sebesar 3,5. Rata-rata kebutuhan konsumen pada dimensi daya tanggap sebesar 1,8. Sedangkan pada dimensi jaminan rata-rata kebutuhan pada dimensi empati sebesar 4,9. 8 Peran pustakawan dalam meningkatkan layanan perpustakaan di madrasah tsanawiyah darul ulum waru, sidoarjo. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan adanya hubungan antara peran pustakawan untuk 8 Khoirul A maliah, Studi Analisis Kebutuhan Mahasiswa Jurusan Kependidikan Islam Terhadap Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2007), h.83-84.t.d.

12 meningkatkan layanan perpustakaan.dalam penelitian skripsi yang dilakukan oleh Luluk Nuzulia disimpulkan bahwa upaya dalam meningkatkan layanan dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan pengembangan minat baca dan pengembangan perpustakaan, bekerja sama dengan guru dalam pemilihan bahan pustaka yang tepat, pustakawan Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Waru Sidoarjo sedang mengusahakan sistem komputerisasi (OPAC) dan juga peran pustakawan dalam meningkatkan layanan perpustakaan adalah memberikan penghargaan kepada siswa dan guru yang sering mengunjungi perpustakaan, hal ini dilakukan bersamaan dengan acara pameran buku yang sengaja dibuat untuk menarik siswa, guru serta staff sekolah agar tertarik untuk menghidupkan perpustakaan. Tidak hanya itu, perpustakaan Darul Ulum juga bekerja sama dengan ekstrakulikuler MADING dalam pembinaan siswa, meskipun anggota ekstrakulikuler tersebut 12 orang namun pembinaan dalam menumbuhkan minat baca dan menulis siswa akan terus dilakukan. 9 Dilihat dari penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Dimana kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan pemustaka merupakan kualiatas utama yang harus diberikan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan judul penulis terletak pada spesifikasi layanan perpustakaan 9 Luluk Nuzulia, Peran Pustakawan Dalam Meningkatkan Layanan Perpustakaan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Waru Sidoarjo, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel,2011), h. 89.t.d.

13 dan lembaga yang diteliti. Sedangkan disini, penulis lebih fokus pada layanan mandirinya. G. Definisi Operasional 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Menurut Carter V. Good perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh muridmurid dan guru-guru. 10 Sedangkan menurut SAT-GAS KPPS (Satuan Tugas Koordinasi Pembinaan Perpustakaan sekolah) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, perpustakaan sekolah adalah koleksi pustaka yang diatur menurut sistem tertentu dalam suatu ruang, merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan minat bakat murid. 11 Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. 10 Drs. Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 4. 11 SATGAS KPPS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Surabaya: KPN Handayani 1982.

14 2. Kebutuhan Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia yang bisa didapatkan dengan memiliki barang dan jasa. Dimensi yang akan digunakan sebagai indikator adalah kebutuhan kognitif, integrasi social, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal dan kebutuhan berkhayal. 3. Pemustaka Menurut Undang-Undang Nomor 43 2007 Pasal 1 bahwa pengguna perpustakaan baik perorangan, kelompok, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan layanan perpustakaan disebut pemustaka. 4. Layanan Mandiri Salah satu sistem layanan perpustakaan adalah sistem layanan terbuka (open access) yang kemudian layanan perpustakaan diberi nama layanan mandiri. Akses layanan ini memberikan kebebasan kepada pemustaka untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pemustaka diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan.

15 H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan bertujuan untuk menunjukkan rangkaian pembahasan secara sistematis sehingga terlihat jelas kerangka skripsi yang akan diajukan. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan konsep pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Batasan Masalah, Tinjauan Pustaka, Definisi Operasional dan Sistematika Pembahasan. Bab II Landasan Teori. Bab ini akan membahas tentang teori atau literature yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu tentang perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan, sistem layanan perpustakaan, macammacam layanan perpustakaan, definisi kebutuhan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan, pemustaka, layanan mandiri, perpustakaan sekolah dan hubungan antara kebutuhan pemustaka dengan layanan mandiri perpustakaan yang digunakan penulis sebagai pendukung dalam penelitian skripsi. Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan untuk penelitian skripsi ini. Di bab ini akan menguraikan tentang objek dan subjek penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, Hipotesis penelitian, populasi dan sampel, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

16 Bab IV Pembahasan. Bab ini adalah inti dari penelitian yang akan menguraikan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya dan pembahasan hasil penelitian tentang kebutuhan pemustaka dengan layanan mandiri. Bab V Kesimpulan dan saran. Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran untuk layanan mandiri di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya yang berhubungan dengan kebutuhan pemustaka dengan layanan mandiri Perpustakaan.