BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat pada era globalisasi (Sulistyaningsih, 2011). Masyarakat Indonesia banyak yang menggemari gadget karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat di

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi. Hal itu juga membuat kemajuan yang cukup signifikan. pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya berinteraksi antar sesama dengan cara menjalin

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komputer sehingga orang tua juga merasa ingin memberikan pembelajaran kepada

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu, untuk membentuk kepribadian individu yang cakap dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. perlu berkomunikasi.perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. massa, di antaranya pengaruh media komputer atau internet. Ditambah lagi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

HUBUNGAN INTENSITAS PEMANFAATAN GADGET DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN SE-GUGUS VIII KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara maju yang mengikuti perkembangan zaman, dan telah menjadi korban dari munculnya produk komunikasi berupa gadget. Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan cepat pada era globalisasi (Sulistyaningsih, 2011). Masyarakat Indonesia banyak yang menggemari gadget karena terpengaruh dengan trend yang ada di dunia. Memasuki era modernisasi seperti sekarang ini, masyarakat banyak yang menggunakan gadget sebagai salah satu media atau sarana berkomunikasi. Menurut Soekanto (2012), modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang terarah dan berdasarkan perencanaan. Menurut perusahaan survei emarketer pengguna gadget tahun 2016 mencapai 65,52 juta. Tahun 2017 akan ada 74,9 juta. Tahun 2018 dan 2019 akan terus berkembang mulai dari 83,5 juta hingga 92 juta pengguna gadget. Jika dilihat dari kota dan desa pada lima pulau (Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali), penggunaan gadget di kota >55% pada masing-masing pulau. Sedangkan untuk perbandingan masing-masing pulau tersebut paling banyak di pulau Jawa sebesar 71%. Berdasarkan usia, pengguna gadget terbanyak adalah usia 12-24 tahun yaitu sebanyak 31% khususnya pada remaja (Pattiradjawane dalam Utaminingsih, 2006). Menurut World Health Organization (WHO), batasan usia remaja adalah

12 sampai 24 tahun dan menurut Potter dan Perry (2009), batasan usia remaja awal adalah 11 sampai 14 tahun. Remaja menggunakan gadget dalam sehari kurang lebih 3 jam (Manumpil, dkk, 2015). Penggunaan gadget oleh remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis (Kotler, 2007). Selain itu menurut Fadilah (2015), faktor yang mempengaruhi remaja dalam pengunaan gadget karena adanya iklan yang merajalela di dunia pertelevisian dan di media sosial. Gadget juga menampilkan fitur-fitur yang menarik dan kecanggihan dari gadget tersebut. Jika faktor-faktor tersebut dibiarkan dan tidak ada perubahan kedepannya, maka akan menimbulkan banyak dampak dari penggunaan gadget dikalangan remaja. Menurut Harfiyanto, dkk (2015), ada dua dampak penggunaan gadget yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari penggunaan gadget meliputi memudahkan remaja untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat sosial media. Hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi masalah dan menjadi halangan untuk berkomunikasi. Selain itu, gadget juga mempermudah remaja dalam mengonsultasikan pelajaran dan tugas-tugas yang belum dimengerti. Hal tersebut biasa dilakukan remaja dengan short messenger service (sms) atau blackberry messenger (bbm) kepada guru mata pelajaran. Selain itu dampak negatif dari penggunaan gadget adalah remaja lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi di sosial media dibandingkan belajar. Menurut Winoto

(2013), dampak negatif gadget adalah remaja dapat mengalami kecanduan terhadap gadget, remaja menjadi lambat dalam memahami pelajaran, dan juga akan beresiko terhadap perkembangan psikologis. Selain itu, gadgetjuga tidak menguntungkan bagi remaja dalam membangun kemampuan dan interaksi sosialnya, karena interaksi sosial dapat berguna bagi remaja dalam mengembangkan pikiran sosialnya yang mengarah pada pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah hubungan dan keterampilan sosial (Sumantri, 2012). Dampak tersebut akan mempengaruhi remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Remaja tentunya tidak lepas dari tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai dan dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku kekanak-kanakan dan mempersiapkan untuk masa dewasa yang akan datang. Menurut Havighurst (1961), tugas-tugas perkembangan pada remaja meliputi menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif, mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita, berperilaku sosial yang bertanggung jawab sosial, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, memperoleh seperangkat nilai sebagai pedoman hidup, memiliki sikap dan perilaku beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencapai kemandirian berperilaku ekonomis, memiliki wawasan dan persiapan karir, mengembangkan keterampilan intelektual. Tugas-tugas perkembangan pada remaja tidak bisa dikuasai oleh remaja dengan sendirinya, tetapi perlu bantuan dari

lingkungan untuk memungkinkan remaja menguasai tugas-tugasnya (Hurlock, 1980). Menurut Havighurst, 1961 dalam Yusuf, 2011, lingkungan sekolah mempunyai peranan tanggung jawab dalam membantu remaja untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal itu, sekolah berupaya untuk menciptakan suasana yang kondusif serta kondisi yang dapat memfasilitasi remaja guna mencapai perkembangannya (Havighurst, 1961 dalam Yusuf, 2011). Berdasarkan penelitian Witrianti (2013), tentang pola komunikasi orang tua dengan anak pengguna gadget aktif diperoleh dari wawancara yang mendalam dengan setiap informan menunjukkan bahwa dari 3 informan, 2 bersikap permisif (membebaskan), 1 bersikap authoritatif yang cenderung demokratis dengan anak. Menurut penelitian Gifary dan Kurnia (2015), menunjukkan bahwa intensitas penggunaan gadget dapat berdampak negatif terhadap perilaku komunikasi sebesar 55,4% dan sisanya sebesar 44,6%. Menurut penelitian Nikmah (2015), menunjukkan bahwa dampak penggunaan gadget terhadap prestasi siswa hampir 50% siswa tidak mengerjakan tugas, prestasi siswa juga menurun hampir 50% siswa mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil studi pendahuluan SDN di Kecamatan Godean pada 10 anak kelas VI, yang berusia 11-12 tahun dengan wawancara didapatkan hasil, ternyata 10 anak tersebut dalam menggunakan gadget untuk bermain game dalam waktu yang tidak terbatas. Selain itu, gadget juga digunakan menghubungi orangtua untuk menjemputnya di sekolah. Kepala sekolah

juga mengijinkan khusunya kelas VI untuk membawa gadget dengan syarat saat jam pelajaran tidak diperbolehkan untuk mengaktifkan gadget, dan juga karena kelas VI sering ada tambahan pelajaran dengan waktu yang terkadang dibatalkan karena kepentingan sekolah seperti rapat. Sehingga gadget digunakan untuk menghubungi wali murid untuk menjemput anak jika ada perubahan jadwal. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti berminat untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan pencapaian tugas perkembangan pada anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan penggunaan gadget dengan pencapaian tugas perkembangan pada anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan pencapaian tugas perkembangan pada anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran penggunaan gadget pada anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean b. Mengetahui gambaran pencapaian tugas perkembangan anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean

c. Mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan tugas perkembangan anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan pencapaian tugas perkembangan pada anak usia remaja awal SDN di Kecamatan Godean. 2. Bagi Orang Tua Penelitian ini bisa menjadi informasi bagi orang tua tentang penggunaan gadget dengan pencapaian tugas perkembangan anak sehingga orang tua dapat mengawasi dan membimbing putra dan putrinya agar lebih efektif dalam menggunakan gadget. 3. Bagi Guru Penelitian ini bisa menjadi informasi bagi para guru untuk selalu membimbing siswa-siswinya bagaimana menggunakan gadget dengan benar. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam menambah data dasar yang kaitannya dengan hubungan penggunaan gadget pada anak usia remaja awal.

E. Keaslian Penelitian 1. Intensitas penggunaan smartphone terhadap perilaku komunikasi Penelitian ini dilakukan oleh Sharen Gifary dan Iis Kurnia pada tahun 2015. Metode dalam penelitian menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling di program studi ilmu komunikasi universitas telkom dan didapatkan sampel sebesar 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan intensitas penggunaan smartphone berpengaruh signifikan terhadap dampak negatif perilaku komunikasi sebesar 55,4% dan sisanya sebesar 44,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi sosial remaja Penelitian ini dilakukan oleh Ina Astari Utaminingsih pada tahun 2006. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Pengambilan sampel ditentukan dengan sengaja secara accidental sampling. Populasi dibagi dalam kelas-kelas SMUN 68 (kelas X,XI,XII) dan masing-masing sejumlah 16 orang (8 laki-laki dan 8 perempuan). Jumlah sampel keseluruhan sebanyak 48 orang. Hasil penelitian tersebut yaitu responden dengan interaksi sosial yang renggang menunjukkan bahwa 2 orang mempunyai tingkat penggunaan

ponsel yang rendah, 4 orang mempunyai tingkat penggunaan ponsel yang sedang dan 4 orang mempunyai tingkat penggunaan ponsel yang tinggi. 3. Pola interaksi sosial siswa pengguna gadget di SMA N 1 Semarang Penelitian ini dilakukan oleh Doni Harfiyanto, Cahyo Budi Utomo, Tjaturahono Budipada tahun 2015. Metode dalam penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumen. Hasil penelitian bahwa siswa lebih memilih menggunakan gadget dan jika tidak ditanggapi baru siswa bertemu dengan orang yang dimaksud, bentuk-bentuk interaksi yang terjadi melalui interaksi menggunakan gadgetdapat dibagi menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.