BAB I PENDAHULUAN. hilangnya nilai-nilai dan kreatifitas sosial yang genuine. Sebab dunia kreatifitas

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PUBLIKASI. Disusun Oleh SRI NURNGATINI NIM:A53HIII076

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK PIVERI MASARAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK 03 KALIWULUH KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak adalah dunia kreatifitas, sebuah dunia yang membutuhkan ruang gerak, ruang berpikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga tiga potensi dasar tersebut terus mengantarkan anak pa da kediriaannya yang akan berproses menapaki tangga kedewasaan. Kehilangan dunia anak, adalah ancaman bagi punahnya dunia kreatifitas, berarti ancaman bagi hilangnya nilai-nilai dan kreatifitas sosial yang genuine. Sebab dunia kreatifitas juga melibatkan interaksi otak, perasaan, dan gerak terhadap sesama, sehingga mengenal otak, perasaan, dan gerak masing-masing dalam bermain, dengan itu anak mengenal sesuatu yang disenangi atau yang tidak disenangi oleh teman bermainnya. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa aktivitas bermain sebagian besar di lakukan oleh anak-anak terlebih anak-anak yang berumur 3-5 tahun. Hal ini di tekankan oleh Spencer dengan Teori Surplus Energinya bahwa bermain di butuhkan oleh anak untuk menyalurkan kelebihan energinya (Zulkifli, 2002: 39). Hal serupa juga dikemukan oleh K.Gross dengan Teori Practice for Adulthoodnya yakni bermain merupakan latihan untuk mengembangkan keterampilan anak yang di perlukan dalam fungsi /Kelompok nya sebagai orang dewasa nanti (Zulkifli,, 2002: 40). J.Bruner and Smith juga menegaskan dalam teori Cognitive bahwa bermain menyedikan suasana yang menyenangkan dan relaks dimana anak dapat memecahkan berbagai problem (Zulkifli, 2002: 40). Jadi tidak jarang kalau di 1

2 Taman Kanak-kanak sekarang ini para pendidik menggunakan media bermain sebagai media pembelajaran pada siswanya walaupun tidak semua pendidik menyadari dan memahami fungsi dan manfaat dari bermain tersebut.. Banyak sekali tugas-tugas perkembangan yang harus di jalani oleh anak pada usia ini mulai dari belajar untuk menggunakan bahasa secara efektif, belajar untuk menumbuhkan kemampuan/keterampilan otot-otot kasar pada anak, belajar untuk mengontrol diri dan masih banyak lagi tugas-tugas perkembangan yang semestinya harus mereka selesaikan dan hal tersebut bisa mereka dapatkan dari bermain. Berbicara mengenai perkembangan, banyak sekali masalah-masalah perkembangan yang di hadapi oleh anak-anak usia dini ini (3-5 tahun). Tidak dapat di pungkiri bahwa anak-anak pada masa sekarang ini lebih menyenangi permainan-permainan elektronik seperti time zone, play station, dan game online padahal seperti yang kita lihat bahwa permainan-permainan tersebut tidak memberikan kontribusi apapun baik itu terkait dengan emosi anak maupun dengan intelegensi anak tersebut. Masa lah-masalah yang tersebut diatas hanyalah sebagian kecil dari masalah-masalah yang di hadapi oleh anak Masalah yang paling berat dan sering di jumpai yakni masalah yang terkait dengan mental anak. Banyak sekali kasus yang terjadi di Taman Kanak-kanak bahwa anak tidak memiliki kesiapaan didalam melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yakni Sekolah Dasar. Ini menunjukkan bahwa salah satu masalah yang di hadapi oleh anak- anak pada usia 3-5 tahun yakni terkait dengan kemampuan mereka bekerja sama sehingga tida k salah kalau secara mental anak-anak Taman Kanak-kanak belum siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

3 Taman Kanak-kanak Hiidayatturrahman Jembangan Pringanom Masaran merupakan salah satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan sebelah utara, memiliki kemampuan yang hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam yakni antara 5 tahun dan 6 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemampuan bekerja sama anak didik, belum sesuai harapan guru maupun orang tua sebagai pengguna pendidikan. Pendidikan anak usia dini (TK) merupakan bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan di masa ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa. Oleh karena itu, anak usia dini (TK) merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu bangsa. Bangsa Indonesia dua puluh lima tahun ke depan sangat bergantung pada anak anak usia dini (TK) yang ada pada masa sekarang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dan memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di masa datang. Oleh karena itu, kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan untuk anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan pemikiran yang matang dan menyeluruh. Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kerja sama dan berinteraksi dengan pola permainan. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan berpikir, emos i maupun sosial. Hal ini terjadi

4 karena bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000: 1). Pada perkembangan anak yang normal, pada usia pra sekolah mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak kanak. Taman Kanak-kanak adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat permainan. Sekolah Taman Kanak-kanak merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah mempunyai tujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (Hawadi, 2002: 1) Di samping itu pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam tingkatan pendidikan dasar yang berada di atasnya. Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia pra sekolah, melalui bermain, anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosa kata muncul dari interaksinya dengan teman sebayanya. Jadi dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplarasi dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana reaksi teman terhadap dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya merupakan sarana untuk anak bekerja sama atau bergaul serta berbaur dengan orang lain.

5 Berdasarkan hasil observasi ada beberapa masalah yang terjadi di TK Hiidayatturrahman Jembangan Pringanom Masaran, yaitu adanya anak yang belum memahami untuk melakukan interaks i dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru, sehingga anak-anak yang belum bisa bekerja sama dengan teman sebaya dan rendahnya kemampuan anak didik (+ 20 %) dalam bekerja sama melalui kemampuan bekerja sama di sekolah. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit hasil belajar anak didik mencapai hasil yang memuaskan. Pengalaman berinteraksi sosial pada usia dini ini akan memainkan peran yang penting dalam menentukan kemampuan bekerja sama anak di masa yang akan depan dan bagaimana ia akan memiliki pola perilaku terhadap orang lain di masa yang akan datang. Agar tercapainya perkembangan interaksi sosial pada masa anak-anak secara optimal, maka sarana bermain mempunyai Kelompok an yang sangat penting dalam perkembangan kemampuan bekerja sama anak-anak. Atas dasar uraian di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Kemampuan Bekerja Sama Melalui Metode Bermain Kelompok Pada Tk Hidayatturra hmah Jembangan Pringanom Kecamatan Masaran Sragen Tahun Ajaran 2013/2014 B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini memperoleh kajian yang mantap perlu dibatasi masalahnya. Dalam hal ini masalah dititikberatkan pada upaya peningkatan kemampuan bekerja sama anak melalui metode bermain kelompok pada anak

6 Taman Kanak-kanak Hidayatttur-rahmah Jembangan Pringanom Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2013/2014 C. Rumusan Masalah Berpijak pada latar belakang masalah maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah melalui metode bermain Kelompok dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama anak Taman Kanak-kanak Hiidayatturrahman Jembangan Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2013/2014? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama melalui metode bermain kelompok yang dapat dikembangkan di Taman Kanak-kanak 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatan kemampuan bekerja sama melalui Metode Bermain Kelompok dapat Taman Kanak-kanak Hiidayatturrahman Jembangan Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2013/2014. E. Manfaat Penelitian Pelaksanaan suatu pekerjaan yang dimulai dengan suatu prosedur sistematik, tentunya akan memiliki kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung. Demikian juga dalam penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Manfaat Teoritis

7 Menambah khasanah ilmu pendidikan Taman Kanak-kanak khususnya tentang pentingnya/manfaat bermain untuk melatih kemampuan bekerja sama anak usia Taman Kanak-kanak. 2. Secara Praktis a. Bagi Anak Didik Taman Kanak-Kanak 1) Mengembangkan potensi anak melalui bermain Kelompok dengan teman-teman sebaya untuk membangun suatu konsep kemampuan bekerja sama dengan anak lain agar menjadi lebih baik. 2) Mengembangkan potensi anak melalui bermain Kelompok dalam belajar mengenali dirinya dan hubungannya dengan orang orang lain sebagai pembentukan konsep diri. b. Bagi Guru Taman Kanak-kanak Meningkatkan pemahaman tentang bermain Kelompok untuk perkembangan anak usia Taman Kanak-kanak, khususnya dalam melatih kemampuan bekerja sama anak. c. Bagi Orang Tua Membantu orang tua memilih permainan yang aman dan tepat yang bermanfaat pada semua tingkat perkembangan yang harus dicapai anak d. Bagi Peneliti yang lain Dapat mengetahui bagaimana mengembangkan kemampuan bekerja sama anak melalui pemainan kelompok