BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

PROPOSAL PENELITIAN. Sebagaimana kita sadari bersama, hancurnya suatu bangsa adalah terletak pada. akhlaqnya. B. Penegasan Istilah.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

B. Penegasan Istilah.

1. Pengaruh, yaitu sesuatu yang bisa memberi perubahan keadaan suatu subyek.

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

INSTRUMEN WAWANCARA. dalam membina akhlak siswa? pendidikan akhlak kepada siswa? 6. Apa Landasan berdirinya Organisasi Harisma?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. mencuri, tawuran antara remaja, pembegalan, pemerkosaan bahkan sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan memberikan arahan yang positif dan dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. arus perubahan demi mencetak sumber daya manusia berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, salah satunya yaitu dengan membaca Kitab Suci Al-Qur an dan. memahami isi dari kitab tersebut dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Sebab pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia seutuhnya menjadikan pembangunan bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. mengenai konsep dan perkembangan politik serta bagaimana cara berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

PENDIDIKAN AKHLAK: PEMBIASAAN SIKAP DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISWA DI SMK NEGERI 3 PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd I)

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam. Kata akhlak (bahasa Arab), secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus al-munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Akhlak berakar dari kata kha-la-qa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq yang berarti pencipta, makhluq berarti yang diciptakan dan khalq berarti penciptaan. Berdasarkan pengertian etimologis tersebut, akhlak tidak hanya merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta (Ismail, 2014 : 155). Akhlak merupakan perangai atau perilaku yang diwujudkan dengan tuntutan dan dorongan dari hati. Meskipun akhlak sudah dimiliki setiap manusia dari lahir, akan tetapi akhlak juga harus dibentuk. Lingkungan akan sangat mempengaruhi akhlak seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki keinginan yang kuat dari dalam hatinya untuk berakhlak baik, maka akan sangat mudah sekali tergoyahkan oleh hal-hal yang ada disekitarnya.

2 Banyak sekali orang yang mempunyai pengetahuan yang luas, akan tetapi penanaman akhlak dalam dirinya sangatlah kurang. Etika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Etika menempati posisi luar biasa di antara disiplin yang lainnya, disebabkan etika merupakan subjek yang signifikan dan mempunyai prinsip yang tinggi. Sedangkan moral merupakan prinsip yang berkenaan membedakan tingkah laku benar atau salah, serta baik atau buruk. Akhlak, etika dan moral sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu ataupun kelompok. Manusia yang mempunyai akhlak yang baik akan dapat membedakan perilaku yang benar atau salah. Etika dan moral tidak hanya berpengaruh terhadap individu manusia, akan tetap dapat mempengaruhi tingkat kemajuan dan kemunduran suatu bangsa. Apabila bangsa tersebut menanamkan akhlak yang baik kepada rakyatnya dan pimpinannya, maka akan tercipta etika dan moral yang baik. Beberapa peristiwa sejarah telah membuktikan bahwa kerusakan moral merupakan faktor destruktif yang meruntuhkan peradaban-peradaban. Sebagai bukti betapa pentingnya moralitas adalah bahwa Rasulullah saw. menganggap akhlak sebagai tujuan misi Ilahiahnya. Beliau saw. bersabda, Aku diutus sebagai nabi untuk menyempurnakan akhlak mulia. Akhlak, melalui aturan-aturan dan standar-standarnya, ditujukkan untuk dapat mendisiplinkan kesadaran-kesadaran individual, memperbaiki akhlak manusia, dan menuntun mereka menuju perilaku yang baik dan ideal (Mahdi as Sadr, 2003 : xvii).

3 Semakin berkembangnya zaman, teknologi yang canggih, manusia semakin malas untuk mengetahui bahkan berinteraksi langsung dengan manusia lainnya. Mereka selalu menginginkan segala sesuatu dengan cepat tanpa memikirkan baik dan buruknya. Pendidikan akhlak itu sangat penting. Setiap anak harus diberikan pendidikan akhlak sedini mungkin. Terutama anak-anak yang beranjak remaja. Pergaulan mereka pun akan semakin meluas, dan akan banyak sekali menemukan hal-hal baru yang baik ataupun yang buruk. Pendidikan akhlak tidak hanya diberikan di rumah oleh orang tua, akan tetapi di sekolah pun harus tetap ditanamkan pendidikan akhlak kepada setiap peserta didik. Akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup dan perilaku manusia. Keburukan akhlak sangat berpotensi memicu timbulnya perilaku negatif. Jika akhlak dari seorang individu buruk, maka sangat mungkin seseorang akan melahirkan berbagai perilaku yang dampaknya dapat merugikan dirinya dan orang lain. Sementara itu, imam al-ghazali, mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga harus dibentuk (Nata, 2007 : 154). Melihat dari pernyataan-pernyataan tersebut, maka pembinaan akhlak terutama untuk remaja sangatlah penting, mengingat secara psikologis usia remaja adalah usia yang berada dalam goncangan dan mudah terpengaruh sebagai akibat dari keadaan dirinya yang masih belum memiliki bekal pengetahuan, mental, dan pengalaman yang cukup.

4 Pembinaan akhlak tidak cukup apabila hanya di dapat dari pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas saja, tetapi peserta didik juga harus mendapatkan pembinaan akhlak lebih mendalam. Salah satu caranya adalah dengan dibentuknya sebuah organisasi di sekolah yang di dalamnya membahas dan mendiskusikan segala hal yang mencakup tentang keislaman secara menyeluruh khususnya tentang akhlak terpuji yang harus diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sekolah, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki organisasi tersebut. Organisasi ini didirikan sebagai salah satu sarana pembinaan peserta didik untuk lebih memahami tentang Keislaman, dan organisasi ini tentunya ada dalam bimbingan Guru PAI. Organisasi Keislaman ini dijadikan sebagai salah satu ekstrakurikuler bagi peserta didik di sekolah, yang dinamakan dengan Organisasi Kerohanian Islam (ROHIS). Kegiatan rohis pun diselaraskan dengan misinya. Menurut Koesmarwanti (2002 : 47), Kegiatan-kegiatan dakwah di Sekolah dibagi menjadi dua, yaitu : Dakwah Umum, dilakukan dengan cara yang umum. Dakwah Khusus, yaitu proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Organisasi Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya dinamakan HARISMA (Himpunan Remaja Islam Mesjid) mendapat respon dan dukungan yang baik dari sekolah. Apapun kegiatan yang dilakukan harisma selalu mendapat dukungan yang baik. Berbeda dengan respon dari para siswa, mereka tidak semua senang dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh

5 harisma tersebut. Tidak sedikit siswa yang bermalas-malasan ketika ada kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh harisma. Akan tetapi ada juga siswa yang mengikuti kegiatan harisma, namun tidak sepenuh hati dikarenakan hanya ingin mendapat nilai saja, jadi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut akan menyebabkan nilainya jelek. Sedangkan Harisma merupakan salah satu organisasi yang memfasilitasi siswa untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama selain di dalam kelas. Beberapa pengurus harisma merasakan dampak yang baik dari kegiatan yang diadakan oleh organisasi harisma tersebut. Mereka pun yang menjadi pengurus awalnya tidak semua paham dengan agama, namun mereka memiliki keinginan untuk sama-sama belajar. Yang pertama mereka lakukan adalah menjaga pergaulan terutama antara lawan jenis. Karena ketika masa SMA merupakan masa dimana banyak sekali godaan yang akan menjerumuskan kepada hal yang tidak baik atau bahkan membawa kepada hal yang baik. Tetapi ketika masuk di harisma, setidaknya bisa meminimalisir hal-hal yang kurang baik, bisa lebih mengatur diri dan menjauhkan diri juga dari kemungkinan ajakan-ajakan negatif. Ilmu-ilmu agama yang mereka pelajari selalu dihubungkan dengan ilmu modern pada saat ini agar lebih menarik. Harisma tidak hanya memiliki kegiatan yang umum atau rutin yang diikuti oleh seluruh siswa di sekolah, akan tetapi pengurus harisma pun memiliki kegiatan internal seperti Jumsih (Jum at bersih), Harkom (Hari Komunikasi) dengan guru pembimbing, dan Kajian Keputrian setiap Jum at.

6 Dan untuk kegiatan rutinnya yang harus diikuti oleh seluruh siswa yaitu Mentoring. Mentoring ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari Jum at ke setiap kelas. Harisma mengutus beberapa anggotanya untuk menyampaikan materi mentoring yang sebelumnya sudah di diskusikan terlebih dahulu oleh seluruh pengurus dan anggota harisma. Materi mentoring biasanya seputar remaja seperti tata cara menggunakan hijab yang baik dan benar untuk muslimah, nasihat islami dan manfaat shalat sunnah. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar dua puluh menit sebelum pelajaran di mulai. Tidak mudah mengajak para siswa untuk aktif mengikuti kegiatan harisma tersebut. Para siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya lebih semangat mengikuti kegiatan-kegiatan yang umum, bukan yang islami. Kurang sekali minat siswa untuk mengikuti organisasi Harisma. Padahal, organisasi Harisma ini merupakan salah satu jembatan untuk membimbing akhlak siswa menjadi lebih baik lagi selain pemberian materi Islam di kelas bersama guru PAI. Para siswa bisa bersama-sama mempelajari Islam dan saling mengingatkan kepada hal-hal yang baik dan mengaplikasikan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu baru bisa dirasakan oleh para pengurus harisma dan siswa yang suka mengikuti kegiatan harisma. Mengingat pentingnya pendidikan akhlak dan penanamannya dalam kehidupan sehari-hari terutama di sekolah, tidak mungkin kalau guru PAI mengambil alih semuanya, membimbing seluruh siswa yang ada di

7 sekolah, maka dari itu keberadaan organisasi harisma sangat penting untuk membantu para guru terutama guru PAI dalam memberi pengetahuan dan bimbingan Islam khususunya akhlak kepada seluruh siswa melalui kegiatankegiatan yang disusun pengurus harisma, untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa penting sekali untuk melakukan penelitian ini agar dapat membantu dan memudahkan guru PAI juga pengurus harisma untuk mengetahui betapa pentingnya peran harisma dalam penanaman akhlak bagi siswa dan siswi di sekolah. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pembatas terhadap masalah agar penulisan tidak meluas dan lebih terfokus pada masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan Organisasi Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya? 2. Bagaimana keberhasilan program Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya? 3. Sejauh mana peran Organisasi Rohis mampu membentuk akhlak yang baik kepada siswa SMA Negeri 3 Tasikmalaya? 4. Apa saja faktor penghambat Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada seluruh siswa agar di terapkan dalam kehidupan sehari-hari?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian akan sangat membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dijalankan dalam penelitin tersebut. Maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. 2. Mengetahui keberhasilan dari program kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. 3. Mengetahui peran Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya dalam membantu siswa menanamkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kegiatan-kegitan Rohis yang ditujukkan kepada seluruh siswa. D. Kegunaan penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam pada bidang penerapan pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari terhadap para remaja.

9 2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat berguna bagi organisasi kerohanian Islam untuk meningkatkan peran organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik terhadap siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat berguna untuk selalu menumbuhkan dan berusaha menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi kerohanian Islam. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan didalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah atau pokok, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian pokok, berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam empat bab. Pada setiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok-pokok bahasan dari bab yang bersangkutan. Bab I yaitu Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan.

10 Bab II yaitu Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, berisi uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan terkait dengan skripsi. Bab III Metode penelitian, memuat secara rinci metode penelitian ; jenis penelitian, lokasi, subjek, metode pengumpulan data, Kredibilitas dan Analisis Data. Bab IV yaitu Hasil dan Pembahasan, berisi gambaran umum tentang SMA Negeri 3 Tasikmalaya, difokuskan pada letak geografis, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, sarana dan prasarana. Selain gambaran umum sekolah, dipaparkan juga tentang sejarah Organisasi Rohis, Struktur Organisasi Rohis, Program Kerja Rohis dan Kegiatan Rohis. Kemudian analisis kritis tentang peran Rohis dalam penanaman akhlak terhadap siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Pada bagian analisis difokuskan pada bentuk peran Rohis, pelaksanaan program Rohis dan faktor pendukung serta penghambat organisasi rohis dalam melaksanakan setiap kegiatan. Adapun bagian terakhir dari bagian pokok ini adalah bab V. Bagian ini disebut penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian terakhir skripsi, terdiri dari daftar pustaka dan lampiranlampiran untuk memperjelas proses penelitian. Lampiran terdiri dari : instrumen pengumpulan data atau ruang lingkup penelitian, misalnya panduan wawancara, panduan observasi atau dokumen. Lampiran juga memuat jadwal penelitian dan curriculum vitae (CV) peneliti.