Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I PENDAHULUAN. dan gerak jurus (Taulo). Wong Kiew Kit (2002:1) menyatakan bahwa. Kung-Fu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

2015 PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli dalam perkembangannya pada saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN. latihan olahraga, sebab penguasaan teknik dan pematangan psikis akan

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya.

EVALUASI KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLET KARATE-DO DOJO LANAL INKAI KOTA SABANG TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan kepelatiahan olahraga, pembinaan pendidikan kepelatihan

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

Transkripsi:

Jepang dalam rangka penyelesaian studinya. Salah seorang yang berhasil menyelesaikan studinya di Jepang dan juga mendapat pendidikan karate dan sabuk hitam adalah Drs. Baud A.D. Adikusumo. Setibanya di tanah air pelajaran yang diperolehnya di Jepang diajarkan kepada para peminat dan mengikuti pelajaran tersebut dengan gembira. Mengingat banyaknya peminat yang ingin mempelajari cabang olahraga ini maka pada tahun 1964 Adikusumo mendirikan suatu badan karate yaitu PORKI ( Persatuan Olahraga Karate Indonesia ). Kemudian pada tahun 1972 atas prakarsa beberapa Pembina Karate antara lain : Wirono dan Wijoyo Suyono dibentuklah wadah baru yang diberi nama FORKI ( Federasi Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI yang dibentuk pada tahun 1972 itu akhirnya dapat berjalan sampai sekarang yang terdiri dari 25 perguruan karate dan salah satu diantaranya adalah perguruan KKNSI. Seperti halnya perguruan KKNSI dojo SMA/SMK Swasta Teladan adalah salah satu dojo yang sudah lama berdiri dan juga aktif mengikuti kejuaraan kejuaraan karate baik kejuaraan daerah maupun Nasional. Adapun latihan yang dilaksanakan di dojo ini sebanyak dua kali seminggu yakni pada hari Senin dan Kamis. Pelatih di dojo ini yakni sempai Elfrid Tobing, S.Pd selain sebagai mantan atlet karate, juga adalah tamatan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED dan juga aktif sebagai wasit dipertandingan karate. Teladan Medan Berikut ini adalah data- data atlet yang berlatih di Dojo SMA/ SMK Swasta Tabel 1. Data Atlet Yang di Dojo Putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan

No Nama Sabuk/ Lama Latihan Prestasi 1 Amos Hijau/ 1,5 tahun - 2 Evita Sari Hijau/ 1,5 Tahun - 3 Fiktor Hutasoit Biru/ 2,5 Tahun - 4 Khairiza Hikau/ 1,5 tahun - 5 Intan juliani Hijau/ 1,5 tahun - 6 Doni Hijau/ 1,5 tahun - 7 Roni Marbun Hijau/,51 tahun - 8 Rendy Hijau/ 1,5 Tahun - 9 Andre Biru/ 1,5 Tahun - 10 Emiliana Hijau/ 1,5 Tahun - 11 Maria Siahaan Hijau/ 1,5 Tahun - 12 Stevan Yeremia Hijau/ 1,5 tahun - Kejuaran yang pernah diikuti adalah: 1. Piala walikota 2. Uma Cup 3. Kejurnas KKNSI 4. Kejuaraan daerah

Seiring dengan banyaknya pertandingan yang dilaksanakan, prestasi olahraga karate di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Parameter dari kemajuan olahraga tersebut dapat dilihat dari hasil kejuaraan yang diikuti para karateka Indonesia di tingkat nasional dan Internasional. Peningkatan prestasi tersebut tidak terlepas dari latihan dan pembinaan yang terprogram dengan pendekatan metodologi kepelatihan secara ilmiah. Metode latihan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Fisik dan Skill yang disusun secara terarah, terprogram serta berdasarkan teori yang Komprehensif, Spesifik, dan Individualisasi serta Overload. Untuk meningkatkan prestasi, khususnya dalam cabang olahraga karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi. Harsono (1988 : 100) menambahkan perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan latihan dengan sempurna. Sajoto (1988 : 57) mengemukakan kemampuan fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam peningkatan prestasi seorang atlet guna mendukung perkembangan teknik, taktik, strategi dan kemampuan mental individu atlet. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa tanpa kemampuan fisik yang prima seorang atlet akan sulit untuk mengembangkan kemampuan teknik, taktik dan mental sehingga prestasi maksimal akan sulit dicapai. Dalam karate dikembangkan teknik keterampilan pukulan dan tendangan hingga ketingkat mahir yaitu tingkatan dimana seseorang dapat melakukan suatu gerak pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat. Untuk memiliki gerakan pukulan dan tendangan yang cepat dan tepat diperlukan latihan yang cukup lama (± 1 tahun). Dengan demikian

pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan dalam karate, karena dalam teknik gerakan beladiri karate secara khusus ditentukan oleh gerakan pukulan dan tendangan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tangan merupakan salah satu bagian yang amat penting dalam olahraga beladiri karate yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi. Untuk itu diperlukan faktor kondisi fisik yang mendukung dalam pelaksanaan pukulan gyaku tsuki yaitu kecepatan. Dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik ini merupakan modal dasar untuk mencapai keterampilan yang optimal, tanpa adanya faktor-faktor tersebut tidak tercapai setelah suatu masa latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan sistematik latihan kurang sempurna. Adapun kondisi fisik yang diamati oleh penulis adalah mengenai kecepatan. Karena kecepatan pukulan Gyaku Tsuki merupakan kondisi fisik yang sangat penting dalam olahraga secara umum, secara khusus pada cabang olahraga beladiri karate. Tinggi rendahnya kecepatan pukulan juga mempengaruhi kecepatan pukulan Gyaku Tsuki, karena semakin cepat pukulan maka semakin cepat pula pukulan Gyaku Tsuki. Dari hasil pengamatan terhadap atlet KKNSI dojo SMA/SMK Swasta Teladan Medan, masih banyak kekurangan dalam melakukan pukulan Gyaku Tsuki.Itu disebabkan karena kurangnya perhatian pelatih dalam penerapan yang ada dalam program latihan,sehingga apa saja yang telah di programkan dalam meningkatkan pukulan gyaku tsuki tidak mencapai target.itu dapat dilihat Karena masih lemahnya kecepatan pukulan, dilihat dari teknik dan kemampuan fisik untuk melakukan pukulan Gyaku Tsuki masih banyak yang kurang tepat seperti: posisi kaki pada saat melakukan pukulan Gyaku Tsuki, sehingga pada saat melakukan pukulan Gyaku Tsuki sering kali didahului oleh lawan, hal ini dapat dilihat ketika pemain melakukan pukulan dimana atlet belum dapat melakukan pukulan dengan cepat sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan pelatih, bahwasanya para atlet karateka KKNSI dojo SMA/SMK Swasta Teladan Medan sebelumnya telah diberikan Program latihan untuk kecepatan pukulan, namun peningkatan prestasi atlet belum memuaskan diakibatkan kurang efisiennya penerapan dalam latihan,seperti kurangnya hitungan atau pengulangan pada saat latihan dengan yang diterapkan diprogram latihan, kurangnya bentuk bentuk latihan yang dapat merangsang kecepatan pukulan, kurangnya perhatian pelatih terhadap atlet yang tidak konsentrasi atau kurang serius pada waktu latihan khusunya pada latihan pukulan gyaku tsuki.sehingga peneliti tertarik untuk memberikan bentuk latihan yang berbeda dimana dengan bentuk yang peneliti tawarkan didapatkan peningkatan prestasi khususnya dalam melakukan pukulan gyaku tsuki adapun bentuk latihan yang peneliti tawarkan adalah Program latihan yang berisikan program fisik,teknik dan taktik yang berkaitan dan berpengaruh untuk meningkatkan pukulan gyaku tsuki. Hasil diskusi dengan pelatih bahwa target kecepatan pukulan gyaku tsuki atlet KKNSI dojo putra SMA/SMK Swasta Teladan Medan adalah 10 detik untuk 3 kali pengulangan dengan menghitung banyaknya pukulan. Hal ini sesuai dengan acuan atlet nasional. Berikut data tes pendahuluan Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Atlet Karateka KKNSI Dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan dengan menghitung banyaknya pukulan. Tabel 2. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki dengan kuda-kuda Zenkutsudachi Atlet Karateka KKNSI Dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan (01 September 2012). No. Nama Atlet Frekwensi Hasil Pukulan (10 Second ) Hasil Terbaik Kategori

I II III 1 Amos 12 11 11 12 K 2 Evita Sari 13 11 12 13 K 3 Fiktor Hutasoit 15 15 13 15 K 4 Khairiza 13 13 11 13 K 5 Intan juliani 10 10 9 10 KS 6 Doni 15 15 13 15 K 7 Roni Marbun 15 12 12 15 K 8 Rendy 12 11 10 12 K 9 Andre 14 14 12 14 K 10 Emiliana 14 12 12 14 K 11 Maria Siahaan 11 10 10 11 KS 12 Stevan Yeremia 15 14 14 15 K Tabel 3. Tes Hasil Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki dengan kuda-kuda Zenkutsu-dachi Atlet Karatek Putera Nasional (17 Juli 2012 ). No Nama Atlet Hasil Pukulan Waktu

(1/10 second ) terbaik I II III 1. Nico simaremare 24 23 23 24 Dengan melihat hasil kecepatan pukulan pada atlet karateka putera KKNSI yang diambil pada tanggal 2 September 2012 dan dibandingkan dengan kecepatan pukulan karateka putera tingkat Nasional yang mencapai waktu 30 second maka dapat disimpulkan berarti pukulan karateka di dojo SMA/ SMK Swasta Teladan masih kurang maksimal. Artinya, kecepatan pukulan atlet masih perlu ditingkatkan dengan bentuk bentuk latihan yang mendukung kepada kecepatan pukulan gyaku tsuki. Karate merupakan beladiri beraliran keras yang menggunakan teknik- teknik fisik seperti pukulan, tendangan, tangkisan, dan elakan dengan kuda- kuda yang kokoh. Kumite adalah pertarungan bebas karate, dimana pada kumite ini dibutuhkan ketepatan, kecepatan, keseimbangan, konsentrasi, dan kekuatan gerakan. Untuk itu penulis melakukan penelitian faktor kondisi fisik yang dapat mempengaruhi pukulan gyaku tsuki yang merupakan salah satu teknik serangan dengan pukulan yang dipergunakan untuk memperoleh nilai atau angka dalam pertandingan yakni dengan memberikan perlakuan dalam bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki. Adapun yang digunakan untuk meningkatkan pukulan gyaku tsuki yaitu menggunakan program latihan yang mencakup latihan fisik,teknik dan taktik. Adapun indikator ketercapaian yang diharapakan peneliti adalah sebagai berikut: 10 atlet yang berada pada katergori Kurang diharapkan terjadi peningkatan ke kategori Baik, 2 atlet yang berada pada kategori Kurang Sekali diharapkan terjadi

peningkatan ke kategori Cukup, dengan demikian diharapkan dari 12 atlet, 10 diantaranya mencapai PPH 80%. Sesuai dengan pengamatan penulis, dalam pertandingan dikejuaraan kejuaraan karate baik ditingkat daerah maupun Nasional yang diselenggarakan di Sumatera Utara dan pada salah satu pembinaan karateka di perguruan KKNSI dojo SMA/ SMK Swasta Teladan sehubungan dengan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti KKNSI dojo SMA/SMK swasta teladan medan dalam meningkatkan kecepatan gyaku tsuki melalui Program latihan pada atlet karateka putera KKNSI dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat di identifikasi permasalahan yang dihadapi sebagai berikut : Faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan pukulan gyaku tsuki?apakah latihan teknik dan taktik dapat meningkatkan pukulan gyaku tsuki? C. Rumusan Masalah Gyaku Tsuki? Apakah Latihan teknik dan taktik dapat meningkatkan kecepatan pukulan D. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pukulan Gyaku Tsuki pada atlet karateka KKNI dojo SMA/ SMK Swasta Teladan Medan tahun 2012. E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi para pelatih Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki dengan menggunakan Program latihan Bagi para atlet sebagai program latihan untuk meningkatkan prestasi, khususnya pada kecepatan pukulan Gyaku Tsuki. b. Bagi Dojo (tempat) Sebagai Dojo yang selalu mengikuti perkembangan informasi terkini bagi pembinanan berkelanjutan, khususnya di Dojo SMA/SMK Swasta teladan Medan.