BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

belajarmengajar, misalnya menyediakan Infocus, peta konsep, laboratorium, dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berfikir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget pendidikan berarti. jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

MUSRIAH A

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang. Dewasa ini pembelajaran dilakukan di sekolah yang dilakukan guru masih

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Cornelius tidak sesuai dengan kenyataan yang diperoleh Sukowono (2012 : 1) mengenai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pengembangan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Salah satu peran sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia adalah mendidik dan menghasilkan manusia agar memiliki keahlian khusus melalui tenaga pendidik (guru) dalam proses pembelajarannya. Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang lebih dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Namun masih banyak ditemukan fakta fakta dilapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang kurang dapat mengaktifkan siswa secara menyeluruh dan berakibat pada pasifnya siswa serta kurang dapat menumbuhkan aktivitas yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Padahal aktivitas menunjukkan pada keberhasilan suatu pembelajaran. Aktivitas adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar dengan tujuan perubahan tingkah laku, baik menyangkut 1

2 pengetahuan, keterampilan maupun sikap, baik meliputi segenap aspek organisme ataupun pribadi. Jadi pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, (Sadirman, 2008:91). Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar selalu berusaha memberikan cara terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka guru harus memberikan strategi belajar mengajar yang tepat. Guru sebagai pengendali dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal keberhasilan pembelajaran yang ada pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Fenomena ini yang terjadi pada pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan. Berdasarkan hasil observasi, menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi yang dilakukan di kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata cenderung menggunakan pembelajaran (konvensional) yang menyebabkan siswa hanya bersifat menerima dengan pasif apa yang diajarkan oleh guru. Dimana guru kurang mengusai beberapa model pembelajaran sehingga disaat melakukan pembelajaran kurang interaksi antara guru dan siswa yang menyebabkan sikap siswa acuh tak acuh terhadap pelajaran. Sehingga dapat diperolah bahwa hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan, menunjukkan kemampuan siswa dari 56 orang siswa yang telah mengikuti ujian mata pelajaran akuntansi hanya 24

3 siswa yang dinyatakan lulus dengan persentase 42,85% dari jumlah siswa yang mengikuti dalam ujian tersebut, sementara sisanya 32 orang atau 57,15% tidak lulus karena nilai yang mereka perolah belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru dituntut untuk menemukan alternatif yang harus diambil guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat dan dapat membangkitkan semangat siswa serta siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat bekerjasama dengan baik bersama teman-temannya, baik dalam memecahkan masalah, maupun dalam mengerjakan tugas sehingga dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Oleh karena itu pemilihan model yang digunakan dalam proses pembelajaran harus memungkinkan peserta didik dapat terlibat secara aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari interaksinya, baik interaksi siswa dengan guru maupun interaksi siswa dengan siswa lain. Untuk itu peneliti mencoba memberikan masukan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two. Model pembelajaran Student facilitatr and explaining merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai penjelas dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut harus dapat mempresentasikan pendapat/ ide kepada siswa lainnya. Maka akan tampak siswa yang mampu atau tidak dalam menjelaskan kompetensi yang akan dicapai. Dalam hal ini siswa berperan seperti

4 pengganti guru (facilitator), tetapi tidak sepenuhnya. Siswa menjadi facilitator dan penjelas setelah guru menyampaikan kompetensi. Strategi pembelajaran The power of two (kekuatan berdua) merupakan kegiatan pembelajaran dalam kelompok kecil (berpasangan) dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal dalam menyelesaikan masalah melalui pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri. Model dan strategi tersebut, keduanya mengutamakan keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa secara maksimal sehingga memudahkan pemahaman dan daya serap siswa pada mata pelajaran Akuntansi serta memberikan kontribusi pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan Strategi Pembelajaran The Power of Two untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.

5 1.2 Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan yang teridentifikasi berkaitan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas adalah : 1. Mengapa dalam proses belajar mengajar guru cenderung menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan? 3. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan? 2. Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan?

6 3. Apakah ada hubungan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan T.P 2011/ 2012 melalui penerapan Model Student Facilitator and explining dengan strategi pembelajaran The power of two? 1.4 Pemecahan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa kenyataan aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan, maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang tujuannya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two. Model Pembelajaran Student facilitator and explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Dalam hal ini siswa berperan seperti pengganti guru (facilitator), tetapi tidak sepenuhnya. Siswa menjadi facilitator dan penjelas setelah guru menyampaikan kompetensi. Strategi belajar The power of two merupakan belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan

7 pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar. Pada strategi ini diawali dengan mengajukan pertanyaan peserta didik secara perorangan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diterimanya. Setelah semua siswa selesai menjawabnya, siswa mencari pasangan. Individu individu yang berpasangan diwajibkan saling menjelaskan jawaban masing masing, kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama, kemudian para peserta didik membandingkan dengan pasangan lain, demikian seterusnya, yang kemudian diakhiri dengan membuat rumusan rumusan rangkuman sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Penerapan model pembelajaran Student facilitator and explaining dengan strategi pembelajaran The power of two merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara diskusi berpasangan dalam mengerjakan latihan dan mempresentasikan ide/pendapat terhadap kompetensi materi yang telah disampaikan guru. Setelah guru terlebih dahulu menyampaikan materi pembelajaran secara rinci, guru kemudian memberikan pertanyaan yang menyangkut materi dan kemudian membentuk pasangan belajar untuk menjawab pertanyaan berdasarkan idenya dan menjelaskannya dengan kreativitas dari setiap pasangan siswa di depan kelas sebagai fasilitator untuk teman sekelasnya. Penerapan model pembelajaran Student facilitator and explaining dengan strategi pembelajaran The power of two ini diharapkan dapat melatih keberanian siswa dalam menyampaikan hasil pemikirannya terhadap pertanyaan yang ada serta menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang (berpasangan) di dalamnya untuk

8 mencapai kompentensi dasar. Selain itu penerapan model dan pembelajaran ini, juga diharapkan situasi pembelajaran yang awalnya pasif dan membosankan bagi siswa menjadi dapat aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan. 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan melalui penerapan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan T.P 2011/ 2012 melalui penerapan Model Pembelajaran Student facilitator and explaining dengan Strategi Pembelajaran The power of two. 3. Untuk mengetahui hubungan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan T.P 2011/ 2012 melalui

9 penerapan model pembelajaran Student facilitator and explaining dengan strategi pembelajaran The power of two. 1.6 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar akuntansi di SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan. 3. Sebagai bahan referensi sumbangan pikiran penulis untuk perkembangan dalam penelitian selanjutnya.