BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusis sehari-hari, yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

PROFESIONALITAS GURU SENI TARI: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN. Abstrak Oleh: Wenti Nuryani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dilakukan melalui pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

: PARIYANI SOLIKAH X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan berbagai informasi, wawasan dan pengetahuan baik sebagai individu maupun anggota dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal itu dikarenakan bahwa pendidikan sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari agar tidak gamang terhadap perubahan zaman. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemajuan suatu bangsa, karena merupakan suatu investasi bagi pengembangan potensi dan menciptakan manusia yang berkualitas sehingga mampu mempengaruhi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih terarah. Untuk dapat mewujudkan hal itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang pada dasarnya menekankan pada pendekatan pendidikan kesenian yang berbasis budaya. Dimana dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya dibahas secara terintegritas dengan seni. Pendidikan Seni Budaya diajarkan disekolah-sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Pendidikan Seni Budaya juga 1

2 memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan perkembangannya melalui sifat pendidikannya yang multilingual, multidimensional, dan multikultural. Dari hal tersebut, dimana multilingual mengarah pada pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif melalui berbagai cara dan media. Kemudian multidimensional menjurus pada pengembangan kompetensi meliputi konsepsi pengetahuan, pemahaman, analisis dan evaluasi. Sedangkan multikultural dapat menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni dan budaya. Karena itu, pada mata pelajaran pendidikan Seni Budaya, aktivitas berkesenian menampung kekhasan yang tertuang dalam pemberian pengalaman pengembangan konsepsi, apresiasi dan kreasi yang semuanya itu diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Selain itu, didalam materi-materi mata pelajaran Seni Budaya terdiri dari berbagai bidang seni yang dapat diuraikan yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater yang memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan masingmasing bidang seni itu sendiri. Seni rupa yang merupakan salah satu bidang seni dalam materi pelajaran Seni Budaya yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan hasil nilai dalam menghasilkan beragam karya seni secara visual memiliki kesan dimensional, misalnya lukisan, patung, ukiran dan cetakan. Didalam bidang seni rupa materimateri yang diberikan disekolah akan menghantarkan siswa untuk memiliki pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan mengapresiasi dan

3 berekspresi/berkreasi karya seni rupa. Salah satu materi pelajaran dalam bidang seni rupa adalah batik. Batik merupakan salah satu karya seni kriya tekstil dalam materi seni rupa yang menerapkan suatu motif-motif hias atau yang dikenal dengan ragam hias di dalamnya. Batik merupakan salah satu aset dan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Karenanya, batik sangat perlu diajarkan dan dikenalkan kepada siswa disekolah-sekolah dengan pendekatan praktikum berkarya/berekspresi melalui karya seni rupa. Namun ironinya yang terjadi dilapangan bahwasanya di dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya pada bidang seni rupa masih banyak guru yang belum memperdayakan seluruh potensinya dalam mengelola pelajaran baik dalam menguasai materi maupun dalam menggunakan metode pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran dan penyampaian materi pelajaran yang dilakukan guru hanya menggunakan metode yang konvensional yaitu berceramah dan pemberian tugastugas latihan kepada siswa sehingga siswa tidak mendapatkan kesan dan pengalaman secara langsung melainkan hanya menghafalkan bagian-bagian konsep pemahaman dan pengetahuan secara teori saja. Selain itu guru juga jarang mengkombinasikan metode-metode lain dalam setiap materi yang disampaikan sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan siswa menjadi pasif karena hanya mencatat-mencatat hal yang dianggap penting saja mengenai berbagai defenisi dari beragam materi seni, beragam ragam jenis seni, beragam teknik seni, dan terlebih-lebih proses atau prosedur pembuatan beragam karya seni yang seharusnya diperagakan dan dipraktekkan. Sementara

4 itu, siswa jadi tidak mendapatkan pengalaman apa-apa dalam praktikum atau berkarya. Adapun faktor yang lain yaitu tidak adanya alat dan bahan dalam praktek seni khususnya bidang seni rupa dan kemungkinan lain kurangnya kreatifitas guru mencarikan solusi dan alternatif dalam memanfaatkan bahan dan alat yang ada secara sederhana sebagai pengenalan dalam konteks berkarya seni rupa. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada saat mata pelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1 Lima Puluh, dimana aktifitas siswa jauh dari kata aktif dalam kegiatan belajar dari materi-materi Seni Budaya khususnya Seni Rupa pada hakikatnya. Kondisi ini dapat dilihat dari kurangnya aktifitas siswa dan guru dalam kelas yang kegiatannya tampak tenang dimana siswa hanya mencatat rangkuman-rangkuman dari buku pelajaran Seni Budaya tanpa ada kesibukan mengekspresikan diri mereka melalui berkarya seni rupa. Hal tersebut menyebabkan kurangnya ketercapaian hasil belajar siswa secara maksimal. Hal itu dapat dilihat data hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah pada daftar nilai Seni Budaya khususnya seni rupa pada materi ragam hias batik kelas VIII-F dari guru pengampu SMP Negeri 1 Lima Puluh yaitu dari 30 orang siswa hanya 30% yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selebihnya belum mencapai nilai KKM. Dimana nilai KKM untuk mata pelajaran Seni Budaya disekolah tersebut di kelas VIII adalah 75. Hal ini dapat dilihat pada daftar nilai pada tabel dan diagram batang berikut ini :

5 Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ragam Hias Batik di Kelas VIII-F SMP 1 Lima Puluh No. Nama Siswa Nilai 1 Agustinus Mario Simanjuntak 76 2 Aidil Syafitri 75 3 Ali Reza Al Djuhdi 65 4 Arvan 68 5 Asianna Manik 75 6 Deny Syaputra 66 7 Dina Rozana 65 8 Dony Pandapotan Sitohang 64 9 Dwiky Reza Sitohang 75 10 Edy Satria Sihombing 66 11 Igal Novan 65 12 Ika Dian Sari Lubis 67 13 Ikhsan Kurniawan 65 14 Inggit Triwidya astute 65 15 Ingli Purwati 64 16 Josua Pradeo Patria Saragih 65 17 Krisna Bayu Aditya Nasution 64 18 Lily Nurlia 68 19 Melli Anggraini 65 20 Mirna Syukria Dewi 76 21 Nadila Sabrina 67 22 Nico alex Verianson Saragih 75 23 Oviliani 75 24 Panji Dwi Admaja 76 25 Ria Elvira 67 26 Tika Puspita 75 27 Wahyu Pandia 66 28 Wahyuni Rahmah 65 29 Yuli Winda Bintang Kasih 65 30 Zulkarnaen Pandiangan 65 Jumlah 2055 Rata-rata 68,5 (Sumber : dari Guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Lima Puluh)

6 25 20 15 10 Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Banyak Siswa 5 0 0-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Gambar 1.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Mengekspresikan Diri Melalui Karya Seni Rupa Pokok Bahasan Ragam Hias Batik Di Kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh Mengatasi kondisi demikian, setiap guru terutama guru Seni Budaya meskipun hanya lebih fokus pada satu bidang seni saja dalam mata pelajaran Seni Budaya haruslah juga dapat bertindak aktif mencari solusi untuk bisa membawakan materi pelajaran yang bukan bidangnya dengan memiliki dasar pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pembelajaran serta memotivasi siswa agar senang belajar sehingga mampu memenuhi kompetensi yang harus dicapai dalam materi pelajaran tersebut. Selain itu, guru harus bisa merancang suatu metode pembelajaran baru agar dalam memberikan pengajaran kepada siswa yang diharapkan mampu membangkitkan semangat dan memberikan aktifitas yang sesuai dengan belajar siswa pada materi-materi Seni Budaya, sehingga dapat menciptakan hasil belajar yang baik, menambah pemahaman dan pengalaman serta meningkatkan kreativitas peserta didik sesuai

7 dengan ketentuan kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Metode eksperimen dalam pembelajaran seni rupa dalam konteks praktikum merupakan sebagai salah satu strategi yang dapat membawa siswa menerima pengalaman dalam mencoba sesuatu yang belum pernah ada sama sekali dilakukan. Meskipun ada, dalam proses pengenalan dan pembelajaran diharapkan guru mampu mengembangkan beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam materi tersebut kepada siswa. Metode memiliki andil yang cukup besar dalam mempengaruhi proses dalam kegitan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurangnya peran aktif siswa dan guru dalam pembelajaran materi pelajaran seni rupa dalam praktikum menyebabkan rendahnya hasil belajar merupakan salah satu masalah yang perlu diperbaiki di SMP Negeri 1 Lima Puluh. Beranjak dari kondisi itu, pemilihan penggunaan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar secara tepat guna dan dengan melalui dasar-dasar pemikiran yang kreatif dan inovatif dapat membantu meningkatkan hasil belajar serta mempengaruhi keberhasilan dari proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang perjudul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Batik Pada Kertas Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di Kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh Tahun Ajaran 2013/2014.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya peran aktif siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada materi pelajaran seni rupa melalui kegiatan praktikum menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa di kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh. 2. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran Seni Budaya khusunya pada materi pelajaran seni rupa cenderung konvensional dengan hanya berceramah dan memberikan tugas-tugas latihan saja kepada siswa, sehingga hasil belajar kurang maksimal. 3. Kurangnya antusias siswa yang ditimbulkan akibat jarangnya guru dalam mengkombinasikan metode pembelajaran untuk setiap materi pelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya bidang seni rupa, sehingga siswa merasa bosan dan berdampak pada hasil belajar siswa. 4. Kurangnya kreatifitas guru dalam memberdayakan dan memanfaatkan sarana pendukung proses pembelajaran terhadap alat dan bahan yang akan digunakan dalam berkarya seni rupa membuat materi pelajaran praktik (berekspresi siswa) terkadang sampai terabaikan. C. Batasan Masalah Karena keterbatasan peneliti dalam kemampuan, waktu, tenaga dan biaya serta mengingat bahwa permasalahan yang berkaitan pengajaran seni cukup luas, maka penelitian ini dibatasi yaitu sebagai berikut ini :

9 1. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen batik pada kertas dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah melalui kegiatan praktikum membuat karya batik pada materi seni rupa di kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh? 2. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen batik pada kertas dapat memaksimalkan hasil belajar siswa terhadap praktikum berkarya batik pada materi pelajaran seni rupa di kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh? D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dan hasil karya batik pada kertas yang dibuat siswa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen?. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui materi pelajaran berkarya batik pada kertas dengan pendekatan proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen. 2. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa melalui karya batik pada kertas yang dibuat oleh siswa dengan menggunakan metode eksperimen di kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lima Puluh.

10 F. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan terlebih pada pengalaman estetik dalam berekpresi karya Seni Rupa melalui praktikum batik pada kertas dengan menggunakan metode eksperimen. 2. Bagi guru, sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai salah satu alternatif pemecahan kurangnya alat dan bahan dalam praktikum berkarya seni rupa serta menambah referensi kreatifitas dalam mengajakan pelajaran berkarya pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya Seni Rupa. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk masukan dan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan disekolah. G. Defenisi Operasional Variabel 1. Hasil belajar batik pada kertas merupakan salah satu hasil belajar yang mengajak siswa mendapatkan suatu pengalaman yang mengarah pada proses keterampilan secara motorik, selain itu siswa diajak untuk mampu berekspresi melalui kegitan paraktikum membuat desain ragam hias, melakukan pemolaan dengan lilin, mengolah warna dan sebagainya untuk mencapai materi pembelajaran sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditentukan.

11 2. Menggunakan metode eksperimen adalah salah satu cara penyajian materi pembelajaran melalui percobaan. Dalam hal ini, percobaan berkarya batik pada kertas belum pernah dilakukan disekolah tersebut. Penggunaan metode eksperimen merupakan cara penyajian materi pelajaran dengan mengenalkan bagaimana proses pembuatan batik pada hakikatnya, namun disini pembuatan karya batik pada kertas hanyalah sebagai salah satu yang sederhana, terjangkau dan mudah sebagai pengenalan cara membuat karya batik sederhana.