Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Keywords: bamboo dancing, visual media, persatuan dan kesatuan negeriku

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: RME, paper folding media, fraction

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

hidup; e) membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan ilmu IPS sesuai dengan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SDN 2 PANGENJURUTENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

PENGGUNAAN STRATEGI THE POWER OF TWO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 2 WIROGATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

662 Aplikasi Model Sains...

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN IRINGAN MUSIK KLASIK DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PENGGUNAAN MODEL CYCLE LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 2 KLOPOSAWIT TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN TIPE TAI DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 KRANDEGAN TAHUN 2015/2016

PENDAHULUAN Pembelajaran sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: problem solving, essay problem, fraction

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

Keywords: Pair Check, concrete media, fraction

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

PENGGUNAAN MODEL RESOUCE BASED LEARNING (RBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WONOKROMO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DENGAN MEDIA KARTU DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG ORGANISASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR Beni Lestari 1, Suripto 2, Suhartono 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail: benilestari55@gmail.com 1 Mahasiswa, 2 3 Dosen Universitas Sebelas Maret Abstrak: Penerapan Model Tari Bambu (Bamboo Dancing) dengan Media Kartu dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi siswa kelas V SDN 2 Ngasinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran model tari bambu dengan media kartu, meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017, dan mendeskripsikan kendala dan solusinya dalam peningkatan hasil belajar PKn di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas empat unsur yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Ngasinan yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 18 perempuan. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model tari bambu dengan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 2 Ngasinan. Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn. Abstract: The Use Of Bamboo Dancing Models Using Card Media In Improving The Learning Outcome Of PKN About Organization For Fifth Grade Students Of SDN 2 Ngasinan In The Academic Year Of 2016/2017. The objective of this research is to to describe the steps on the use of the use of bamboo dancing models using card media, to improve the learning outcome of PKN about organization for fifth grade students of SDN 2 Ngasinan in the academic year of 2016/2017, and to describe problems and solutions on the use of bamboo dancing models using card media. This research is a collaborative Classroom Action Research (CAR) conducted within three cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. Subjects of the research were 31 students of the FIFTH grade of SD Negeri 2 Ngasinan: 13 males and 18 females. Sources of data were derived from students, teacher, and observer. The results of this research show that the use of bamboo dancing models using card media can improve learning outcome of PKN about organization for fifth grade students of SDN 2 Ngasinan in the academic year of 2016/2017. Keywords: bamboo dancing models, cards media, PKn Learning outcome PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu penunjang dalam berkembangnya suatu negara, karena pendidikan diselenggarakan untuk mendukung berbagai inovasi pada perkembangan kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan, para pelaksana pendidikan harus bisa mewujudkan suasana belajar yang bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. 447

448 Penerapan Model Tari Peningkatan pendidikan secara formal dapat diawali dari pendidikan SD. Salah satu mata pelajaran di tingkat SD adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) meliputi hubungan yang terjalin antara manusia sebagai warga negara dengan sistem pemerintahan yaitu negara, serta penanaman semangat bela negara yang didasarkan pada nilai kebudauaan dan filsafat bangsa (Kaelan dan Zubaidi, 2010: 3) Pendidikan Kewarganegaraan memiliki banyak materi pembahasan. Salah satunya yaitu Organisasi. Organisasi merupakan materi di kelas V semester 2. Organisasi merupakan materi yang penting dipelajari oleh anak SD, karena pada hakikatnya anak SD adalah makhluk sosial yang telah terikat pada organisasi baik formal maupun nonformal. Maka dari itu, sudah menjadi tugas guru untuk menanamkan konsep organisasi dengan tepat dan bermakna agar siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam pembelajaran PKn guru belum maksimal dalam menerapkan model dan media pembelajaran. Penggunaan model strukturnya tidak jelas dan media yang monoton berupa buku paket selama pembelajaran menimbulkan rasa bosan pada anak sehingga siswa kesulitan memahami materi yang dipelajari dan berdampak pada perolehan nilai yang rendah. Data nilai siswa yang rendah didapat dari hasil ulangan tengah semester pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran 2016/2017. Data tersebut menunjukkan bahwa 12 anak tuntas dan 19anak belum tuntas dengan KKM 70. Rata-rata kelas adalah 59,77. Melihat kondisi tersebut, peneliti memiliki solusi dalam penggunaan model pembelajaran yang menarik yakni model Tari Bambu (Bamboo Dancing). Model Tari Bambu memiliki langkah-langkah yang jelas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertukar informasi serta memberi kesempatan pada siswa untuk menerima informasi dan meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi. Pelaksanaanya yakni siswa saling berhadapan seperti dua bambu pada permainan Tari Bambu Filipina (Huda, 2016: 250). Dengan demikian siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, karena masing-masing siswa memiliki tanggung jawab untuk bertukar informasi. Selain model, media pembelajaran yang digunakan juga harus menarik. Salah satu contoh media yang menarik yakni media kartu. Pengertian kata kartu menurut Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional (2014: 628) adalah kertas yang berbentuk pesergi panjang yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Sativa (2012: 6) menjelaskan bahwa media kartu merupakan media pembelajaran yang di dalamnya terdapat informasi materi dari guru berupa gambar, keterangan gambar, pertanyaan, atau jawaban pertanyaan. Keunggulan dari media ini, diungkapkan oleh Sativa (2012: 6-7) yaitu Dapat menimbulkan kegembiraan dan dapat memberi pengalaman menarik bagi siswa, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan siswa. Pelaksanaan model Tari Bambu yang berasal dari permainan Tari Bambu Filipina sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, yaitu siswa senang bermain. Pelaksanaan model berupa permainan dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain pelaksanaannya yang menyenangkan, model Tari Bambu juga tidak mudah membuat bosan, karena siswa dapat bergerak dari tempat semula ke tempat yang lain. Selain model, media yang baik digunakan yaitu media kartu. Media kartu memiliki kelebihan yaitu dapat menimbulkan kegembiraan dan memberikan pengalaman yang menarik bagi siswa. Penggunaan model Tari Bambu dengan media kartu dalam

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 5.1, hlm. 447 452 449 penelitian ini, diharapkan dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya adalah: 1) Bagaimanakah penerapan model Tari Bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu dalam peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang Organisasi di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017? dan 2) Apakah penerapan model Tari Bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang Organisasi di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017? Tujuan penelitian berdasarkan rumusan di atas yaitu: 1) Untuk mendiskripsikan penerapan model Tari Bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu dalam peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang Organisasi di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017; dan 2) Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang Organisasi di kelas V SDN 2 Ngasinan tahun ajaran 2016/2017 melalui penerapan model Tari Bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2016/2017 tepatnya pada bulan November 2016 sampai dengan bulan Mei 2017. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas V SDN 2 Ngasinan. Jumlah siswa kelas V adalah 31 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, dan dokumen. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar tes, lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Untuk memperoleh validitas data, peneliti menggungakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan yang dilakukan selama penelitian dengan menggunakan tiga sumber dan tiga teknik. Triangulasi sumber yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang sejenis dari sumber yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti menggabungkan data dari sumber data yang meliputi siswa, guru PKn kelas V, dan dokumen. Sedangkan, triangulasi teknik yaitu peneliti menggabungkan data yang diperoleh dari teknik tes, observasi, dan wawancara. Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik kuantitatif dan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data statistik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn tentang organisasi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran tari bambu dengan media kartu dalam pembelajaran. Analisis data kualitatif yang digunakan meliputi 3 alur kegiatan, sesuai dengan dengan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014: 246) bahwa ada tiga langkah pengolahan data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. Indikator kinerja yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebesar 85% untuk mengukur pelaksanaan langkah-langkah penerapan model pembelajaran tari bambu dengan media kartu, siswa merespon pembelajaran PKn secara aktif dan antusias sebesar 80%, dan kentuntasan hasil belajar mencapai nilai KKM (75) sebesar 80%. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (Arikunto, 2013: 131) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning), (b) tindakan (action), (c) pengamatan (observing), dan (d) refleksi (reflecting). HASIL DAN PEMBAHASAN

450 Penerapan Model Tari Pada proses pembelajaran ini guru akan menerapkan model tari bambu dengan media kartu. Kegiatan awal dilaksanakan dengan Langkah pertama, yakni diawali dengan pembukaan yaitu salam, berdoa, mengecek kehadiran, apersepsi, acuan, dan motivasi. Kegiatan awal dilaksanakan 10 menit. Kegiatan inti dilaksanakan selama 40 menit. Kegiatan inti mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi terdiri atas langkah kedua dan ketiga. Kegiatan elaborasi terdiri atas langkah keempat, keenam, dan ketujuh. Kegiatan konfirmasi terdiri atas langkah ketujuh. Pada langkah kedua, guru mengajarkan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Langkah ketiga, guru membagi siswa dalam 4 kelompok diskusi dengan anggota 7-8 anak. Langkah keempat, guru membimbing setiap kelompok menempatkan diri berhadapan dengan kelompok lain untuk diskusi berpasangan. Langkah kelima, guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan dengan model tari bambu. Langkah keenam, guru membimbing siswa untuk menuangkan hasil dari diskusi berpasangan dalam lembar diskusi dan menuliskan kesimpulannya. Langkah ketujuh, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa yang lain diberi motivasi untuk memperhatikan presentasi hasil diskusi. Langkah kedelapan yang merupakan kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit. Pada langkah ini guru menciptakan forum diskusi kelas untuk menyamakan persepsi dalam menyimpulkan materi. Siswa mengerjakan lembar evaluasi. Kemudian guru memberi pesan moral dan mengakhiri pelajaran. Langkah penerapan model tari bambu dengan media kartu di atas, sesuai dengan pendapat Zuraida (2015: 7) yaitu a) pemberian informasi; b) pembentukan kelompok besar; c) diskusi berpasangan dalam kelompok besar; d) membagikan informasi pada pasangan lain dengan bergeser sampai kembali pada pasangan semula; e) diskusi kelas; dan f) evaluasi. Selama pembelajaran, peneliti dibantu observer mengamati kegiatan guru dan siswa. Berikut perbandingan hasil observasi/pengamatan pada siklus 1 sampai 3: Tabel 1. Perbandingan Hasil Observasi model tari bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu pada Guru Siklus 1 sampai 3 No Siklus Persentase Ket 1. 1 71,42% - 2. 2 83,23% Meningkat 3. 3 88,68% Meningkat Berdasarkan tabel 1, persentase aktifitas guru dalam pelaksanaan model tari bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus 1 baru mencapai 71,42%, pada siklus 2 sudah mencapai 83,23% dan pada siklus 3 88,68%. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator kinerja yaitu 85%. Tabel 2. Perbandingan Hasil Observasi model tari bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu pada Siswa Siklus 1 sampai 3 No Siklus Persentase Ket 1. 1 66,58% - 2. 2 83,84% Meningkat 3. 3 86,58% Meningkat Berdasarkan tabel 2, persentase aktifitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus 1 aktifitas siswa baru mencapai 66,58%, pada siklus 2 sudah mencapai 83,84%, dan pada siklus 3 mencapai 86,58%. Peningkatan tersebut sudah mencapai indikator kinerja yaitu 80%. Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 sampai 3

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 5.1, hlm. 447 452 451 No Siklus Rerata Ketuntasan Nilai 1. Siklus 1 70,51 39,65% 2. Siklus 2 77,24 67,36% 3. Siklus 3 80,75 83,50% Berdasarkan tabel 3, maka diketahui hasil belajar siswa yang diperoleh oleh siswa selalu meningkat terbukti sebagian besar siswa telah mencapai KKM 75. Pada siklus 1 hasil belajar siswa masih kurang baik, terbukti masih rendahnya rerata nilai dan ketuntasan yang dicapai siswa. Hasil siklus 1 yang kurang baik ini masih perlu diperbaiki pada siklus 2. Hasil pelaksanaan tindakan siklus 2 sudah meningkat cukup baik, namun belum mencapai target indikator kinerja, sehingga peneliti melanjutkan penelitian siklus 3 dan hasil siklus 3 sudah mencapai target indikator kinerja, sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini. Peningkatan hasil belajar di atas sejalan dengan pendapat Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Selanjutnya, hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa 1) penerapan model tari bambu dengan media kartu dalam peningkatan hasil belajar PKn dilakukan dengan langkah (a) penyampaian tujuan; (b) informasi materi; (c) pembentukkan kelompok diskusi; (d) penjelasan teknik diskusi; (e) pelaksanaan diskusi berpasangan; (f) pelaksanaan diskusi kelompok; (g) presentasi hasil diskusi; (h) evaluasi, dan 2) penerpan model tari bambu dengan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan perolehan persentase siswa yang mencapai KKM yakni pada siklus 1 39,65%, siklus 2 67,36%, dan siklus 3 83,50%. Berdasarkan simpulan di atas, perlu disampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) bagi siswa diharapkan dapat antusias, aktif dan mau bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran dengan model Tari Bambu (Bamboo Dancing) sehingga pelaskanaan langkah model dan media ini terlaksana dengan baik dan dapat menunjang keberhasilan mancapai KKM; (2) Guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dan dalam mengembangkan keprofesionalan guru disarankan untuk menerapkan model tari bambu dengan medai kartu dalam pembelajaran; (3) bagi sekolah sebaiknya meningkatkan mutu kualitas tenaga pendidiknya dengan mengadakan pelatihan bagi guru dalam menerapkan model tari bambu (Bamboo Dancing) dengan medai kartu; (4) bagi peneliti yang akan mengkaji penerapan model tari bambu dengan media kartu, hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan penerapan model tari bambu (Bamboo Dancing) dengan media kartu. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, M.(2016). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kaelan & Zubaidi, A.(2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka. Sativa, D.Y. (2012). Penggunaan Media Kartu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI

452 Penerapan Model Tari IPS 1 SMA Kolombo Sleman Yogyakarta. Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan. FIS Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.