TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 GAMPING

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

Faktor-faktor (Muhammad Chandra.)1

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

Tingkat Kemampuan Renang... (Muhammad Noviantoro Sholikhin) 1

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM UPAYA PREVENTIF BENCANA ALAM GUNUNG BERAPI PADA SISWA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DAERAH SLEMAN

TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 KUTAWIS, BUKATEJA, PURBALINGGA.

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang kemampuan guru. dalam menyusun tes multiple choice. Dalam penelitian ini hanya ada satu

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

PERSEPSI SISWA SMA N 1 PARIGI PANGANDARAN TERHADAP PEMBELAJARAN RENANG

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

BASIC MOTOR ABILITY OF GRADE IV AND V STUDENTS IN SD N KERATON YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN ATLETIK SISWA KELAS VIII SMP N 2 WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

MINAT KARYAWAN RS BETHESDA UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI GYM AND AEROBIC RS BETHESDA

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Edisi ke Tahun 2016

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KREATIVITAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA GEDE 1 DALAM MEMAINKAN ALAT OLAHRAGA BOLA KASTI DAN SIMPAI

TINGKAT KEMAMPUAN TEKNIK DRIBBLE DAN PENALTY STROKE PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA HOKI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016

: HUSWATUL HASANAH NIM

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS XI DALAM BELAJAR BELADIRI DI SMA NEGERI 1 SELOMERTO WONOSOBO TAHUN AJARAN 2015/2016

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU PENJASORKES SD TENTANG KESELAMATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS SE-KECAMATAN MANISRENGGO KLATEN JAWA TENGAH.

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

Kata kunci: Motivasi, Futsal, Siswa Kelas Atas. Keywords: Motivation, Futsal, High Grade Students. Motivasi Bermain Futsal (Jefri Handoko) 3

Oleh : Lukman Hakim Paryanto

BAB III METODE PENELITIAN. semata-mata bertujuan mengetahui keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

KEMAHIRAN MENULIS SURAT UNDANGAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

1 TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 LEVEL OF UNDERSTANDING OF SWIMMING ACTIVITY ON ELEVENTH GRADE STUDENTS IN SMAN 1 JOGONALAN KLATEN REGENCY ACADEMIC YEAR Oleh : Alfin Ulinnuha, Universitas Negeri Yogyakarta, Alfinulinnuha@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman aktivitas renang siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes objektif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 sebanyak 100 anak. Data pada penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan yang masuk pada kategori sangat tinggi sebesar 4 %, pada kategori tinggi sebesar 28 %, pada kategori sedang sebesar 38 %, kategori rendah sebesar 21 % dan kategori sangat rendah sebesar 9 %. Hasil tersebut diartikan tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 adalah sedang. Kata kunci : tingkat pemahaman, aktivitas renang, siswa SMAN 1 Jogonalan kelas XI Abstract The research intends to determine the level of understanding of swimming activityy of eleventh grade students in SMAN 1 (State High School) in Jogonalan Klaten Regency Academic Year 2016/2017. This research was descriptive quantitative research and the data collection technique used was in the form of objective test. The samples of the research were students of XI grade students in SMAN 1 Jogonalan Klaten Regency Academic Year 2016/2017 of 100 students. The data of the research were analyzed by using descriptive statistics in percentage. Based on the research result, the level of understanding of swimming activity of the XI grade students in SMAN 1 Jogonalan is 4 % in very high category, 28 % in the high category, 38 % is in the medium category, 21 % is in low category, and 9 % is in the very low category. The results imply that the level of understanding of swimming activity of eleventh grade students in SMAN 1 (State High School) in Jogonalan Klaten Regency Academic Year 2016/2017 is medium. Keywords: level of understanding, swimming activity, XI grade students of SMAN 1 Jogonalan.

2 PENDAHULUAN Aktivitas akuatik adalah aktivitas yang dilakukan di dalam air. Aktivitas akuatik dapat dilakukan di sungai, laut, pantai, kolam renang, atau danau. Perbedaan tempat melakukan aktivitas akuatik ini yang kemudian membedakan jenis aktivitas di air. Jika kegiatan ini dilakukan di pantai maka kecenderungan hambatan yang bisa diminimalisir. Sedangkan tempat natural memberikan kemungkinan hambatan alami yang bisa mengurangi optimalisasi kecakapan dalam melakukan aktivitas akuatik. Angin, ombak, badai, banjir merupakan hambatan alami yang sulit untuk diminimalisir. Kolam renang menyediakan dikenal sebagai olahraga surfing. Jika berbagai kemudahan bagi siapa saja yang kegiatan dilakukan di laut dikenal sebagai olahraga berlayar, fishing, sky diving atau menyelam, selancar angin, dan boating. Jika kegiatan dilakukan sungai dan danau di kenal sebagai olahraga dayung, kayaking, akan mempelajari aktivitas renang. Renang merupakan salah satu cabang olahraga akuatik. Di Indonesia sendiri, olahraga ini mulai banyak digemari oleh masyarakat. Rata-rata setiap kota di dan kanoing. Kegiatan aktivitas akuatik Indonesia memiliki wahana kolam renang dilakukan di kolam renang dikenal sebagai aktivitas renang, loncat indah, polo air, dan yang sedang populer renang indah. yang bisa digunakan untuk kegiatan renang. Hal itu dibuktikan dengan bermunculannya wahana-wahana kolam renang seperti Ermawan Susanto (2005: 117) waterboom ataupun pemanfaatan umbul Kolam renang merupakan salah satu aktivitas akuatik. Hal tersebut terbukti dari teori di atas yang menyebutkan bahwa (mata air) yang kini sedang trend sebagai sarana olahraga maupun rekreasi masyarakat. aktivitas renang merupakan salah satu dari aktivitas akuatik. Kolam renang memiliki

3 Aktivitas akuatik juga digemari oleh siswa mulai dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA, sebagai hobi maupun wahana bermain. Selain itu juga aktivitas aquatik juga termasuk salah satu materi yang wajib diajarkan pada pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Pendidikan jasmani pada aktivitas akuatik dalam pembelajaran seorang guru disekolah hanya mengajarkan tentang cabang olahraga lain selain renang yang termasuk dalam aktivitas aquatik. Aktivitas akuatik juga diajarkan di SMA N 1 Jogonalan Kabupaten Klaten di kelas X, XI, XII. Seperti disekolah-sekolah yang lain, aktivitas akuatik di SMAN 1 Jogonalan ini juga hanya mengajarkan cabang olahraga renang saja dari aktivitas akuatik dimana kelas X diajarkan materi tentang renang saja. Padahal, banyak sekali renang gaya crawl, kelas XI diajarkan cabang olahraga dari aktivitas akuatik ini renang gaya dada, dan kelas XII diajarkan seperti loncat indah, polo air, rafting, renang gaya punggung. Pembelajaran snorkeling, selancar, kano, dan ski air. Hal tersebut terjadi karena di kurikulum pendidikan jasmani seorang guru hanya memberikan materi mengajar aktivitas akuatik hanya pada cabang olahraga renang saja. Sehingga dengan keadaan tersebut banyak siswa yang kurang mengetahui cabang olahraga lain yang termasuk dalam aktivitas akuatik. Oleh karena itu, seorang guru penjas harus memberikan pengetahuan tersebut sesuai dengan silabus dari masingmasing jenjang. Pembelajaran aktivitas renang dalam satu semester siswa hanya melakukan praktik berenang 2 kali yang dilakukan di kolam renang tirta al-barokah dan tidak ada teori di kelas yang dikhususkan untuk pemberian materi aktivitas renang. Kendala lain dalam pembelajaran aktivitas renang di sekolah adalah sekolah belum mempunyai fasilitas kolam renang dan kolam renang yang cukup

4 jauh dengan lingkungan sekolah. Aktivitas renang siswa yang minim dan tidak ada teori dikelas yang di khususkan untuk memahami materi aktivitas renang kemudian tidak ada fasilitas kolam renang di sekolah, maka siswa kurang memahami secara pasti akan renang tersebut. Oleh karena itu, seorang guru penjas dalam pembelajaran harus melihat dulu seberapa paham dan terampil semua siswa dalam berenang sebelum akan mengerti apa saja sarana prasarana yang harus digunakan dalam aktivitas renang itu. Dengan banyaknya manfaat akan pentingnya pemahaman akan aktivitas renang itu salah satunya untuk kepentingan pembelajaran karena siswa akan lebih cepat bisa melakukan praktik setelah memahami apa yang akan dipraktikan. Oleh karena itu, pemberian pengetahuan akan aktivitas renang ini sangat penting pada siswa. melakukan pembelajaran. Setelah Mengetahui tingkat pemahaman melakukan itu, baru pembelajaran dimulai agar barjalan dengan baik dan yang paling penting tidak terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, maka mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan siswa sangat penting sebelum melakukan pembelajaran. Pemahaman akan aktivitas renang pada siswa cukup penting. Selain untuk menambah wawasan bagi siswa, pemahaman akan aktivitas renang juga akan memudahkan siswa sebelum belajar renang secara praktik. Selain itu juga siswa juga siswa pada aktivitas renang sangat penting dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar siswa lebih cepat bisa dalam melakukan praktik setelah memahami apa yang akan dipraktikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah Upaya mengetahui tingkat

5 pemahaman aktivitas renang siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017. Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui tingkat pemahaman aktivitas renang meliputi pemahaman renang secara umum, gaya renang, sarana prasarana renang dan peraturan berenang siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan klasifikasi dari tujuan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Bambang Prasetyo, dkk (2010: 42) penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan berdasarkan klasifikasi teknik pengumpulan data penelitian ini adalah penelitian survey. Menurut Bambang Prasetyo, dkk (2010: 49) penelitian survey merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanaan survey, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten. Waktu penelitian direncanakan selama 1 bulan pada bulan Februari-Maret 2017. Subjek Penelitian Jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini sejumlah 100 siswa dari berbagai kelas XI yang ada di SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017. Penentuan besar sampel yang digunakan adalah penentuan besar sampel berdasarkan pertimbangan, menurut Suharsimi Arikunto (1998: 127) apabila subjek kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika populasi besar maka dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25 % sampel atau lebih

6 Berdasarkan teori tersebut, peneliti menggunakan penentuan besar sampel dengan mengambil 36% dari populasi. Berdasarkan hasil perhitugan pada subjek dengan besar populasi 279 maka sampel penelitian sebesar 100 responden. Kemudian dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik sampel kuota (quota sample) dimana dalam pengambilan data dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik. Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya dibidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Sugiyono (2016: 147). Teknik pengambilan data dengan cara memberikan soal objektif yang berisi tentang aktivitas renang kepada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten populasi, tanpa menghiraukan dari mana T.A 2016/2017 yang telah dipilih menjadi daerah asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah di temui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang terpenting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah kuota yang telah ditetapkan. Suharsimi Arikunto (2014: 184). Prosedur sampel penelitian. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Pangestu Subagyo (1988: 1) mengatakan bahwa statistik deskriptif merupakan bagian dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menguji data, menentukan nilai-nilai statistik dan penentuan data, menentukan

7 nilai-nilai statistik dan penentuan diagram grafik mengenai suatu hal agar data mudah dibaca dan dipahami. Analisis data yang digunakan dalam penlitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Untuk mencari besarnya frrekuensi relatif (persentase) menurut Anas Sudjono (2006: 40) dengan rumus sebagai berikut: P = X 100% Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Subjek Untuk memberikan makna pada skor yang ada, dibuatkan bentuk kategori atau kelompok menurut tingkatan yang ada, kategori terdiri dari 5 kelompok yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pengkategorian tersebut dengan menggunakan mean (M) dan standar deviasi (SD). U ntuk menentukan kriteria skor yang menggunakan penilaian Acuan Normatif (PAN) dalam s kala lima sebagai berikut. Tabel 3. Perhitungan Kategorisasi No Interval skor Kategori 1 M+1,5 SD < X Sangat Tinggi 2 M + 0,5 SD < X Tinggi M + 1,5 SD 3 M - 0,5 SD < X Sedang M + 0,5 SD 4 M - 1,5 SD < X Rendah M - 0,5 SD 5 X M 1,5 SD Sangat Rendah Keterangan: M = Mean/rerata SD = Standar Deviasi X = Subjek Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 dalam penelitian ini secara keseluruhan diukur dengan angket yang berjumlah 20 butir pertanyaan dengan rentang skor 0 1, sehingga diperoleh rentang ideal 0-20. Berdasarkan hasil data

8 penelitian dari 100 subjek penelitian diperoleh nilai minimum = 4, nilai maksimum = 19, mean sebesar = 13,71, median = 14, modus = 17 dan standar deviasi = 3,37. Deskripsi hasil penelitian tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa Kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 dilihat pada tabel di bawah ini : dapat Tabel 7. Deskripsi Hasil Penelitian Tingkat Pemahaman Aktivitas Renang Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Jogonalan Interval Kategori Frekuensi % X > 18,76 Sangat tinggi 4 4 15,39 < Tinggi X 18,76 28 28 12,02 < X Sedang 15,39 38 38 8,65 < X Rendah 12,02 21 21 X 8,65 Sangat Rendah 9 9 Jumlah 100 100 Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar. Grafik Tingkat Pemahaman Aktivitas Renang Frekuensi Tingkat pemahaman aktivitas renang sedang; 38,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% sangat tinggi; 4,00% tinggi; 28,00% rendah; 21,00% sangat rendah; 9,00% Kategori Berdasarkan tabel dan gambar di atas diketahui tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 yang masuk pada kategori sangat tinggi sebesar 4 %, yang masuk pada kategori tinggi sebesar 28 %, yang masuk pada kategori sedang sebesar 38 %, yang masuk pada kategori rendah sebesar 21 % dan yang masuk kategori sangat rendah sebesar 9 %. Hasil tersebut diartikan tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 adalah sedang.

9 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan sebagian besar berkategori sedang dengan persentase sebesar 38 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahawa Siswa Kelas XI SMAN 1 kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 yang masuk pada kategori sangat tinggi sebesar 4 %, yang masuk pada kategori tinggi sebesar 28 %, yang masuk pada kategori sedang sebesar 38 %, yang masuk pada kategori rendah sebesar 21 % dan yang masuk kategori sangat rendah sebesar 9 %. Hasil tersebut diartikan Jogonalan mempunyai pemahaman yang tingkat pemahaman aktivitas renang pada sedang mengenai aktivitas renang. Kategori yang sedang diartkan bahwa siswa belum sepenuhnya memahami mengenai aktivitas renang. Dalam hal ini siswa hanya sekedar mengatahui tetapi belum paham secara baik mengenai aktivitas renang. Artinya bahwa sebagian besar siswa belum memahami mengenai faktor renang, gaya renang, sarana dan prasarana, peraturan berenang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh tingkat pemahaman aktivitas renang pada siswa siswa kelas XI SMAN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten T.A 2016/2017 adalah sedang. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu: 1. Bagi siswa yang masih mempunyai pemahaman aktivitas renang rendah dan sangat rendah, untuk lebih meningkatkan pemahaman dengan cara mencari bahan dan bertanya kepada guru yang bersangkutan, dikarenakan pemahaman terhadap aktivitas renang sangat penting

10 untuk diterapkan dalam proses pembelajaran renang. 2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta menggunakan sampel dan populasi yang lebih luas, sehingga analisa mengenai Pemahaman terhadap aktivitas renang dapat teridentifikasi secara lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Anas Sudijono. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Bambang Prasetyo (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Ermawan Susanto. (2005). Strategi Menghilangkan Fobia Air: Sebuah Pendekatan Menuju Keamanan Pembelajaran Aquatik. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Edisi Khusus, 2005 Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Suharsimi Arikunto. (2016). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA.