BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja juga diartikan sebagai masa dimana seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas berlanjut sehingga dicapainya kematangan seksual. Periode ini merupakan periode krisis bagi remaja disaat terjadi perubahan fisiknya dan juga menuntun sosial agar berperilaku dewasa. Remaja mulai berfikir mengenai keinginan remaja sendiri, berfikir mengenai ciri-ciri ideal bagi remaja sendiri dan orang lain membandingkan diri remaja dengan orang lain, serta mau berfikir tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. Rasa percaya diri merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, karena kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menanggapi segala sesuatu baik sesuai dengan kemampuan dirinya yang dimiliki. Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga kemungkinan individu mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. Penulis melakukan wawancara kepada Guru BK SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa Ibu Dewi Ratnawati, S.Psi, pada hari Senin tanggal 22 Januari 2014. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru BK tersebut didapatkan
fakta yang menarik, di SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa terdapat siswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ada yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Contohnya seperti siswa yang pendiam dan kurang aktif di dalam kelas. Menindaklanjuti keterangan Guru BK tersebut, penulis kemudian melakukan observasi sesuai petunjuk Guru BK di kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di dapatkan beberapa siswa yang terindikasi memiliki percaya diri yang rendah seperti saat maju kedepan kelas malu-malu dan saat siswa diberi pertanyaan oleh guru terkadang siswa tidak mau menjawab atau malu untuk menjawabnya, bahkan banyak siswa yang malu-malu saat diajak berbicara dengan Guru BK maupun dengan penulis. Pada saat Pre Test penulis juga menyebarkan Skala Kepercayaan Diri untuk mengetahui kepercayaan diri pada seluruh siswa kelas X Multimedia SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa. Skala Kepercayaan Diri ini bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya kepercayaan diri yang dialami oleh siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa. Setelah Skala Kepercayan Diri disebarkan hasil yang diperoleh terdapat 7 siswa yang mengalami kepercayaan diri dengan kategori sangat tinggi, 4 siswa yang mengalami kepercayaan diri dengan kategori tinggi, 2 siswa yang mengalami kepercayaan diri dengan kategori sedang dan 12 siswa yang mengalami kepercayaan diri dengan kategori rendah.
Tabel 1.1 Kategori Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMK Sudirman 2 Ambarawa Kategori Skor Frekuensi Presentase Sangat Tinggi 133-162 7 28% Tinggi 102-132 4 16% Sedang 71-101 2 8% Rendah 40-70 12 48% Jumlah 25 100% Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 12 siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, diantaranya sebanyak 2 siswa siswa yang memiliki kepercayaan diri sedang, 4 siswa yang mengalami kepercayaan diri tinggi dan sebanyak 7 siswa yang memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Maka 12 siswa yang termasuk dalam kategori rendah kepercayaan dirinya akan diberikan treatment konseling kelompok behavioral untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Perolehan data tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang peningkatan kepercayaan diri pada siswa SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa. Menurut Hakim (2005), percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang mampu untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Mulai dari cara berbicara, berpakaian, sampai bertingkah laku, remaja tidak hanya mengikuti apa yang diajarkan dan diarahkan oleh orang tua dirumah, namun juga memperhatikan dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya (Rini, 2002). Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006), dalam kegiatan layanan konseling kelompok, siswa lebih dapat membuka isi hatinya menyaksikan bahwa temannya tidak malu-malu untuk berbicara secara jujur dan terbuka. Menurut Krumbolt dan Thoresen Surya, (2003) konseling kelompok behavioral merupakan suatu proses membantu untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Penelitian dari Desi Ardiyanti, (2007) yang berjudul, Peningkatan percaya diri siswa dalam belajar melalui konseling kelompok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Metro menuliskan dalam skripsinya bahwa konseling kelompok sebagai salah satu layanan pemberian bantuan kepada individuindividu yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangan yang optimal dan mandiri. Dalam kehidupan sehari-hari, ditemukan banyak remaja yang bermasalah dengan rasa percaya diri. Untuk mengatasi masalah itu dapat
diatasi dengan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral sehingga percaya diri dapat ditingkatkan. Setelah mempertimbangkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Layanan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavioral untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan berikut : Apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang bagaimana meningkatkan percaya diri siswa melalui konseling
kelompok, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan disekolah khususnya dalam bidang bimbingan konseling 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan konseling kelompok 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan percaya diri siswa 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam pemberian layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral sehingga percaya diri siswa dapat meningkat. 2) Bagi Peserta Didik Memberi wawasan, masukan kepada siswa tentang pentingnya layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral terhadap percaya diri siswa sehingga dapat dijadikan sebagai wahana dalam membangun kesadaran diri serta pengembangan bersosialisasi dengan orang lain yang baik.
1.5 Sistematika Penulisan Bab I Dengan judul Pendahuluan, yang berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Dengan judul Landasan Teori, yang berisi: Pengertian Percaya Kepercayaan Diri, Konseling Kelompok Behavioral, Ciri-ciri Konseling Behavioral, Tujuan Konseling Behavioral, Hasil yang di inginkan dalam Konseling Kelompok Behavioral, Peran Pemimpin Kelompok, Hasil-hasil Penelitian yang Relevan, Hipotesis Penelitian. Bab III Dengan judul metode penelitian, yang berisi: Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data. Bab IV Dengan judul Hasil Penelitian Dan Pembahasan, yang berisi: Deskripsi Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Analisis Data, Uji Hipotesis, Pembahasan. Bab V Dengan judul Penutup, yang berisi: Kesimpulan dan Saran.