Konsep Gratifikasi. Persinggungan Gratifikasi Sosial/Budaya. Penerapan Pengendalian Gratifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
Workshop Pencegahan Korupsi Terintegrasi. Direktorat GRATIFIKASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

SURAT - EDARAN NOMOR : SE 30 TAHUU 2017 TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong Insan PTC

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK.10 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2016

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

UPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2017, No Mengingat : 1. Undang- U n d a n g N o m o r 2 8 T a h u n t e n t a n g Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Ko

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 58

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 6 TAHUN2017 TENTANG

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 58 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURANBUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 992 /BAN-PT/AK/ Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Pemberitahuan asesmen lapangan BAN-PT

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS II SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS H PEDOMAN PENANGANAN GRATO7KASIDILINGKUNGAN

-1- BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 385); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PADA PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Konsep Gratifikasi A Persinggungan Gratifikasi Sosial/Budaya B Penerapan Pengendalian Gratifikasi C

7 JENIS KORUPSI (UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001) Kerugian Keuangan Negara 1 Konflik kepentingan dalam pengadaan 7 2 Suap KORUPSI 3 Gratifikasi Perbuatan Curang 6 Pemerasan 5 4 Penggelapan dalam Jabatan

Gift, Gratuity, Illegal Gratuity, Bribery Pemberian yang wajar Karena hubungan baik, tidak terkait sama sekali dengan jabatan Gratifikasi Pemberian dalam arti luas, penerima PN/Pn GIFT GRATUITY Meeting of mind Transaksional BRIBERY ILLEGAL GRATUITY Berhubungan dengan jabatan Berlawanan dengan tugas dan kewajiban

PENGERTIAN GRATIFIKASI Pemberian dalam arti luas Yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik ataupun tanpa sarana elektronik (Penjelasan Pasal 12B UU No.20 tahun 2001)

CIRI KHAS GRATIFIKASI Terkait Jabatan/Posisi Tidak Meminta Tidak mempengaruhi putusan untuk berbuat atau tidak berbuat Bersifat Inventif (Ijon) Tidak terpaku pada nilai besar atau kecil, namun bermakna besar Tidak malu menerimanya Dianggap Rejeki Disamarkan dalam kebiasan, budaya dan praktek bisnis as usual.

UNDANG-UNDANG MENGENAI GRATIFIKASI PASAL 12B DAN 12C UU 20/2001 JO 31/1999 Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara Menerima gratifikasi Berhubungan dengan jabatan & Berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya Penerimaan gratifikasi tidak dilaporkan kepada KPK dalam 30 hari kerja sejak diterimanya gratifikasi Pidana penjara: 4 tahun seumur hidup & Rp 200 juta Rp1miliar

UNDANG-UNDANG MENGENAI GRATIFIKASI PASAL 12B DAN 12C UU 20/2001 JO 31/1999 Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara Menerima gratifikasi Berhubungan dengan jabatan & Berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya Penerimaan gratifikasi dilaporkan kepada KPK dalam 30 hari kerja sejak diterimanya gratifikasi Pengampunan

PELAPORAN Pasal 12B & Pasal 12C UU 20/2001 Pasal 16-18 UU KPK PIDANA

YANG DIMAKSUD DENGAN PEGAWAI NEGERI MENURUT PASAL 1 UU 31/1999 Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam UU tentang kepegawaian Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat

TUJUAN PEMBERIAN GRATIFIKASI Integritas sektor publik tahun 2014: Fakta Korupsi dalam Layanan Publik

Idul Fitri Natal Pernikahan Khitanan Ulang Tahun Sakit Imlek Tahun Baru Duka Cita Kelahiran Naik Jabatan Rumah Baru

Perbedaan Gratifikasi & Suap Prof. Dr. Eddy Omar Syarif, SH, MH SUAP ada meeting of mind Djoko Sarwoko, SH, MH SUAP Perbuatan yang mengindikasikan meeting of mind telah dilakukan Drs. Adami Chazawi, SH SUAP niat jahat (mens rea) telah ada saat penerimaan GRATIFIKASI tidak ada meeting of mind GRATIFIKASI Pelaporan ditekankan pada kesadaran. Serperti konsep self assessment di perpajakan GRATIFIKASI niat jahat (mens rea) dianggap ada setelah 30 HK Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM Mantan Hakim Agung, Mantan Ketua Muda Pidana Khusus MA Dosen Luar Biasa Fakultas Hukum Univ. Brawijaya, Malang

PERLAKUAN TERHADAP GRATIFIKASI MILIK NEGARA GRATIFIKASI TOLAK Gratifikasi yang dianggap Suap, diberikan langsung WAJIB DILAPORKAN PADA KPK Gratifikasi dianggap Suap: berhubungan dengan jabatan, dan bertentangan dengan tugas dan kewajiban GRATIFIKASI MENERIMA Terpenuhinya keadaan tidak dapat menolak TIDAK WAJIB DILAPORKAN PADA KPK 1. Pedoman Pengendalian Gratifikasi 2. Surat KPK No. B-143 th 2013 MILIK PENERIMA Tidak berhubungan dg jabatan & tidak bertentangan dg tugas dan kewajiban PELAPORAN INTERNAL KEDINASAN

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN Karena hubungan keluarga, sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan. Hidangan/Sajian yg berlaku umum

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan atau kompetisi tidak terkait kedinasan; DILAPORKAN Keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang Berlaku Umum;

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB Manfaat bagi seluruh peserta koperasi atau organisasi pegawai berdasarkan keanggotaan yang Berlaku Umum; DILAPORKAN Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta sertifikat yang diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang Berlaku Umum;

GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB DILAPORKAN Penerimaan hadiah, beasiswa atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang ada kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh Pemerintah atau pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan, yang tidak terkait dengan tupoksi dari pejabat/pegawai, tidak memiliki konflik kepentingan dan tidak melanggar aturan internal instansi pegawai/kode etik;

PEMBATASAN NILAI WAJAR Hanya berlaku untuk Peristiwa/Kondisi tertentu Nilai wajar dihitung dengan bantuan metode EAL & turunannya (WTP, EIA) Diatur sebagai Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan Untuk fleksibilitas: nilai diatur di Peraturan KPK

BATASAN NILAI WAJAR PADA PERISTIWA KHUSUS Terkait Musibah atau Bencana paling banyak dengan batasan nilai Rp 1.000.000,00 per pemberian; Penyelenggaraan pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi, atau upacara adat/agama lain paling banyak dengan batasan nilai Rp1.000.000,00 per pemberian;

BATASAN NILAI WAJAR PADA PERISTIWA KHUSUS Sesama rekan kerja paling banyak (tidak dalam bentuk uang) dengan batasan nilai per pemberian tertentu dengan total pemberian dengan batasan nilai Rp200.000,00 per pemberian dalam 1 th Rp1.000.000,00 dari pemberi yang sama; Sesama Pegawai pada pisah sambut, pensiun, promosi, dan ulang tahun (tidak berbentuk uang) paling banyak dengan batasan nilai Rp300.000,00 per pemberian dengan total pemberian dengan batasan nilai Rp1.000.000,00 per pemberian dalam 1 th dari pemberi yang sama;

Penerimaan berhubungan dengan jabatan namun belum tentu berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya

KARAKTERISTIK GRATIFIKASI TERKAIT KEDINASAN 1. Diperoleh secara sah dalam pelaksanaan tugas resmi 2. Diberikan secara terbuka dalam rangkaian acara kedinasan. Pengertian terbuka di sini dapat dimaknai cara pemberian yang terbuka, yaitu disaksikan atau diberikan di hadapan para peserta yang lain, atau adanya tanda terima atas pemberian yang diberikan. 3. Berlaku umum, yaitu suatu kondisi pemberian yang diberlakukan sama dalam hal jenis, bentuk, persyaratan atau nilai, untuk semua peserta dan memenuhi prinsip kewajaran atau kepatutan; dan, 4. Selain bentuk-bentuk yang dinyatakan tidak wajib dilaporkan dalam rangkaian kegiatan kedinasan. Tindakan: management gift di intansi dan kewajiban pelaporan ke instansi

CONTOH GRATIFIKASI TERKAIT KEDINASAN 1. Fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku, jamuan makan, cinderamata yang diterima oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara dari instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan dan penugasan resmi; 2. Plakat, vandel, goody bag/gimmick dari panitia seminar, lokakarya, pelatihan yang diterima oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara instansi dari instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi; 3. Hadiah pada waktu kegiatan kontes atau kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi; 4. Penerimaan honor, insentif baik dalam bentuk uang maupun setara uang, sebagai kompensasi atas pelaksanaan tugas sebagai pembicara, narasumber, konsultan dan fungsi serupa lainnya yang diterima oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara dari instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi.

Program Pengendalian Gratifikasi

Manfaat Pengendalian gratifikasi Manfaat bagi individu Membentuk pegawai yang berintegritas Meningkatkan kesadaran pegawai untuk menolak gratifikasi Manfaat bagi instansi Membentuk citra positif dan kredibilitas instansi Mendukung terciptanya lingkungan pengendalian yang kondusif dalam pencegahan korupsi Manfaat bagi masyarakat Memperoleh layanan dengan baik tanpa memberikan gratifikasi maupun uang pelicin, suap dan pemerasan

4 TAHAPAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

TAHAP 1: KOMITMEN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Pernyataan resmi Pimpinan Instansi secara tertulis untuk menerapkan pengendalian gratifikasi Pernyataan tersebut disampaikan kepada seluruh jajaran pejabat dan pegawai suatu instansi serta para pemangku kepentingan lainnya

Prinsip Dasar Komitmen Gratifikasi 1. Tidak menawarkan atau memberikan suap, gratifikasi atau uang pelicin dalam bentuk apapun 2. Tidak akan meminta atau menerima suap, gratifikasi dan uang pelicin dalam bentuk apapun 3. Bertanggungjawab mencegah dan mengupayakan sistem pencegahan korupsi di lingkungan instansi

TAHAP 2: PENYUSUNAN ATURAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI 1. Prinsip dasar pengendalian gratifikasi: tidak menerima, tidak memberi gratifikasi 2. Jenis-jenis gratifikasi yang wajib dilaporkan 3. Jenis-jenis gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan 4. Mekanisme dan tata cara pelaporan gratifikasi 5. Unit pengendalian gratifikasi 6. Perlindungan bagi pelapor 7. Penghargaan dan sanksi 8. Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan

TAHAP 3: PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI UPG berperan sebagai motor penggerak kegiatan pengendalian gratifikasi Mengurangi tekanan psikologis untuk melaporkan gratifikasi ke KPK Perpanjangan tangan KPK dalam hal pusat informasi gratifikasi Unit yang memberikan masukan kepada pimpinan lembaga untuk memperbaiki area rawan gratifikasi atau korupsi Dapat berupa unit khusus/tambahan yang ada dalam struktur organisasi ataupun secara fungsi melekat dalam fungsi kepatuhan atau fungsi pengawasan internal

Tugas dan Fungsi UPG Penerimaan Laporan Pemrosesan Laporan Kegiatan lainnya

TAHAP 4: MONITORING DAN EVALUASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI Ukuran keberhasilan pengendalian gratifikasi: Tingkat pemahaman dan kepatuhan pejaat dan pegawai suatu instansi terhadap aturan gratifikasi Sikap menolak gratifikasi yang dilarang Melaporkan penerimaan gratifikasi Mampu memberikan pemahaman aturan gratifikasi kepada orang lain Mengapresiasi pelapor gratifikasi di lingkungannya

UPAYA INSTANSI AGAR PEGAWAI MENAATI ATURAN GRATIFIKASI

Joint Commitment Regulator-Operator : Increasing Health Service

Contact Us Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jln. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta 12920 Telp: (021) 2557 8300 www.kpk.go.id Direktorat Gratifikasi Jln. Persada Kuningan Kav 4 Telepon: (021) 2557 8448 atau Call Centre Gratifikasi: 0855 8845678 Fax: (021) 5289 2459 Email: pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id 40