BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan bangsa sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No.20 tahun 2003, menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

yang diperoleh sebaik mungkin. Seiring dengan kemajuan zaman, proses belajar mengajar masih kurang efektif karena belum terdapat kerjasama yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan,

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Berikut tabel nilai ulangan terakhir siswa dengan KKM = 80. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas X Sos 1

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang ditempuh manusia dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup tercapai ketika manusia menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi ditengah masyarakat. Peningkatan kesejahteraan manusia sangat dipengaruhi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari latar belakang pendidikannya. Sehingga pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan menjadi kebutuhan dasar bagi manusia. Negara banyak mengakui bahwa pendidikan adalah hal yang pelik, sehingga pendidikan menjadi tugas Negara yang penting. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia dengan pendidikan sebagai kunci dalam menjalankan usahanya. Dalam upayanya mewujudkan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah merancang kurikulum yang dipakai di dalam dunia pendidikan. Sesuai dengan tujuan dari pendidikan, yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka langkah yang yang dilakukan pemerintah adalah menyusun rumusan tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SIDIKNAS) yaitu: 1

2 Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan pendidikan diatas maka jelaslah bahwa pendidikan memegang peran penting dalam proses memajukan Negara dan dunia. Pendidikan dapat diperoleh dilingkungan sekolah dimana terdapat proses pembelajaran yang difasilitasi oleh tenaga pendidik yaitu guru. Guru dan peserta didik akan dipertemukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, akan diperoleh hasil belajar yang menggambarkan pencapaian siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kualitas tenaga pendidik (guru) sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Kualitas Guru dapat dilihat dari kemampuan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas oleh guru terwujud ketika kegiatan belajar dan mengajar terlaksana dengan baik. Belajar dan mengajar merupakan dua pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik sebagai objek sasaran (penerima pelajaran) dan mengajar merupakan pekerjaan guru selama proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan baik ketika interaksi antara guru dan siswa dapat terwujud dengan baik sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang mengarah kepada kompetensi peserta didik. Kualitas tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam mewujudkan keberhasilan

3 pendidikan sehingga guru memiliki peranan yang berpengaruh besar dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Guru memegang peranan mengajar didalam kelas dengan tujuan utamanya adalah pencapaian tujuan pembelajaran, maka guru perlu memiliki strategi dalam mengajar supaya peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi yang sedang berlangsung didalam kelas. Mata pelajaran Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang menuntut pengetahuan siswa secara mendalam karena materi ekonomi akan banyak dijumpai aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam pembelajaran didalam kelas, sudah seharusnya melibatkan peserta didik secara langsung. Maka keaktifan siswa sangat dibutuhkan karena pembelajaran akan berpusat pada peserta didik (Student Center Learning) tidak lagi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Center Learning) sehingga peserta didik tidak merasa bosan berada didalam kelas. Berdasarkan studi lapangan dilakukan peneliti di SMA Negeri 4 Medan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi masih rendah seperti pada Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian Siswa No Kelas Lulus KKM ( 70) Tidak Lulus KKM ( 70) Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 1 XI MIA 1 19 Orang 48 % 21 Orang 52 % 2 XI MIA 2 21 Orang 47,7 % 23 Orang 52,3 % 3 XI MIA 3 19 Orang 49 % 21 Orang 51 % 4 XI MIA 4 19 Orang 47 % 21 Orang 53 % 5 XI MIA 5 18 Orang 45 % 22 Orang 55 % Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA N 4 Medan Berdasarkan Tabel 1.1 persentase siswa yang mendapat nilai rata-rata ulangan harian dibawah KKM sebelum dilakukan remedial masih banyak sehingga disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa kelas XI di sekolah tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti; pembelajaran yang masih konvensional yang menimbulkan rasa bosan pada siswa sehingga siswa tidak aktif dan kreatif selama proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru yang memberikan penjelasan, siswa mencatat materi yang dijelaskan, tanya jawab, dan dilanjutkan pemberian tugas yang bisa berupa LKS (Lembar Kerja Siswa). Pembelajaran seperti itu akan menimbulkan kebosanan dan siswa akan lebih memilih kesibukan sendiri tanpa menghiraukan materi yang sedang berlangsung pada hari itu.

5 Melihat masalah diatas, maka sudah seharusnya dilakukan suatu inovasi baru dalam proses pembelajaran ekonomi. Seiring dengan berubahnya kurikulum dimana kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa maka guru harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang memberikan kesempatan sepenuhnya kepada siswa untuk aktif dan kreatif berpikir maupun bertindak selama proses pembelajaran. Banyak model-model pembelajaran yang berkembang saat ini. Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Pair Checks dan Problem Based Learning. Peneliti tertarik menerapkan kemudian membandingkan (studi komparasi) dua model pembelajaran yang mendorong siswa menjadi aktif dan kreatif yaitu model pembelajaran Pair Checks dan Problem Based Learning. Model pembelajaran Pair Checks melatih siswa untuk kreatif memecahkan sebuah masalah dan melakukan pengecekan terhadap teman sejawatnya dengan kekuatan berpasangan. Bekerja secara berpasangan akan membantu siswa menguasai materi. Keunggulan model pembelajaran Pair Checks yaitu meningkatnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran dan kerjasama berpasangan dapat meningkatkan social skill siswa. Alfiatun (2015), dalam penelitian mengenai efektifitas model pembelajaran Pair Checks untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas VIII SMP Negeri 1 Petarukan, menemukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 83,14 sedangkan kelas kontrol sebesar 70,56 sehingga model pembelajaran Pair Checks dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran Problem Based Learning

6 melatih siswa untuk berpikir kreatif memecahkan masalah sekaligus melalui masalah yang ada, siswa akan mengerti bahwa materi ekonomi itu tidak hanya ada disekolah saja tetapi aplikasinya ada di kehidupan sehari-hari. Keunggulan model pembelajaran ini siswa memperoleh informasi yang membuka wawasan berpikirnya mengenai fenomena di kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi pelajaran ekonomi. Permatasari (2015) dengan penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Mengenai Materi Kelangkaan Ekonomi Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Kelas X-IIS 3 SMA Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar hal ini ditunjukkan oleh data peningkatan hasil belajar siswa dari beberapa aspek seperti aspek afektif meningkat sebesar 7,99 %, aspek psikomotorik meningkat sebesar 14,51 %, dan pada aspek kognitif 12,30 %. Diharapkan model pembelajaran Pair Checks dan Problem Based Learning yang dipilih peneliti dapat meningkatkan keaktifan siswa, mendorong siswa berpikir kreatif, dan memahami materi pelajaran ekonomi dengan baik. Kedua model pembelajaran diatas juga diharapkan dapat melatih social skill siswa lewat bekerja berpasangan dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul:

7 Studi Komparasi Antara Model Pembelajaran Pair Checks dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas IX SMA Negeri 4 Medan T.P 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa kurang berminat mengikuti pelajaran ekonomi. 2. Hasil belajar ekonomi siswa masih rendah. 3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional. 4. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks dengan Problem Based Learning pada kelas XI SMA Negeri 4 Medan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah hanya mencakup pada: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pair Checks dan Problem Based Learning. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XI MIA di SMA Negeri 4 Medan T.P 2016/2017.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Pair Checks dan model Problem Based Learning di SMA Negeri 4 Medan? 2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Pair Checks?. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa kelas XI yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks dan model Problem Based Learning di kelas XI MIA SMA Negeri 4 Medan T.P 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diharapkan penelitian ini memberi manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan model pembelajaran yang mendorong keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis sebagaimana tuntutan pada jaman sekarang, siswa harus mampu memahami fenomena permasalahan ekonomi melalui pembelajaran

9 ekonomi di sekolah. Maka, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi informasi mengenai perbedaan model pembelajaran Pair Checks dan Problem Based Learning dalam peningkatan hasil belajar siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dan bagi tenaga pendidik dalam rangka perbaikan pembelajaran ekonomi. 3. Menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai perbedaan model pembelajaran Pair Checks dan model Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi Civitas Akademika UNIMED dan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.