BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gerak-gerak dasar yang terkandung didalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pencapaian prestasi lompat jauh, dibutuhkan pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

B A B I PENDAHULUAN. 1. Nomor lari ( jarak pendek,menengah dan jauh), 2. Nomor jalan cepat (20 km dan 50 km)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran harus terus menerus dilakukan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan kepelatiahan olahraga, pembinaan pendidikan kepelatihan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain

I. PENDAHULUAN. Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, dan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler yang beragam di setiap lembaga pendidikan. adakan di dalam sekolah yang memberikan banyak manfaat kepada siswa.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis, dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Pendidikan Jasmani (penjas) bertujuan untuk mengembangkan aspek kongnitif, dan aspek psikomotor. Pengembangan aspek psikomotor melalui Pendidikan Jasmani (penjas) dapat dilakukan dengan berbagai aktifitas fisik yang dilakukan secara terarah dan sistematis. PendidikanJasmani disekolah diarahkan untuk mengembangkan aspek keterampilan dalam cabang-cabang olahraga. Untuk itu perlu adanya suatu kegiatan di luar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan kemampuan seorang siswa atau atlet dalam suatu cabang olahraga yaitu dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler, dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler ini maka akan membatu siswa dalam mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam diri siswa atau atlet khususnya dalam suatu cabang olahraga. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang. Pembinaan Kesiswaan (2008), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun

di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai. Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) yaitu suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Pengertian ekstrakurikuler secara etimologi berasal dari dua kata yaitu ekstra yang berarti tambahan dan kurikuler yang berarti rencana, susunan rencana pelajaran. Dengan demikian secara etimologi ekstra kurikuler diartikan sebagai rencana pelajaran yang berbentuk tambahan. Adapun pengertian ekstrakulikuler menurut Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.

Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Kegiatan ektrakurikuler sendiri bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan siswa seutuhnya. Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk a. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. b. Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi siswa secara utuh. c. Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor (ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif siswa. d. Membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar mempunyaisemangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang manusia yang mandiri (karena dilakukan diluar jam pelajaran). (Sumber : handpage.blogspot.com/p/ekstrakurikuler.html) Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan siswa. Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan

biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler. Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digeluti. Setiap cabang olahraga sudah tentu mengharapkan tercapainya suatu prestasi puncak bagi mereka yang menekuninya baik secara individu maupun secara tim atau kelompok, artinya harus dicapai dalam suatu kegiatan olahraga resmi tersebut. Prestasi yang tinggi dalam cabang olahraga dalam suatu cabang olahraga tidak akan dicapai dengan waktu yang singkat, hal ini dapat dicapai melalui usaha dan kerja keras serta mengembangkan potensi yang dimiliki melalui proses latihan yang terprogram, terencana dan tanpa mengabaikan komponen fisik, taktik dan mental dasar dari seorang anak. Dengan memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhinya dan bersifat menentukan pencapaian tingkat penampilan yang tinggi serta prestasi yang diharapkan akan tercapai. Seperti cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh yang memerlukan komponen kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, koordinasi, kelentukan serta memahami

dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh dan unsur-unsur yang menunjang pelaksanaan lompat jauh. Salah satu tugas guru penjas selain mengajar juga melatih adalah menciptakan suasana latihan yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana latihan yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu pelatih atau guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media yang tepat dalam latihan. Ketidak tepatan dalam penggunaan metode dan media latihan akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam menerima materi yang disampaikan sehingga meteri kurang dapat dipahami oleh siswa. Prisip pelatih yang baik adalah jika proses latihan mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses latihan dapat membawa perubahan pada diri anak dari tidak tahu menjadi tahu dan dari pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus. Media pembelajaran dapat membantu menjelaskan bahan bahan abstrak menjadi kongrit. Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau latihan. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimal ketercapaian tujuan latihan atau pembalajaran. Sarana yang lengkap dapat memudahkan pelatih atau guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan latihan. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi pelatih atau guru dalam pencapai target target tujuan latihan atau pembelajarannya, ini pula yang terjadi dilatihan atau pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok di sekolah SMA Negeri 1 Parbuluan, berdasarkan pengamatan penulis dan observasi pada tanggal 26 Februari 2013 di SMA Negeri 1 Parbuluan penulis mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru/pelatih pada jam pelajaran pendidikan jasmani mata pelajaran lompat jauh gaya jongkok, bahwasannya selama ini pelatih mengalami kesulitan dalam menigkatkan kemampuan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok, padahal pelatih / guru selalu memberikan arahan dan contoh bagaimana melakukan lompat jauh gaya jongkok yang baik dan benar, kemudian siswa langsung memperaktekan apa yang telah dijelaskan oleh pelatih/guru penjaskes, namun siswa tetap kurang memahami bagaimana cara melakukan lompat jauh gaya jongkok yang baik dan benar. Disini penulis melihat adanya kekurangan siswa pada saat melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok terutama saat melakukan tolakan, semua itu terjadi dikarenakan kekuatan otot tungkai siswa yang lemah dan kurang terlatih, padahal untuk menghasilkan lompatan yang jauh siswa harus memiliki kekuatan otot tungkai yang baik dan kuat karena apabila otot tungkai siswa kuat maka akan menghasilkan lompatan yang baik juga. Untuk itu penulis ingin meneliti bagaimana cara untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai siswa yang menjadi sempel dalam penelitian nantinya. Untuk meningkatkan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok bayak sekali factor yang mempengaruhi hasil latihan diantaranya adalah motivasi, minat, bakat, semangat, kondisi fisik, sarana atau media untuk latihan, dan strategi latihan / pembelajaran yang digunakan oleh pelatih dan lain- lain. Menyadari hal tersebut, maka perlu adanya suatu pembaharuan dalam latihan untuk memungkinkan siswa

dapat mempelajari pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya materi lompat jauh gaya jongkok menjadi lebih muda, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan menyenangkan yaitu dengan variasi alat bantu Box Maka itu penulis mengambil kesimpulan bahwasannya siswa SMA Negeri 1 Parbuluan dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok masih dalam kategori kurang, hal ini terbukti dengan adanya perlakuan tes yang diambil oleh peneliti dimana hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan padahal ketuntasan latihan lompat jauh gaya jangkok dalam norma yang ada adalah mencapai 85, untuk itu penulis mempunyai target dalam meningkatkan latihan lompat jauh yaitu 80%. Dalam hal ini penulis ingin meneliti tentang bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan latiahan Alternate Leg Box Bound. Tabel 1. Data Tes Pendahuluan Lompat Jauh Siswa Putra SMA Negeri 1 Parbuluan pada Tanggal 26 Februari 2013 No NAMA SISWA JAUH LOMPATAN (CM) NILAI KATEGORI I II III Hasil 1 Crirtian Simbolon 421 cm 423 cm 448cm 448cm 75 Sedang 2 Judika Arya Sinaga 420 cm 423 cm 422 cm 422 cm 65 Sangat Kurang 3 Roy Kardo Sembering 429 cm 431 cm 400 cm 400 cm 65 Sangat Kurang 4 Jhoni Siagian 421 cm 423 cm 420 cm 423 cm 65 Sangat Kurang 5 Bernat Pasaribu 430 cm 447 cm 428 cm 447 cm 70 Sedang 6 Simon Sirait 432 cm 435 cm 437 cm 437 cm 70 Sedang 7 Marten Halomoan 420 cm 422 cm 420 cm 422 cm 65 Sangat Kurang 8 Ferdy Hutasuhut 448 cm 430 cm 429 cm 448 cm 70 Sedang 9 Very Anwar Silaban 411 cm 428 cm 431 cm 431 cm 70 Sedang 10 Andre Aronta Ginting 421 cm 423 cm 419 cm 423 cm 65 Sangat Kurang

11 Palindungan Shg 424 cm 437 cm 430 cm 437 cm 65 Sangat Kurang 12 Heriawan situmorang 420 cm 429 cm 428 cm 429 cm 70 Sedang Tabel 2. Norma Test dan Pengukuran Untuk Mengetahui Jarak Lompatan pada Ketrampilan Cabang Atletik KATEGORI LAKI-LAKI (cm) PEREMPUAN(cm) NILAI Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang 495 Ke atas 463 494 449 462 424 449 424 Kebawah 400 Ke atas 350 399 300 349 201 299 201 - Kebawah 85 80 75 70 65 http://sunarnosblog.blogspot.com/2010/06/norma-test-dan-pengukuran.html B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut: Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok? Apakah ada faktor variasi latihanyang dapat memberikan peningkatan terhadap hasil latihan lompat jauh gaya jongkok? Apakah latihan Alternate leg box bound mempengaruhi peningkatan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok? Seberapa besarkah pengaruh yang diberikan latihan alternate leg box bound terhadap peningkatan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis maka pelu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah melihat peranan penggunaan latihan Alternate Leg Box Boundterhadap hasil latihan lompat jauh

gaya jongkok siswa kelas XI ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Parbuluan tahun 2013/2014. D. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari identifikasi masalah yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yakni : Apakahpenggunaan latihan Alternate Leg Box Bounddapat meningkatkan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas XI Ekstrakulikuler SMA Negeri 1 parbuluan tahun 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah melalui latihan Alternate Leg Box Bound dapat meningkatkan hasil latihan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas XI ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Parbuluan tahun 2013/ 2014. F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut 1. Untuk meningkatkan kinerja pelatih dalam menjalankan tugasnya secara profesional, terutama dalam mengembangkan metode latihan.. 2. Menciptakan suasana latihan yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti latihan, serta meningkatkan hasil lompat jauh gaya jongkok.

3. Dapat meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok, serta mendukung pencapaian prestasi siswa. 4. Bagi sekolah penelitian ini membantu peran seorang guru dalam memanfaatkan alat peraga dalam latihan. 5. Bagi peneliti hasil ini sebagai masukan dan dapat memperkaya ilmu pengetahuan olahraga khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan.