I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, ZAT BESI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA BERAS ORGANIK DAN BERAS NON ORGANIK SKRIPSI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Berdasarkan data

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. pemenuh kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang penting dibudidayakan, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan pertanian masih mendapatkan perhatian utama, hal ini bukan saja disebabkan sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian, melainkan sesuai dengan tujuan pembangunan itu sendiri untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat yang sebagian besar adalah petani. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian tersebut selain meningkatkan produksi, juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarga petani. Indonesia pernah mencapai peningkatan produksi tanaman pangan khususnya tanaman padi yaitu pada tahun 1984, dimana pada waktu itu Indonesia berhasil mencapai swasembada beras (Tata, 2000). Swasembada beras tersebut berhasil tercapai karena adanya revolusi hijau. Melalui penerapan teknologi revolusi hijau ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi. Tujuan utama revolusi hijau adalah untuk menaikkan produktivitas sektor pertanian, khususnya subsektor pertanian pangan, melalui paket teknologi pertanian modern. Paket tersebut terdiri atas pupuk kimia, pestisida kimia,

dan bibit padi unggul. Dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 20 tahun, program revolusi hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani Indonesia yang awalnya memakai sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern dimana para petani mulai menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program revolusi hijau yang pada akhirnya petani menjadi ketergantungan, tidak bisa sepenuhnya lepas dari tiga pilar utama revolusi hijau. Menurut Tata ( 2000), alam pertanian secara nyata dan tepat telah berubah dengan hadirnya revolusi hijau. Dengan adanya revolusi hijau, panen padi meningkat dengan pesat sehingga dapat mengatasi kelaparan. Tetapi kesuksesan revolusi hijau tersebut ternyata menimbulkan dampak negatif seperti meluasnya hama tanaman, kerusakan tanah, hilangnya beberapa varietas lokal dan menurunnya pendapatan petani. Meskipun subsidi pestisida telah dicabut pada tahun 1986, ketergantungan petani terhadap pestisida tidak mudah lepas begitu saja. Pengendalian hama dengan menggunakan pestisida telah mengubah pola pikir dan perilaku petani. Bagi petani, menggunakan pestisida lebih mudah dan cepat membunuh hama dibandingkan menggunakan cara alami seperti tumpang sari. Oleh sebab itu, petani belum mampu sepenuhnya lepas dari penggunaan pestisida. Padahal sebenarnya penggunaan pestisida secara terus menerus dapat membuat hama menjadi kebal akan zat kimia tersebut.

Salah satu input dari revolusi hijau adalah dikembangkannya varietas-varietas yang berdaya hasil tinggi, tetapi memerlukan pupuk dalam jumlah yang cukup besar. Tanaman tersebut selain berproduksi tinggi juga ternyata tidak tahan serangan hama dan penyakit. Penggunaan pupuk dan pestisida yang terus menerus dan melebihi dosis yang diperlukan sudah menjadi kebiasaan petani pada umumnya, hal ini berakibat fatal bagi pertanian Indonesia. Setiap musim tanam di suatu daerah pertanian sering terdengar adanya gagal panen karena tingginya serangan hama dan penyakit. Pemberian pupuk yang tidak mengenal takaran mengakibatkan lahan menjadi tidak subur dan terjadi pengerasan lapisan olah. Ketergantungan petani dalam menggunakan pupuk buatan dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data penjualan pupuk PT PUSRI menurut jenisnya di Provinsi tahun 2004-2008 (Ton) Tahun Urea TSP KCL ZA 2004 331.801 8 13-2005 275.700 9.487 19.855 7.878 2006 254.429 10.576 12.763-2007 251.293 5.711 19.706-2008 231.683 7.858 9.494 24 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi, 2009 Tabel 1 menunjukkan bahwa penjualan pupuk urea mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu dari 331.801 ton menjadi 231.683 ton, sedangkan penjualan pupuk TSP mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar 10.576 ton tetapi pada tahun 2008 penjualannya mengalami penurunan yaitu menjadi 7.858 ton. Pupuk KCL penjualannya naik turun tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 9.494 ton, sedangkan penjualan pupuk

ZA juga mengalami penurunan yaitu dari 7.878 ton menjadi 24 ton. Penurunan penjualan pupuk urea, TSP, KCL dan ZA di Provinsi menandakan bahwa petani sudah mengurangi penggunaan pupuk nonorganik sedikit demi sedikit pada lahan pertaniannya walaupun jumlah penggunaan pupuk nonorganiknya masih besar. Pencemaran pupuk kimia dan pestisida akibat kelebihan pemakaian, berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan serta kesehatan manusia. Pemahaman akan bahaya bahan kimia dalam jangka waktu lama mulai disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia serta menjaga lingkungan yang lebih sehat. Inilah yang kemudian melahirkan teknik bertanam secara organik atau pertanian organik. Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan lingkungan. Pertanian organik berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar. Ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif masih alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida organik. Andoko (2010) menyatakan bahwa munculnya pertanian organik di Indonesia didorong oleh kesadaran manusia untuk mengkonsumsi produk pertanian bebas residu pestisida dan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Di Indonesia pertanian organik semakin menemukan momentumnya seiring munculnya krisis ekonomi tahun 1997 yang melambungkan harga saprotan (sarana produksi pertanian) seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Harga saprotan yang mahal tentu saja menyebabkan tingkat keuntungan menurun.

Hal ini menyebabkan petani berpaling pada pertanian organik dengan hanya memanfaatkan bahan-bahan di sekitarnya. Petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia yang mahal, melainkan hanya menggunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang hanya diambil dari limbah peternakan seperti peternakan sapi atau ayam, sedangkan kompos dapat dibuat sendiri dengan teknik yang sangat mudah dan sederhana. Sementara untuk memberantas hama, petani hanya menggunakan ramuan alami yang berasal dari bahanbahan tanaman yang ada di sekitarnya. Menurut Sutanto (2002), pertanian organik belum dapat diterapkan secara murni mengingat cukup banyak kendala yang dihadapi. Pada tahap awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk kimia, terutama pada tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat diperlukan agar takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang akan menyulitkan dalam pengelolaannya. Kegunaan budidaya organik pada dasarnya adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pupuk organik mempunyai berbagai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia yaitu a. Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan. b. Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai. c. Menambah daya ikat air pada tanah. d. Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah. e. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara. f. Membantu proses pelapukan bahan mineral. g. Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Salah satu tanaman pangan di Indonesia yang menerapkan pertanian organik adalah padi organik. Padi organik merupakan padi yang dibudidayakan secara organik atau tanpa pengaplikasian pupuk kimia dan pestisida kimia. Padi organik tersebut terbebas dari residu pupuk kimia dan pestisida kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Keunggulan utama padi organik dibanding padi nonorganik adalah relatif aman untuk dikonsumsi, selain itu, rasa nasi dari beras organik lebih empuk dan pulen. Keunggulan padi organik lainnya adalah warna dan daya simpannya lebih baik dibanding padi nonorganik, sesudah ditanak beras organik akan menjadi nasi yang warnanya lebih putih dibanding beras nonorganik. Nasi dari padi organik pun dapat bertahan selama 24 jam, sementara dari beras nonorganik mulai basi setelah 12 jam. Dari berbagai keunggulan, dapat dipastikan bahwa nilai ekonomis padi organik menjadi lebih tinggi dibanding padi nonorganik. (Andoko, 2010). Provinsi sebagai salah satu provinsi yang mengandalkan perekonomian masyarakatnya melalui sektor pertanian dengan luas lahan pertanian yang tidak sedikit, kondisi agroklimat dan agroekologi mendukung untuk mengembangkan komoditi pangan terutama padi, sehingga memiliki peluang yang cukup besar untuk budidaya padi organik. Padi merupakan komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena setiap hari mengkonsumsi beras sebagai bahan pokok makanannya (Dinas Pertanian Provinsi lampung, 2010).

Data luas panen, produksi dan produktivitas padi di Provinsi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi di Provinsi, tahun 2004-2008 Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 2004 495.519 2.091.996 4,22 2005 496.538 2.124.144 4,28 2006 494.102 2.129.914 4,31 2007 524.955 2.308.404 4,39 2008 506.547 2.341.075 4,62 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi, 2009 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari tahun 2004 sampai tahun 2008 terjadi peningkatan pada luas panen, produksi dan produktivitas padi. Penambahan luas panen yaitu dari 495.519 ha menjadi 506.547 ha berarti terjadi peningkatan luas panen sebesar 11.028 ha, penambahan produksi yaitu dari 2.091.996 ton menjadi 2.341.075 ton berarti terjadi peningkatan produksi sebesar 249.079 ton dan penambahan produktivitas yaitu 4,22 ton/ha menjadi 4,62 ton/ha berarti terjadi peningkatan produktivita sebesar 0,4 ton/ha. Berdasarkan peningkatan produksi padi di Provinsi, Kabupaten Tengah adalah Kabupaten yang mempunyai produksi tertinggi dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2008 produksi padi sebesar 514.792 ton dengan luas lahan 107.377 ha sehingga mempunyai produktivitas sebesar 4,79 ton/ha. Kabupaten Tanggamus memiliki luas panen, produksi dan produktivitas padi terbesar kelima di Provinsi. Luas lahan, produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2008, yaitu dari luas lahan sebesar

50.359 ha menjadi 5.090 ha berarti luas lahan mengalami peningkatan sebesar 731 ha. Produksi padi pada tahun 2006 sebesar 229.679 ton menjadi 251.970 ton berarti produksi padi mengalami peningkatan sebesar 22.291 ton. Produktivitas padi pada tahun 2006 sebesar 4,56 ton/ha menjadi 4,93 ton/ha berarti produktivitas padi mengalami peningkatan sebesar 0,37 ton/ha. Secara rinci Luas panen dan produksi padi per kabupaten/kota di Provinsi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas panen, produksi dan produktivitas padi per kabupaten/kota di Provinsi, tahun 2006-2008 Kabupaten/ Kota Barat Tanggamus Selatan Timur Tengah Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Bandar Metro Provinsi Luas Panen (ha) 2006 2007 2008 Produksi (ton) 27.034 114.791 4,24 34.238 148.087 4,32 34.256 148.070 4,32 50.359 229.679 4,56 47.833 220.649 4,61 51.090 251.970 4,93 83.866 373.210 4,45 89.507 405.034 4,52 58.502 280.514 4,79 80.714 3.575.258 4,29 77.203 352.057 4,56 77.470 382.387 4,93 113.721 493.123 4,33 120.685 539.270 4,46 107.377 514.792 4,79 30.779 110.865 3,60 34.461 129.937 3,77 30.707 121.353 3,95 34.140 133.792 3,92 34.390 137.793 4,00 38.118 152.198 3.98 67.937 291.920 4,29 81.341 350.906 4,31 81.765 354.546 4,33 - - Luas Luas Produk Produksi Produk Produksi Produk Panen Panen tivitas (Ton) tivitas (ton) tivitas (ha) (ha) (Ton/ha) (Ton/ha) (Ton/ha) - - - - 21.702 106.850 4,92 1.764 7.823 4,43 1.493 6.908 4,62 1.763 8.727 4,95 3.788 17.183 4,53 3.804 17.763 4,66 3.797 19.668 5,18 494.102 2.129.914 82,64 524.955 2.308.404 43,83 506.547 2.341.075 51,07 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi, 2009

Salah satu kecamatan di Provinsi yang menerapkan padi organik adalah Kecamatan Pagelaran. Penerapan padi organik di Kecamatan Pagelaran di mulai pada tahun 2002 dan berlokasi di dua desa yaitu Desa Pagelaran dan Desa Patoman. Penerapan padi organik ini dilakukan sebagai upaya penciptaan teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan, kehilangan sumberdaya alam serta produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Selain itu, pengenalan padi organik tersebut dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia atau pertanian berbasis kimia. Luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik per desa di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu tahun 2009 No Produktivitas Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) (Ton/Ha) 1 Pagelaran 8 52 6,5 2 Patoman 5 40 8 Jumlah 13 92 14,5 Sumber : BP3K Kecamatan Pagelaran, 2010 Tabel 4 menunjukan bahwa di Kecamatan Pagelaran terdapat 2 desa yang menerapkan budidaya padi organik yaitu Desa Pagelaran dan Desa Patoman. Pada Desa Pagelaran luas panen dan produksi padi organik lebih besar dari pada Desa Patoman yaitu sebesar 8 ha dan 52 ton, sedangkan Desa Patoman luas panen dan produksi padi organik hanya sebesar 5 ha dan 40 ton. Produktivitas padi organik di Desa patoman lebih besar daripada Desa Pagelaran yaitu sebesar 8 ton, sedangkan di Desa Pagelaran sebesar 6,5 ton.

Pertanian organik memberi banyak keuntungan kepada pembangunan pertanian khususnya petani sebagai pelaku utama dan sebagai penjaga lingkungan hidup termasuk konservasi sumberdaya lahan, namun penerapannya tidak mudah dan menghadapi banyak kendala, baik yang berasal dari dalam diri petani sendiri maupun yang berasal dari luar petani seperti keadaan pasar. Berdasarkan keadaan di lapangan, terdapat tiga kelompok tani yang menerapkan budidaya padi organik, dalam tiga kelompok tani tersebut tidak semua anggota kelompok tani menerapkan budidaya padi organik tetapi ada juga yang masih menerapkan budidaya padi nonorganik. Jumlah seluruh anggota dari ketiga kelompok tani tersebut yang menerapkan budidaya padi organik yaitu sebanyak 87 orang. Mau atau tidaknya petani dalam menerapkan budidaya padi organik ini tentunya tidak terlepas dari persepsi petani terhadap padi organik tersebut, oleh karena itu penelitian ini ingin meneliti persepsi petani terhadap padi organik. Apakah padi organik tersebut secara ekonomis menguntung, secara teknis mudah diterapkan atau secara sosial diterima oleh masyarakat. Ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi petani terhadap budidaya padi organik. Gibson (1989) menyatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Persepsi petani terhadap padi organik merupakan interpretasi petani terhadap padi organik apakah dapat bermanfaat bagi petani atau tidak, sebab persepsi petani berhubungan erat dengan kelanjutan padi organik.

Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana persepsi petani terhadap padi organik dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap padi organik. Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu? 2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu? 3. Faktor apa yang paling berhubungan dengan persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu? 4. Apakah ada perbedaan persepsi petani padi organik dengan petani padi nonorganik terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu? B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. 3. Faktor yang paling berhubungan dengan persepsi petani terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. 4. Perbedaan persepsi petani padi organik dengan petani padi nonorganik terhadap padi organik di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

C. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai : 1. Sebagai informasi bagi pemerintah dan dinas terkait dalam mengambil keputusan dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan pertanian organik, khusunya padi organik di Provinsi. 2. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian sejenis.