BAB V PEMBAHASAN. pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang. Tulungagung, dibuktikan dari perolehan nilai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara Tuhan dan ruh manusia, sehingga ruh manusia dijiwai oleh sesuatu yang

2Jeanne Anne Craig,Bukan seberapa cerdas diri anda tetapi bagaiman anda cerdas, Terj. Arvin saputra (Batam: Interaksara,2004), 19.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku pemimpin pada lembaga-lembaga pendidikan seringkali menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sekedar modal dasar tanpa perlu dikembangkan lebih baik lagi.

Tatik Haryani, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

ARIS RAHMAD F

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB V PENUTUP. penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

DAFTAR RUJUKAN , Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, Jakarta: Arga, 2005.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. demikian pesatnya. Sebagai konsekuensi logis, kita harus menyiapkan

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 104 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB IV. variabel terikat (Y) dan tiga variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ). Variabel terikat (Y)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Untuk membina

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejak terjadinya conception antara sel telur dan sel kelamin laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB III KONSEP DASAR KECERDASAN SPIRITUAL

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Kecerdasan Spiritual pengurus PC IPNU IPPNU Tulungagung

PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Aulia Alzak 1 dan Rustam 2

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu

PENGARUH KEGIATAN PEMBINAAN ROHANI TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL MAHASISWA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR SKRIPSI

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

Interpersonal Communication Skill

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sayangnya, kemajuan dibidang ini tidak diimbangi dengan kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan intelektual Robbins (2001:57) adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang mendukung dan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat diberikan beberapa kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki pengertian yang sangat luas. Kecerdasan menurut para ahli adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini berkembang publikasi mengenai kecerdasan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia mulai diperkenalkan sebagai suatu pendekatan baru. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KECERDASAN (IQ) DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DI KELAS X MAN 2 PADANGSIDIMPUAN T.A. 2015/2016. Oleh: Lisnawati Sitompul 1.

DAFTAR PUSTAKA. Agoes Dariyo, Dasar-dasar Pedagogig Modern, (Jakarta: Indeks, 2013)

PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LATAMBAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada dua teori etika yang dikenal sebagai etika deontologi dan teleologi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kecerdasan Numerik terhadap Hasil Belajar Matematika. Siswa Kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan lisan maupun tidak langsung (Purwanto, 2008). Sedangkan. yang mempunyai arti antara sesama manusia.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data. angket kecerdasan emosional, kecerdasan intelegensi, dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Intelligent Quotient

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik

Transkripsi:

105 BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung, dibuktikan dari perolehan nilai t hitung = 3.579. Sementara itu, untuk t tabel dengan taraf signifikakansi 0,05 diperoleh nilai t tabel = 1.671. Perbandingan antara keduanya menghasilkan: t hitung > t tabel (3.579 > 1,671). Dengan demikian, pengujian menunjukkan Ho ditolak Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel kecerdasan emosional secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sesuai menurut Salovey sebagaimana dikutip oleh Goleman bahwa kecerdasan emosional dibagi kedalam lima wilayah, yaitu: mengenali diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan. 1 Kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi sangat penting mengingat didalamnya terdapat sebuah 1 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 58 105

106 interaksi antara manusia yang memerlukan kemampuan bagaimana seseorang mampu mengelola emosinya ketika bersosialisasi dan komunikasi dengan orang lain. Dengan adanya kecerdasan emosi seseorang itu mampu memegang kendali emosi dan mampu mengelola perasaannya, maka ia akan jauh dari konflik yang ada dalam pribadinya, pada dasarnya adalah bagaimana seseorang itu mampu mengoptimalkan dalam proses pengendalian emosi yang ada pada dirinya, ia akan lebih mampu mengontrol dalam segala keputusan yang akan ia jalankan, akan lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan dan juga menghargai sebuah keputusan yang telah ia buat dan konsekwensinya ia sendiri yang akan menanggung. Demikianlah, kenapa kecerdasan emosi sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam hidup, jadi perlu kajian yang lebih dalam menyikapi tentang kecerdasan emosi ini sehingga potensi-potensi sosial akan terwujud ketika kecerdasan emosi ini mampu dijalankan dengan cara seksama dan kontinu untuk pencapaian kehidupan yang lebih baik. Hasil belajar adalah hasil pencapaian dari usaha yang dikerjakan baik secara individul atau kelompok. Dengan demikian, kecerdasan emosional dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Tujuan belajar yang ditekankan oleh taksonomi Bloom ada tiga kawasan, yaitu; 1) Domain kognitif, yang terdiri atas 6 (enam) tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, 2) Domain afektif, yang terdiri dari 5 (lima) tingkatan, yaitu penerimaan, tanggapan, penanaman nilai, pengorganisasian nilai, dan

107 karakteristik kehidupan, 3) Domain psikomotorik, yang terdiri lima tingkatan, yaitu memperhatikan, peniruan, penggunaan, perangkaian, dan penyesuaian/naturalisasi. 2 B. Terdapat pengaruh kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Ada pengaruh kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung, dibuktikan dari diperoleh nilai t tabel = 1,671. Perbandingan antara keduanya menghasilkan: t hitung > t tabel ( -2.419 > 1,671). Dengan demikian, pengujian menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel kecerdasan spiritual secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, sudah sesuai menurut Agustian mengatakan bahwa: Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi perilaku atau hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa hidup seseorang lebih bermakna bila dibandingkan dengan yang lain. 3 Pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ) mempunyai kesadaran diri yang mendalam, intuisi 2 Ibid., 226 3 Ari Ginanjar Agustian,. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual: ESQ Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2001), 57.

108 dan kekuatan keakuan atau otoritas tinggi, kecendrungan merasakan pengalaman puncak dan bakat-bakat estetis. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap motivasi belajar, karena kecerdasan spiritual didukung oleh 1) memiliki tujuan hidup, 2) memiliki prinsip, 3) merasakan kehadiran Tuhan, 5) memiliki empati dan 6) berjiwa besar yang ada dalam diri siswa. Kecerdasan Spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. C. Terdapat pengaruh kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Ada pengaruh kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung, dibuktikan dari diperoleh nilai t tabel = 1,671. Perbandingan antara keduanya menghasilkan: t hitung > t tabel (2.285 > 1,671). Dengan demikian, pengujian menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel kecerdasan intelektual secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap hasil belajar.

109 Hasil penelitian ini sesuai menurut W.S Winkel bahwa Hasil testing intelegensi lazim dinyatakan dalam bentuk Intelligence Quotient (IQ), yang berupa angka yangdiperoleh setelah seluruh jawaban pada kecerdasan Intelegensi diolah. Angka itu mencerminkan taraf intelegensi. Makin tinggi angka itu, diandaikan makin tinggi pula taraf intelegensi siswa yang menempuh tes. 4 Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa IQ merupakan bentuk dari hasil kecerdasan Intelegensi yang berupa angka, sehingga kecerdasan Intelegensi sering disebut dengan tes IQ. Kecerdasan Intelegensi yang diberikan di sekolah terbagi atas dua kelompok yaitu kecerdasan Intelegensi umum (General Ability test) dan kecerdasan Intelegensi khusus (Spesific Ability Test/Spesific Aptitude Test). Di dalam kecerdasan Intelegensi umum disajikan soal-soal berpikir di bidang penggunaan bahasa, manipulasi bilangan dan pengamatan ruang. Sedangkan di dalam kecerdasan Intelegensi khusus menyajikan soal-soal yang terarah untuk menyelidiki apakah siswa mempunyai bakat khusus di suatu bidang tertentu, misalnya di bidang matematika, di bidang bahasa, di bidang ketajaman pengamatan dan lain sebagainya. Kecerdasan intelegensi adalah hasil kecerdasan Intelegensi yang berupa skor atau angka yang telah diolah sesuai dengan aturannya. Selain itu IQ menyatakan suatu ukuran dan mencerminkan tinggi rendahnya taraf intelegensi dari seseorang. 4 W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), 158.

110 D. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Ada pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung yang ditunjukkan dari perolehan F hitung (5.235) > F tabel (2.758) dan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji serempak (uji F) diperoleh nilai 0,003, dengan demikian nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas α yang ditetapkan (0,003 < 0,05). Jadi H 0 ditolak dan H a diterima. Jadi dapatlah ditarik kesimpulan Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan kecerdasan intelektual terhadap hasil Belajar siswa di SDI Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini sesuai menurut Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang yang mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan. Serta mampu untuk memotivasi diri sendiri. Menurutnya pula dalam bukunya yang lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. 5 5 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005), 512.

111 Kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Dengan demikian bahwa kecerdasan emosi sangat penting mengingat didalamnya terdapat sebuah interaksi antara manusia yang memerlukan kemampuan bagaimana seseorang mampu mengelola emosinya ketika bersosialisasi dan komunikasi dengan orang lain. Ari Ginanjar Agustian mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik, serta berprinsip hanya karena Allah. 6 Ketika Zohar dan Marshall menyatakan bahwa SQ tidak tergantung dengan agama atau kepercayaan apaun, orang yang memiliki SQ tinggi bisa saja memeluk agama apapun tetapi tidak dangkal, sempit, fanatik, eksklusif, dan tidak berprasangka buruk, maupun sebaliknya ketika SQ tinggi tetapi tidak memeluk agama apapun, Syahmuharnis dan Harry Sidharta mempertanyakan hal tersebut. Hal ini karena disisi lain disebutkan tentang adanya God Spot(Titik Ketuhanan) di otak manusia dari sudut pandang neuropsikologis dan secara harfiah spiritual itu terkait dengan batin, rohani, dan keagamaan. 7 Berkaitan dengan adanya God Spotdalam diri manusia, Ari Ginanjar sependapat dengan beberapa pakar bidang SQ antara lain Jalaludin Rumi, Danah Zohar, Ian Marshall, V.S Ramachandran, dan Wolf Singer (peneliti 6 Agustian, Rahasia Sukses..., 9. 7 Syahmuharnis dan Harry Sidharta, Trancendental Quotient: Kecerdasan Diri Terbaik (Jakarta: Republika, 2006), 18-19.

112 syaraf dari Austria).Ia mengartikan God Spot sebagai suara hati yang akan membimbing suatu tindakan ke jalan fitrah yang merupakan tindakan positif. 8 Manusia yang sering mengabaikan suara hati ini akan terjerumus kedalam kejahatan, kecurangan, kekerasan, kerusakan, kehancuran (non-fitrah) yang berakibat pada tidak maksimalnya suatu usaha. Pengabaian suara ini sering disebabkan oleh belenggu prasangka, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas, sudut pandang, dan literatur. 9 Menurut Wahab dan Umiarso, pada God Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam. Kajian tentang God Spot ini gilirannya melahirkan konsep kecerdasan spiritual, yakni suatu kemampuan manusia yang berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih bermakna. Kecerdasa spiritual bahkan dapat digunakan ketika seseorang berada pada ujung tanduk problematika, dimana terjadi pada kondisi antara keteraturan dan kekacauan, pada antara mengetahui jati diri dengan sama sekali kehilangan jati diri. Hal ini dapat diartikan bahwa kecerdasan spiritual akan sangat penting pada penyatuan hal-hal yang bersifat berbeda secara privasi dari orang lain, secara individu atau kolektif, bahkan berbeda dalam aspek keyakinan. 10 Pendapat tersebut didukung oleh William Stern dalam Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai 8 Agustian, Rahasia Sukses..., 7. 9 Ibid., 11-12. 10 Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 33.

113 tujuannya. 11 Seorang ilmuwan dari Amerika adalah orang yang membuat tes inteligensi yang banyak digunakan di seluruh dunia. Ia mengemukakan bahwa inteligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarahdan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien. Pengukuran kecerdasan intelegensi tidak dapat diukur hanya dengan satu pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang. 12 Pengukuran lain yang termasuk penting seperti kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Wiramihardja menemukan bahwa kecerdasan intelegensi dan kecerdasan emosional yang lebih bersifat kognitif memiliki korelasi positif yang bersifat signifikan dengan prestasi individu. 13 Dengan membandingkan IQ seseorang dengan suatu normal klasifikasi akan dapat diketahui apakah orang tersebut termasuk dalam kelompok mereka yang memiliki kapasitas intelektual superior atau tidak. Penetapan pembatas angka IQ berbeda-beda karena perbedaan tes IQ yang digunakan dan perbedaan 11 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 52. 12 Mustofa, K,S, and Miller, T,R, Too IntelligentFor The Job? The Validity of Upper-Limit Cognitive Ability Test Score In Selection, Sam Advance Management Journal,2003, Vol. 68. 13 Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis, (Bandung: Refika Aditama, 2012), 131.

114 kepentingan dari hasil klasifikasi tersebut. 14 Hasil belajar merupakan alat penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap peserta didik. 15 Dengan demikian, Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. Penyelenggaraan lembaga pendidikan antara guru dan siswa terdapat hubungan yang sangat erat terkait dalam meningkatkan Hasil belajar siswa. Dengan adanya kecerdasan emosional, kecerdasan intelegensi dan motivasi belajar siswa, akan tercipta siswa yang Hasil belajar sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.hasil belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu Dalam kegiatan pendidikan formal tes Hasil belajar dapat berbentuk ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester. 14 Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, Edisi I, cetakan V, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 135. 15 M. Ngalim. Purwanto, Prinsip-prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Roskarya, 2006), 33