Hanya Ingin Kau Tahu Catatan Untuk Kenangan M Abdillah Wahab M Abdillah Wahab
2 Prakata Puisi-puisi ini kutulis hanya untuk minta maaf kepadamu.... Seluruh huruf dalam puisi ini Terselip senyummu Disetiap kata dalam puisi ini Tersemat tawamu Disetiap baris dalam puisi ini Tersisip tangismu Disetiap bait dalam puisi ini Terpati bayangmu Dan dalam buku ini Ada cintaku untukmu......
3 Daftar Isi 1. Selalu Terbawa 4 2. Mimpi 5 3. Kenyataan 6 4. Goyah 7 5. Membangkitkan Asa 8 6. Kata kata 9 7. Kearah Kegelapan 10 8. Emosional 11 9. Mewujudkan mimpi 12 10. Sebab Cinta 13 11. @ 29 Juli 14 12. Sesal 15 13. Andaikan 16 14. Sendiri 17 15. Suci 18 16. Kerinduan 19 17. Untukmu Pesona 20 18. GILA 21 19. Aku Mohon Bacalah Ini! 22 20. Bangkit 23 21. Balikan 24 22. Ber-asa 25 23. Rindu 26 24. Hadiah 27 25. Ragu 28 26. Setelah Perpisahan 29 27. Egoku 30 28. Perasaanku 31 29........... 32 30. Agustus 33
4 Selalu terbawa Tertulis kata Terlukis jiwa Terangkai suara Terbaca makna Termaksud sujud Tersirat harap Terbuka hati Terbuka mimpi Termasuk diri Terlarut sepi Tertekan rasa Terjerat kata Terkubur sedih Tersiksa Letih
5 Mimpi Disaat diri Masuk dalam dunia mimpi Tak lagi teringat Apa yang terjadi dalam surat Dimensi tiada bentuk Jadikan tubuh semakin terpuruk Hingga hati tak pernah merasa buruk Terjadi semua yang di ingin Hayal dan angan menjadi pengantin Tak mengerti isi dalam batin Benar atau salahkah yang terkirim Bodohnya diri Menganggap kosong punya arti Merasa Hidup padahal mati
6 Kenyataan Roda waktu memutar hari Perjalanan hidup tak kan terhenti Tegak ataupun jatuh Akan tetap melaju Penyesalan dan kebanggaan Adalah hiasan perjalanan Tak ada rem untuk menghentikan Kan tetap ada sesal yang mengganjal Dan pastikan ada bangga yang indah Hingga hidup telah usai
7 Goyah Paradigmaku bukan lagi jadi pegangan Sebab diri tak lagi mampu Namun paradigmaku kan jadi harapan Atas semua hal yang aku tuju Detak jantung pun kini telah bergemuruh Didekati sebuah makhluk yang berbeda Ingin bertemu kala hati merindu Rindu pada makhluk yang disebut wanita
8 Memcoba menulis Dengan sedikit kata yang di punya Berusaha berkarya Dengan inspirasi yang jauh dari sempurnah Sebab diri ingin menjadi penting Dan tak ingin untuk berpaling Menjadi mahkota jiwa Sebuah hasil dari paradigma Pemikiran yang diusahakan Untuk masuk kedalam angan Membangkitkan Asa
9 Kata-kata Kataku katakan kata-kata Kata itu kata yang terkata Terkatakan karena dikatakan Hingga kata yang terkatakan itu Dikatakan sebagai kata yang bermakna Kata demi kata yang dikatakan Adalah kata yang bermaksud Hanya saja maksud kata-kata itu Tak dikatakan dengan kata tersurat
10 Kearah kegelapan Dari kaca mata senja Menjadi ufuk terlihat dari barat Mencoba melihat malam Ternyata pagi yang menghampiri Berjalan menuju ufuk Tak terasa terik yang didapat Terus berjalan Dan kini senjapun meninggalkan Tiada yang ditemui Selain gelapnya malam hari Dan hanya bisa menanti Saat datangnya pagi
11 Emosional Kesabaran dalam diri Terputus sesaat karena emosi Mati iman karena marah Putuslah selamanya Sebuah tali persaudaraan Tiada kata lagi yang bisa menyambung Hanya sebuah hati yang lapang Hat i yang mau memaafkan Yang bisa membuat hubungan menjadi tenang
12 Mewujudkan Mimpi Satu malam mimpi di bangun Mulai pagi mulai terbangun Menjadikan mentari sebagai ambisi Untuk terus berjalan kebarat Untuk tetap menjadikan mimpi bukan lagi ibarat Satu mimpi dalam semalam Satu asa dalam sehari Menanti dan membuat sebuah fakta Fakta yang satu inti dengan mimpi Usailah perjalanan hari Usailah asa mewujudkan mimpi Hanya menunggu hari gelap Dan membiarkan tubuh terlelap
13 Sebab Cinta Sebab cinta, hati bertanya Sebab cinta, hati pula jawabannya Sebab cinta, ada rasa gundah Sebab cinta, ada gelisah Sebab cinta, hati bahagia Sebab cinta, hati berbunga Sebab cinta, menetes air mata Sebab cinta, bersifat manja Sebab cinta, serasa dewasa Dan sebab cinta, aku pasrah
14 @ 29 Juli Aku datang dikala pagi. Bertanya sesuatu kepadanya. Bertanya tentang kepastian cinta yang telah lama bersama. Bertanya tentang lanjutan kisah asmara aku dan dia. Bertanya untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Diwaktu itu, sang ayah yang kutanya, adakah ia? Menit berlalu, ayah menjauh, dia menemuiku. Kutanyakan semua, kutanyakan masalahnya. Kubertanya dengan argumenku, ku berfikir dengan paradigmaku. Kesalahan yang tak kumengerti. Kesalahan yang tak kusadari. Kesalahan yang ku anggap tak berarti. Menjadi jawaban dari ketidak-tahuanku. Menjadi alasan usainya ceritaku.
15 Sesal Sesat dalam sesal Tercipta hati kesal Pemikiran mendangkal Hingga tubuh terjungkal Para paradigma mati Para indera terangsang sedih Para mimpi tersobek perih Tubuh jiwa laksana pergi Tiada apa suatu menyapa Tiada siapa seorang berkata Hanya ada dimana sebagai Tanya Entah titik ataupun koma Entah bunyi ataupun nada Hanya itu yang mewakili
16 Andaikan... Andaikan ada, rasanya percuma Andaikan tak ada, rasanya tak sempurnah Andaikan meminta, rasanya hina Andaikan menerima, rasanya tak kan pernah Andaikan di cari, akankah ditemui? Andaikan dinanti, kapan ia kembali? Andaikan dicintai, apakah ia mengerti? Andaikan dibenci, apakah ia perduli? Rasanya lebih baik pergi.
17 Sendiri Tak pernah terbiasa dengan kediaman Tak pernah mampu dengan kesuraman Tapi kini diri dalam keheningan Membuat diri tetap dalam kesendirian Lama waktu menjauh Lama sudah waktu menunggu Namun tetap saja waktu tak membantu Banyak pertanyaan untuk diadopsi Banyak pernyataan untuk dimengerti Sayangnya, tiada kata yang menemani
18 Suci Belum pernah tersentuh Belum pernah disentuh Masih tetap utuh Menjaga harta Untuk tetap indah Dan tak pernah dijarah Menjaga keindahan Tuk dapatkan kepuasan Disaat waktu mau menghangatkan
19 Kerinduan Bukan tertulis, bukan terlukis Tapi terkenang Bukan terbaca, bukan teraba Tapi terasa Satu memori dalam otak Menyematkan sebuah perintah Lewat syaraf yang menyentuh kalbu Hingga diri merasa haru Keharuan yang menyentuh Terpercik melewati dinding jiwa dan raga Yang menghadirkan dan mengakhirkan Sebuah kerinduan yang menyiksa
20 Indah diri merajut dalam asa sang penanti Memasuki rongga kepala untuk tetap berdiri Memandang makhluk yang dipuji indah diri Memberikan pesona pada banyak permata Menilaikan diri dari berbagai misteri Lagu cinta selalu ternada disetiap kata Kata dari sang pujangga Dengan setia menanti makhluk terindah Untukmu Pesona
21 GILA Bermimpi pada mata terbuka Tertutup telinga, sekitar tak terdengar Mata melihat tetapi tak terlihat Apapun didepan laksana tiada Hanya melihat, mendengar, dan merasakan Apa yang sedang dipikirkan Mungkin mimpi Mungkin rindu Mungkin sesal Mungkin pula hayal Tiada yang tahu Hanya diri sendiri yang mampu
22 Tak mampukah untuk membaca ini? Membaca kata dari dalam hati Membaca huruf-huruf yang punya arti Tak maukah agar mengerti maksud? Tentang hati yang selalu terpuruk Tentang diri yang mulai tertutup Tiadalah apa seorang tiada Sebab diri masih bernyawa Tetap hati ingin meminta Tentang ampunan yang belum terkata Bolehkah hati memohon Untuk katakan diri tak berbohong Untuk ungkapkan hati telah kosong Dan menyambung tali yang telah terpotong Aku Mohon Bacalah ini!
23 Bangkit Merajut benang-benang harapan Dari helaian helaian yang terkumpul Tiada motif yang dicari Yang terkumpulpun tak tentu arahnya Membentuk satu bentuk Untuk mejadi satu kegunaan Meski tiada cantik dalam pandangan Tetaplah kepuasan terlampirkan Helaian helaian asa yang terajut Merubah hidup yang awalnya mati Terbiar siapapun menilai Sebab hidup takkan terhenti
24 Balikan Teringat satu kata dari bibir sang bidadari Mengatakan tuk berpisah dari diri Mengakhirkan asmara yang telah bersemi Tak terhitung oleh hari Satu ungkapan diucapkan kembali Melawan kata yang lama Menanam kembali bunga asmara Begitu indah sang bidadari Menganggap diri begitu berarti Satu tawa yang terdengan telinga Membahagiakan hati yang telah bersama
25 Ber-asa Masih mencoba menyentuh hati Berharap satu pintu mampu terbuka Janganlah hati ini dikelabui Biarkan tetap mencari bahagia Masih selalu mencari tahu Cerita tentang arti lagu lagu Lagu dalam dada yang terburu Dikala dua wujud telah bertemu Perbolehkanlah hati ini datang Untuk memberi tahu maksud ungkapan Bukan maksud mencari alasan Hanya meluruskan pemahaman
26 Rindu Disela pemikiran otakku tentang sebuah fakta Dalam kevakuman waktu yang tersibukkan Terselip satu kecemasan tentang masa lalu Tersemat rasa takut tentang masa depan Berharap satu sisipan bukan yang dicemaskan Sejenak berhenti dan memejamkan mata Melanjutkan bayangan yang sempat terlintas Mencoba menyimak apapun yang beradu di otak Mencari jalan keluar dari sebuah angan Berusaha menahan emosi yang terbawa mimpi Kemudian denting denting lagu Mengalun syahdu menyentuh dinding telinga Membangunkan diri dari hayal dan mimpi Terbukalah mata saat diri tegugah Dan berusaha menenangkan hati yang ketakutan Lagi diri ini terlintas rindu Rasa takut yang terasa pun sebuah rindu Dan masa lalu, juga sebuah rindu Sungguh hati ini sedang rindu
27 Pernah diberikan padaku Sebuah tekstur dari benang benang berwarna hitam Yang dibelinya dari daretan pedagang pedagang Dari kota tempat ia belajar bahasa Diberikannya padaku Dari perbincangan lama yang masih berbumbu cinta Dari perkataan bahagia yang tak pernah tersangka Kemudian suara mesin-mesin gajah engangkut manusia Berhenti tepat di hadapan muka Dan terpanggil diri untuk menaiki Di atas lantai yang berjalan Dihadapkan sebuah wujud ungkapan Yang sungguh tak terlupakan Meski kini ada dalam lemari Tempat bejajar selimut ari Hadiah
28 Ragu Benarlah sebuah ungkapan Katakan tubuh masih bimbingan Tak patut menjadi pemimpin Sekalipun kekasih berucap ingin Benarlah sebuah opini Sebutkan jiwa tak bisa mandiri Wujud cinta hanyalah kata Diharap mampu merasa ragu Mungkinlah diri masih muda Tetaplah hati belajar dewasa Sekalipun percaya tak diterima Hati ini masih punya asa Biarlah tiada impian yang kembali Biarlah hati ini tetap di benci Harap selalu rasa dalam kalbu Tercinta tahu diri merindu
29 Sudahkah satu sisi hati yang dulu Sudah mejadi sisi lain yang tak mencintaiku? Benarkah perjalanan yang telah lama dijalani Tak lagi bisa dikisahkan kembali? Sungguh sangat disesalkan Perkenalan hanya untuk sebuah percintaan Dan usai perpisahan tiada lagi pertemanan Sedingin air es di pagi hari Hubungan antara dua hati Tiada sedikitpun interaksi Hanyalah sapa jikalau sudi Lelah dan letih lembaga hati Lama lamunan terhiasi Harap diri mampu kembali Seperti yang lain yang mendahului Setelah Perpisahan
30 Egoku Diamlah wahai bidadari Rahasiakan apapun sendiri Biarkan aku tetap tak mengerti Bisulah duhai gadisku Simpan semua dihatimu Biarkan aku tak pernah tahu Tulilah dikau cinta Jagalah agar tak terasuki suara Biarkan aku tak bisa bercerita Matilah engkau perempuanku Agar engkau tetap tak tahu Bahwa aku mencintaimu
31 Banyak mimpi masih mengambang di angan Belum pernah tercapai satupun dari semua Hanya harap masih berharap Dan harap ini hanyalah harap yang mengharapkan Telah sadar tentang sebuah fakta Telah tahu tentang jawaban rasa rindu Tapi hati ini tak mau mengerti Masih tetap memaksa diri Ada yang aku takutkan dari semua Aku takut aku akan marah Aku takut aku takbisa menerima Dan yang lebih mengerikan Aku takut aku trauma Entah bagaimana rasanya Tapi yang pasti Semua itu akan menyiksa Perasaanku
32......... Dalam raut wajah tuamu Aku melihat tatapan kemudaanmu Dalam keriput kecil kulitmu Aku lihat kekencangan tujuan hidupmu Dalam lidah kedewasaanmu Aku rasakan keremajaan sentuhanmu Dan dalam ringan tubuhmu Aku tahu berat sungguh pengorbananmu Namun dalam ketegasan sikapmu Aku lihat keraguanmu tentangku
33 Agustus Agustus, masih tetap seperti tahun lalu Agustus yang memilukan, menggundahkan, dan membimbangkan Agustus yang kelam Dan sejak Agustus Purnama tak lagi pernah indah Purnama hanya penutup sebuah bencana Dan purnama juga masih sama seperti tahun lalu Kucoba bertanya pada Agustus Apa yang telah terjadi? Hingga aku seperti ini. Namun sang Agustus hanya menjawab Aku tak bersalah, tanyalah pada Juli! Dan saat aku bertanya pada Juli Dia dengan tenang menjawab Engkau telah kehilangan hatimu diruang waktuku. Hingga di ruang waktu Agustus engkau selalu merasa gelisah.