III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

dokumen-dokumen yang mirip
m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

III. MATERI DAN METODE

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. MATERI DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

III. MATERI DAN METODE

Tata Cara penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. TATA CARA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

= hasil pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. V- = nilai tengah umum atau rata-rata hitung.

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2007 di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. Bina Widya Km. 12.5 Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kelapa sawit jenis D x P umur 3 bulan yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat Smnut, tanah mineral (inseptisol) yang diambil dari UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau, Polybag ukuran 35 x 40 cm (kapasitas 10 kg), bahan organik sludge padat, larutan EM-4 dan molases (air gula), NPK majemuk (15:15:6:4) sebanyak 5 g/polybag sebagai pupuk dasar. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, ayakan, parang, gelas ukur, ember, kayu, pipet tetes, hand sprayer, gembor, tali, meteran, timbangan analitik dan oven. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial, dimana faktor I adalah bahan organik sludge (S) dan faktor II adalah larutan EM-4 (E) dengan 3 ulangan.

12 Perlakuan tersebut adalah: Faktor I pemberian sludge dengan 4 taraf: 50 = Tanpa pemberian sludge 51 = Pemberian sludge 50 g/polybag Sa = Pemberian sludge 100 g/polybag S3 = Pemberian sludge 150 g/polybag Faktor II pemberian konsentrasi EM-4 dengan 4 taraf: Eo = Tanpa pemberian EM-4 El = Pemberian EM-4 10 ml/1 air (0,5 ml/polybag) E2 = Pemberian EM-4 20 ml/1 air (0,5 ml/polybag) E3 = Pemberian EM-4 30 ml/1 air (0,5 ml/polybag) Terdapat 16 kombinasi perlakuan dan masing-masing kombinasi diulang 3 kali, sehingga akan didapati 48 satuan unit percobaan. Setiap unit percobaan terdapat 3 tanaman, sampel yang diamati sebanyak 2 tanaman sehingga total keseluruhan tanaman adalah 144 tanaman. 3.4. Analisis Data Hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan model linear sebagai berikut: Yijk = + ai + Pj + (ap) ij + 8ijk Catatan: Yijk = Nilai pengamatan pada dosis sludge pada taraf ke-i dan konsentrasi EMpada taraf ke-j pada ulangan ke-k H = Nilai tengah umum

13 ai pj = Pengaruh perlakuan dosis sludge pada taraf ke-i = Pengaruh perlakuan konsentrasi EM-4 pada taraf ke j (ap) ij = Pengaruh interaksi pada dosis sludge dan konsentrasi EM-4 eijk = Pengaruh galat satuan dari dosis sludge dan pada taraf ke-i dan konsentrasi EM-4 pada taraf ke-j pada ulangan ke-k Data yang diperoleh dari Anova diuji lanjut dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5%. 3.5. Pelaksanaan 1. Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari segala vegetasi, kemudian dilakukan pengukuran luas tempat penelitian dengan ukuran 15 X 5 m, setelah itu tanah diratakan sehingga polybag dapat disusun rapi dan tidak miring. Tempat penelitian bebas menerima cahaya matahari dan tanahnya tidak tergenang air. Sekeliling lahan penelitian dipagar dengan menggunakan kayu yang bertujuan untuk mencegah kerusakan bibit dari gangguan hewan temak atau hewan lain yang berada di sekitar lokasi penelitian. 2. Persiapan Medium Tanam Medium tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah mineral (inseptisol) yang diambil secara komposit dari UPT Fakultas Pertanian dengan kedalaman 0-20 cm. Tanah dibersihkan dari akar-akar gulma dan sisa-sisa kotoran, selanjutnya tanah dihancurkan lalu dikeringanginkan selama satu minggu.

14 3. Pemberian Periakuan Gumpalan sludge teriebih dahulu dihancurkan dan digemburkan sebelimi dikeringanginkan lalu diayak. Kemudian ditimbang sesuai dengan dosis perlakuan (50 g, 100 g,150 g). EM-4 yang telah disediakan perlu diaktifkan teriebih dahulu dengan memberikan molasses. Molasses dapat dibuat dengan memasak gula merah dengan air, dimana perbandingan gula merah dan air adalah 1 kg : 500 ml atau sesuai dengan kebutuhan EM-4 yang akan digunakan. Perbandingan antara EM-4, molasses dan air adalah 1:1: 1000, kemudian larutan ini dibiarkan dahulu selama 24 jam, lalu disiramkan ke tanah. Pemberian EM-4 dilakukan dengan penyiraman menggunakan pipet tetes pada tanah sebanyak 0,5 ml dari seminggu sebelum tanam hingga seminggu sebelum akhir penelitian dengan interval waktu pemberian adalah seminggu sekali sesuai dengan perlakuan konsentrasi EM-4 (10 ml, 20 ml, 30 ml per liter air). 4. Pengisian Polybag Tanah yang telah dikeringanginkan ditimbang sebanyak 10 kg, dicampur dengan sludge yang telah disiram dengan EM-4, kemudian dimasukkan ke dalam polybag. Pengisian polybag dilakukan dengan cara memasukkan tanah ke dalam polybag dengan tangan atau sekop kecil. Setelah polybag terisi semua lalu disusun di setiap unit percobaan sesuai dengan bagan pada lampiran 2. 5. Penanaman Bibit Penanaman bibit dilakukan dengan cara membuat lubang pada tanah dalam polybag dengan menggunakan pipa paralon ukuran 4 inchi. Bibit yang telah berumur 3 bulan dipilih yang ukurannya sama kemudian ditanam ke dalam

15 polybag besar dengan cara dasar polybag kecil disayat tetapi tidak mengenai akar. Polybag kecil yang telah disayat dasamya ditarik atau dilepas kemudian dimasukkan ke dalam polybag besar. Tanah di sekeliling lubang ditekan padat merata, selanjutnya dilakukan penambahan tanah hingga sebatas leher akar. 6. Pemberian Pupuk Dasar NPK Majemuk Pemberian pupuk dasar NPK majemuk (15:15:6:4) dilakukan pada saat penanaman bibit dengan dosis 5 g/polybag. 7. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor yang berlubang halus. Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari hingga kapasitas lapang. Namun jika hari hujan, maka frekwensi penyiraman dikurangi karena air cukup tersedia bagi tanaman. b. Penyiangan Penyiangan di sekitar polybg dilakukan dengan cangkul, sedangkan di dalam polybag dengan mencabut dengan tangan. Penyiangan dilakukan satu kali dalam dua minggu. c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tindakan pengendalian hama dilakukan jika terdapat serangan hama atau penyakit. Untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan penyemprotan dengan menggunakan Sevin 80 SP dan Antrcol 75 WP dengan konsentrasi masing-masing 0,2%.

16 3.6. Pengamatan Parameter Parameter yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Pertambahan Tinggi Bibit Kelapa Sawit (cm) Bibit yang telah disediakan teriebih dahulu diukur tingginya untuk memperoleh tinggi bibit awal. Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari permukaan tanah sampai pada ujung pelepah daun tertinggi. Daun tersebut ditegakkan lalu diukur dengan meteran. Agar tidak menimbulkan kesalahan maka diberi ajir setinggi 10 cm dari pangkal batang. Pengamatan ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 2. Pertambahan Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit (helai) Pengamatan pertambahan jumlah daim dilakukan dengan menghitung jumlah daun bibit sebelum dipindahkan ke pembibitan utama. Daun yang dihitung adalah daim yang telah membuka sempuma dari saat penanaman hingga akhir penelitian pada tanaman sampel. Pengamatan ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 3. Pertambahan Diameter Bonggol Bibit Kelapa Sawit (cm) Diameter bonggol ini diukur sebelum dipindahkan ke pembibitan utama untuk mendapatkan diameter awal. Pengukuran diameter bonggol dilakukan dengan menggunakan jangka sorong yang diukur 2 cm dari leher akar. Pengukuran ini dilakukan dengan 2 arah yang saling tegak lurus. Pengukuran ini dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 4. Volume Akar Bibit Kelapa Sawit (ml) Pengamatan volume akar tanaman dilakukan dengan cara membongkar bibit sawit yang dijadikan tanaman sampel. Tanaman yang telah dibongkar dicuci

17 bersih dengan cara menyemprotkan air ke akar sampai sisa-sisa tanah hilang dan akar menjadi bersih, setelah itu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang di dalamnya terdapat air. Kenaikan permukaan air setelah dimasukkan akar bibit sawit dikurangi permukaan awal air merupakan volume akar bibit sawit. Pengamatan parameter ini dilakukan pada akhir penelitian. 5. Berat kering Bibit Kelapa Sawit (g) Pengamatan berat kering tanaman dilakukan dengan cara membongkar tanaman yang dijadikan sampel. Tanaman sampel dicuci hingga bersih, dipotongpotong, setelah itu dimasukkan ke dalam amplop untuk diovenkan selama 2 x 24 jam pada suhu 70" C, selanjutnya ditimbang kembali untuk mengetahui berat keringnya. Pengamatan ini dilakukan pada akhir penelitian.