BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. apakah perbedaannya signifikan atau tidak signifikan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasi.penelitian korelasi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan seorang peneliti mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi pada satu atau lebih variabel lainnya (Azwar, 2010). 1. Variabel Penelitian B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu konsep mengenai atribut yang memiliki nilai variasi secara kualitatif atau kuantitatif (Azwar, 2010). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan negosiasi sebagai variabel terikat (Y). Bagan 3.1 Hubungan masing-masing variabel X Y Keterangan : X : Komunikasi Interpersonal Y : Kemampuan Negosiasi 28

29 C. Definisi operasional Definisi operasional variabel penelitian adalah: 1. Kemampuan Negosiasi Kemampuan negosiasi adalah kemampuan yang dimiliki entrepreneur muda untuk melakukan suatu proses timbal balik antara entrepreneur itu sendiri dengan pihak lain hingga mencapai suatu kesepakatan, yang diukur dengan skala kemampuan negosiasi. Skala terdiri dari aspek-aspek kemampuan negosiasi dari Jackman (2005) yang meliputi: (1) kemampuan memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang dihadapi, (2) kemampuan berfokus pada kepentingan bukan pada posisi, (3) kemampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir, dan (4) kemampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif. Tinggi rendahnya kemampuan negosiasi ditandai semakin tinggi total skor skala kemampuan negosiasi, semakin tinggi tingkat kemampuan negosiasi dan sebaliknya. 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, serta pemindahan pengertian dan pemahaman antara dua orang atau lebih dalam hal ini entrepreneur muda dengan pihak-pihak lain yang diukur melalui skala komunikasi interpersonal. Skala terdiri dari aspek-aspek komunikasi interpersonal dari Hartley (dalam Sarwono,2002) yang meliputi: ( 1) tatap muka, (2) adanya hubungan dua arah, (3) niat kehendak, dan (4) intensi kedua belah pihak. Kemudian semakin tinggi total skor skala komunikasi

30 interpersonal berarti semakin tinggi tingkat komunikasi interpersonal dan sebaliknya. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Azwar (2010) menyebutkan bahwa populasi merupakan kelompok subjek yang hendak digeneralisasikan yang kelompok subjeknya harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak hanya sebatas pada ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristikkarakteristik individu. Populasi dalam penelitian ini adalah para entrepreneur muda yang berjumlah 105 orang. Adapun kriteria populasi adalah sebagai berikut: a. Usia dewasa muda Dalam penelitian ini subjek berkisar antara 18-30 tahun, sesuai dengan pendapat Erikson (Santrok, 2005) dimana pada usia tersebut orang dewasa muda yang masih bingung dengan pilihan karirnya didorong untuk memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat, dan faktor psikologis yang dimilikinya. b. Telah melakukan kegiatan wirausaha aktif berkelanjutan minimal 1 tahun. Entrpreneur muda sebagai penggerak usahanya, diharapkan dapat melaksanakan inovasi yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha sebaiknya dilakukan secara aktif dan berkelanjutan minimal satu tahun, karena paling tidak dibutuhkan satu tahun pertama bagi seorang

31 entrepreneur muda untuk memahami seluk beluk usaha yang di jalankannya (Tiyas, 2013). 2. Subjek Penelitian Subjek adalah sebagian dari populasi dengan karakteristik yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Pada penelitian ini jumlah subjek adalah 105 orang. Pengambilan subjek mengunakan teknik sampling jenuh E. Metode Pengumpulan Data Menurut Azwar (2010) metode atau tehnik pengumpulan data adalah caracara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala. Skala menurut Azwar (2010) adalah sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal yang ingin diketahui. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua skala yaitu, skala kemampuan negosiasi dan skala komunikasi interpersonal. 1. Alat Ukur Variabel Kemampuan Negosiasi Alat ukur pada penelitian ini menggunakan skala kemampuan negosiasi disusun berdasarkan teori Jackman (2005). Skala ini menggunakan bentuk skala likert yang dibuat menjadi empat alternatif jawaban. Seluruh aitem dalam skala ini terdiri dari favourable dan unfavourable. Penilaian untuk setiap jawaban berkisar dari satu (1) sampai dengan empat (4). Untuk pernyataan yang bersifat favourable, pilihan jawaban meliputi: skor empat (4) untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor tiga (3) untuk jawaban Sesuai (S),

32 skor dua (2) untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor satu (1) untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Sebaliknya untuk pernyataan bersifat unfavourable, pilihan jawaban meliputi: skor empat (4) untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), skor tiga (3) untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), skor dua (2) untuk jawaban Sesuai (S), dan skor satu (1) untuk jawaban Sangat Sesuai (SS). Berdasarkan aspek kemampuan negosiasi dari Jackman yaitu, (1) kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi, (2) ke mampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi, (3) ke mampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir, (4) ke mampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif, maka disusun blue print skala kemampuan negosiasi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1. Blue print skala kemampuan negosiasi No Aspek Nomor aitem Jumlah Favorabel Unfavorabel 1 Memisahkan perasaan pribadi 1, 2,3, 4 5, 6 6 dengan masalah yang sedang dihadapi 2 Berfokus pada kepentingan bukan 7, 8, 9 10, 11, 12 6 posisi 3 Mengumpulkan beberapa pilihan 13, 14, 15 16, 17, 18 6 sebelum membuat keputusan akhir 4 Memastikan bahwa hasil 19, 20 21, 22 4 didasarkan pada kriteria obyektif Jumlah 11` 11 22

33 2. Alat Ukur Variabel Komunikasi Interpersonal Alat ukur pada penelitiaan ini menggunakan skala komunikasi interpersonal disusun berdasarkan teori Hartley (dalam Sarwono, 2002). Skala ini menggunakan bentuk skala likert yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban dengan menghilangkan jawaban netral. Penghilangan jawaban netral ini berguna untuk menghindari jawaban yang mengelompok sehingga dikhawatirkan peneliti akan kehilangan banyak data. (Hadi,2002) Seluruh aitem dalam skala ini terdiri dari favourable dan unfavourable. Penilaian untuk setiap jawaban berkisar dari satu (1) sampai dengan empat (4). Untuk pernyataan yang bersifat favourable, pilihan jawaban meliputi: skor empat (4) untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor tiga (3) untuk jawaban Sesuai (S), skor dua (2) untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor satu (1) untuk jawaban Sangat Tidak S esuai (STS). Sebaliknya untuk pernyataan bersifat unfavourable, pilihan jawaban meliputi: skor empat (4) untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), skor tiga (3) untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), skor dua (2) untuk jawaban Sesuai (S), dan skor satu (1) untuk jawaban Sangat Sesuai (SS). Berdasarkan aspek komunikasi interpersonal dari Hartley yaitu, (1) adanya tatap muka, (2) adanya hubungan dua arah, (3) adanya niat, kehendak dan intensi dari kedua belah pihak, maka disusun blue print skala komunikasi interpersonal yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

34 Tabel 3.2. Blue print skala komunikasi interpersonal No Aspek Indikator Jumlah Favorabel Unfavorabel 1 Adanya 1. Bertemunya 1 6 2 tatap muka komunikan dan komunikator 2. Peran komunikator 2 7 2 dan komunikan 3. Rasa saling 3 8 2 percaya 4. Saling terbuka 4 9 2 2 Adanya hubungan dua arah 3 Adanya niat. Kehendak dan intensitas 5. Saling senang 5 10 2 1. Adanya pesan 11, 12 15 2 yang ingin disampaikan 2. Pemahaman pesan 13 16 2 oleh komunikator 3. Saling pengertian 14 17 2 1. Adanya keinginan 18 24 2 2. Adanya perhatian 19 25 2 3. Intensitas 20 26 2 (kedalaman pembahasan informasi) 4. frekuensi (tingkat keseringan) 5. Pengulangan pemberian informasi 21 27 2 22 28 2 6. Durasi (rentang waktu) 23 29 2 Jumlah 15 14 29 1. Uji Validitas F. Teknik Pengumpulan Data Validitas dapat diartikan sejauh mana suatu tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2009).

35 2. Uji Coba Alat Ukur Dalam penellitian ini, uji coba alat ukur dalam penelitian dilakukan pada subjek dengan sifat yang sama dengan populasi yang diteliti. Pada hasil uji coba alat ukur sendiri akan dilihat daya deskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antar individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Azwar (2012) menyebutkan salah satu cara melihat daya deskriminasi aitem adalah dengan melihat koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri yang dikenal dengan nama koefisien korelasi aitem-total (rix). Penerimaa n aitem diterima atau gugur dalam penelitian ini dengan melihat koefisien korelasi (rix) dengan batasan 0,30. dengan nilai koefisiensi korelasi 0,30 dianggap memuaskan dan bisa digunakan untuk alat ukur penelitian. Sedangkan aitem yang berada dibawah koefisien korelasi tersebut akan dianggap gugur. Sementara itu Azwar (2012) menyebutkan apabila aitem yang diterima ternyata masih tidak bisa memenuhi jumlah yang diinginkan, ketentuan koefisien korelasi aitem dari 0,30 bisa diturunkan menjadi 0,25, dan dalam penelitian ini ketentuan koefisien korelasi aitem yang diterima adalah 0,30. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan di kawasan kampus Universitas Riau pada tanggal 17-23 November 2014 dengan jumlah subjek sebanyak 60 orang. Setelah dilakukan uji coba, dari 22 aitem alat ukur kemampuan negosiasi ada dua aitem yang dinyatakan gugur, yaitu 2, 18, dengan ketentuan koefisien korelasi aitem >0,25. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

36 Tabel 3.3. Blue print skala kemampuan negosiasi try out Jumlah No Aspek 1 2 3 4 Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi diterima gugur 6 1, 3, 4, 5, 6 2 Berfokus pada kepentingan bukan 7, 8, 9, 10, 11, 6 posisi 12 - Mengumpulkan beberapa pilihan 13, 14, 15, 16, 6 sebelum membuat keputusan akhir 17 18 Memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif 4 19, 21, 20, 22 - Jumlah 22 20 2 Dari tabel di atas diketahui ada 20 aitem yang diterima dan dapat digunakan dalam penelitian dengan standar korelasi 0,25, dengan kisaran koefisien korelasi dari 0,28 sampai 0,831, sementara yang lainnya gugur. Adapun gambaran aitem yang diterima dapat dilihat melalui tabel blue print sebagai berikut: Tabel 3.4. Blue print skala kemampuan negosiasi setelah try out No Aspek Jumlah aitem Sebaran aitem Memisahkan perasaan pribadi 1 dengan masalah yang sedang 5 9, 15, 11, 19, 18 dihadapi 2 Berfokus pada kepentingan bukan posisi 6 6, 12, 16, 1, 10, 3 3 Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir 5 7, 13, 14, 2, 8, 4 Memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif 4 17, 5, 4, 20 Jumlah 20 20 Selanjutnya pada skala komunikasi interpersonal, dari 29 aitem yang digunakan dalam skala, ada tujuh aitem yang dinyatakan gugur, yaitu 6, 8, 9, 23, 24, 25, 26 dengan ketentuan bahwa setiap aitem memiliki koefisiensi korelasi aitem 0,25. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

37 Tabel 3.5. Blue print skala komunikasi interpersonal try out Jumlah No Aspek diterima gugur 1 Adanya tatap muka 10 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10 6, 8, 9 Adanya hubungan dua 11, 12, 13, 14, 15, 2 7 - arah 16, 17 Adanya niat, kehendak dan 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 3 12 intensitas 27, 28, 29 25, 26 Jumlah 29 22 7 Dari tabel di atas diketahui bahwa ada 22 aitem yang diterima dan dapat digunakan dalam penelitian dengan standar koefisien korelasi 0,25, dengan kisaran koefisien korelasi dari 0,306 sampai 0,806, sementara yang lainnya gugur. Adapun gambaran aitem yang diterima dapat dilihat melalui tabel blue print sebagai berikut: Tabel 3.6. Blue print skala komunikasi interpersonal setelah try out No Aspek Indikator Jumlah Favorabel Unfavorabel 1 Adanya 1. Bertemunya komunikan 3-1 tatap muka dan komunikator 2. Peran komunikator dan 11 5 2 komunikan 3. Rasa saling percaya 1-1 4. Saling terbuka 4-1 5. Saling senang 21 6 2 2 Adanya 1. Adanya pesan yang 9, 8 2 3 hubungan dua arah ingin disampaikan 2. Pemahaman pesan oleh 7 12 2 komunikator 3. Saling pengertian 10 13 2 3 Adanya 1. Adanya keinginan 22-1 niat. 2. Adanya perhatian 19-1 Kehendak 3. Intensitas (kedalaman 15-1 dan intensitas pembahasan informasi) 4. frekuensi (tingkat 20 18 2 keseringan) 5. Pengulangan pemberian 17 14 2 informasi 6. Durasi (rentang waktu) - 16 1 Jumlah 14 8 22

38 3. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan suatu teknik yang digunakan untuk melihat seberapa jauh skala dapat memberikan hasil ajeg (konstan) dalam suatu pengukuran. Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran suatu alat ukur. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 menunjukkan reliabilitas alat ukur yang semakin tinggi. Sebaliknya, alat ukur yang rendah reliabilitasnya ditandai dengan koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 (Azwar, 2010). Uji reabilitas dihitung dengan menggunakan proses komputerisasi yaitu program SPSS 17.00 for Windows. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas terhadap aitem pada skala kemampuan negosiasi diperoleh koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,926 dan pada skala komunikasi interpersonal (α) sebesar 0,921 Hal ini dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kedua skala dalam penelitian ini tergolong tinggi. G. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam menganalisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik korelasi product moment. Analisis korelasional bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Analisis data akan dihitung menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17.0 for windows.