BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan akan dihasilkan generasi yang berkualitas yang akan berperan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sangat pesat

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poppy Diara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jalur dan jenjang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang objek tertentu tetapi juga menuntut cara berpikir untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan disemua jurusan yang di

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Putri Hidayati, 2013

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian strategi Think Talk Write

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam kehidupan, antara lain dalam pembentukan keterampilan berkomunikasi dan pemecahan masalah serta mampu bekerjasama, kemudian diharapkan yang memiliki keterampilan berpikir seperti ini mampu menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri. Matematika bukan hanya sekedar alat bagi ilmu, tetapi lebih dari itu matematika adalah bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Menurut Jalaludin (Pawit, 1990: 1) sudah diketahui banyak orang bahwa komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor, dan di masjid, bahkan komunikasi sanggup menyentuh segala aspek kehidupan kita artinya hampir seluruh kegiatan manusia dimanapun adanya selalu tersentuh komunikasi. Menurut Jordan (Pawit, 1990: 1) pada bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi. Atau dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Komunikasi juga menitik beratkan pada fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan, selain dalam pengertiannya yang lebih luas yang meliputi segala aspek kehidupan manusia, misalnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial ekonomi, budaya dan lain sebagainya. 1

Menurut The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (2004: 603) komunikasi antar guru dan siswa maupun siswa dengan siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Greenes & Schulman (NCTM, 2004: 603) menyatakan bahwa komunikasi matematika merupakan: (1) Kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematika; (2) Modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi investigasi matematika; (3) Wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain. Menurut BSNP (2006: 364), tujuan mata pelajaran matematika, diantaranya adalah mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, diagram, tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah dan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Pengembangan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah selain sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika, juga menjadi salah satu standar kompetensi lulusan dalam bidang matematika. Menurut Poppy dkk, (2010: 1-2) Tujuan pemberian pembelajaran matematika sejalan dengan yang dirumuskan dalam prinsipprinsip dan standar matematika sekolah Menurut NCTM yaitu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan 2

pemahaman dan bukti, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi, dan kemampuan representasi. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP N 2 Godean kelas VII-B dengan total 32 siswa pada tanggal 30 November 2016. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menjelaskan materi hanya 15 siswa yang aktif dari total 32 siswa, siswa cenderung diam, hanya mendengarkan penjelasan dari guru, kurang berani memberikan pendapat pada saat guru memberikan pertanyaan, atau menanggapi jawaban teman lainnya, bahkan takut bertanya walaupun sebenarnya belum paham tentang apa yang dipelajari, tidak merespons saat guru menyajikan pekerjaan yang keliru, siswa hanya mengerjakan atau mencatat apa yang diperintahkan oleh guru. Sehingga kemampuan siswa dalam memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan dianggap kurang. Ada sekitar 19 siswa dari total 32 siswa juga tidak terbiasa membuat visualisasi untuk mendeskripsikan masalah matematika, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dan diperkuat dengan pernyataan Ibu Sri Murwati selaku guru matematika kelas VII mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika masih banyak didominasi oleh aktivitas guru. Hal ini menunjukkan kurangnya kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika ke dalam bentuk uraian yang relevan. Tentu saja hal ini berpengaruh pada kurangnya kemampuan siswa dalam mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika. mereka hanya menunggu jawaban teman yang dianggapnya lebih pintar atau menunggu jawaban dari guru. Hal ini 3

menunjukkan bahwa komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa masih kurang. Masalah yang dihadapi siswa kelas VII SMP N 2 Godean dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi yang masih rendah dan kemampuan pemecahan masalah yang masih kurang. Pernyataan ini diperkuat oleh data nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran matematika tahun 2015/2016 yang masih belum mencapai KKM, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Rata-Rata Nilai UTS Matematika SMP N 2 Godean Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas Nilai rata-rata UTS matematika KKM VII-A 66,91 VII-B 66,44 VII-C 68,57 VII-D 73,94 70 Menurut Fowler (Pandoyo, 1992: 1) matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan. Menurut Syaiful (2002: 99), salah satu strategi belajar yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah adalah dengan diskusi kelompok. Menurut Arends (2004: 356), siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar merupakan salah satu ciri-ciri sari model pembelajaran kooperatif. Salah 4

satu model pembelajaran yang banyak melibatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Erman Suherman dkk, (2003: 260), Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan suatu pembelajaran dengan kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa model pembelajaran kooperatif yang akhir-akhir ini dikembangkan salah satu diantaranya adalah tipe Think-Talk-Write (TTW). Model pembelajaran TTW ini di perkenalkan oleh Huinker & Laughl pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW ini, siswa diberi masalah matematika dan menyelesaikannya secara individu terlebih dahulu dengan membuat catatan kecil. Kemudian siswa dilibatkan dalam kelompok diskusi untuk mendiskusikan hasil dari catatan kecil yang memungkinkan siswa membangun diri dan terhadap kemampuannya. Selain itu, dengan model pembelajaran ini akan mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab, lebih berpikir kritis dan produktif, dan meningkatkan hasil belajar dan suasana belajar yang kondusif. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dalam pembelajaran matmatika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika pada siswa SMP N 2 Godean kelas VII-B. 5

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, sebagai berikut: 1. Pembelajaran matematika didalam kelas masih didominasi oleh guru 2. Kurangnya keberanian siswa untuk menyampaikan gagasan dan pendapat 3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah 4. Kurangnya kemauan siswa dalam menyelesaikan masalah 5. Kurangnya interaksi sebagian siswa sehingga terlihat pasif dalam pembelajaran di kelas 6. Kurangnya komunikasi sebagian siswa sehingga terlihat pasif dalam pembelajaran di kelas C. Batasan Masalah Dari beberapa permasalahan tersebut, maka penelitian peneliti memfokuskan masalah pada, kurangnya kemampuan dan keinginan siswa menyelesaikan pemecahan masalah dan kurangnya interaksi dan komunikasi sebagian siswa sehingga terlihat pasif dalam pembelajaran dikelas dengan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) sebagai upaya untuk meningkatkan komunikasi siswa dan pemecahan masalah matematika. D. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 6

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk- Write (TTW) yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VII-B SMP N 2 Godean? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VII- B SMP N 2 Godean? 3. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk- Write (TTW) yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII-B SMP N 2 Godean? 4. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII-B SMP N 2 Godean? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah : 1. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa di kelas VII-B SMP N 2 Godean. 2. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dikelas VII-B SMP N 2 Godean. 7

3. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII-B SMP N 2 Godean. 4. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dikelas VII-B SMP N 2 Godean. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1. Hasil penenlitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). 2. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan komunikasi dalam pemecahan masalah matematika melalui pembelajaran diskusi kelompok kecil. 3. Sarana bagi peneliti untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan selama penelitian serta menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam kegiatan pembelajaran matematika. 8