BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMK MUHAMMADIYAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah proses atau gaya mempengaruhi orang lain atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan itu dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

KOMPETENSI GURU. Kata kunci : kompetensi guru, peran kepala sekolah. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengembangan kekuatan daya nalar yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di. bidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kedisiplinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di setiap lingkungan masyarakat pasti terdapat suatu organisasiorganisasi. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai kemampuan lebih dari yang lain. Termasuk juga dalam dunia pendidikan. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan melalui proses yang panjang. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing sesuatu kelompok sedemikian rupa, sehingga tercapailah tujuan dari kelompok itu. 1 Dalam kaitannya dengan pendidikan, seorang pemimpin lembaga pendidikan yaitu Kepala Madrasah mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas dari lembaga pendidikan yang dipimpin berdasarkan tujuan bersama. Fungsi kepemimpinan dalam dunia pendidikan adalah sebagai leader, dan educator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sementaraitu, mutu pendidikan akan tercapai dengan baik jika didukung 1 N.A. Ametembun, Kepemimpinan Pendidikan, (Malang: IKIP Malang, 1975), h. 1-2. 1

2 oleh seluruh komponen pendidikan yang terorganisir dengan baik. Beberapa komponen tersebut adalah input, proses, dan output,dan ini perlu mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pihak yang mempunyai peran penting dalam lembaga pendidikan yaitu kepala madrasah, karena seorang kepala madrasah seorang pemimpin lembaga pendidikan yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di madrasah. Kepala madrasah sebagai penentu kebijakan di madrasah harus memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin madrasah dengan bijak dan terarah, serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang maksimal pula, demi meningkatkan mutu pendidikan. 2 Selanjutnya fungsi kepala madrasah sebagai supervisor mempunyai tanggungjawab dalam berhasilnya proses belajar mengajar di kelas dalam sekup mikro atau di madrasah dalam sekupmakro. Kepala madrasah bertugas membantu guru baik secara individual atau kelompok untuk memperbaiki pengajaran dan kurikulum, serta aspek pengembangan lainnya. 3 Kepala madrasah dituntut untuk mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan pembaharuan di sekolah terkait dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh para guru. Kepala madrasah sebagai leader mempunyai wewenang dan kekuasaan, serta kompetensi untuk mengatur dan mengembangkan bawahannya secara profesional. Dengan demikian kepala madrasah harus memiliki kompetensi profesional yaitu: (1) kepala madrasah sebagai 2 Abdullah Munir, MenjadiKepalaSekolahEfektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 6. 3 W. Mantja, ManajemenPendidikandanSupervisiPengajaran, (Malang: Wineka Media, 2005), h. 56.

3 pemimpin, (2) kepala madrasah sebagai manajer, (3) kepala madrasah sebagai pendidik, (4) kepala madrasah sebagai administrator, (5) kepala madrasah sebagai wirausahawan, (6) kepala madrasah sebagai pencipta iklim kerja, dan (7) kepala madrasah sebagai penyelidik. 4 Dari fungsi-fungsinya sebagai seorang Kepala Madrasah, maka seorang Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin mempunyai peran dan juga tanggung jawab yang paling besar terhadap lembaganya, karena ia merupakan penentu dari gagal atau berhasilnya sebuah lembaga (organisasi). Apabilakepala madrasah benar-benar professional, maka tujuan akan tercapai. Tetapi jika kepala madrasah tidak professional, maka tidak akan ada tujuan yang bias tercapai. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya. 5 Kepala madrasah sebagai pemimpin merupakan juklak (petunjuk pelaksanaan) dalam membangun budaya organisasi. Kepala madrasah harus memberikan sifat dan tauladan yang baik agar ditiru oleh para pengikutnya. Maka seorang pemimpin harus sesuai dengan semboyan Ing Ngarso sung Tuladha, Ing Madya mangun Karso, Tut wuri Handayani. Jika ingin pengikutnya mempunyai kesadaran, maka seorang pemimpin harus menanamkan kesadaran profesionalisme guru kepada pengikutnya 4 Tim PenyusunStandarKompetensi, StandarKompetensiKepalaSekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, (Yogyakarta: PustakaYustisia, 2007), h. 102-103. 5 E. Mulyasa, MenjadiKepalaSekolahProfesional, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2007), h.158.

4 dan ia sendiri menjadi tokoh utama yang melakukan sesuatu yang diperintahnya. Namun, banyak kepala madrasah sebagai pemimpin lembaga pendidikan yang tidak mampu menjadi teladan yang baik bagi pengikutnya. Seperti datang ke Madrasah tepat waktu / tidak terlambat, berseragam, menjalankan kewajiban dan tugas-tugas. Sebab kepala madrasah harus menjadi teladan. Bagaimana bisa kepala madrasah menjadi teladan, apabila perilakunya tidak karuan. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menggunakan gaya yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan komunikasi yang efektif, memotivasi bawahannya, melaksanakan kontrol dan seterusnya. 6 Maka dengan demikian, Kepemimpinan yang efektif merupakan kepemimpinan yang mampu menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama. Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 1 merupakan salah satu Madrasah Aliyah favorit di Tulunggaung. Para tenaga kependidikan mampu bekerja dengan baik, walaupun letaknya berada di daerah pinggiran bahkan bersebelahan tepat dengan pasar hewan (pasar sapi), namun mampu bersaing dengan madrasah-madrasah aliyah yang ada di Tulungagung. Kepala madrasahnya adalah kepala yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga guru-guru dan tenaga 6 HusainiUsman, ManajemenTeori, PraktikdanRisetPendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2009), h. 293.

5 kependidikan lainnya merasa nyaman dan tenteram berada di bawah kepemimpinannya. Di samping itu, kepala madrasah juga melakukan pembinaan kepada guru-guru guna meningkatkan kompetensinya demi meningkatkan mutu pendidikan di madrasah tersebut. Di samping keunikan letak geografisnya dan mempunyai karakter tersendiri, madrasah ini juga mempunyai banyak kelebihan di antara madrasah-madrasah yang ada di sekitarnya. Kelebihan yang dimaksudkan antara lain adalah madrasah sudah melakukan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikannya, salah satunya dengan dilaksanakannya semi fullday. Lembaga pendidikan tersebut juga benar-benar menerapkan kedisiplinan yang baik. Tidak hanya kedisiplinan bagi siswa, tetapi juga kedisiplinan bagi seluruh guru yang ada di sana. Selain itu peserta didik yang ada di lembaga tersebut ramah-ramah dan menerapkan budaya berjabat tangan ketika bertemu dengan gurunya, berdoa sebelum dan sesudah belajar. Membaca Al-Qur an setiap sebelum proses pembelajaran berlangsung dan menghafalkan asmaul husna di setiap akhir proses pembelajaran. Fakta tersebut merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti. Maka dari itu peneliti mengambil judul Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MAN Tulungagung 1.

6 B. Fokus Penelitian Bertolak dari konteks penelitian di atas, maka penelitian ini terfokus dan ingin mengungkap pentingnya kepemimpinan efektif dalam meningkatkan profesionalisme guru. Fokus tersebut rinciannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai manajer dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1? 2. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai administrator dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1? 3. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan focus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peran kepala madrasah sebagai manajer dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1 2. Peran kepala madrasah sebagai administrator dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1 3. Peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan profesionalisme guru di MAN Tulungagung 1

7 D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori dalam bidang kepemimpinan pendidikan, serta konsep-konsep kepemimpinan kepala madrasah yang efektif dalam meningkatkan profesionalisme guru. 2. Secara Praktis a. Bagi MAN Tulungagung 1 Penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi kepala madrasah dalam mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkanprofesionalisme guru. b. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan berguna sebagai pengembangan umum penelitian, sehingga pada akhirnya dapat digunakan sebagai pengembangan pengetahuan penelitian tentang kepemimpinan kepala madrasah yang berorientasi pada peningkatan profesionalisme guru. c. Bagi institusi Kementrian Agama Kabupaten Tulungagung Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan dalam memberikan pembinaan terhadap kepala madrasah yang berada di bawah naungannya dalam rangka untuk meningkatkan profesionalisme guru di madrasah.

8 E. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam pembahasan ini dengan judul Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MAN Tulungagung 1, perlu kiranya penulis memberikan definisi istilah sebagai berikut: 1. Konseptual a. Kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar. 7 b. Profesionalisme guru adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. 8 2. Operasional Peran Kepala Madrasah Dalam meningkatkan profesionilsme guru secara operasional adalah fungsi kepemimpinan kepala madrasah yang meliputi kepala madrasah sebagai menejer, kepala madrasah sebagai administrator, kepala madrasah sebagaisupervisor yang berorientasi pada peningkatan profesionalisme guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosal, dan kompetensi profesional. 7 Wahjosumidjo, KepemimpinanKepalaSekolah, TinjauanTeoritikdanPermasalahannya, (Jakarta: PT RajagrafindoPersada, 1999), h. 81 8 Kunandar, Guru ProfesionalImplementasiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dansuksesdalamsertifikasi Guru, (Jakarta : PT RajagrafindoPersada, 2007), h.46

9 F. Sistematika Penulisan Skripsi Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang disusun secara sistematis sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian utama (inti) terdiri dari: Bab I pendahuluan, terdiri dari: Konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka, membahas tentang: pengertian, peran dan tanggungjawab Kepala Madrasah, pengertian Profesionalisme Guru, penelitia terdahulu, kerangka berfikir. Bab III metode penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian. Bab IV paparan hasil penelitian, terdiri dari: paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan penelitian. Bab V penutup, terdiri dari: kesimpulan dan saran Bab akhir, terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar riwayat hidup penulis.