VISUALISASI SARANG LEBAH DENGAN TEKNIK BORDIR DAN BATIK PADA BUSANA PENGANTIN

dokumen-dokumen yang mirip
VISUALISASI SARANG LEBAH DENGAN TEKNIK BORDIR DAN BATIK PADA BUSANA PENGANTIN

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM

BAJAK LAUT SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA KASUAL PENCIPTAAN. Oleh: Gitty Febrianti NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan

TRANSFORMASI BENTUK DAUN MONSTERA SEBAGAI MOTIF BATIK DALAM BUSANA KASUAL

MOTIF BATIK BURUNG KUAU DAN MOTIF KLASIK PADA BUSANA EVENING PENCIPTAAN. Atik Nasta ina Nafi ah NIM: PROGRAM STUDI D-3 BATIK DAN FASHION

BAB I PENDAHULUAN. indah, Noerdjito & Aswari dalam Tresnawati (2010: 1). Keindahan serta

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

RUMPUT LAUT DALAM BUSANA READY TO WEAR

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

VISUALISASI KALIGRAFI ARAB DALAM KARYA SENI BATIK TULIS SEBAGAI HIASAN DINDING PENCIPTAAN. Riza Fauzi ah NIM

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MOTIF GURDHA DALAM KEBAYA MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURUSAN KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

ORNAMEN ARABESQUE SEBAGAI INSPIRASI BUSANA PESTA MALAM MUSLIM WANITA PENCIPTAAN. Marini Nurul Khoirunnisa NIM

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

CERITA RAKYAT GUA SARANG BURUNG PALLAS BARUNI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI BATIK PENCIPTAAN RINDU WIDYASMARA NIM

EKSPLORASI MOTIF SEKAR JAGAD MENGGUNAKAN TEKNIK LASER CUTTING UNTUK BUSANA SEMI FORMAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TANAMAN INDIGOFERA TINCTORIA SEBAGAI INSPIRASI PERANCANGAN BATIK TULIS UNTUK PAKAIAN EKSKLUSIF WANITA

TEKNIK BATIK ETCHING SEBAGAI MEDIA PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PADA T-SHIRT REMAJA PRIA TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

MOTIF GEOMETRIS DALAM KREASI RANCANGAN BUSANA MUSLIM

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PENCIPTAAN

BUSANA PESTA MALAM DENGAN MOTIF ASAM JAWA SEMARANGAN. Disusun oleh : Myllatus Syifa PROGRAM D3 BATIK & FASHION FAKULTAS SENI RUPA

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT

MOTIF PENYU HIJAU DALAM BUSANA KASUAL PENCIPTAAN. Wiwit Mulyani NIM PROGRAM STUDI D3 BATIK DAN FASHION JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

SENI GRAFIS : LEBAH SEBAGAI SIMBOL IBU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS

MODEL ATOM NIELS HENRIK DAVID BOHR DALAM PENCIPTAAN BUSANA PESTA MALAM

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK

TEKNIK SLASHQUILT PADA BLAZER SEBAGAI PAKAIAN KERJA UNTUK WANITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN MOTIF PARIJOTO PADA BATIK KUDUS

PERAYAAN TRADISIONAL TABOT BENGKULU SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN BATIK LUKIS PENCIPTAAN. Lopika Derfengsi NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

VISUALISASI GAJAH SIRKUS DALAM KARYA SENI LUKIS

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

KAJIAN DESAIN PRODUK BATIK TULIS DI KABUPATEN SUKOHARJO PADA ERA SEKARANG

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

AMOEBA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BATIK ABSTRAK YANG DIVISUALISASIKAN KEDALAM BUSANA COCKTAIL JURNAL KARYA SENI. Oleh : Zulaicha Ika Ratna Ramadhani

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

Perancangan Batik Dengan Sumber Inspirasi Cerita Rakyat dan Flora Fauna Indonesia

VISUALISASI BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SEBAGAI MOTIF BATIK PADA BUSANA COCKTAIL PENCIPTAAN. Nelli Yanti Manurung NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MASAK (Sapi dan Kambing) DARI MAGETANDALAM VISUAL KARYA ESTETIS

PESONA KEBAYA ENCIM MODIFIKASI DALAM SENTUHAN MOTIF BATIK MEGA MENDUNG

EKSPLORASI MOTIF SEKAR JAGAD MENGGUNAKAN TEKNIK LASER CUTTING UNTUK BUSANA SEMI FORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BURUNG BANGAU DALAM BATIK SUTERA WARNA ALAMI

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN MOTIF KAWUNG SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KAIN PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

EKSPLORASI RAGAM HIAS TENUN BADUY DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK FASHION LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS SEHARI-HARI DI RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

PERANCANGAN MOTIF T-SHIRT EVENT CAPOEIRA SEBAGAI PENCITRAAN SENI BELA DIRI CAPOEIRA

Transkripsi:

VISUALISASI SARANG LEBAH DENGAN TEKNIK BORDIR DAN BATIK PADA BUSANA PENGANTIN Oleh : Ningrum Sri Pangestu NIM1300020025 Tugas Akhir ini Diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Bidang Kriya 2016 i

Tugas Akhir berjudul: VISUALISASI SARANG LEBAH DENGAN TEKNIK BORDIR DAN BATIK PADA BUSANA PENGANTIN diajukan oleh Ningrum Sri Pangestu, NIM 1300020025, Program Studi Batik dan Fashion, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah disetujui tim Pembina tugas akhir pada tanggal 29 Juni 2016 Pembimbing I/ Anggota Drs. I Made Sukanadi, M. Hum. NIP 19621231 198911 1 001 Pembimbing II/ Anggota Retno Purwandari, S.S., M.A. NIP 19810307 200501 2 002 Cognate/Anggota Sugeng Wardoyo, S.Sn., M.Sn. NIP 19751019 200212 1 003 Ketua Program Studi D-3 Batik dan Fashion Anggota Mengetahui: Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Drs. I Made Sukanadi, M. Hum. NIP 19621231 198911 1 001 Dr. Suastiwi, M. Des NIP. 19590802 198803 2 002 ii

Kupersembahkan Karya Tugas Akhir ini untuk Keluarga dan Orang-orang tersayang iii

PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam laporan Tugas Akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 15 Juni 2016 iv

KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan serangkaian Tugas Akhir demi memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Diploma di bidang Batik dan Fashion, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. M. Agus Burhan, M. Hum., Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta; 2. Dr. Suastiwi, M. Des., Dekan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta; 3. Arif Suharson, S.Sn, M.Sn., Ketua Jurusan Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta; 4. Drs. I Made Sukanadi, M. Hum., Ketua Prodi D-3 Batik dan Fashion, Jurusan Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I; 5. Retno Purwandari, S.S.,M.A., Dosen Pembimbing II; 6. Amin Hendra Wijaya, Dosen Wali; v

7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kriya, Staf Akmawa Seni Rupa dan Perpusatakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta; 8. Ibu dan Kakak tersayang; 9. Teman seperjuanganku angkatan 2013 dan sahabat-sahabatku, terima kasih semuanya. Selanjutnya, atas segala bantuan, bimbingan serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga dengan terselesainya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis. Yogyakarta, 15 Juni 2016 Penulis vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR.... ix ABSTRAK... xiii BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penciptaan... 1 B. Rumusan Penciptaan... 4 C. Tujuan dan Manfaat... 4 D. Metode Pendekatan dan Penciptaan... 5 BAB II. PROSES PENCIPTAAN... A. Ide Penciptaan... 9 B. Data Acuan... 14 C. Analis Data Acuan... 18 D. Rancangan Karya... 19 BAB III. PROSES PERWUJUDAN... A. Pemilihan Bahan dan Alat... 51 B. Teknik Pengerjaan... 67 C. Tahap Perwujudan... 69 D. Kalkulasi Biaya Pembuatan Karya... 82 BAB IV. TINJAUAN KARYA... A. Tinjauan Umum... 91 B. Tinjauan Khusus...... 93 BAB V. PENUTUP... 109 DAFTAR PUSTAKA... 110 LAMPIRAN... xiv vii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Kalkulasi Biaya Karya 1... 82 Tabel 2. Kalkulasi Biaya Karya 2... 83 Tabel 3. Kalkulasi Biaya Karya 3... 84 Tabel 4. Kalkulasi Biaya Karya 4... 85 Tabel 5. Kalkulasi Biaya Karya 5... 86 Tabel 6. Kalkulasi Biaya Karya 6... 87 Tabel 7. Kalkulasi Biaya Karya 7... 88 Tabel 8. Kalkulasi Biaya Karya 8... 89 Tabel 9. Kalkulasi Biaya Keseluruhan... 90 viii

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar1. Lebah Madu... 10 2. Gambar 2.Sarang Lebah... 12 3. Gambar 3.Busana Pengantin... 13 4. Gambar 4. Sarang Lebah Madu... 15 5. Gambar 5. Sarang Bergelantung... 15 6. Gambar 6. White Gown 1... 16 7. Gambar 7. White Gown 2... 16 8. Gambar 8. Wedding Dress... 17 9. Gambar 9. Busana Resmi Pria.... 17 10. Gambar 10. Setelan Jas... 18 11. Gambar 11. Sketsa Alternatif 1... 20 12. Gambar 12. Sketsa Alternatif 2... 21 13. Gambar 13. Sketsa Alternatif 3... 22 14. Gambar 14. Sketsa Alternatif 4... 23 15. Gambar 15. Sketsa Alternatif 5... 24 16. Gambar 16. Sketsa Alternatif 6... 25 17. Gambar 17. Desain 1... 27 18. Gambar 18. Detail Motif Desain 1... 28 19. Gambar 19. Pola Busana Desain 1 dengan Skala 1/8... 29 20. Gambar 20. Desain 2... 30 21. Gambar 21. Detail Motif Desain 2... 31 ix

22. Gambar 22. Pola Busana Desain 2 dengan Skala 1/8... 32 23. Gambar 23. Desain 3.... 33 24. Gambar 24. Detail Motif Desain 3... 34 25. Gambar 25. Pola Busana Desain 3 dengan Skala 1/8... 35 26. Gambar 26. Desain 4.... 36 27. Gambar 27. Detail Motif Desain 4... 37 28. Gambar 28. Pola Busana Desain 4 dengan Skala 1/8... 38 29. Gambar 29. Desain 5... 39 30. Gambar 30. Detail Motif Desain 5... 40 31. Gambar 31. Pola Busana Desain 5 dengan Skala 1/8... 41 32. Gambar 32. Desain 6.... 42 33. Gambar 33. Detail Motif Desain 6.... 43 34. Gambar 34. Pola Busana Desain 6 dengan Skala 1/8... 44 35. Gambar 35. Desain 7.... 45 36. Gambar 36. Detail Motif Desain 7... 46 37. Gambar 37. Pola Busana Desain 7 dengan Skala 1/8... 47 38. Gambar 38. Desain 8.... 48 39. Gambar 39. Detail Motif Desain 8... 49 40. Gambar 40. Pola Busana Desain 8 dengan Skala 1/8... 50 41. Gambar 41. Kain Satin... 51 42. Gambar 42. Kain Organdi... 52 43. Gambar 43. Kain Hycon.... 52 44. Gambar 44. Kain Ero... 53 x

45. Gambar 45. Kain Dormail... 53 46. Gambar 46. Kain Primissima.... 54 47. Gambar 47. Viselin... 55 48. Gambar 48. Manik-manik... 55 49. Gambar 49. Sengkelit.... 56 50. Gambar 50. Hak.... 57 51. Gambar 51. Benang... 57 52. Gambar 52. Cup BH.... 58 53. Gambar 53. Ballen.... 59 54. Gambar 54. Rader dan Karbon.... 60 55. Gambar 55. Mesin Jahit... 60 56. Gambar 56. Pamidangan.... 61 57. Gambar 57. Soldir... 63 58. Gambar 58. Setrika... 62 59. Gambar 59. Gunting Kain... 63 60. Gambar 60. Meteran... 63 61. Gambar 61. Kapur Jahit... 64 62. Gambar 62. Pendedel... 64 63. Gambar 63. Peralatan Batik... 65 64. Gambar 64. Tahap Membordir... 70 65. Gambar 65. Tahap Menyoldir... 71 66. Gambar 66. Pola Sarang Lebah... 72 67. Gambar 67. Kain Berpola Batik... 72 xi

68. Gambar 68. Proses Pencantingan... 73 69. Gambar 69. Kain Setelah Dicanting... 74 70. Gambar 70. Proses Pewarnaan Peach... 75 71. Gambar 71. Proses Pewarnaan Merah Bata... 75 72. Gambar 72. Peletakan Pola Jas... 80 73. Gambar 73. Pemotongan Bahan... 80 74. Gambar 74. Proses Pengepresan... 81 75. Gambar 75. Proses Menjahit... 81 76. Gambar 76. Karya 1... 93 77. Gambar 77. Karya 2... 95 78. Gambar 78. Karya 3... 97 79. Gambar 79. Karya 4... 99 80. Gambar 80. Karya 5... 101 81. Gambar 81. Karya 6... 103 82. Gambar 82. Karya 7... 105 83. Gambar 83. Karya 8... 107 xii

ABSTRAK Penciptaan Karya Tugas Akhir berjudul Visualisasi Sarang Lebah dengan Teknik Bordir dan Batik pada Busana Pengantin merupakan sebuah wujud ide atau gagasan penulis berdasarkan ketertarikan terhadap sarang lebah dengan mengeksplorasi visualnya, kemudian diwujudkan dengan teknik bordir dan batik yang diaplikasikan pada karya busana yang diciptakan. Pada dasarnya busana merupakan kebutuhan pokok manusia sebagai pelindung tubuh dari cuaca dingin dan panas, namun pada perkembangannya busana memiliki fungsi yang lebih kompleks, diantaranya memenuhi kebutuhan dalam berpenampilan pada suatu kesempatan, sehingga penulis menciptakan busana pengantin yang merupakan salah satu jenis busana pesta yang dikenakan pada suatu acara pesta pernikahan. Metode pendekatan yang digunakan penulis adalah metode pendekatan estetis dan ergonomi, sedangkan metode penciptaan yang digunakan adalah mengacu pada teori SP. Gustami yaitu tahap ekspolasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Tahap eksplorasi yang dilakukan penulis meliputi penelusuran data dan referensi mengenai sumber ide. Sebagian data yang diperoleh merupakan hasil pencarian dari buku, majalah, dan internet. Pengumpulan data selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan mengamati objek secara langsung mengenai visual karya busana dari berbagai macam kesempatan. Tahap kedua yaitu tahap perancangan, tahap perancangan yang dilakukan penulis adalah menganalisis data acuan dan membuat rancangan sesuai konsep karya yang telah ditemukan dengan pertimbangan teknik pada saat perwujudan. Tahap ketiga yaitu tahap perwujudan, tahapan yang dilakukan penulis adalah membuat tekstil berupa kain batik dan bordir dan mewujudkannya menjadi busana dengan rancangan yang sudah dibuat sebagai acuan perwujudan. Hasil karya dari penciptaan tugas akhir ini berupa empat karya gaun pengantin wanita dan empat karya setelan jas pengantin pria. Karya yang tercipta merupakan ungkapan imajinasi dari visual sarang lebah menjadi busana pengantin yang merupakan karya konvensional dan dapat dinikmati secara keseluruhan baik keharmonisan desain maupun penempatan bordir dan batik pada busananya. Kata Kunci: Sarang Lebah, Bordir, Batik, Busana Pengantin xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Penciptaan karya seni tidak lepas dari pengalaman setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman tersebut akan menjadi gagasan bagi seorang seniman dalam menciptakan suatu karya seni yang ditentukan oleh berbagai faktor di dalam lingkungan maupun pengalaman pribadinya, termasuk kebutuhan manusia yang membutuhkan keindahan, ketenangan, dan kedamaian. Dewasa ini dapat dikatakan bahwa apapun yang diniatkan sebagai seni akan mampu memperjuangkan pengakuan eksistensinya, sehingga untuk itu perlu dibentuk suatu wadah yang tepat. Hal yang dimaksud tersebut adalah seni sebagai seluruh kegiatan manusia yang mengutarakan pengalaman karena disajikan secara unik dan menarik, sehingga memungkinkan timbulnya pengalaman atau kegiatan batin pada diri orang lain yang menghayatinya. Menciptakan karya yang inovatif membutuhkan daya kreativitas tinggi yang terlahir dari pengalaman batin, pengamatan suatu objek, bahkan kejadian yang terjadi di sekitarnya. Kemudian unsur tersebut diolah dengan menyatukan rasa yang dipengaruhi karakter, ciri, dan kepribadian untuk mewujudkan suatu keindahan yang nyata dalam bentuk sebuah karya. 1

2 Keindahan bagi penulis diekspresikan dalam sebuah desain busana yang berbeda dengan memvisualisasikan sarang lebah dengan teknik bordir dan batik. Pemilihan sarang lebah sebagai objek yang diambil dari kehidupan lebah merupakan suatu ketertarikan penulis atas dasar nilai estetisnya. Salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting adalah kebutuhan berbusana. Hal tersebut merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Kebutuhan berbusana bagi setiap individu mempunyai perjalanan sejarah yang awalnya hanya bertujuan sebagai pelindung dan penutup tubuh, kemudian berkembang menjadi fashion. Fashion memiliki siklus berputar, dengan gaya berbusana yang mengalami perubahan dari masa ke masa. Dalam perubahan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa gaya berbusana pada era masa lalu akan kembali menjadi tren di waktu yang akan datang. Pemilihan busana yang baik adalah sesuai dengan kesempatan, sesuai dengan karakter pemakai, dan sesuai tren mode. Tren mode tercipta karena masyarakat yang semakin kreatif dalam menciptakan desain yang beraneka ragam. Salah satu busana yang memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan busana-busana yang lainnya adalah busana pengantin. Busana pengantin merupakan busana yang dikenakan pada salah satu hari paling penting bagi seseorang. Busana pengantin merupakan busana istimewa berdasarkan pembuatannya. Pembuatan busana pengantin memerlukan ide kreatif untuk mengikuti perkembangan mode busana yang sedang tren, seperti penggunaan warna dan siluet. Pada karya ini, tren penciptaan busana berdasarkan atas Trend Forecasting 2016/2017. Penciptaan busana pengantin juga

3 dilandasi atas kreativitas seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar serta rasa keindahan. Keindahan dalam busana pengantin bagi penulis bukan hanya sekedar bentuk yang menarik, akan tetapi tekstil atau media penciptaan dalam busana itu sendiri. Keindahan busana pengantin diekspresikan dalam penciptaan media tekstil dengan bentuk bordir dan batik pada karya ini. Bordir merupakan hiasan yang dibuat di atas kain dengan susunan benang yang berbentuk garis atau motif, sedangkan batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan malam pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan tersendiri. Batik itu sendiri memiliki keunikan sosial dan ekonomi, di samping keunikannya sebagai produk seni budaya. Sejak diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, batik menjadi salah satu seni yang memiliki potensi luar biasa di sektor industri kreatif. Hal tersebut memicu penulis memilih batik sebagai salah satu teknik yang digunakan dalam penciptaan tekstil dari karya tersebut. Ketertarikan pada kehidupan lebah, khususnya lebah madu bagi penulis divisualisasikan dengan memunculkan sarang lebah ke dalam bagian busana karena bentuknya yang unik. Sarang lebah merupakan sumber inspirasi dalam penciptaan busana pengantin dengan bentuk bordir dan batik. Hal menarik lainnya yang dapat melatarbelakangi penciptaan karya ini adalah peran busana, dalam karya ini sebagai busana pengantin. Busana pengantin yang terkesan memiliki nilai estetis tinggi perlu diciptakan.

4 Sejak dekade 60-70-an telah terjadi perubahan penting dalam cara memandang dan mendefinisikan seni, serta perubahan fungsi seni itu sendiri dalam masyarakat kontemporer terutama dalam statusnya sebagai komoditi dan perubahan ini sekaligus akan mempengaruhi proses berkesenian serta idiom-idiom estetik yang dihasilkan (Piliang, 2003: 62). Hal yang dikemukakan pada kutipan di atas berkaitan dengan kondisi masyarakat saat ini, dengan konteks budaya yang melatarbelakangi pertumbuhan sosial yang sangat erat dengan perubahan terhadap kondisi masyarakat. Perlu ada inovasi dari desainer busana yang selalu mengerti kebutuhan masyarakat dan pasar, khususnya busana pengantin. Sebagai realisasi untuk kepentingan tersebut, diciptakanlah karya busana pengantin dengan desain khas dari penciptanya yang diorientasikan untuk kepentingan pada saat seseorang menikah dan mengadakan perayaan, sehingga busana merupakan salah satu bagian paling penting dalam hal tersebut. B. Rumusan Penciptaan Bagaimana menciptakan visual sarang lebah dengan teknik bordir dan batik ke dalam karya busana pengantin? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Menciptakan visual sarang lebah dalam karya busana pengantin dengan teknik bordir dan batik pada proses perwujudannya.

5 2. Manfaat a. Meningkatkan pengalaman pribadi dalam berkarya seni. b. Mempresentasikan desain busana inovatif dengan komposisi bordir dan batik kepada peminat seni, dan dapat diapresiasikan kepada masyarakat luas. c. Memahami keteknikan bordir dan batik pada setiap proses pembuatannya. d. Memperdalam keterampilan menjahit halus ( jahit butik) e. Memperkaya karya seni pada bidang Batik dan Fashion dan sebagai acuan lebih baik lagi dalam berproses menciptakan karya bagi mahasiswa generasi berikutnya. D. Metode Pendekatan dan Penciptaan 1. Metode Pendekatan a. Metode Pendekatan Estetis Metode pendekatan estetis merupakan metode pendekatan dalam mengimplementasikan sarang lebah dengan sudut pandang dasar estetis yang berlaku dalam berkarya seni. Teori estetika, menurut Dharsono (2007: 63), merupakan sebuah teori yang meliputi: 1) Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah 2) Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni

6 3) Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan atas seni. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa estetika meliputi tiga hal, yaitu fenomena estetis, fenomena presepsi, dan fenomena studi seni sebagai hasil pengalaman estetis. b. Metode Pendekatan Ergonomi Metode pendekatan ergonomi merupakan metode pendekatan berdasarkan pertimbangan kenyamanan. Hal ini dikarenakan karya cipta penulis merupakan karya busana, sehingga kenyamanan merupakan salah satu hal penting dalam penciptaannya berdasarkan fungsi karya itu sendiri. 2. Metode Penciptaan Tahapan penting yang dilalui dalam proses penciptaan karya ini mengacu pendapat SP.Gustami. Terdapat tiga langkah penciptaan seni kriya yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Pertama, tahap eksplorasi, meliputi aktivitas penjelajahan mengenai sumber ide dengan langkah identifikasi dan perumusan masalah, penelusuran, penggalian, pengumpulan data dan referensi, berikut pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan simpul penting konsep pemecahan masalah secara teoritis, yang hasilnya dipakai sebagai dasar perancangan. Kedua, tahap perancangan yang dibangun berdasarkan perolehan butir penting hasil analisis yang dirumuskan, diteruskan visualisasi gagasan dalam bentuk sketsa alterntif, kemudian ditetapkan pilihan sketsa terbaik sebagai acuan reka bentuk atau dengan gambar teknik yang berguna bagi perwujudannya. Ketiga, tahap perwujudan, bermula dari pembuatan model sesuai sketsa alternatif atau gambar teknik yang disiapkan menjadi model prototipe sampai ditemukan kesempurnaan karya yang dikehendaki. Model itu

7 bisa dibuat dalam ukuran miniature, bisa pula dalam ukuran sebenarnya (2004: 31). Langkah pertama yang dilakukan dalam proses penciptaan karya busana pengantin bersumber ide sarang lebah dimulai dari tahap eksplorasi, yaitu tahap awal penulis mulai tertarik dengan visual sarang lebah, kemudian penulis melakukan penelusuran data dan referensi. Sebagian data acuan yang diperoleh merupakan hasil dari pencarian dari buku, majalah, dan internet yang berupa gambar. Pengumpulan data selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan mengamati objek secara langsung mengenai visual karya busana dari berbagai macam inovasi dalam penciptaannya, seperti pada saat kesempatan pameran dan fashion show. Pameran dan fashion show yang dikunjungi antara lain: Jogja Fashion Week 2015 di Jogja Expo Center; Karya Cipta Busana PKK Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 5 Desember 2015 di Jogja Expo Center; Pagelaran Busana Adana Yogyakarta, 5 September 2015 di Balai Utari Mandala Bakti Wanitatama; Jogja Fashion Festival, Maret 2016 di Ambarukmo Plaza; Fashion Colouriya, Maret 2016 di Pendopo Artspace Bantul. Pameran dan Fashion Show Sesarengan Nimba Asil, 12 April 2016 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan akan diikuti oleh pengamatan selanjutnya bersamaan saat penulis melakukan proses penciptaan karya. Langkah kedua yang dilakukan adalah menganalisis data acuan dan membuat rancangan sesuai konsep yang telah ditemukan dengan pertimbangan teknik pada saat perwujudan. Pada tahap ini, penulis menggambar rancangan busana pengantin dengan

8 model dan penempatan tekstil batik dan bordir sesuai dengan yang diinginkan sebagai acuan saat perwujudan karya. Langkah ketiga yaitu tahap perwujudan, tahapan yang dilakukan penulis adalah membuat tekstil berkonsep yang akan digunakan dalam perwujudan busana pengantin dengan inspirasi sarang lebah yaitu kain batik dan bordir. Kemudian proses selanjutnya mewujudkan tekstil tersebut dan bahan pelengkap lainnya menjadi busana dengan rancangan yang sudah dibuat sebagai acuan perwujudan.