1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan disekolah. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang mendapatkan jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan pelajaran lain untuk diajarkan setiap minggunya. Matematika merupakan ilmu dasar yang didalam aplikasinya tidak hanya untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Namun, matematika nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam ilmu lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ekonomi, sosial, dan sebagainya. Matematika juga digunakan secara langsung didalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam proses jual beli. Pembelajaran matematika disekolah dasar yang siswanya masih berusia di antara 6 13 tahun membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebab, usia anak sekolah dasar yang didalam tingkatan pertumbuhannya masih berada pada tingkat pertumbuhan sensory motor dan pra operasional. Hal ini dapat melandasi tentang cara pembelajaran matematika di Sekolah Dasar jelas berbeda dengan Sekolah Menengah. Proses pembelajaran matematika yang berlangsung di dalam kelas hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. 1
2 Pembelajaran bukan kegiatan yang dilakukan tanpa makna, tetapi pembelajaran akan mengubah seorang individu ke arah yang lebih baik lagi. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam kelas akan menghasilkan prestasi belajar bagi peserta didik yang terlibat pada kegitan pembelajaran tersebut. Prestasi belajar akan menghasilkan sebuah karya yang dibuktikan dengan nilai yang diperoleh seorang peserta didik dalam belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh siswa di kelas selain dibuktikan dengan nilai yang didapatkan oleh siswa, juga sebaiknya dibuktikan pula dengan sikap dari siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Sikap siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas akan mencerminkan sebuah karakter dari siswa tersebut. Dewasa ini pemerintah sedang mengalangkan pendidikan yang hasilnya bukan hanya siswa memiliki prestasi belajar yang bagus, namun juga memiliki sikap (perilaku) yang bagus (terpuji). Pendidikan karakter yang sedang di galang oleh pemerintah dalam memperbaiki sikap dan mental bangsa, serta menghasilkan bangsa yang bukan hanya pintar dalam aspek kognitif, tetapi harus cerdas dalam aspek afektif dan psikomotornya. Pendidikan karakter memiliki 18 komponen sikap yang harus ditanamkan dalam diri siswa. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai proses pembentukan watak kepada peserta didik dengan harapan dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas secara pengetahuan dan memiliki sikap yang terpuji sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3 Disiplin adalah salah satu karakter yang erat kaitannya dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin dapat membentuk karakter sifat yang taat terhadap peraturan dan diharapkan memiliki tanggung jawab dalam menjalankan amanat yang diberikan kepadanya. Disiplin jika ditanamkan secara terus menerus akan menjadikan sebuah kebiasaan yang membentuk karakter siswa dan menumbuhkan kesadaran pada diri siswa dalam melakukan serta menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dan sungguh-sungguh. Dampak positif dari sikap disiplin akan membuat siswa berperilaku tertib dan patuh terhadap peraturan. Dapak negatif dari kurangnya sikap disiplin akan berpengaruh kepada kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Jika siswa di kelas banyak yang menunjukkan sikap kurang disiplin dapat berakibat pada proses pembelajaran di dalam kelas berjalan kurang efektif, karena ada beberapa siswa yang menjadi pembuat gaduh atau trouble maker. Keadaan ini akan berdampak pada tidak terjadinya sebuah pembelajaran yang bermakna. Prestasi belajar dan penanaman karakter kepada siswa, khususnya karakter yang membentuk sikap disiplin hendaknya dapat ditumbuhakan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kedua tujuan tersebut. Pemilihan model pembelajaran oleh guru akan menjadikan pola guru dalam melakukan pembelajaran di
4 kelas menjadi lebih bermakna dan lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memadukan antara kerja sama tim, game (permainan) dan tournemant (pertandingan). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan permainan dan pertandingan dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Permainan dan pertandingan dalam menjalankannya dibutuhkan peraturan-peraturan yang mengatur jalannya permainan dan pertandingan tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat menjadi salah satu variasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat memberikan pembelajaran kepada siswa. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan sebagai alternatif guru dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas. Model kooperatif tipe TGT diharapkan dapat menumbuhkan aspek kognitif (prestasi belajar) siswa dan aspek afektif (sikap) siswa, khususnya sikap disiplin. Siswa didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT bukan hanya melaksanakan pertandingan akademik yang menuntut mereka untuk belajar materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru, tetapi siswa juga belajar dan berlatih untuk mematuhi peraturanperaturan yang ada di dalam permainan dan pertandingan.
5 Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang prestasi belajar dan disiplin dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada mata pelajaran matematika. Pertimbangan dari pengambilan model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa yang memiliki sikap disiplin tinggi akan dapat memiliki prestasi belajar yang lebih baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti dapat menemukan baberapa hal yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa diantaranya: 1. Motivasi dan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah 2. Kurangnya kedisiplinan siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru 3. Belum digunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran matematika C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar matematika?
6 2. Apakah ada pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar matematika? 3. Apakah ada interaksi pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT, model pembelajaran langsung dan disiplin terhadap prestasi belajar matematika? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar dan kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika di SD Negeri Pekiringan 02. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar matematika. b. Mengetahui pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar matematika c. Mengetahui interaksi pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT, model pembelajaran langsung dan disiplin terhadap prestasi belajar matematika?
7 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Manfaat penelitian secara teoritis sebagai suatu karya ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun masyarakat umumnya mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mempengaruhi siswa dalam prestasi belajar ditinjau dari kedisiplinan siswa b. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika dan dapat mendorong siswa untuk bersikap disiplin terhadap aturanaturan yang berlaku. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan membantu guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik, tidak membosankan dan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Serta menambah wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran di kelas.
8 c. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan pembelajaran yang dilakukannya. Serta menjadikan pembelajaran yang lebih berkualitas. Khususnya dalam pembelajaran matematika d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan dapat menjadi bekal untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran lainnya.