BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi daerah dan peserta didiknya. peraturan perundang-undangan di atas sudah diatur bahwa pelaksanaan

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN MANAJEMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB VI KESIMPULAN. yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yuli Dayanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MTs Al Munawaroh Kupu Sebagai Boarding School di Kabupaten Tegal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Mayoritas umat Islam pada saat ini, khususnya anak-anak mulai

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan iman seorang muslim terhadap Al-Qur an adalah meyakini

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. asasnya. Masing-masing nilai itu dapat diimplementasikan dalam berbagai. persatuan dan kesatuan, kerakyatan dan keadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan yang diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan generasi muda menjadi Sumber Daya Manusia yang tangguh

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, terencana dan terukur sesuai amanat Undang-undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan, diberikan bimbingan dan dipertanggung jawabkan oleh sekolah.

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan (sekolah) adalah tempat transfer ilmu. dalamnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertujuan mendidik siswanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mengembangkan segenap potensi yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang membedakan dengan mata pembelajaran lain,

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada bab ini berisi (a) simpulan (b) implikasi penelitian dan (c) saran-saran

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PENCAPAIAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU KARANGANYAR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB II KAJIAN TEORI. disebut dengan hasil belajar belajar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. ini yang kurang siap menghadapi Era Globalisasi. Sehingga upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara

BAB I PENDAHULUAN. prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan tersebut tidak terlalu sulit. Pemerintah sudah memberikan

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasal 36 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Konsep ini mengandung pengertian bahwa setiap sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi daerah dan peserta didiknya. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal dan global. Berdasarkan peraturan perundang-undangan di atas sudah diatur bahwa pelaksanaan pendidikan di luar kewenangan pemerintah pusat dan harus dilakukan di daerah. Oleh karena itu pengembangan kurikulum sebagai salah satu substansi utama dalam pengembangan pendidikan di desentralisasikan, terutama kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan demikian daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan. Dengan pengembangan potensi dan keunggulan daerah ini maka anak-anak daerah tidak asing dengan daerahnya sendiri dan faham betul tentang potensi dan nilai-nilai serta budaya daerahnya sendiri. Hal ini pada gilirannya dapat menjadikan anak-anak mampu mengembangkan dan

2 memberdayakan potensi daerahnya sesuai dengan tuntutan ekonomi global yang telah disepakati oleh pemerintah Indonesia. Konsep Dasar Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dwitagama, 2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. Terkait hal itu, salah satu sekolah yang sudah menerapkan keunggulan lokal dalam kurikulumnya adalah SMP Nawa Kartika Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Potensi keunggulan lokal yang dikembangkan sekolah ini adalah berupa potensi budaya, yaitu Tartil, Qiroat, dan Hafidzul Qur an.

3 Sekolah yang baru berdiri pada tahun 2004 tersebut memang belum begitu besar, yaitu baru memiliki 4 ruangan kelas. Meskipun demikian, sekolah ini sudah mampu meraih prestasi baik dalam prestasi akademik maupun non akademik. Potensi keunggulan lokal yang dimiliki sekolah tersebut dimasukkan ke dalam program pembelajaran di sekolah, yaitu masuk ke dalam kelompok pembelajaran pengembangan diri. Dengan demikian maka dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran seni Tartil, Qiroat, dan Hafidzul Qur an masuk ke dalam jadwal kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sekolah. Tartil Qur an sendiri diartikan sebagai membaca al-quran dengan baik dan benar. Adapun hafidzul qur an diartikan sebagai menghafal al qur an. Sedangkan qiroatul qur an diartikan sebagai membaca al qur an sesuai dengan pelafalan/pengucapan al qur'an berdasarkan sanad-sanad-nya. Pemilihan seni tartil, qiroat, dan hafidzul qur an sebagai salah satu pembelajaran pengembangan diri yang dilakukan oleh SMP Nawa Kartika Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri didasarkan pada model pengelolaan sekolah yang menyerupai pondok pesantren modern, yaitu menggabungkan manajemen sekolah dengan pondok pesantren. Di sekolah ini siswa diwajibkan untuk tinggal di asrama yang disediakan sekolah sebagaimana layaknya pondok pesantren pada umumnya. Adapun tujuan diterapkannya pembelajaran tartil, qiroat, dan hafidzul qur an di sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca al-

4 Quran sehingga lebih memupuk siswa dalam mencintai al-quran. Dengan demikian maka setelah siswa lulus dari sekolah ini diharapkan dapat menguasai cara membaca al qur an sanad-sanad yang benar dan dapat menghafalkan al qur an. Adalah merupakan suatu hal yang menarik di mana sekolah yang secara kelembagaan bukan merupakan sekolah keagamaan tetapi menerapkan sistem pengelolaan yang menyerupai suatu sekolah keagamaan. Secara kelembagaan, sekolah ini dibina oleh Dinas Pendidikan bukannya oleh Departemen Agama seperti MTs. Meskipun demikian, dalam pengelolaannya, sekolah mewajibkan siswa untuk tinggal di asrama seperti santri di pondok-pondok pesantren. Pembelajaran tartil qur an, hafidzul qur an dan qiroatul qur an di sekolah-sekolah umum pada umumnya dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal yang menarik adalah bahwa di sekolah ini, pembelajaran tartil qur an, hafidzul qur an dan qiroatul qur an disatukan ke dalam mata pelajaran. Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti implementasi kurikulum berbasis keunggulan lokal di SMP Nawa Kartika Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri.

5 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri. Fokus tersebut dapat dijabarkan ke dalam tiga sub fokus sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik pengelolaan pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri? 2. Bagaimana pengembangan materi pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri? 3. Bagaimana karakteristik faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengelolaan pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Untuk mendeskripsikan karakteristik pengelolaan pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri. 2. Untuk mendeskripsikan pengembangan materi pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri. 3. Untuk mendeskripsikan karakteristik faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengelolaan pembelajaran materi pembelajaran Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an di SMP Nawa Kartika Nambangan Kabupaten Wonogiri. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoretis. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan kurikulum di sekolah. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran mengenai optimalisasi potensi keunggulan yang dimiliki sekolah. c. Bagi peneliti yang akan datang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam penelitian yang akan dilakukan.

7 2. Manfaat Teoritis a. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta memberikan gambaran tentang implementasi kurukulum berbasis keunggulan lokal bagi pelaksana pendidikan sehingga dapat mengoptimalisasikan keunggulan yang dimiliki secara efektif. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang pengelolaan pembelajaran dalam kurikulum berbasis keunggulan lokal di sekolah. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan Pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Secara umum fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Pelaksanaan fungsi manajerial meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengontrolan, dan fungsi kepemimpinan akan mengarah terhadap kesuksesan dalam pengelolaan. Manajemen terdiri dari tiga unsur atau fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), aktuasi (actuation), dan pengontrolan (controlling). Fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

8 2. Pembelajaran Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ter- internalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. 3. Tartil Qur an, Hafidzul Qur an, dan Qiroatul Qur an Tartil Qur an diartikan sebagai membaca al-quran dengan baik dan benar. Adapun hafidzul qur an diartikan sebagai menghafal al qur an. Sedangkan qiroatul qur an diartikan sebagai membaca al qur an sesuai dengan pelafalan/pengucapan al qur'an berdasarkan sanad-sanad-nya. Kata Qiro ah berasal dari akar kata qoro a-yaqro u,qiro atan yang artinya membaca, bacaan. Secara bahasa kata ini berasal dari ayat pertama dari wahyu Al-Qur an, yakni iqro. Kata iqro dalam ayat tersebut adalah fiil amr mengandung arti perintah untuk membaca. Makna iqro /qiro ah dalam ayat tersebut bukan sebatas harfiah yakni membaca suatu tulisan (saja), tetapi suatu perintah untuk membaca, meneliti, dan memahami. Sedangkan obyek yang harus dibaca adalah tentang manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai kholiq (rabb). Jadi, perintah qiro ah menurut ayat tersebut mengandung makna proses membaca, meneliti (mengkaji) dan memahami (mengenal) tentang makhluk- ayat-ayat Allah, sebagai wasilah untuk mengenal eksistensi Allah (Al-khaliq).