BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

THE EFFECTIVENESS COMPARATION OF ANTISEPTICS BASED ON COEFFICIENT PHENOL BY PLACEMENT IN RSUD YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. antiseptik yaitu 1 antiseptik dari zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi), 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk meneliti efek dari ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

25 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris

Teknik Isolasi Bakteri

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental laboratorium dan eksperimental survey.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional untuk menguji efektivitas antiseptik menurut waktu kontak udara luar berdasarkan koefisien fenol di RSUD Yogyakarta. Cross sectional merupakan salah satu dari penelitian yang bersifat analitik observasional dimana pada penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu sat tertentu (point time approach). Artinya, tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variable subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini, data diperoleh dari nilai koefisien fenol yang dihitung dengan cara membagi hasil uji pengencer tertinggi zat antiseptik uji yang tidak ada pertumbuhan bakterinya pada waktu tercepat dan terlama dengan hasil uji pengenceran fenol yang tidak ada pertumbuhan bakterinya pada waktu tercepat dan terlama (Eka, 2015). Pengenceran dilakukan pada perbandingan 1:80, 1:100, dan 1:150, antiseptik uji dibandingkan air suling steril. 31

32 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sejumlah besar subyek dengan karakteristik tertentu (Sastroasmoro, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua antiseptik yang memiliki waktu kontak udara luar segera segel dibuka, 1 minggu setelah segel dibuka dan 1 bulan setelah segel dibuka di Rumah Sakit Umum daerah Kota Yogyakarta. 2. Sampel Sampel adalah subset (bagian) dari populasi yang dipilih dimana memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah antiseptik yang memiliki waktu kontak udara luar segera segel dibuka, 1 minggu setelah segel dibuka dan 1 bulan setelah segel dibuka yang terletak pada ruangan zona resiko rendah infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta dengan dua kali pengujian seperti pada tabel berikut : Table 2.Pengambilan Sampel dan Lokasi A Sampel Jumalah Lokasi Pengambilan Antiseptik segera kontak 5 ml Ruang Komite udara luar Pengendalian dan Pencegahan Infeksi B C Antiseptik setelah 1 minggu kontak udara luar Antiseptik setelah 1 bulan kontak udara luar 5 ml Ruang Komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi 5 ml Ruang Administrasi Pasien

33 Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive samping atau judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta untuk pengambilan sampel antiseptik menurut waktu kontak udara luar dan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk pengujian efektivitas antiseptik berdasarkan koefisien fenol. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2016 D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu kontak antiseptik dengan udara luar, yaitu : a. Waktu kontak udara luar segera setelah segel antiseptik dibuka b. Waktu kontak udara luar setelah 1 minggu segel antiseptik dibuka c. Waktu kontak udara luar setelah 1 bulan segel antiseptik dibuka

34 2. Variabel Terikat Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai koefisien fenol. E. Definnisi Operasional 1. Antiseptik Antiseptik adalah bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur, dan lain-lain pada jaringan hidup (Subroto dan Tjahajati, 2001). Pada penelelitian ini antiseptik yang menjadi sampel penelitian adalah antiseptik merek onemed ukuran 500 ml yang digunakan di RSUD Kota Yogyakarta. Antiseptik ini yang mengandung alcohol 70 %, berbentuk gel dan mengandung emollient. 2. Efektivitas Antiseptik Kemampuan antiseptik untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diukur menggunakan metode koefisien fenol. 3. Koefisien Fenol Nilai koefisien fenol yang dihitung dengan cara membagi hasil uji pengencer tertinggi zat antiseptik uji yang tidak ada pertumbuhan bakterinya pada waktu tercepat dan terlama dengan hasil uji pengenceran fenol yang tidak ada pertumbuhan bakterinya pada waktu tercepat dan terlama(eka, 2015). Nilai koefisien fenol digunakan untuk menentukan efektivitas antiseptik dalam penelitian ini. Hasil menunjukan koefisien

35 fenol < 1 : antiseptik tersebut tidak efektif dibanding dengan fenol sedangkan koefisien fenol > 1 : antiseptik tersebut efektif dibanding fenol. 4. Waktu Kontak Udara Luar a. Waktu kontak udara luar segera setelah segel antiseptik dibuka : adalah waktu kontak antiseptik dengan luar segera setelah pembukaan segel. b. Waktu kontak udara luar setelah 1 minggu antiseptik dibuka : adalah lamanya waktu kontak antiseptik dengan udara luar selama 1 minggu setelah pembukaan segel. c. Waktu kontak udara luar setelah 1 bulan antiseptik dibuka: adalah lamanya waktu kontak antiseptik dengan udara luar selama 1 bulan setelah pembukaan segel. F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat yang dipakai pada penelitian ini adalah inkubator, rak dan tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, cawan petri, kapas, bunsen, ose, Larutan standart Mc Farland, counter, sarung tangan dan alat tulis kantor, serta peralatan lainnya yang dipergunakan di Laboratorium Mikrobiologi

36 2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitiap ini adalah antiseptik gel merk onemed yang mengandung alcohol 70%, fenol 5%, Nacl fisiologis 0,9 %, Nutrien agar, dan isolate bakteri Staphylococcus aureus. G. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian mencakup persiapan alat bahan penelitian dan sterilisasi alat. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pengambilan sampel Pengambilan sampel antiseptik bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Sampel diambil dari ruangan dengan kategori sama yaitu ruangan zona infeksi rendah. Pengambilan sampel antiseptik dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Setiap sampel antiseptik diambil sebanyak 5ml dan dimasukkan kedalam kontainer steril. Masing-masing pengambilan sampel dilakukan pada waktu yang sama untuk mendapatkan sampel antiseptik segera dibuka segel, 1 minggu setelah segel dibuka dan 1 bulan setelah segel dibuka. b. Uji Koefisien Fenol Uji koefisien fenol digunakan untuk membandingkan aktivitas antimikroba dari komponen-komponen kimia dengan fenol sebagai standar uji. Pengenceran antiseptik secara bertahap ditempatkan dalam tabung reaksi steril, kultur murni bakteri yang digunakan sebagai

37 standar ditambahkan pada setiap tabung. Bakteri tersebut ditanam pada nutrient broth dengan interval waktu 5, 10, dan 15 menit. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 selama 24 jam dan dilihat pertumbuhan bakterinya (Pommerville, 2011). Adapun tahap uji koefisien fenol adalah sebagai berikut : 1) Pembuatan inokulum bakteri Bakteri Staphylococcus aureus sebelumnya telah ditanam pada agar nutrisi (Nutrient Agar) miring dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24-48 jam. Sedangkan tahap pengenceran bakteri uji adalah sebagai berikut: a) Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml NaCl fisiologis 0,9% b) Pindahkan biakan Staphylococcus aureustersebut ke dalam larutan NaCl dengan ose, dan setarakan kekeruhannya dengan larutan Mc Farland III (10 9 kuman/ml) c) Suspensi kuman tersebut kini diperkirakan berisi 10 9 kuman/ml d) Siapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing berisi 4,5 ml NaCl fisiologis 0,9% e) Pipet 0,5 ml dari suspensi kuman sebelumnya (10 9 kuman/ml), pindahkan ke salah satu tabung reaksi berisi 4,5 ml NaCl. suspensi kuman kini berkonsentrasi 10 8 kuman/ml f) Lakukan pengenceran kedua dengan mengambil 0,5 ml dari suspensi kuman 10 8 kuman/ml dan memindahkannya ke dalam

38 tabung berisi 4,5 NaCl yang kedua. suspensi kuman kini berkonsentrasi 10 7 kuman/ml g) Pengenceran terakhir dilakukan dengan memindahkan 0,5 ml dari suspensi kuman 10 7 ke dalam tabung terakhir NaCl. Suspensi kuman telah setara dengan 10 6 kuman/ml. suspensi bakteri dengan konsentrasi inilah yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Gambar 2.Inokulum Staphylococcus aureus 2) Pembuatan Fenol Standar Pembuatan fenol standar dengan konsentrasi sebagai berikut: Membuat larutan persediaan baku fenol 5% dengan cara menimbang 2,5 g fenol dalam 50 ml air suling steril. Kemudian

39 dilakukan pengenceran konsentrasi menjadi 1:80 dengan mempipet 12,5 ml larutan fenol 5% ditambahkan dengan 37,5 ml air suling steril. Pengenceran 1:100 dilakukan dengan mempipet 2 ml larutan fenol 5% ditambahkan dengan 8 ml air suling steril. Pengenceran 1:150 dilakukan dengan mempipet 2 ml larutan fenol 5% dan ditambahkan 13 ml air suling steril. Masing-masing pengenceran diambil 5 ml untuk uji koefisien fenol. 3) Pengenceran Antiseptik Gambar 3. Pembuatan Fenol Standar Sumber : Elizabeth, 2013 Pengenceran antiseptik dibuat dengan konsentrasi sebagai berikut; a) Siapkan 4 buah tabung steril berisi akuades dengan volume yang berbeda-beda di dalamnya yaitu 9 ml, 7 ml, 4,5 ml, dan 7 ml, secara berurutan b) Lakukan pengenceran pertama dengan mempipet 1 ml larutan antiseptik ke dalam 9 ml air suling sehingga konsentrasi menjadi 1:10

40 c) Pengenceran selanjutnya adalah dengan memindahkan 1 ml antiseptikpengenceran 1:10 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling. Konsentrasi antiseptik pada tabung ini adalah 1:80 d) Pindahkan 0,5 ml antiseptik pengenceran 1:10 ke dalam 4,5 ml akuades sehingga konsentrasi kini 1:100 e) Pengenceran selanjunya adalah dengan memindahkan 0,5 ml antiseptik pengenceran 1:10 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling sehingga konsentrasi pada tabung ini adalah 1:150 f) Antiseptik yang akan digunakan selanjutnya adalah yang konsentrasi 1:80, 1:100, dan 1:150 untuk setiap sampel antiseptik. Masing-masing volume pengenceran disamakan menjadi 5 ml. Gambar 4.Pengenceran Antiseptik Sumber : Elizabeth, 2013

41 4) Pemeriksaan Koefisien Fenol Pemeriksaan koefisien fenol dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a) Formulasi bakteri masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pengenceran fenol dan pengenceran antiseptik (dengan perhitungan waktu agar tidak lebih dari 5 menit) dengan volume 0,1 ml. b) Petridish yang berisi Nutrient Agar (NA) masing-masing diberi kode pengenceran untuk fenol dan antiseptik sampel. c) Setelah 5 menit, setiap pengenceran ditanam Nutrient Agar (NA) padat dengan digoreskan menggunakan ose. d) Setelah 10 menit, setiap pengenceran ditanam Nutrient Agar (NA) padat dengan digoreskan menggunakan ose. e) Setelah 15 menit, setiap pengenceran ditanam pada Nutrient Agar (NA) padat dengan digoreskan menggunakan ose. f) Setelah semua ditanam, kemudian diinkubasi pada suhu 37 o c selama 24 jam. g) Dilihat masing-masing waktu dan pengenceran tentang pertumbuhan bakterinya pada setiam antiseptik uji. h) Hitung nilai koefisien fenol

42 Menghitung nilai koefisien fenol menggunakan rumus berikut : H. Analisa Data Pc = {(Cat : Cbt) + (Cat : Cbt )} :2 Keterangan : Pc : Koefisien Fenol Cat : Pengenceran antiseptik uji dengan waktu tercepat membunuh Cbt : Pengenceran fenol dengan waktu tercepat membunuh Cat : Pengenceran antiseptik uji dengan waktu terlama membunuh Cbt : Pengenceran fenol dengan waktu terlama membunuh (Rahma, 2015). Sebelum melakukan analisa data terlebih dahulu dilihat distribusi data dengan uji normalitas data menggunkakan Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah sampel <50. Jika distribusinya Normal analisa data menggunkan One- Way Anova, bila distribusi tidak normal menggunakan Kruskal Wallis. Kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoct Tes atau Mann Whitney test untuk melihat tingkat perbandingan antar antiseptik uji. Nilai perbandinganyang bermakna dapat diketahui dengan melihat nilai p. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat dan bivariat.analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel tergantung.analisis bivariat untuk melihat perbandingan antara variabel tergantung dengan variabel bebas.data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak komputer SPSS versi 16.0. I. Etika Penelitian Penelitian ini berpedoman pada prinsip-prinsip etika penelitian yang telah melalui uji layak etik.