PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUSAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh MADE SETIA HARINI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI. (Artikel) Oleh RAPENDA ESANTINO

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh EVA FEBRIYANTI R.

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL KOOPERATIF TAI TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA. (Artikel) Oleh IMRON ROSADI

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh IRA ROSITA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh RIA MUSTIKA

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh NI WAYAN NILA SRI LESTARI

PENGARUH ACTIVE LERANING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh. Emilia Yuliani

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP PENGUASAAN MATERI KINGDOM PLANTAE OLEH SISWA. (Artikel) Oleh FERI PERNANDO

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh MADE OKTAVIA SRI RAHAYU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PBM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (ARTIKEL) Oleh RAISA RAMADHANI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS. (Artikel) Oleh SILFI AULIYANTI

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RELA KRISTIYAWANTI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh YUDI SAPUTRA

PENGARUHMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh SARVIA TRISNIATI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RENITA PRAHASTIANI

PENGARUH PENERAPAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh WINA HALIMAH

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun pelajaran

PENGARUH METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. (Artikel) Oleh NURMALA

KUALITAS KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. (Artikel) Oleh PUTRI CHRIS YANTO

PENGARUH METODE DISKUSI MELALUI MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA. (Artikel) Oleh DIRA TIARA

PENGARUH LKS BERBANTUKAN WORD SQUARE MELALUI MODEL NHT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

PERBANDINGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN GALLERY WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 di

PENGARUH PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP. (Artikel) Oleh DEWI OKTARIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan. April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA. (Artikel) Oleh SUSANTI AGUSTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Bandar Lampung pada semester

METODE PENELITIAN. 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap

PENDAHULUAN. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim belajar

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan, pada

PENGGUNAAN STRATEGI PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh FEBI MULIA IBKA SARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA. (Artikel) Oleh. Sefty Goestira

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2013 di SMP Negeri 2

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 1 Terusan

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan Mei Tahun. Pelajaran 2012/2013 di SMP Negeri 1 Talang Padang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil Tahun. Pelajaran 2012/2013 di SMA Persada Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian inidilaksanakan pada semester genap, bulan Apriltahun pelajaran. 2013/2014, di SMA Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMA Negeri 7 Bandar

I. METODE PENELITIAN. di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada bulan Mei Bawang Tengah yang terdiri dari lima kelas. Sedangkan sampel dalam

Susi Susanti 1*, Tri Jalmo 1, Berti Yolida 1 Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 di

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 8 Bandar. Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Fransiska Vitria Kristanti 1, Pramudiyanti 2, Rini Rita T. Marpaung 3 e-mail: fvitriacs@yahoo.co.id HP: 085669775634 ABSTRAK The purpose of this research was knowing the influence of TPS model in improve activities and result students learning by using design pretest-posttest equivalent. The sample of this research were the students at VII G and VII H by random sampling. A qualitative data was learning activity and it got by observation. A quantitative data was the result of student learning which obtained from the average score of pretest, posttest, and N-gain. The research result of students learning activity from the whole aspects of student s ability were the asking question aspect score, answering question, and giving opinion was average of high criterion. The result of students learning has increased with the average score of N-gain (57.27). Thus, it can be concluded that TPS model has a increased activities and result students learning. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran TPS dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan desain pretes postes ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII H yang dipilih dari populasi secara random sampling. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain. Hasil penelitian aktivitas belajar dari aspek kemampuan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat berkriteria tinggi. Hasil belajar mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai N-gain (57,27). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TPS berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci : aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pengelolaan lingkungan, TPS 1 Mahasiswa Pendidikan Biologi 2 Staf Pengajar 3 Staf Pengajar

4 PENDAHULUAN Kegiatan yang paling utama dalam dunia pendidikan sekolah adalah terjadinya proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial (Sudjana dan Rivai, 2010:1). Sedangkan pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar secara optimal sehingga hasil belajarnya pun dapat tercapai secara maksimal. Dimana tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Isjoni, 2007: 11). Salah satu materi Biologi yang diajarkan dalam sekolah adalah materi Pengelolaan Lingkungan. Materi ini merupakan materi yang diajarkan pada SMP kelas VII semester genap. Didalam materi ini peserta didik diajak untuk memahami akan pentingnya keberadaan lingkungan bagi semua makhluk hidup (Wajar, 2009:94). Untuk dapat menguasai konsep materi ini siswa harus mampu memahami materi, bukan hanya mengenal dan menghafalnya sehingga nantinya hasil belajar peserta didik akan maksimal dan memuaskan. Kualitas peserta didik yang dihasilkan menunjukan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada SMP Negeri 1 Kalirejo adapun aktivitas yang sering siswa lakukan di kelas saat pembelajaran adalah siswa asyik mengobrol, ada juga yang melamun dan yang paling banyak dilakukan siswa adalah sibuk dengan alat komunikasinya yaitu handphone.. Sehingga diduga dengan rendahnya kegiatan siswa di dalam kelas yang seperti itu menyebabkan hasil belajar siswa juga rendah.

5 Selain itu rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa ini seringkali disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan hanya berpusat pada guru yaitu ceramah, sehingga peserta didik cenderung hanya menerima materi dari guru, dan tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar mandiri. Selain itu media yang digunakan guru hanya berupa LKS dari buku ajar, jadi ini membuat para peserta didik kurang tertarik untuk mengerjakan LKS tersebut. Hal-hal ini mengakibatkan peserta didik cepat lupa terhadap materi yang telah disampaikan. Oleh sebab itu dalam melakukan proses pembelajaran, guru harus dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran. Pemilihan suatu model pembelajaran perlu memperhatikan suatu materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, dan kebutuhan siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik. Maka dari itu peneliti menggunakan model pembelajaran cooperative tipe TPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa pada materi Pengelolaan Lingkungan. Dan juga untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap aktivitas belajar siswa pada materi Pengelolaan Lingkungan. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2013 di SMP Negeri 1 Kalirejo, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 8 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII G (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VII H (sebagai kelaskontrol), pengambilan sampel dipilih dengan teknik random sampling Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes-postes kelompok ekuivalen.

6 Struktur desain penelitian ini yaitu: I O1 X O2 II O1 C O2 Ket: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan TPS; C = Perlakuan di kelas kontrol dengan ceramah; O1= Pretes; O2 = Postes (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43). 1. Aktivitas Belajar Adapun data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimendan kelas kontrol disajikan dalam gambar berikut ini: Gambar 1. Desain penelitian pretespostes kelompok ekuivalen Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil rata-rata prets, postes dan N- gainyang dianalisis dengan menggunakan uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas). Serta data kualitatif berupa lembar data aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian berupa data aktivitas belajar dan hasil belajar terhadap penggunaan model pembelajaran TPS, disajikan sebagai berikut: Ket: = Kemampuan Bertanya; Kemampuan Menjawab Pertanyaan; Mempresentasikan hasil diskusi Gambar 2. Rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol Seperti terlihat pada gambar 2 bahwa rata-rata aktivitas siswa padakelas eksperimen menunjukkan tingginya skor 2 pada tiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan bahwa siswa mampu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi atau mengemukakan ide/pendapat yang sesuai dengan pembahasan pada

Presentase (%) Presentase (%) 7 materi pengelolaan lingkungan. Sedangkan tingginya skor 0 pada kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa tidak aktif di dalam kelas. 2. Hasil Belajar Siswa Gambar 4. Peningkatan indikator kognitif C1, C2, C3 dan C4 pada kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji-t atau uji u Gambar 3. Hasil belajar oleh siswa mengggunakan uji t Berdasarkan gambar 3 diketahui nilai rata-rata pretes siswa siswa tidak berbeda, artinya nilai pretes siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol sedangkan nilai rata-rata postes dan N-gainsiswa berbeda artinya hasil nilai postes dan N-gainsiswa dengan menggunakan model TPS lebih tinggi. Peningkatan setiap indikator hasil belajar siswa oleh siswa disajikan pada gambar berikut ini: Gambar 4 diketahui bahwa setelah dilakukan uji-t pada indikator C1 kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol sedangkan setelah dilakukan uji u pada indikator C2, C3 danc4 kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol walaupun pada gambar 4 terlihat rentang perbedaan tinggi gambar antara kelas eksperimen dengan kontrol karena gambar tersebut hanya diperoleh dari data jumlah rata-rata nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tetapi setelah dilakukan pengolahan data N-Gaindengan uji u maka hasil yang diperoleh dari indikator C2, C3 dan C4 adalah tidak berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa rentang perbedaan nilai antara eksperimen dan kontrol tidak bisa dilihat dari perbandingan jumlah rata-

8 rata nilai tetapi harus dilakukan uji N- Gain baik dengan uji-t maupun uji u. B. Pembahasan Merujuk pada hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran cooperatif tipe TPS memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokokpengelolaan Lingkungan (gambar 2). Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Fitriyani, (2011:45) yang menemukan bahwa aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS lebih tinggi daripada yang menggunakan metode diskusi. Hal ini dikarenakan setiap tahapan TPS,dalam setiap prosespembelajaran dapat mengoptimalisasikan partisipasi atau keaktifan siswa. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Hamalik, (2004:12) bahwa seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dalam pembelajaran tipe TPSsiswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Waktu berpikir akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan jawaban (think). Jawaban yang dikemukakan juga telah dipikirkan dan didistribusikan dengan teman sepasangnya (pair). Kemudian jawaban dipresentasikan didepan kelas (sharring), ini merupakan tahapan yang paling penting karena tahapan tersebut merupakan tahap koreksi dari konsepkonsep yang salah, sehingga pada akhirnya konsep yang benar akan melekat pada ingatan siswa sehingga akan memudahkan siswa untuk meningkatkan proses evaluasi belajar atau yang disebut dengan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2002:13), yang menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik. Penerapan model pembelajaran TPS inijuga menyebabkan peningkatan aktivitas siswa dalam

9 proses pembelajarannya, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.ini sesuai dengan pendapat Lyman (2002:3) yang menyatakan bahwa tujuan penggunaan model TPS adalah membuat siswa menjadi aktif dengan cara-cara seperti mampu memproses informasi, berkomunikasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir yang diwujudkan dalam aktivitas mendengar, merangkum ide, berbagi informasi, bertanya, dan mengungkapkan pendapat. Dalam penelitian ini aktivitas belajar siswa tersebut dikemas kedalam 3 aspek yaitu kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi atau mengemukakan ide atau pendapat yang dapat dilihat pada tabel 4. Dari data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen atau yang diberi perlakuan TPS masuk kedalam kriteria sangat baik. Aktivitas belajar siswa tersebut dapat meningkat karena selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, serta mengemukakan ide/pendapat. Meningkatnya aktivitas belajar ini bervariasi pada setiap aspek, aktivitas siswa yang berkriteria sangat tinggi pada aspek kemampuan menjawab dengan presentase 95.00 dan mengemukakan pendapat dengan persentase sebesar 88.33%, kemudian diikuti oleh aktivitas dengan aspek kemampuan bertanya yang berkriteria tinggi sebesar 85.00.Ketiga aktivitas tersebut dilakukan siswa saat mereka bekerjasama dalam mengerjakan LKS kelompok dan di saat mempresentaskan hasil diskusi. Berikut ini pemaparan mengenai peningkatan ketiga aspek aktivitas belajar siswa yang terjadi pada kelas eksperimen. Aktivitas siswa dalam aspek kemampuan bertanya tergolong tinggi dengan kriteria baik. Fakta yang terjadi tingginya aktivitas bertanya ini diperkuat dengan tingginya kualitas pertanyaan serta selama proses pembelajaran siswa dilatih untuk bertanya sehingga memicu terjadinya peningkatan pada aspek kemampuan bertanya. Peningkatan ini dapat terlihat selama proses pembelajaran TPS berlangsung, banyak siswa yang aktif bertanya kepada teman diskusi kelompoknya tentang pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Keaktifan

10 siswa dalam bertanya juga terlihat jelas saat tahapan sharring. Berikut ini merupakan salah satu contoh contoh aktivitas dalam aspek kemampuan bertanya yang dilakukan oleh siswa pada kelas eksperimen. Diky Septian. Mengapa mencuci dengan detergen secaraberlebihan dapat menyebabkan pencemaran air? Komentar pertanyaan siswa: Pertanyaan diatas baik karena pertanyaan sudah sesuai dengan topik yang dipelajari yaitu pengelolaan lingkungan. Aspek aktivitas belajar siswa yang kedua yaitu kemampuan menjawab pertanyaan. Dalam aspek ini aktivitas belajar siswa tergolong sangat baik, karena sudah mampu menganalisis pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya sehingga menghasilkan jawaban yang baik. Berikut ini merupakan salah satu contoh contoh aktivitas dalam aspek kemampuan menjawab pertanyaan yang dilakukan oleh siswa pada kelas eksperimen. Salsabila Putri Wulandari Air dapat menjadi rusak akibat adanya aliran air dari sungai, tumpahan minyak, limbah industri dan limbah rumah tangga. Salah satu contoh dari limbah rumah tangga yaitu detergen, detergen ini mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Jadi apabila pemakaian detergen berlebihan maka semakin tinggi pula tingkat bahaya dalam pencemaran air. Selain itu dapat merusak kehidupan ekosistem diperairan dan juga sangat berbahaya bagi hewan ataupun manusia yang mengkonsumsi air dikawasan tersebut. Tak hanya itu, sisa detergen yang terbawa oleh air dapat menyebabkan kesuburan perairan darat. Akibatnya ganggang dan enceng gondok dapat tumbuh dengan subur sehingga mengalami eutrofikasi. Ganggang dan enceng gondok yang tumbuh dengan subur ini dapat menghabiskan cadangan oksigen di perairan, sehingga menyebabkan ikan dan organisme air tawar yang lainnya akan mati. Selain itu ganggang juga dapat menghasilkan racun yang berbahay bagi makhluk hidup yang minum air dari perairan yang tercemar tersebut. Komentar jawaban dari pertanyaan siswa: Jawaban yang dilontarkan siswa tersebut sudah baik, karena sudah relevan dan sudah dapat menjawab inti dari pertanyaan yang diajukan. Aspek yang selanjutnya yaitu kemampuan mempresentasikan atau mengemukakan ide/ pendapat. Keaktifan siswa dalam mengemukakan ide/pendapat terlihat jelas saat tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa aktif mengemukakan ide/pendapat menanggapi permasalahan yang terdapat pada LKS.. Berikut ini merupakan salah

11 satu contoh contoh aktivitas dalam aspek kemampuanmengemukakan ide/ pendapat yang dilakukan oleh siswa pada kelas eksperimen. Agnes Adinda. P Pada gambar A tersebut merupakan gambar pesawat terbang yang berada dibandara, tetapi bandara tersebut letaknya dekat dengan perumahan penduduk. Gambar B merupakan gambar seorang laki-laki yang menutup telinganya. Gambar A dengan gambar B ini mempunyai suatu keterkaitan, diperkirakan pada gambar A ini pesawat akan segera tinggal landas sehingga menimbulkan bunyi yang sangat keras. Karena letak bandara dekat dengan perumahan penduduk yang salah satunya seorang laki-laki yang berada pada gambar tersebut, maka seorang laki-laki itu merasakan kebisingan sehingga menutup telinganya dan pristiwa seperti ini merupakan salah satu dari penyebab terjadinya pencemaran suara. Komentar dari pendapat siswa: Pendapat siswa tersebut baik, karena dapat memberikan uraian yang jelas tentang keterkaitan kedua gambar tersebut. Dan dari pendapat tersebut dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu menangkap keterkaitan kedua gambar sebagai salah satu peristiwa terjadinya pencemaran, yaitu pencemaran suara. Pencemaran suara ini merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam Pengelolaan Lingkungan. Berdasarkan uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen. Adanya peningkatan aktivitas belajar ini diharapkan dapat juga untuk meningkatan hasil belajar siswa. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Hamalik (2003:12) bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar siswa akan meningkatkan hasil belajar siswa Hal ini terbukti dari tingginya peningkatan nilai postes yang telah kerjakan siswa. Dari gambar 3 dapat diketahui bahwa hasil analisis data uji t1 dan t2 untuk nilai pretes tidak berbeda dan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Sedangkan pada uji t1 nilai postes dan N-gain, hasil yang diperoleh yaitu t hitung lebih besar dibandingkan t tabel ini berarti nilai postes pada kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Dan pada uji t2 nilai postes dan N-gaindi peroleh hasil thitung lebih besar dibandingkan t tabel ini berarti nilai postes dan N- gainpada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini berarti membuktikan bahwa model pembelajaran cooperative tipe TPS yang diterapkan pada siswa memiliki keefektifan pada proses pembelajarannya sehingga dapat mempengaruhi peningkatan

12 nilai postes dan data N-gain.Selain itu juga merupakan bukti yang kuat untuk menyatakan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa juga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagaimana pendapat Hake (Fibriyanti, 2008 : 12), mengatakan bahwa N-Gain merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat keefektifan pembelajaran yang dilakukan dilihat dari skor pretes dan postes. Dari analisis rata-rata N-gain untuk setiap indikator hasil belajar (gambar 4) dapat diketahui bahwa indikator yang berpengaruh tinggi yaitu indikator kognitif C1. Dalam indikator kognitif C1 siswa diajak untuk mengingat kembali materi yang telah mereka pelajari pada waktu sebelumnya, sehingga ini memudahkan siswa untuk menjawab soal. Berikut ini adalah contoh soal dengan indikator kognitif C1. Gambar 4.Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C1 (pada LKS eksperimen pertemuan 1). Komentar: Jawaban dengan indikator C1 tersebut memperoleh skor 3 pada soal nomor soal 4 E dan skor 2 pada nomor soal 4F, yaitu skor maksimal untuk soal pada nomor tersebut. Dengan skor tersebut menunjukkan siswa mampu mengingat apa yang telah dipelajari materi sebelumnya tentang jenis-jenis pencemaran sehingga siswa dapat menjawab soal tersebut dengan jawaban yang benar. Pada indikator kognitif C2, siswa dilatih untuk memahami suatu permasalahan. Berikut ini adalah contoh soal yang mendukung C2: Gambar 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C2 (pada LKS eksperimen pertemuan 1). Komentar: Jawaban dengan indikator C2 tersebut memperoleh skor 2. Ini menunjukan siswa belum mampu untuk menjawab soal dengan maksimal karena kurangnya kemampuan memahami pada diri siswa. Pada indikator kognitif C3 siswa dilatih untuk dapat memberikan solusi atau metode atas masalah yang terjadi. Berikut contoh soal yang mendukung C3.

13 Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C3 (pada LKS eksperimen pertemuan 1). Komentar: Jawaban dengan indikator C3 tersebut memperoleh skor 2. Ini menunjukan kurangnya kemampuan siswa dalam menerapkan suatu metode dalam suatu permasalahan sehingga siswa belum mampu untuk menjawab soal dengan maksimal sehingga siswa menjawab soal dengan jawaban yang tidak tepat, bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut. Indikator kognitif C4, siswa dilatih untuk menganalisis suatu permasalahan, dan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Berikut contoh soal dengan indikator kognitif C4. Gambar 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (pada LKS eksperimen pertemuan 1). Komentar: Jawaban dengan indikator C4 tersebut memperoleh skor 3, yaitu skor maksimal untuk soal pada nomor tersebut. Dengan skor 3 tersebut menunjukkan siswa mampu mendeskripsikan dan menganalisis keterkaitan antara gambar yang satu dengan yang lainnya, sehingga mampu menuliskannya dalam suatu deskripsi jawaban yang baik. Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative tipe TPS mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam materi pokok Pengelolaan Lingkungan. Hal ini didukung pula dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari (2010:43) menemukan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative tipe TPS dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem pernapasan pada manusia. Ariansyah (2009:35) juga menuliskan dalam hasil penelitiannya bahwa penggunaan animasi multimedia yang dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi Sistem Reproduksi Manusia oleh siswa. Dan juga pada penelitian Fitriyani, (2011:45) menuliskan bahwa model pembelajaran tipe TPS dapat dijadikan salah satu model

14 pembelajaran alternatif untuk merangsang agar siswa aktif dalam pembelajaran. Selain itu didukung pula dengan adanya beberapa jurnal yang mengungkapkan adanya keberhasilan model pembelajaran tipe TPS, yaitu seperti jurnal milik Bislar, Christy Andarini yang diterbitkan pada 4 Desember 2012 yang mengatakan bahwa TPS dapat meningkatkan presentase motivasi belajar siswa. TPS merupakan model pembelajaran yang mengoptimalisasikanpartisipasi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Waktu berpikir akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan jawaban. Jawaban yang dikemukakan juga telah dipikirkan dan didistribusikan.siswa akan lebih berani mengambil resiko dan mengemukakan jawabannya didepan kelas karena mereka telah mencoba dengan pasangannya (Lyman dalam Lie, 2004:45). SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran cooperative tipe TPS berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Pengelolaan Lingkungan. 2. Penerapan model pembelajaran cooperative tipe TPS berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Pengelolaan Lingkungan. 2. Saran Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe TPS dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Pengelolaan Lingkungan. 2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada

15 kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang. DAFTAR PUSTAKA Ariansyah. 2009. Penguasaan Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia Oleh Siswa Pada Penggunaan Animasi Multimedia Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe ThinkPair Share (Tps). Skripsi. UNILA: Bandar Lampung.. Djamarah, S.B. dan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fibriyanti, R. 2008. Implementasi Modul Model Siklus Belajar untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Laboratorium UM. Dalam http://www.infoskripsi.com. (3 Feb 2009;17:47 WIB) Fitriyani. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (Tps) Terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Pertahanan Tubuh Dan Aktivitas Belajar Siswa. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara: Bandung. Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung. Lie, A. 2004. Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Gramedia. Jakarta. Loranz, D. 2008. Gain Score. [Online]. http://www.tmcc.edu/vp/octsu/a ssesment/downlod/document/re ports/archives/discipline/0708/s LOAP.HYSDiscipline Rep0708.pdf. (10 Desember 2010). Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC: Jakarta.. Sudjana. 2005. Statistik Dasar. Tarsito: Bandung. Sudjana dan Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: sinar Baru Algensindo. Wajar. 2009. Ringkasan Materi Dan Latihan Soal. Graha Pustaka: Jakarta Wulandari, E. 2010. Pengaruh penerapan model pembelajaran koooperatif tipe TPS terhadap penguasaan konsep sistem pernapasan pada manusia. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung. Hake, R. R.1999.Analizing Change/Gain Score. Diakses dari http://www.physick.indiana.edu/~s di/analyzingchange-gain.pdf(18 November 2012, 02.30 p.m.)