BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tinggnya Angka Kematian Ibu.

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa prevalensi infeksi pada masa nifas mencapai 10%

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS DI KABUPATEN SEMARANG.

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI

E-journal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kelurahan Rowosari Kota

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Senam Kegel pada primigravida trimester III, kemudian melakukan pencatatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil (Ristiyaningsih, 2014). Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis dan sebagian besar bersifat fisiologis. Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) seperti perdarahan atau komplikasi pada ibu nifas (Hamranani, 2012). Pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya (Kompasiana, 2014). Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan seseorang adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan, sehingga akan timbul kesadaran pada individu atau masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi orang lain baik 1

individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Febri, 2013). Masa nifas dimulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke- 28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Cakupan kunjungan nifas di Indonesia dalam kurun waktu delapan tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan, hal ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta, program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter dan bidan terus dilaksanakan. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, puskesmas, poskesdes dan posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk pelayanan kesehatan ibu nifas (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2015), menunjukkan bahwa capaian tertinggi kunjungan ibu nifas adalah Provinsi Kepulauan Riau yang diketahui 112,89% diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar 98,49% dan Jawa Barat sebesar 97,23%. Sedangkan Provinsi dengan cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Papua sebesar 28,34%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 28,50% dan Maluku sebesar 43,39%.

Dari tahun 2011-2015 cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas cenderung meningkat meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas tertinggi adalah kota Pekalongan yaitu 99,97% diikuti Batang 99,94% dan Kota Magelang 99,87%. Kabupaten/Kota dengan cakupan pelayanan nifas terendah adalah Kota Semarang yaitu 86,91% diikuti Sragen 90,77% dan Boyolali 92,14% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas Kabupaten Purbalingga tahun 2015 sebesar 92,91% dan dibanding dengan cakupan tahun 2014 sebesar 99,70% mengalami penurunan sebesar 6,79%. Cakupan terendah sebesar 82,91% dicapai oleh Puskesmas Bojongsari dan yang tertinggi sebesar 100% oleh Puskesmas Kutawis (Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2015). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu nifas di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tanggal 1 Februari 2017 didapatkan hasil wawancara 2 ibu nifas (20%) dengan tingkat pengetahuan baik tentang pencernaan berhubungan dengan luka jahitan perineum, 3 ibu nifas (30%) dengan tingkat pengetahuan cukup tentang lokia dan 5 ibu nifas (50%) dengan tingkat pengetahuan kurang tentang aktivitas atau perilaku. Dari hasil studi pendahuluan diatas dapat disimpulkan bahwa 50% ibu nifas kurang mengetahui perubahan fisiologi yang terjadi pada sistem reproduksi salah satunya adalah perilaku dalam penyembuhan luka perineum setelah melahirkan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Fisiologi Reproduksi Ibu Nifas Terhadap Tingkat Pengetahuan di RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2017. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut Adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden ibu nifas di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. b. Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas. c. Mengetahui tingkat pengetahuan sesudah pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas.

d. Menganalisi pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R Goeteng Tarunadibrata Purbalingga. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pendidikan fisiologi reproduksi pada ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan. 2. Bagi Masyarakat Menambah wawasan dan dapat meningkatkan kesehatan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas. 3. Bagi Instansi Pendidikan Dapat menambah bahan kepustakaan dan menerapkan ilmu pengetahuan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas yang diperoleh dalam pendidikan kesehatan khususnya di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai bahan masukan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang fisiologi reproduksi ibu nifas.

E. Penelitian Terkait 1. Febri Wendari; Vetty Priscilla; Wedya Wahyu (2013), dengan judul Pengaruh pendidikan kesehatan senam nifas terhadap pengetahuan primipara tentang senam nifas di Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan quasi eksperimen dengan pendekatan pre-posttest design dengan jumlah sampel 19 orang primipara. Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan menggunakan instrument kuesioner. Analisis data menggunakan Wilcoxon. Dengan hasil penelitian adanya pengaruh pendidikan kesehatan senam nifas terhadap pengetahuan. Perbedaan penelitian adalah menggunakan quasi eksperimen dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data menggunakan Wilcoxon. Persamaan penelitian adalah menggunakan pendekatan pre-posttest design dengan menggunakan instrument kuesioner. 2. Ita Sasmita Buhari; Esther Hutagaol; Rina Kundre (2015), dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan dengan mobilisasi dini pada ibu nifas di puskesmas Likupang Timur Kecamatan Likupang Timur. Jenis penelitian adalah menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan 50 responden dari bulan November sampai Desember dengan instrument menggunakan kuesioner, uji statistik menggunakan uji chi-square. Dengan hasil penelitian ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan mobilisasi dini pada ibu nifas. Perbedaan penelitian

ini adalah menggunakan desain penelitian Observasional dengan pendekatan cross sectional, sampel yang digunakan menggunakna total sampling dengan 50 responden. Persamaan penelitian adalah instrument menggunakan kuesioner dengan uji statistik menggunakan uji chi-square. 3. Hamranani (2012), dengan judul Gambaran pengetahuan primipara tentang perdarahan post partum. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, teknik sampel menggunakan accidental sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 30 responden dengan instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa pengolahan data menggunakan uji statistik dengan rumus distribusi frekuensi, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan primipara tentang perdarahan post partum diruang Melati paling tinggi sebesar 1%, cukup sebesar 58%, baik sebesar 42% dan kurang sebesar 0%. Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel accidental sampling dengan analisa pengolahan data menggunakan uji statistik dengan rumus distribusi frekuensi. Persamaan peneliti adalah menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan. 4. Wei Bao; Aiguo Ma; Limei Mao; Jianqiang Lai; Mei Xiao; Guoqiang Sun; Yingying Ouyang; Shuang Wu; Wei Yang; Nanping Wang; Yanting Zhao; Juan Fhu; Liegang Liu (2010). Dengan judul Intervensi diet dan gaya hidup pada wanita postpartum di Cina: desain penelitian dan rasional pada percobaan acak terkontrol. Dari 800 wanita yang memenuhi kriteria persyaratan dipilih secara acak dan menggabungkan intervensi secara

bersamaan. Untuk memaksimalkan efektivitas intervensi, menggunakan pengukuran yang berhubungan dengan kesehatan, dengan skala dilakukan sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian ini memberikan bukti untuk mengubah pengetahuan dan kepercayaan gaya hidup ibu nifas bahwa intervensi pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi pada ibu nifas dan keuntungan diet seimbang makanan dari hewani dan nabati, adanya perubahan status makro dan mikro nutrisi yang mengaplikasikan asupan makanan sehari hari, perubahan penyembuhan ibu postpartum dan mengurangi penyakit involusi uteri postpartum, demam, konstipasi, hemoroid, luka pada anus, anemia. Perbedaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode acak terkontrol dengan menggabungkan intervensi secara bersamaan pada ibu postpartum dengan hipotesis bahwa intervensi dapat mengurangi tingkat kejadian penyakit postpartum. Persamaan dalam penelitian ini adalah hasil skala ukur akan dinilai sebelum dan setelah intervensi.