I. PENDAHULUAN. tetapi pada siswa.orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 1 Wates Kecamatan Gadingrejo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri 5

III. METODE PENELITIAN. suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidkan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

I. PENDAHULUAN. Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Anisha Novianti, Penerapan Modifikasi Media Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

III. METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada. pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas mengajarnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

I. PENDAHULUAN. gerak dasar atletik berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

I. METODE PENELITIAN. atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

ABSTRAK. Kata Kunci : tolak peluru, Pembelajaran, modifikasi peluru, bola Kasti. A. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

MENINGKATKAN HASIL LOMPATAN MELALUI PERMAINAN MELOMPATI KARDUS PADA SISWA KELAS V SDN TEGALKALONG KABUPATEN SUMEDANG

ABSTRAK. Kata Kunci : peningkatan kemampuan tolak peluru dengan Pembelajaran modifikasi peluru dari bola Kasti

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tidak terpusat pada guru tetapi pada siswa.orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh para guru gerak dalam kerangka (Adams, Ian dan Rahantoknam, 1988). Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atletik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien.

2 Berlari dan melompat merupakan salah satu gerakan dasar manusia yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan juga sebagai kecakapan hidup (life skill). Pada zaman purba gerakan seperti lari dan melompat sangat berarti sekali untuk mempertahankan hidup guna mencari perburuan atau makanan sehingga dapat melangsungkan hidup pada saat itu. Dalam kehidupan masa kini lari dan lompat justru di gunakan sebagai jalur prestasi dalam salah satu nomor olahraga atletik. Dalam perkembangannya melompat dalam nomor olahraga atletik dapat di kategorikan menjadi empat nomor, salah satunya adalah lompat jauh. Lompat jauh adalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam berbagai tingkatan mulai kejurnas atau PON, Sea Games sampai olimpiade. Karena itu, nomor lompat jauh harus sudah diajarkan bahkan dikuasai mulai sejak sekolah dasar (SD). Hal ini, selain sebagai tuntutan nomor yang wajib dilombakan, juga sebagai pengusaan gerak dasarr yang harus dikuasai sejak usia dini untuk membekali mereka kelak ketika memilih cabang olahraga yang diminatinya (multilateral). Namun, pada kenyataannya khususnya di sekolah dasar (SD) Negeri 5 Sawah Lama Bandar Lampung berdasarkan pengamatan selama mengajar atletik terutama pada nomor ;lompat umumnya siswa masih kurang antusias dan dari aspek guru yang mengajar di kompleks SD Sawah Lama cenderung menggunakan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada prestasi sehingga banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan gerakan lompat jauh secara maksimal. Oleh sebab itu penulis mengubah pendekatan pembelajaran dengan

3 menggunakan model pembelajaran bermain yang sesuai dengan minat dan kondisi siswa usia sekolah dasar. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentang peningkatan latihan lompat jauh dengan menggunakan pendekatan model belajar bermain pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar Lampung B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti gerakan lompat jauh dengan benar. 2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat peragaan kawan maupun guru. 3. Pada umumnya siswa masih belum biasa mengkoordinasikan antara gerakan menolak, gerakan badan di udara dan mendarat pada lompat jauh dengan benar. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain Dapat Meningkatkan Keterampilan atau Kemampuan Lompat Jauh Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung? D. Tujuan Penelitian

4 Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan gerak dasar lompat jauh setelah menggunakan pendekatan pembelajaran bermain. 2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. 3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh setelah diberikan latihan belajar sesuai dengan kesenangan siswa, yaitu bermain.. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi : 1. Bagi Siswa Sebagai upaya penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan latihan lompat jauh dengan menggunakan model belajar bermain 2. Bagi Guru Penjas Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya di SDN 5 Sawah lama Bandar Lampung 4. Bagi Program Studi

5 Sebagai bahan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan (PPL) maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan, khususnya dalam nomor lompat.

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan bahwa : idikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh Berdasarkan pendapat tersebut, jelas sekali bahwa pendidikan jasmani bertujuan meninkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Jadi melalui pendidikan jasmani akan terbina keterampilan dan pembentukan watak si anak. Oleh karena itu, pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dalam rangka menumbuhkan pembentukan sikap atau watak yang baik bagi anak. B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman. Sedangkan mengajar adalah usaha untuk

7 menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya : Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977:5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif. C. Belajar Gerak (Motorik) Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif.

8 D. Atletik Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan clu-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin di sana, melainkan mereka harus di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh. Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi. E. Lompat Jauh Loncat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Dalam perlombaan loncat jauh seorang pelompat akan berusaha untuk melompat sejauh-jauhnya mendarat dan bertumpu pada dua kakinya dengan sekuat-kuatnya. Lompat jauh terdiri atas beberapa unsur gerak : awalan, tolakan, sikap badan di udara dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan,

9 yaitu suatu urutan gerak lompat yang tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil loncatan itu dipengaruhi oleh kontrol kecepatan awal, kekuatan bertumpu (menolak), koordinasi saat berada di udara dan mendarat. F. Bermain dalam Nomor Lompat Jauh Secara harfiah bermain berarti melakukan aktivitas gerak dengan mengaitkan unsur gembira (fun), terutama dalam melakukan melompat dan menolak. Kegiatan ini sangat diminati oleh para siswa sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan mental dan pertumbuhan mereka, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa pembelajaran gerak yang didasari dengan pola bermain dapat menumbuhkan rasa senang pada para siswa terutama dalam menghadapi faktor kelelahan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melompat pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2) pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia. Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru atau pelatih dalam mengajarkan keterampilan gerak melompat, karena peralatan untuk melompat dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk memeperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar melompat kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa menggunakan simpai atau ban sepeda, kardus bekas, busa, atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.

10 G. Model Pembelajaran Bermain Banyak model pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menngkatkan keterampilan gerak, khususnya dalam mengajar gerak lompat jauh pada siswa sekolah dasar. Model pembelajaran bermain dalam pendidikan jasmani banyak ditampilkan oleh Joyce, Bruce dan Marsha Well (1996) dan Siedenttop (1990), sedangkan untuk jenis jenis model bermain gerak lompat di tampilkan dari Ian Adams dan Soepartono, seperti berikut: antara lain: Ian Adams (1988:81) mengemukakan berbagai jenis latihan melompat, 1. melakukan melompat di lantai; para siswa menggunakan bangkubangku menyilang dan penempatan matras jauh dari bangku-bangku, seperti gambar berikut: Gambar 1. Formasi Bermain Gerak Dasar Lompat Jauh 2. Gerakan Lompat dalam Permainan Mmodel Soepartono (1990:66-70)

11 Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat kardus, beberapa matras dan bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan mudah dapat disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat seeperti gambar yang ditampilkan dalam lampiran. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari

12 suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung Penelitian ini bercirikan sebagai berikut : 1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik. 2) Bersifat kolaboratif 3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien. 4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral. Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruhmenciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

13 Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung, yang berjumlah 40 orang. Terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 13 siswa perempuan. C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung 2. Pelaksanaan Penelitian Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan. D. Rancangan Penelitian I II III Gambar 2. Spiral penelitian tindakan kelas. Keterangan: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

14 E. Proses Pembelajaran Lompat Jauh Siklus I Rencana : 1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya Lompat jauh. Tindakan : 1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama. 2. Melakukan lompatan dengan menggunakan alat simpai atau ban sepeda dengan variasi atau kecepatan yang berubah-ubah Observasi : Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian. Refleksi : 1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan alat yang sudah

15 dimodifikasi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru, namun masih terdapat kekurangan. 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan lompat jauh Siklus II Rencana : 1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani khususnya lompat jauh. Tindakan : 1. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga. 2. Menyusun kardus secara berderet berdasarkan ketinggian tubuh siswa 3. Mengatur faktor kesulitan kardus Observasi : Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian Refleksi Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan melakukan latihan lompat

16 tinggi terdapat peningkatan 50 % untuk itu penulis beranggapan bahwa penilaian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan. F. Teknik Pengumpulan data Pada penelitin tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Atletik nomor lompat jauh. Sedangkan alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya, yaitu berupa lembar observasi yang terdiri dari indikator-indikator penilaian gerak melompat Bentuk indikator dalam lompat jauh gaya jongkok adalah : 1) Awalan. 2) saat menolak, (3) Sikap di udara, (4) saat mendarat dan (5) sikap akhir. Instrumen untuk menganalisis keterangan mengenai lompat jauh diadaptasi dari International Atletik Assosiation Federation (IAAF-2000). Cara Penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh ini dengan melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, sikap di udara dan mendarat. Jika masing-masing prediktor pada setiap indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total. Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa. Pedoman asesmen berdasarkan petunjuk dari Eko Syanto dan Sunyono Modul A dan B Mata Pelajaran Penjaskes PLPG tahun 2011

17 G. Instrumen Penilaian Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya Alat ini berupa indikator indikator dari penilaian gerak dasar Lompat Jauh (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapatkan nilai 1 3 dengan keterangan lihat pada lampiran 1 halaman 33. H. Teknik Analisis Data Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus : P = X 100 % Keterangan: P = Prosentase keberhasilam F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes I. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

18 Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi. Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap upaya peningkatan gerak dasar lompat jauh melalui penggunaan pendekatan bermain.