I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun teori-teori yang dijelaskan adalah teori mengenai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh

PENGGUNAAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN CALON MAHASISWA DALAM MENGHADAPI SBMPTN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

I. PENDAHULUAN. Ujian nasional merupakan salah satu bagian penting dari proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecemasan dalam bidang layanan bimbingan dan konseling pribadi, pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan nasional tidak terlepas dari proses pembelajaran di

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Indonesia baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional, salah satu isinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, individu tidak dapat terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. penanaman nilai-nilai yang baik dan luhur. Menurut UU No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini. Adapun desain yang dilakukan adalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Siswa dengan segala karakteristiknya berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar, dan pendidik mengupayakan terciptanya situasi yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar. Berdasarkan hal tersebut mengimplikasikan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui proses belajar mengajar lah tujuan pendidikan akan dicapai. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Redaksi Sinar Grafika) menjelaskan: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2 Pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sebagai upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan hal tersebut pemerintah membuat peraturan tentang standarisasi kompetensi kelulusan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19/2005 pasal 25 ayat 1 dan 2, yaitu: Standar kompetensi kelulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidik. Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah. Standarisasi kompetensi kelulusan tersebut sebagai tolok ukur dalam memberikan penilaian dari tahap evaluasi pada proses pendidikan. Evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dan dari evaluasi itu para pengambil keputusan pendidikan mendasari diri dalam memutuskan apakah seorang siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak. Tanpa evaluasi tidak dapat diketahui sejauh mana keluaran pendidikan telah sesuai atau bahkan menyimpang dari tujuan awal yang telah dicanangkan. Evaluasi yang dilakukan secara benar akan banyak manfaatnya karena dari hasil evaluasi itu akan diperoleh umpan balik yang berharga bagi masukkan maupun proses pendidikan (Hisyam : 2000). Dunia pendidikan disiapkan untuk mempersiapkan generasi muda agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing dalam era

3 persaingan bebas. Namun, tidak menutup kemungkinan dengan adanya peraturan pemerintah yang berkaitan dengan standar kelulusan dapat menyebabkan kecemasan pada peserta didik yang akan melaksanakan ujian, baik ujian nasional ataupun ujian akhir semester. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pakar pendidikan Daud (2008), ketika standar kelulusan menuntut sama untuk semua siswa, tanpa mempertimbangkan objektifitas kualitas pengajaran di sekolah mereka, maka jelas para siswa, guru, dan juga orang tua di daerah terpencil akan merasa tertekan, stres, takut, dan bahkan putus asa perihal kelulusan mereka. Spielberger & Vagg (dalam Zeidner:1998) mengatakan bahwa kecemasan tes mengacu pada bentuk dasar pada situasi yang lebih spesifik, tingkat kekhawatiran yang tinggi, pikiran terganggu, ketegangan dan gairah fisiologis pada saat menghadapi suatu proses penilaian (ujian/tes). Siswa yang memiliki kecemasan tes memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi, melihat ujian sebagai situasi yang sangat sulit, menantang dan menakutkan. Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri kecemasan. Seperti, kegelisahan dan kegugupan, tangan atau anggota tubuh yang gemetar, banyak berkeringat, sulit berbicara, jantung yang berdebar keras atau kencang, panas dingin, wajah terasa memerah dan bahkan bisa pusing lalu pingsan (Nevid, 2003). Hal-hal yang disebutkan tersebut dapat saja terjadi pada siswa yang mengalami kecemasan tes, karena tingginya tingkat kekhawatiran yang dialami oleh siswa tersebut.

4 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 28 Februari 2011 di SMP Negeri 01 Abung Semuli Lampung Utara, diperoleh informasi melalui wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling, wali kelas, dan guru bidang studi bahwa terdapat siswa yang mengalami kecemasan ketika akan melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Kelas yang direkomendasikan dari pihak sekolah adalah kelas VIII C yang merupakan kelas unggulan pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Abung Semuli. Diharapkan dengan penelitian yang peneliti laksanakan pihak sekolah dapat mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dari kelas unggulan saat menghadapi ujian akhir semester. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru pembimbing di kelas VIII C terdapat 4-7 siswa yang dianggap mengalami kecemasan. Berdasarkan informasi yang diterima dan berdasarkan hasil pengamatan secara langsung para siswa tersebut menunjukkan ciri-ciri dari kecemasan. Seperti, muka memerah ketika guru menunjuk mereka untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas, suara terbata-bata ketika guru meminta siswa tersebut menjawab sebuah pertanyaan secara tiba-tiba, terlihat gemetar ketika presentasi di depan kelas, dan juga ada yang sering izin ke kemar kecil untuk buang air kecil pada mata pelajaran tertentu. Selain melakukan wawancara dengan guru pembimbing, wali kelas dan guru bidang studi, peneliti juga melakukan wawancara dengan 4 siswa kelas VIII C saat jam istirahat berlangsung. Dari informasi yang didapatkan mereka menyatakan pernah merasa cemas saat sedang belajar dikelas, saat guru memberikan informasi tentang standar kompetensi yang harus dicapai mereka pada setiap mata pelajaran, dan ketika menjelang ujian akhir semester. Siswa

5 merasa takut apabila tidak bisa mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan pada setiap mata pelajaran, sehingga mereka harus remedial. Siswa juga merasa takut apabila mereka tidak naik kelas. Dan rasa takut seperti itu menyebabkan siswa kurang nyaman dalam belajar dan kurang dapat berkonsentrasi ketika belajar di dalam kelas. Kecemasan yang dialami oleh siswa perlu mendapat penanganan secara khusus supaya kecemasan tersebut dapat menurun. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan tersebut adalah dengan teknik desensitisasi sistematis. Cormier dan Cormier (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996:334) mengemukakan bahwa desensitisasi sistematis telah digunakan untuk menyembuhkan kecemasan,kasus-kasus phobia ganda pada anak-anak, muntah-muntah yang kronis, takut pada darah, kebiasaan mimpi buruk dimalam hari, takut menyetir mobil dan takut air. Teknik desensitisasi juga telah digunakan secara luas dengan penderita phobia pada umumnya seperti, takut ketinggian, takut di tempat terbuka dan takut di tempat tertutup. Selain itu, teknik disensitisasi juga digunakan untuk menyembuhkan orang yang takut terbang, takut mati, takut kritik atau penolakan. Dari uraian di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang Upaya Menurunkan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Menggunakan Teknik Desensitisasi Sistematis pada Siswa Kelas VIII Unggulan SMP Negeri 1 Abung Semuli Lampung Utara Tahun Pelajaran 2010-2011.

6 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1 ada siswa yang mukanya memerah ketika guru menunjuk mereka mengerjakan soal latihan di depan 2 ada siswa yang suaranya terbata-bata ketika guru meminta siswa tersebut menjawab sebuah pertanyaan secara tiba-tiba 3 ada siswa yang terlihat gemetar ketika presentasi di depan kelas 4 ada siswa yang sering izin ke kemar kecil untuk buang air kecil pada saat ujian 5 ada siswa yang cemas apabila nilai yang didapat tidak mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan. 6 ada siswa yang kurang konsentrasi saat ujian. 7 ada siswa yang mengalami kecemasan tidak akan naik kelas. 3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka dalam hal ini peneliti membatasi pada Upaya Menurunkan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Menggunakan Teknik Desensitisasi Sistematis pada Siswa Kelas VIII Unggulan SMP Negeri 1 Abung Semuli Lampung Utara Tahun Pelajaran 2010-2011.

7 4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah; Siswa mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian di SMP Negeri 1 Abung Semuli Lampung Utara tahun pelajaran 2010/2011. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dapat diturunkan dengan penggunaan teknik desensitisasi sistematis? B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dengan menggunakan teknik desensitisasi sistematis. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Kegunaan secara teoretis Secara teoretis penelitian ini berguna untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penulis melalui bahasa ilmiah. Selain itu penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu khususnya mengenai penggunaan teknik desensitisasi sistematis dalam menurunkan kecemasan siswa menghadapi ujian akhir semester.

8 b. Secara praktis Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester dapat diturunkan dengan menggunakan teknik desensitisasi sistematis. C. Kerangka Pikir Setiap orang dapat mengalami kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang sifatnya tidak menyenangkan. Akibat dari kecemasan itu, maka seseorang akan dibayangi rasa khawatir dan takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Banyak hal yang dapat mmenimbulkan kecemasan dalam diri seseorang, seperti kesehatan, hubungan sosialnya, ujian atau bahkan karir (Nevid, dkk:2003). Seseorang yang mengalami kecemasan dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri kecemasan, seperti: gelisah, gugup, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak berkeringat, sulit berbicara, jantung berdebar keras atau kencang, panas dingin, wajah memerah dan bahkan bisa pusing dan pingsan (Nevid, dkk:2003). Hal-hal seperti itu dapat muncul ketika seseorang berada dalam keadaan cemas. Apalagi jika kecemasan itu lebih mengacu pada hal yang lebih spesifik seperti menghadapi ujian atau biasa yang disebut dengan kecemasan tes. Spielberger & Vagg (dalam Zeidner: 1998) mengatakan bahwa kecemasan tes mengacu pada bentuk dasar pada situasi yang lebih spesifik, tingkat kekhawatiran yang tinggi, pikiran terganggu, ketegangan dan gairah fisiologis pada saat menghadapi suatu proses penilaian (ujian/tes). Siswa yang memiliki

9 kecemasan tes memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi, melihat ujian sebagai situasi yang sangat sulit, menantang dan menakutkan. Dalam hal ini adalah siswa yang mengalami kecemasan ketika akan melaksanakan ujian akhir semester. Mereka dapat mengalami beberapa ciriciri kecemasan seperti yang dijelaskan diatas, secara tiba-tiba pusing, mual, keluar keringat di telapak tangannya, panas dingin, gemetar bahkan kurang konsentrasi dalam mengikuti proses belajar di kelas. Dengan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh siswa-siswa tersebut mengindikasikan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat kecemasan yang tinggi saat menghadapi ujian. Kecemasan yang dialami tersebut dapat berawal dari perasaan takut pada dirinya dengan adanya standarisasi kompetensi kelulusan yang tercantum dalam perundang-undangan Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah RI mengenai standar kelulusan yang harus dicapai oleh peserta didik. Para siswa takut apabila nilai hasil ujian pada setiap mata pelajaran tidak mencapai standar yang telah ditetapkan pemerintah (Daud, 2008). Cormier dan Cormier (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996:334) mengemukakan bahwa desensitisasi sistematis telah digunakan untuk menyembuhkan kecemasan,kasus-kasus phobia ganda pada anak-anak, muntah-muntah yang kronis, takut pada darah, kebiasaan mimpi buruk dimalam hari, takut menyetir mobil dan takut air. Teknik desensitisasi juga telah digunakan secara luas dengan penderita phobia pada umumnya seperti, takut ketinggian, takut di tempat terbuka dan takut di tempat tertutup. Selain

10 itu, teknik disensitisasi juga digunakan untuk menyembuhkan orang yang takut terbang, takut mati, takut kritik atau penolakan. Egbochukuand (2005) membuktikan lewat penelitiannya, bahwa teknik desensitisasi sistematis efektif dalam menurunkan kecemasan ujian pada siswa Sekolah Menengah Atas Nigeria, sehingga dianjurkan terapi ini cocok digunakan dalam mereduksi kecemasan. Adapun dalam penelitiannya tersebut menghasilkan sebuah program penanganan kecemasan ujian pada siswa sekolah menengah pertama dengan menggunakan desensitisasi sistematis. Dari uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk memberikan sebuah treatment supaya kecemasan yang dialami oleh siswa tersebut dapat menurun. Treatment yang diberikan adalah dengan menggunakan teknik disensitisasi sistematis. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan suntikan pada siswa untuk menanggulangi ketakutan atau kebimbangan yang mendalam dalam suasana tertentu. Dalam teknik ini peneliti berusaha mengubah tingkah laku melalui perpaduan beberapa teknik yang terdiri dari memikirkan sesuatu, rileks dan membayangkan sesuatu agar mereka dapat menurunkan ketakutan atau ketegangan dalam suasana tertentu. Dari pelaksanaan treatment tersebut kecemasan yang dialami siswa ketika menghadapi ujian akhir semester dapat menurun. Siswa yang sebelum diberikan perlakuan memiliki tingkat kecemasan tinggi setelah diberikan perlakuan kecemasan yang dialami menurun. Maka dari itu kecemasan yang dialami siswa dalam menghadapi ujian akhir sekolah dapat diatasi dengan konseling menggunakan teknik desensitisasi sistematis, karena teknik ini pada

11 umumnya merupakan teknik yang digunakan untuk menurunkan kecemasan yang dialami oleh individu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk menurunkan kecemasan yang dialami siswa dalam mengahapi ujian akhir semester dengan konseling menggunakan teknik desensitisasi sistematis. Berikut ini adalah kerangka pikir penelitian yang coba digambarkan dalam bentuk bagan oleh peneliti: Kecemasan subjek tinggi Kecemasan subjek menurun Penggunaan teknik desensitisasi sistematis Bagan 1. Kerangka Pikir penelitian Berdasarkan kerangka pikir tersebut dapat terlihat bahwa siswa awalnya mengalami kecemasan yang tinggi. Kemudian peneliti mencoba untuk mengurangi kecemasan tersebut dengan menerapkan teknik dieensitisasi sistematis dalam konseling dengan tujuan agar kecemasan yang dialami siswa dapat mengalami penurunan.

12 D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, yang kemudian harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester dapat diturunkan dengan menggunakan teknik desensitisasi sistematis. Sedangkan hipotesis statistiknya adalah: Ho : tidak terdapat perbedaan skor antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester sebelum diberikan teknik desensitisasi sistematis dan sesudah diberikan teknik desensitisasi sistematis. Ha : terdapat perbedaan skor antara tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian akhir semester sebelum diberikan teknik desensitisasi sistematis dan sesudah diberikan teknik desensitisasi sistematis.