BAB I PENDAHULUAN I-1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI GRIYA SPA DI KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

PUSAT KEBUGARAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL BERGAYA JEPANG DI YOGYAKARTA

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memiliki aktivitas yang tinggi. Sehingga membutuhkan fasilitasfasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI BANDUNG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

SARANA WISATA KESEHATAN SPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Pratama Monindra Amusement Park Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

HOTEL RESOR DI KAWASAN OBYEK WISATA PANTAI TANJUNG KASUARI KOTA SORONG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terganggu akibat aktivitas yang tidak seimbang. Pola makan yang salah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

Maharani Isabella_

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suara Merdeka, Senin, 10 Oktober 2011, Semarang Mampu Menjadi Kota MICE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi bagi Anak di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kehidupan masa kini adalah kehidupan era supermodern yang ditandai oleh globalisasi di berbagai hal. Informasi secara cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia yang didukung dengan kemajuan teknologi komunikasi sehingga mampu melintasi batas kenegaraan. Terkadang tersedianya informasi tersebut juga memberikan tekanantekanan kehidupan bagi siapa saja yang berada disekitarnya. Bekerja melebihi jam kerja normal, melakukan pekerjaan sukarela, serta terlibat dalam banyak aktivitas dengan keluarga, teman, dan handaitaulan tidak jarang membebani pikiran manusia. Tidak mengherankan jika manusia menderita sakit kepala karena tegang, tekanan darah tinggi, dan setumpuk ketidaknyamanan lain yang berkaitan dengan stress dan tekanan. Peningkatan kebutuhan hidup juga memicu peningkatan aktivitas manusia, salah satunya karena tuntutan ekonomi. Intensitas kegiatan bisnis yang semakin tinggi berdampak pada peningkatan pendapatan pada sebagian lapisan masyarakat di satu sisi, serta peningkatan tekanan pikiran di sisi lain. Kondisi ini mengakibatkan tekanan pada psikologi manusia yang memerlukan pelimpahan agar beban pikiran dapat dikurangi. Hal-hal seperti inilah yang mendorong mereka untuk mencari peralihan suasana, yaitu suasana yang bisa memberikan kesegaran dan semangat kerja. Kondisi-kondisi ini dapat ditemukan dengan melakukan kegiatan yang bersifat relaksasi dan rekreasi, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesegaran jiwa dan raga setelah sibuk beraktivitas. I-1

Salah satu tempat untuk mencari hiburan adalah suatu tempat yang menawarkan fasilitas kebugaran dan perawatan tubuh atau dikenal dengan SPA. Di dalam SPA, pelanggan dapat melakukan rekreasi dan hiburan yang dapat menghilangkan stres. Bahkan SPA dapat menjadi pilihan tempat rekreasi keluarga terutama untuk eksekutif muda dan mahasiswa. Kata dan konsep SPA berasal dari masa Kekaisaran Romawi. Pada masa itu terjadi pertempuran hebat. Kemudian, dicari suatu cara untuk memulihkan pasukan militernya dari luka dan penyakit. Dari usaha tersebut dirancang tempat mandi atau tempat berendam di sekitar sumur-sumur panas untuk menyembuhkan badan mereka yang sakit. Tempat ini disebut aquae dan perawatan mandinya disebut Sanus Saban Aquam yang artinya kesehatan oleh/ melalui air atau Squash per Aqua atau Solus per Aqua. Dengan demikian makna dari SPA adalah mengupayakan kesehatan melalui pengobatan atau perawatan dengan memanfaatkan air. (Endy Marlina, 2008, hal.:185) Saat ini SPA sudah menjadi budaya masyarakat modern. Pemujaan terhadap tubuh seperti telah menjadi budaya baru manusia modern, sehingga membuat SPA menjadi way of life. Dipijit, diusap dengan berbagai ramuan eksotik, di rendam dalam berbagai wewangian, merupakan kebutuhan manusia modern yang semakin berkembang dewasa ini. Terapi SPA menghadirkan keharmonisan dan keseimbangan dengan cara menstimulasi sistem peredaran tubuh, sistem lympathic dan sistem pembuangan. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pariwisata, saat ini menjadi tujuan wisatawan ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta. Hal ini menjadikan Yogyakarta secara perlahan namun pasti berubah menjadi kota yang ramai dan padat penduduk. Gaya hidup masyarakatnya pun berubah mengikuti gaya hidup masyarakat kota besar. Yogyakarta dengan potensi keanekaragaman sumber daya alam seperti rempah-rempah, jejamuan serta budaya tradisionalnya yang I-2

masih kental, memberikan peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan potensi tersebut sebagai daya tarik pariwisata baik ditingkat nasional maupun internasional. Hal ini pun sudah menjadi perhatian dari pemerintah, terbukti dengan adanya pernyataan dari Kepala Dinas Pariwisata DIY, M. Tazbir Abdullah bahwa wisata DIY tidak hanya terbatas dengan Malioboro, Kraton, Candi Prambanan, Candi Borobudur, wisata pantai maupun gunung. Tetapi ada potensi lain yang bisa menambah pernik kelengkapan dunia wisata. Salah satunya adalah fasilitas SPA. Karena orang berwisata atau yang sudah lelah bekerja bisa menikmati suasana rileks dan sehat di tempat-tempat pelayanan SPA. Pada tahun 2012 ini, Dinas Pariwisata DIY dan Asosiasi SPA dan Terapis Indonesia (ASTI) DPD DIY berkerjasama untuk mencanangkan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah destination SPA. Dengan mengangkat budaya heritage dalam layanan SPA, maka diharapakan dapat menjadi ciri khas SPA DIY, apalagi bila SPA yang dilakukan oleh para putri Kraton bisa diangkat dan diperkenalkan ke masyarakat luas.(tribun Jogja, 13 Januari 2012) Tidak hanya itu saja, menurut pemilik Java Garden SPA di Yogyakarta, Yoseph Setiawan, yang dikutip dari Harian KOMPAS, ia menilai masyarakat Yogyakarta sudah kosmo sekali, komunitas eksekutif banyak terdapat di Yogyakarta, dan para mahasiswa juga sudah banyak yang terbiasa rutin merawat tubuhnya dengan SPA. Pada dasarnya masyarakat Yogyakarta sudah terbiasa dengan caracara tradisional baik dalam perawatan tubuh maupun wajah. Sehingga perawatan SPA yang menggunakan bahan-bahan alami pasti diminati. Tempat-tempat perawatan yang menyediakan layanan SPA pun banyak di jumpai di kota ini. Berikut adalah tabel beberapa tempat pelayanan SPA tardisional di DIY khususnya di area Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang sudah dikenal masyarakat dan ramai dikunjungi. I-3

No 1. 2. Tabel 1.1. Tempat Pelayanan SPA di Daerah Istimewa Yogyakarta Nama Martha Tilaar Salon Day SPA SS Wulandari Salon & SPA Tahun Berdiri Fasilitas 2001 SPA, Salon 2005 SPA, Salon 3. Qorinah Day SPA 2006 SPA, Salon 4. Siska Salon dan SPA 5. Ratu Day SPA 2007 6. Griya Bugar Shiatsu dan SPA Jenis Perawatan SPA Perpaduan dan Bali Perpaduan dan Bali Perpaduan dan Bali 2006 SPA, Salon Tradisional Bali 2007 7. Java Garden SPA 2008 8. 9. 10. Canthel SPA dan Salon Kalina Beauty Treatment Woman & Woman SPA 11. Griya Putri Kedaton 2009 12. 13. Rerempahan Pusat Lulur Aalami dan Totok Aura Jogja Traditional Treatment SPA, Salon, Butik Kebaya SPA, Pijat Shiatsu, Salon SPA, Salon, Lounge Tradisional Bali Sasaran Pelanggan Pria dan wanita Pria dan Pria dan wanita 2008 SPA, Salon Tradisional Bali 2008 SPA, Salon Tradisional Bali 2009 SPA, Salon Tradisional Bali SPA, Salon, Restoran, Tempat pelatihan terapis, Jual produk perawatan Traditional Jawa Pria dan wanita 2010 SPA, Salon 2011 SPA, Salon 14. Axura Day SPA 2012 SPA, Salon Tradisional Bali SPA, Salon, Sauna, 15. Graha SPA 2012 Fitnes, Pria dan Tradisional Cina Kolam wanita Renang, Cafe Sumber : reportase penulis. 2012 I-4

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tempat pelayanan SPA dari tahun ke tahun selalu bertambah walaupun mungkin tidak terlalu signifikan. Pemilik tempat perawatan SPA dapat melihat peluang bagus. Dari reportase penulis di setiap mendatangi tempat perawatan tersebut selalu dipenuhi oleh pelanggan dan harus melakukan reservasi melalui telepon terlebih dahulu. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa memang masyarakat Yogyakarta membutuhkan suatu tempat relaksasi yang dapat membantu meringankan kepenatan pikiran. Masing-masing tempat pelayanan mempunyai kelebihan berbeda dan jenis perawatan yang di berikan juga berbeda, misalnya ada tradisional Jawa, Bali, dan ada juga yang memadukan keduanya. Tempat pelayanan SPA yang menggunakan SPA tradisional Jawa adalah Ratu Day SPA, Java Garden SPA, Griya Putri Kedaton, Rerempahan, dan Jogja Traditional Treatment. Untuk sasaran pelanggannya sebagian besar adalah wanita. Padahal di zaman sekarang tidak hanya wanita saja yang menginginkan melakukan perawatan SPA, pria juga mulai banyak yang tertarik. Tempat perawatan SPA yang memiliki sasaran pelanggan pria dan wanita adalah Siska Salon dan SPA, Java Garden SPA, Woman & Woman SPA, dan Graha SPA. Jumlah fasilitas pelayanan SPA dan tempat kebugaran tubuh di Yogyakarta saat ini memang sudah cukup banyak. Menurut Ketua ASTI DPD DIY, Lastiani Warih Wulandari, jumlah usaha SPA di DIY sudah ada 100 lebih usaha SPA yang keberadaannya didominasi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun keberadaan pelayanan SPA dan tempat kebugaran masih terpisah-pisah sesuai fungsinya masing-masing sehingga pelanggan membuang lebih banyak waktu untuk berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sekalipun ada fasilitas kedua-keduanya, berada di hotel-hotel berbintang dan hanya sebagai fasilitas pelengkap dari hotel itu sendiri. Oleh karena itu, Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran ini akan menjadi suatu wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan kesehatan I-5

khususnya perawatan tubuh dengan SPA dan kebugaran. Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran ini juga akan ditunjang dengan fasilitas restoran yang menyediakan makanan dan minuman yang sehat, konsultasi kesehatan dan kebugaran tubuh yang meliputi fitnes, senam aerobik dan yoga. 1.1.2. Latar Belakang Penekanan Studi Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta adalah sebuah bangunan yang menyediakan fasilitas kesehatan khususnya perawatan tubuh dengan SPA dan kebugaran dengan target pelayanan untuk pria dan wanita khususnya para eksekutif muda dan mahasiswa. Metode yang ditawarkan berupa perawatan secara tradisional dengan rempah-rempah alami asli Indonesia yang juga digunakan oleh Kraton Yogyakarta. Dari tabel 1.1., dilihat dalam jenis perawatan, sasaran pelanggan, dan fasilitas yang tersedia maka keberadaan proyek Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran ini memiliki potensi dan prospek yang bagus. Ditambah dengan program pemerintah yaitu DIY adalah destination SPA dapat lebih memperkuat keberadaan proyek ini nantinya. Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran ini dituntut rekreatif dan memberikan kenyamanan sehingga pelanggan merasa lebih enjoy dan betah selama melakukan perawatan dan dapat membantu mempercepat relaksasi pikiran, jiwa, dan tubuh. Pelanggan yang sedang melakukan perawatan di Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran diharapkan dapat memperoleh efek rileks dan nyaman sehingga dapat menikmati fasilitas yang ditawarkan baik untuk relaksasi dengan perawatan tubuh maupun kebugaran tubuh. Pikiran yang tenang, nyaman, dan rileks dapat diperoleh dengan memberikan rangsangan panca indera misalnya indera pendengaran dengan mendengarkan suara gemericik air yang memberikan kesan lebih menyatu dengan alam atau memperdengarkan I-6

alunan gendhing Jawa yang lembut pada ruangan SPA sehingga dapat memberikan efek menenangkan pikiran dan jiwa. Indera penglihatan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, batu, bambu sebagai bagian dari elemen ruangan SPA. Sedangkan, indera penciuman dengan menggunakan aroma terapi selain untuk pewangi ruangan juga memiliki fungsi plus untuk relaksasi. Rekreatif dan kenyamanan tersebut sangat berpengaruh pada pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalamnya. Tata ruang dalam yang dimaksud yaitu mampu menghadirkan karakter ruang yang alami sesuai dengan lingkungan di sekitarnya dengan cara menyesuaikan antara penataan ruang dalam dan ruang luar. Tata ruang yang nyaman dan rekreatif dapat menciptakan rasa senang, segar, dan tidak membosankan sehingga pelanggan dapat menikmati perawatan yang dilakukan dari awal hingga selesai perawatan. Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material terutama dari iklim dan kelembaban, bau dan pencemaran udara, pencahayaan alami dan pencahayaan buatan, serta bahan bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, warna, dan pencahayaan. Kenyamanan pada bangunan sendiri tidak dapat terpisah dengan adanya adanya penggunaan unsur-unsur alami. Karakter bangunan yang alami dapat tercipta dengan didukung unsur-unsur tradisional. Selain lebih serasi dan menyatu dengan alam, bangunan yang menggunakan unsur tradisional juga memiliki tampilan, skala, dan material yang selaras dengan lingkungan sekitarnya. Arsitektur tradisional di Indonesia tidak hanya sarat akan makna filosofi namun juga bersahabat dengan lingkungan sekitar. Sehingga pengunjung dapat merasakan lebih dekat dengan alam yang jarang ditemui di sela sela kesibukannya ditengah kebisingan kota. Oleh karena itu, Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran ini harus bisa menyesuaikan dengan tujuan yang diwadahinya yaitu tradisional I-7

dan alami, dan melihat dari segi lokasi proyek yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat kental dengan budaya Jawa maka konsep bangunan proyek ini menggunakan arsitektur tradisional Jawa. 1.2. RUMUSAN MASALAH Bagaimana wujud rancangan bangunan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta yang rekreatif dan memberikan kenyamanan melalui pengolahan tata ruang luar dan dalam dengan pendekatan prinsip Arsitektur. 1.3. TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1. Tujuan Mampu mewujudkan rancangan bangunan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta yang rekreatif dan memberikan kenyamanan melalui pengelolaan tata ruang luar dan dalam dengan pendekatan prinsip Arsitektur. 1.3.2. Sasaran 1. Mengidentifikasi dan merumuskan fungsi fungsi yang ada pada Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran yang rekreatif dan memberikan kenyamanan berdasarkan prinsip Arsitektur yang akan dijadikan landasan dalam konsep perancangan. 2. Mewujudkan konsep perancangan bangunan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran yang rekreatif dan memberikan kenyamanan mencakup bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, ukuran/ skala/ proporsi pada elemen elemen pembatas, pengisi, dan pelengkap lainnya. I-8

1.4. LINGKUP STUDI 1.4.1. Materi Studi 1. Lingkup Spasial : bagian bagian objek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar dan ruang dalam 2. Lingkup Substansial : bagian bagian ruang luar dan dalam pada objek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah rekreatif dan memberikan kenyamanan mencakup bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, ukuran/ skala/ proporsi pada elemen elemen pembatas, pengisi, dan pelengkap lainnya. 3. Lingkup Temporal : rancangan ini diharapkan akan dapat menjadi penyelesaian penekanan studi untuk kurun waktu 10 tahun ke depan. 1.4.2. Pendekatan Studi Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan prinsip Arsitektur. 1.5. METODE STUDI 1.5.1. Pola Prosedural Metode yang digunakan untuk perencanaan proyek Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta adalah pola deduktif melalui studi literatur, studi lapangan, analisis, kemudian penarikan kesimpulan. I-9

1.5.2. Tata Langkah LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Rutinitas yang semakin tinggi membuat masyarakat di zaman modern ini mengalami gangguan-gangguan baik fisik maupun psikologis Keterbatasan waktu yang dimiliki untuk melakukan rekreasi BAB I. PENDAHULUAN Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI Perlunya wadah yang menyediakan fasilitas kesehatan dan kebugaran dengan perawatan tradisional dari bahan-bahan alami Suasana yang rekreatif dan nyaman mampu mempercepat proses relaksasi pikiran, jiwa, dan tubuh RUMUSAN MASALAH Berdasarkan kegiatan yang diwadahi yaitu SPA dan kebugaran maka didominasi keselarasan ruang dalam dan luar Gagasan desain yang digunakan untuk menciptakan ruang yang sesuai melalui prinsip Arsitektur Bagaimana wujud rancangan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta yang rekreatif dan memberikan kenyamanan melalui pengolahan tata ruang luar dan dalam dengan pendekatan prinsip-prinsip Arsitektur. Teori tentang wujud yang rekreatif & kenyamanan Teori tentang suprasegmen arsitektural BAB IV.TINJAUAN PUSTAKA Pengolahan suprasegmen arsitektur yang rekreatif & kenyamanan Pengolahan suprasegmen arsitektur pada ruang dalam dan ruang luar yang rekreatif & kenyamanan BAB V. ANALISIS PENEKANAN STUDI Batasan ruang luar dan ruang dalam Teori tentang Arsitektur Tradisional Jawa Pengolahan suprasegmen arsitektur pada ruang dalam dan ruang luar yang interaktif berdasarkan Arsitektur Tinjuan tentang Yogyakarta dan lokasi BAB III.TINJUAN WILAYAH Tinjauan tentang SPA, kebugaran, dan studi kasus BAB II.TINJUAN OBYEK STUDI ANALISIS PROGRAMATIK Analisis sistem lingkungan Analisis sistem manusia Analisis pemilihan lokasi Analisis perencanaan tapak Analisis tata bangunan BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDI Konsep Perancangan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta Konsep Programatik Konsep Penekanan Studi Konsep Perencanaan Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta Persyaratan perencanaan Konsep lokasi dan tapak Konsep perencanaan tapak SKEMATIK DESAIN PUSAT SPA TRADISIONAL DAN KEBUGARAN DI YOGYAKARTA I-10

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Membahas latar belakang proyek, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup studi, metode pembahasan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM PUSAT SPA TRADISIONAL DAN KEBUGARAN Meliputi pembahasan tentang SPA, kebugaran, dan studi kasus. BAB III TINJAUAN WILAYAH Memaparkan tentang tinjauan umum Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi kondisi geografis, klimatologis, dan kependudukan serta lokasi site terpilih. BAB IV TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORITIKAL Membahas mengenai tinjauan pustaka dan landasan teoritik materi studi, target studi, dan pendekatan yang digunakan pada Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran di Yogyakarta. BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SPA TRADISIONAL DAN KEBUGARAN Menganalisis permasalahan dengan pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan pemecahan permasalahan, yaitu : rekreatif dan kenyamanan melalui pengelolaan tata ruang luar dan dalam dengan pendekatan prinsip Arsitektur Jawa BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SPA TRADISIONAL DAN KEBUGARAN Menyajikan konsep sesuai analisis. Menyajikan konsep perencanaan dan perancangan meliputi : site, konsep programatik, tata ruang luar dan dalam, persyaratan umum bangunan (struktur, utilitas), serta konsep penekanan studi pada proyek Pusat SPA Tradisional dan Kebugaran. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA I-11