BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk. tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membina, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bagi siswa.

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu usaha yang dilaksanakan siswa dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wira Suwasti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. digunakan sebagai pijakan untuk mencapai hal yang diinginkan atau hal yang

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA berdasarkan National Education Standart (Asri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan di negara ini. Perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup (long life. memegang peranan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha manusia untuk men bumbuhkan dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual anak, begitu juga halnya dengan pelajaran IPA. Pelajaran IPA diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Dimana IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan berupa keterampilan dalam hal melakukan percobaan dan membuktikan secara langsung. Pelajaran IPA berhubungan dengan bahan pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri dan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Pelajaran IPA terdiri dari berbagai kegiatan dan konsep yang berhubungan dengan alam sekitar, baik mahluk hidup dan tidak hidup. Pembelajaran IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran.

2 Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Tercapainya suatu tujuan belajar yang diterapkan tersebut merupakan suatu gambaran keberhasilan seorang guru dalam mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari peran aktif guru yang mampu memberikan motivasi dan semangat kepada siswa. Motivasi belajar siswa berasal dari dua motivasi yaitu dari dalam diri siswa (instrinsik) dan berasal dari luar siswa (ekstrinsik). Untuk meningkatkan motivasi ekstrinsik sangat banyak pengaruhnya dari luar, misalnya model mengajar yang menyenangkan, fasilitas yang menunjang, dan media pembelajaran yang menarik. Sebagai tenaga pendidik dituntut kompetensinya yang berupa kemampuan dan keterampilan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di dalam pengajaran dikenal beberapa keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru. salah satunya adalah memberi penguatan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, contohnya coba, kamu pasti bisa. Perkataan tersebut adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk memberikan umpan balik pada siswa. Penguatan yang diberikan akan dapat meningkatkan semangat dan keinginan dalam kegiatan belajar karena pemberian penguatan berupa pujian yang akan membesarkan hati siswa dapat meningkatkan gairah dalam belajar. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila dalam mempelajarinya menggunakan model Prediction Guide (tebak pelajaran) karena melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pertemuan, siswa diminta untuk membuat prediksi yang muncul sesuai dengan materi yang disampaikan guru jadi siswa tidak akan diam saja dan hanya memperhatikan guru

3 pada saat menjelaskan, dengan hal ini siswa juga akan dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya tersebut jadi siswa akan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Namun kenyataan di lapangan masih banyak guru yang tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, dimana guru hanya cenderung menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah, sehingga kegiatan belajar mengajar terkesan membosankan dan tidak mampu meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Melalui observasi yang peneliti lakukan dengan guru wali kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran dimana dari 32 siswa terdapat 20 (62,5%) siswa yang memiliki kriteria penilaian yang memiliki motivasi rendah 10 (31,25%) siswa yang memiliki kriteria motivasi rendah dan hanya 2 (6,25%) siswa yang memiliki kriteria motivasi tinggi. Oleh karena itu siswa kurang merespom, kurang menanggapi dan siswa cenderung diam saja tidak bereaksi untuk bertanya. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu mengelolah kelas dengan baik, karena hal ini sangat berpengaruh pada proses pembelajaran siswa di dalam kelas. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas berkedudukan penting, namun banyak aspek pengelolaan kelas yang diabaikan guru sehingga hal itu mempunyai efek negatif terhadap proses belajar siswa baik dari menurunnya motivasi belajar siswa, menurunnya kedisiplinan murid, serta hal-hal yang tidak diharapkan. Dengan demikian dalam proses mengajar, seorang guru tidak hanya memiliki pengetahuan

4 untuk diberikan kepada muridnya, tetapi guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memanage/mengelolah kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, maka guru harus memiliki keahlian dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Karena mata pelajaran IPA terdiri dari berbagai kegiatan dan berhubungan dengan alam sekitar juga mempelajari tentang alam. Atas dasar itulah peneliti mengembangkan model pembelajaran Prediction Guide (tebak pelajaran) merupakan salah satu alternatif yang diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari guru menyampaikan pokok dari materi lalu mintalah kepada siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksi muncul dari materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru, Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru, lalu diakhir pelajaran tanyakan berapa tebakan mereka yang benar. Sehingga siswa lebih aktif dan semangat untuk melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan agar memperoleh hasil yang optimal. Dengan demikian, siswa harus aktif dalam pembelajaran berlangsung. Agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat menjadikan siswa aktif, maka pembelajaran yang berpusat kepada guru harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran berbeda dengan

5 siswa yang pasif yang hanya menjadi pendengar ceramah guru. siswa yang aktif tidak hanya berkembang aspek kognitifnya saja, tapi juga afektif dan psikomotoriknya. Dari segi pemerolehan konsep materi, pemahaman yang diperoleh siswa yang aktif juga akan lebih baik. Selain itu, siswa tidak mudah bosan dengan pembelajaran yang dilaksanakan karena mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam pendidikan media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis, serta ditinjau dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi belajar yang efektif. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memnuhi kebutuhan individu siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Dari masalah-masalah yang telah dikemukakan diatas, maka guru SD perlu melakukan perbaikan proses pengajaran. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Prediction Guide (tebak pelajaran) yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal. Banyak sekali model atau metode pembelajaran yang bisa diterapkan, sehingga memungkinkan guru untuk menyampaikan materi IPA secara menarik dan menyenangkan bagi siswa.

6 Melihat kenyataan masih rendahnya motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Prediction Guide (Tebak Pelajaran) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa Deli Serdang Tahun Ajaran 2016/2017 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA (Sains) materi sumber daya alam 2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dan hanya menggunakan metode ceramah 3. Pengelolaan kelas yang tidak baik mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas 4. Guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan terutama pada mata pelajaran IPA 5. Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat kepada guru sehingga menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran 6. Kurangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA

7 1.3 Batasan Masalah Berdaraskan indentifikasi masalah di atas, agar peneliti lebih jelas dan terarah maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Prediction Guide (Tebak Pelajaran) Pada Mata Pelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam Di Kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa Deli Serdang Tahun Ajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Dengan Menggunakan Model Prediction Guide (Tebak Pelajaran) Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Sumber Daya Alam di Kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa Deli Serdang Tahun Ajaran 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Prediction Guide (tebak Pelajaran) pada mata pelajaran IPa di Kelas V SD Negeri No. 106163 Bandar Klippa Deli Serdang Tahun Ajaran 2016/2017.

8 1.6 Manfaat Penelitian Penelitan ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah semangat dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Model Prediction Guide sehingga siswa dapat lebih memahami konsep yang di pelajari. 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru, dalam rangka mengkaji persoalan-persoalan pendidikan yang ada di Sekolah Dasar pada umumnya dan di kelas khususnya menentukan model pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran IPA. Serta memudahkan guru dalam mengajar, karena siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. 3. Bagi Sekolah Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah dengan guru untuk menjalin komunikasi yang positif dan baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran IPA. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan berfikir peneliti guna meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Prediction Guide pada proses belajar mengajar berlangsung.

9 Peneliti akan memiliki dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan model pembelajaran. 5. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan refrensi untuk melanjutkan penelitian yang sama di masa mendatang dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.