BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME IBU PENDIDIK BANGSA Magelang, 29 Desember A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

LEMBAR PENGESAHAN. 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang. Dosen Pembimbing

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

Guru biasa memberitahu. Guru baik menjelaskan. Guru ulung memperagakan. Guru hebat mengilhami. (William Arthur Ward)

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

LATAR BELAKANG. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

PERAN PENDIDIK PAUD DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

PERAN GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SMP NEGERI 1 BUA PONRANG KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. dari ruang lingkup yagn kecil yaitu keluarga, sampai yang terluas yaitu dunia. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-6 Tahun merupakan usia yang sangat menentukan pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak.anak pada usia dini berada pada proses perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini merupakan landasan bagi bentuk kepribadian dimasa yang akan datang.selain itu juga pada masa ini merupakan masa yang tepat untuk melaksanakan dasar-dasar perkembangan fisik,bahasa,sosial-emosional,konsep diri,seni,moral dan nilai-nilai agama sehingga upaya perkembangan anak tercapai secara optimal. Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 7 ayat (1),dituliskan bahwa orang tua bertugas serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.dan didalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah satu usaha pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.. Pendidikan anak usia dini memberikan stimulasi bagi pengembangan enam aspek perkembangan yang ada pada anak yang terangkum dalam menu generik pembelajaran PAUD. Salah satu aspek yang menjadi perhatian pengembangan adalah aspek moral dan nilai-nilai agama. 1

Aspek moral mencakup pada aspek kehidupan keagamaan, nilai, dan karakter jujur anak. Karakter jujur yang akan dibahas lebih jauh dihubungkan dengan karakter jujur bangsa yang dikembangkan pada anak sejak dini agar menjadi budaya yang mengakar pada jiwa anak. Pemberian stimulasi aspek yang akan dikembangkan, terutama karakter jujur yang bisa menjadi sangat abstrak bagi anak, harus mengguna metode yang tepat. Penyampaian cara yang benar akan memungkinkan terwujudnya pembiasaan sebagai perilaku terhadap karakter jujur yang akan ditanamkan. Karakter jujur akan menjadi jiwa anak, jika dalam penyampaiannya menyenangkan dan menantang untuk dipelajari bagi anak, baik pemberian pengetahuan maupun pada penanaman tingkah laku. Masalah serius yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh karakter,terlebih karakter jujur anak sehingga menjadi tidak kreatif. Pembentukan karakter jujur dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi yang lebih baik. Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter terlebih karakter jujur dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Sekolah dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak 2

didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Menurut Piaget (dalam Hidayat, 2004:33), masa anak berusia 3 6 tahun termasuk dalam tahapan hateronomous. Pada tahapan tersebut penalaran anak terhadap moral masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, guru sangat berperan dalam memberikan pendidikan moral baik dengan contoh prilaku maupun dengan pemberian wawasan melalui kegiatan yang dapat diterima oleh anak. Salah satu kegiatan yang disenangi anak adalah kegiatan bercerita. Rata-rata semua anak di dunia ini senang mendengarkan cerita karena sifat dasar anak adalah selalu ingin tahu hal-hal baru. Melalui kegiatan bercerita, guru dapat memberikan pendidikan karakter melalui cerita-cerita keteladanan dan membandingkan sifat yang baik dengan yang buruk atau yang benar dan salah menurut norma-norma moral. Depdikbud (dalam Hidayat 2004:44) menyatakan untuk pengembangan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang dianut masyarakat. Periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah 12 bulan hingga usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Suasana kasih sayang dan mau menerima anak apa adanya, serta 3

menghargai potensi anak, memberi rangsangan yang kaya untuk segenap aspek perkembagan anak merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter di masa yang akan datang. Fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas. Oleh sebab itu, diharapkan pendidik dan orangtua bekerja sama dalam mengembangkan karakter anak. Dengan begitu, anak-anak bangsa akan tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan berkarakter. Pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Dimulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Salah satu bentuk karakter adalah jujur. Kejujuran saat ini merupakan hal yang langka. Para guru harus mampu memberikan contoh kepada para peserta didiknya untuk mampu berlaku jujur. Ketika jujur diajarkan di sekolah-sekolah 4

kita, maka para peserta didik tak akan berani berbohong karena telah terbiasa jujur. Kebiasaan jujur ini jelas harus menjadi fokus utama dalam pendidikan di sekolah. Sebab kejujuran telah menjadi barang langka di negeri ini. Timbulnya korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah akibat dari karakter jujur yang kurang terpelihara dengan baik.menurut Najib Sulhan (2011:31) kejujuran memiliki indikator berupa tampak membiasakan mengucapkan kata-kata yang jujur (tidak bohong), berani mengakui kesalahan yang diperbuat, menjaga milik orang lain (tidak mau mengambil milik orang, berani mengatakan yang benar dan yang salah, melaksanakan yang menjadi kewajiban, tidak menyontek, menyampaikan sesuatu hal secara objektif. Untuk itu upaya dalam hal mengembangkan karakter jujur anak ini sangat baik jika dilakukan dengan kegiatan bercerita,karena pada umumnya anak menyukai cerita dibanding larangan atau nasehat secara langsung.adapun alasan penulis memilih kegiatan bercerita sebagai variabel yang digunakan untuk mengetahui karakter jujur anak,karena kegiatan bercerita sebagai teknik yang digunakan guru sebagai pendidik maupun orang tua akan bisa optimal untuk menanamkan sikap dan prilaku anak.anak memiliki kebiasaan meniru yang kuat terhadap seluruh gerak dan perbuatan maka dengan bercerita anak dapat mengambil nasihat yang baik dari cerita yang diperankan oleh tokoh atau figure yang di idolakan anak. Setelah Penulis mengamati,masalah yang ada di TK Free Methodist-1 Helvetia ada beberapa anak yang bersikap mau mengambil pinsil warna yang bukan miliknya,mengatakan penghapus temannya penghapus nya.realitas yang 5

demikian perlu mendapat perhatian,karena perkembbangan nilai moral anak akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi yang terdapat di dalam keluarga juga. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Upaya Mengembangkan Karakter Jujur Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Bercerita. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut : a. Anak belum memiliki nilai kejujuran dalam dirinya. b. Kurangnya perhatian pendidik dalam mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di TK Free Methodist-1 Medan. c. Kurangnya penerapan kegiatan bercerita dalam mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di TK Free Methodist-1 Medan. 1.3. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Upaya Mengembangkan Karakter Jujur Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Bercerita di TK Free Methodist-1 Helvetia Medan. 1.4. Perumusan Masalah Adapun permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan yaitu : Apakah dengan kegiatan bercerita dapat mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di TK Free Methodist-1 Medan? 6

1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui perkembangan karakter jujur anak dengan menggunakan kegiatan bercerita di TK Free Methodist-1 Medan 1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut : a. Bagi guru Sebagai masukan dalam mengembangkan karakter anak melalui kegiatan bercerita. b. Bagi penulis Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung melakukan kegiatan bercerita dalam mengembangkan karakter anak. c. Bagi Orang Tua Memberi motivasi untuk mengembangkan karakter anak. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan acuan bagi penyelenggara PAUD dalam membantu kegiatan belajar di sekolah,keluarga,dan masyarakat tentang upaya mengembangkan karakter jujur anak melalui kegiatan bercerita. b. Sebagai sumbangsih pemikiran dari peneliti bagi Prodi PG PAUD kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan 7