Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Suhartini & Sukanti 1-11

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LSQ UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Gandes Aknissholikah & Sukanti 21-34

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Evita Rahayu & Sukanti 76-90

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Hindun Fatwati 68-80

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel :

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

TAHUN AJARAN 2015/2016

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STAD BERBANTU PERMAINAN KOTAK-KATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64-78

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 5.1, hlm

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Irfan Dwi Jayanto & Sukirno 1-10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Sri Maida Astuti

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI 1) Oleh

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Daniati & Sukanti 58-67

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta elisa.elisa91@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK KOPERASI Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dan mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk kolaboratif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK KOPERASI Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang dibuktikan dengan adanya peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi sebesar 28,25% yaitu 53,75% pada siklus I dan meningkat menjadi 82,00% pada siklus II. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing, aktivitas belajar akuntansi Abstract This is a CAR (classroom action research) that aims to improve learning activities of grade XII accounting 1 students of smk koperasi yogyakarta in year academic 2013/2014 through kancing gemerincing technique of cooperative learning method and to know students response on the learning model. The research is conducted in collaborative way through two cycles. The data collection techniques are observation, interview and documentation. Data analysis techniqu qualitative and descriptive qualitative analysis. According to the result, it can be conclude that the application of kancing gemerincing technique of cooperative learning method can improve learning activities of grade xii accounting 1 students of smk koperasi yogyakarta in year academic 2013/2014 that is proved by the improvement students learning activities as 28,25%, that is from 53,75% on the first cycle and improve to 82.00% on the second cycle. Keywords: kancing gemerincing technique of cooperative learning method, accounting learning activities PENDAHULUAN Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik merupakan suatu aset negara untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan kehidupan dunia. Pendidikan merupakan suatu proses terpenting yang harus dijaga oleh seluruh masyarakat. Pendidikan juga dapat berperan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang 25

mencakup banyak hal yakni nilai, sikap dan keterampilannya. Pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda yang berkompeten, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang berkepribadian baik. Salah satu hal yang sangat penting dalam proses pendidikan atau pembelajaran, yaitu metode pendidikan atau metode mengajar. Metode pembelajaran merupakan cara praktis yang dipakai pendidik untuk menyampaikan materi pendidikan agar bisa efektif dan efisien diterima oleh peserta didik. Sunenti (2011) dalam penelitiannya menuliskan bahwa pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dalam dua aspek yakni dari aspek proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah dimana seorang guru dapat mengajak siswa aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Aspek hasil belajar yang baik adalah dimana siswa dapat mengubah perilaku negatif menjadi positif dan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Pembelajaran merupakan hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu. Pembelajaran merupakan sebagian peristiwa atau kegiatan yang telah terstruktur dengan menggunakan teknik dan media pembelajaran. Proses pembelajaran disini bertujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapakan (Slameto, 2010: 21). Aktivitas pembelajaran dirancang dengan tujuan untuk mencapai kompetensi tersebut. Menurut Sardiman (2011) dalam "Interaksi dan Motivasi Belajar", ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Teori semacam ini boleh jadi diterima, dengan satu alasan bahwa dari struktur kognitif itu dapat memenuhi perkembangan afeksi ataupun penampilan seseorang. Pembelajaran juga dapat diiringi dengan bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan kelompok kerja peserta didik lainnya. Hal ini dapat terlaksana di kelas dan diselenggarakan dengan efektif dan dapat berguna untuk mencapai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diinginkan. Hal seperti ini tidak lepas dari adanya aktivitas dan pemahaman peserta didik di kelas yang memberikan timbal balik yang positif dan baik. Menurut Martinis Yamin (2007) aktivitas belajar terdiri dari aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik aktif dengan diperlihatkan 26

dengan adanya gerakan badan, bekerja kelompok dengan giat, mengacungkan tangan. Aktivitas psikis adalah daya jiwa peserta didik yang berperan dalam proses pembelajaran. Hal seperti ini dapat berlangsung dengan baik jika didampingi dengan proses mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan dan lain sebagainya. Peneliti mengadakan observasi di kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 pada kompetensi dasar menyusun laporan harga pokok produksi guna untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi berlangsung. Dalam proses belajar mengajar di SMK Koperasi Yogyakarta ini masih monoton dan hanya menerapkan metode konvensional ceramah dan latihan, guru yang berperan aktif dan mendominasi kelas dalam menyampaikan materi dan siswa hanya pasif menerima materi yang disampaikan oleh gurunya. Terdapat 6 siswa dari 20 atau sekitar 30% siswa yang mampu menunjukkan partisipasi aktif di kelas dan sisanya 14 siswa atau 70% tidak menunjukkan partisipasi aktif. Partisipasi siswa di kelas rendah ditandai dengan adannya siswa yang mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya pada saat guru sedang memberikan penjelasan di kelas, hal ini juga akan menyebabkan aktivitas dari siswa menurun selain dengan faktor dari guru yang mengajar dengan metode konvensional juga faktor internal dari siswa itu sendiri, hal ini nampak sekali pada saat peserta didik menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dan jawaban siswa pun kurang maksimal dijawab. Terlihat juga masih banyaknya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dalam pembelajaran akuntansi yakni 8 dari 20 siswa atau atau 40%. Proses belajar mengajar perlu diperbaiki agar siswa dalam belajar mengajar di kelas dapat lebih fokus saat pembelajaran berlangsung. Salah satu cara untuk membenahi masalah ini dengan memperbaki strategi mengajar guru. Guru harus menyesuaikan bahan ajar dengan model-model pembelajaran yang tepat agar aktivitas siswa meningkat. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa adalah dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok/tim kerja yaitu terdiri antara empat sampai lima siswa dan memiliki kemampuan yang berbeda (heterogen) (Wina Sanjaya, 2013: 240). Konsekuensi positif dari pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kesempatan untuk bebas terlibat aktif dalam kelompok masing-masing. Dalam lingkungan 27

Pembelajaran Kooperatif, siswa harus menjadi partisipan yang aktif melalui kelompoknya, dapat membangun semangat pembelajaran kelompok dan saling membantu antar kelompok (Miftahul Huda, 2013: 33). Peneliti di sini melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing. Kancing Gemerincing ini adalah salah satu model Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dalam kelompok. Serta kelebihan dari teknik Kancing Gemerincing ini adalah semua siswa terlibat sehingga keaktifan di dalam pembelajaran merata dan tidak ada yang terlalu dominan dan tidak ada pula yang terlalu pasif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan. Kagan mengemukakan teknik Kancing Gemerincing dengan istilah Talking Chips. Chips yang dimaksud oleh Kagan dapat berupa benda berwarna yang ukurannya kecil. Istilah Talking Chips di Indonesia kemudian lebih dikenal sebagai model pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing (Anita Lie, 2008: 60). Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemeratan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya di sisi lain, juga ada anggota yang cenderung hanya diam dan pasif. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif Teknik Kancing Gemerincing ini perlu adanya kerja sama kolaborasi antara guru akuntansi SMK Koperasi dengan peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru akuntansi untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul pada pembelajaran di sekolah yang selanjutnya dapat dikaji dan dicari solusi permasalahnnya. Dengan demikian proses pembelajaran akuntansi di sekolah dengan menerapkan metode melalui pembelajaran dengan Model pembelajaran kooperatif Teknik Kancing Gemerincing diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Melalui Model pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing peneliti berusaha untuk meningkatkan Aktivitas Belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di SMK Koperasi. Berdasarkan 28

latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Dalam Meningkatan Aktivitas Belajar XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi. METODE Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan dua siklus. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model yang dikembangkan Kemmis dan Taggart. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK KOPERASI Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 siswa, sedangkan objek penelitian ini adalah Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi melalui Model Pembelajaran kooperatif teknik Kancing Gemerincing pelaksanaan pembelajaran akuntansi melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi Kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Harga Pokok Produksi. Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, akan tetapi apabila hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka dilanjutkan untuk siklus selanjutnya. Prosedur penelitian setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I tahap perencanaan terdiri dari kegiatan observasi awal, menentukan tujuan pembelajaran, membuat rencana pembelajaran (RPP), membuat soal latihan dan merancang instrumen. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap tindakan, guru disini melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan diawal, yaitu kegiatan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Tahap yang ketiga yaitu tahap pengamatan yang berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini observer mengamati aktivitas belajar akuntansi siswa selama pembelajaran 29

berlangsung. Tahap terakhir adalah reflesi yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan di kelas. Setelah itu mencari solusi terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul pada siklus I agar dapat dibuat rencana perbaikannya pada siklus II. Prosedur pada siklus II secara garis besar sama dengan prosedur penelitian pada siklus I. Perencanaan siklus II merupakan hasil refleksi pelaksanaan siklus I. Siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I, sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan observasi partisipatif, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Pengumpulan data yang berhubungan dengan peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi dengan merapkan model pembelajaran Teknik Kancing Gemerincing dilakukan dengan observasi partisipatif dan catatan lapangan. Observer mengamati secara langsung jalannya pembelajaran untuk mendapatkan data Aktivitas Belajar Akuntansi. Observer menagamati jalannya pembelajaran dengan berpedoman pada pedoman observasi Aktivitas Belajar Akuntansi siswa yang berisi indikatorindikator Aktivitas Belajar Akuntansi. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui skor Aktivitas Belajar Akuntansi siswa. Langkah-langkah menganalisis data secara kuantitatif adalah sebagai berikut: a. Memberikan kriteria pemberian skor terhadap masing-masing diskriptor pada setiap aspek Aktivitas yang diamati. b. Menjumlahkan skor untuk masingmasing aspek Aktivitas yang diamati c. Menghitung skor Aktivitas pada setiap aspek yang diamati dengan rumus: % = x 100% (Sugiyono, 2009: 144) Teknik analisis data kualitatif terdiri dari dua langkah. Pertama, Penyajian data: penyajian data dalam bentuk diagram, tabel, grafik, pie chart, 30

dan sejenisnya. Dari penyajian ini dapat memudahkan pembaca dalam memahami dan menafsirkan data yang diperoleh dengan benar dan mengetahui rencana kerja yang dilakukan peneliti selanjutnya. Kedua, penarikan kesimpulan: langkah terakhir ini merupakan suatu kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti dari masalah dan rumusan masalah yang disajikan. Verifikasi ini, tidak mutlak harus sesuai dengan apa yang diharapkan, karena hasil verifikasi ini tergantung dari data lapangan yang diperoleh dan verifikasi diharapkan merupakan sebuah temuan baru yang belum pernah ada. Indikator Keberhasilan Kriteria keberhasilan tindakan adalah apabila setelah penerapan Model Pembelajaran Teknik Kancing Gemerincing, terjadi peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi. Keberhasilan tindakan aktivitas belajar terlihat apabila terjadi peningkatan pada aspek aktivitas. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya minimal (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri (Mulyasa, 2010: 218). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi siswa pada siklus I hanya mencapai 53,75%. Pada siklus I belum ada indikator yang memenuhi kriteria keberhasilan, karena siswa masih belum begitu jelas dengan teknik Kancing Gemerincing ini. Selain itu pelaksanaan pembelajaran pada siklus I juga belum sistematis dan terorganisir dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti siswa belum paham dengan model pembelajaran baru sehingga sering terjadi salah pemahaman antara guru, siswa dan peneliti sehingga Aktivitas Belajar Akuntansi siswa pada siklus I belum tercapai secara optimal. Berdasarkan hasil tersebut, maka pada siklus II perlu dilakukan perbaikan agar Aktivitas Belajar Akuntansi siswa kelas XII Akuntansi 1 dapat mencapai kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II yaitu pembelajaran dirancang dengan lebih disiplin dan interupsi yang jelas, soal diskusi yang lebih beragam dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan siklus I sehingga proses diskusi belajar akan lebih terlihat semangat. Terbukti adanya peningkatan sebesar 28,25% yaitu menjadi 82,00% pada siklus II dan semua indikator 31

telah mencapai lebih dari 75%. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan data perbandingan skor Aktivitas Belajar Akuntansi siklus I dan siklus II. Tabel 1. Perbandingan No 1 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi Indikator Memperhatikan penjelasan guru mengajukan pertanyaan Siklus I (%) Skor Siklus II (%) Peningkatan (%) 53,75 78,75 25,00 52,50 80,00 27,50 8 9 10 melaporkan jawabannya menyimpulk an hasil diskusi. berani memberikan tanggapan Rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi 52,50 83,75 31,25 50,00 77,50 27,50 47,50 76,25 28,75 53,75 82,00 28,25 Perbandingan skor Aktivitas Belajar Akuntansi per indikator untuk siklus I dan siklus II dapat disajikan pada grafik berikut ini: 3 bekerjasama dengan teman satu kelompok 55,00 88,75 33,75 4 Bertanggung jawab atas tugas 61,25 85,00 23,75 5 Mendiskusikan masalah yang timbul 57,50 81,25 23,75 6 Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan 51,25 82,50 31,25 Gambar 1. Grafik Data Observasi Aktivitas Belajar Akuntansi Siklus I dan II 7 mengerjakan soal atau pertanyaan 56,25 86,25 30,00 Berdasarkan pembahasan tiap indikator Aktivitas Belajar Akuntansi diatas secara garis besar diperoleh peningkatan skor pada setiap indikator 32

yang telah ditentukan. Model pembelajaran yang sesuai akan mendukung peningkatan aktivitas siswa tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Agus Suprijono (2012: 54) peserta didik bertanggungjawab atas mereka sendiri dan menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. guru bertindak sebagai fasilitator, guru memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentukbentuk assesment oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil prosesnya. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran dan teknik yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran Kancing Gemerincing. diberi kesempatan untuk mengeksplor pengetahuan sendiri dan diarahkan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada siswa, diketahui bahwa rata-rata siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan respon yang positif terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. merasa senang dengan adanya penerapan model pembelajaran tersebut karena dapat menciptakan adanya suasana pembelajaran yang baru dan berbeda dalam rutinitas belajar mengajar yang berlangsung, selain itu siswa juga menjadi tidak cepat bosan selama mengikuti pembelajaran karena melalui model pembelajaran tersebut siswa dikondisikan untuk aktif tidak hanya duduk dan diam mendengarkan materi dari guru saja melainkan siswa juga melakukan kerja sama dan diskusi dengan kelompoknya sehingga lebih tercipta interaksi, komunikasi dan kerjasama, baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik kancing gemerincing (Talking chips) dapat Meningkatkan aktivitas Belajar Akuntansi kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar akuntansi siswa yang diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat sepuluh aspek Aktivitas Belajar Akuntansi siswa yaitu 53,75% pada siklus I dan meningkat sebesar 28,75% sehingga menjadi 82,00% pada siklus II. Selain itu setiap indikator Aktivitas Belajar Akuntansi juga mengalami peningkatan. 33

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada siswa, rata-rata siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan respon yang positif terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing (Talking Chiphs). merasa senang dengan adanya penerapan model pembelajaran tersebut karena dapat menciptakan adanya suasana pembelajaran yang baru dan berbeda dalam rutinitas belajar siswa. Selain itu, siswa juga menjadi tidak cepat bosan selama mengikuti pembelajaran karena melalui model pembelajaran tersebut siswa dikondisikan untuk aktif dilihat secara keseluruhan maupun dilihat dari setiap indikator baik pada siklus I maupun siklus II. Saran kelas XII Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta menunjukkan tanggapan yang baik setelah dilaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif. Melihat hal tersebut peneliti menyarankan kepada guru untuk menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing dikemudian hari sebagai salah satu alternatif pembelajaran Akuntansi selanjutnya. Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang Implementasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Diharapkan bagi peneliti lain harus memperjelas lagi Skala penilaian atau dibuat lebih operasional mengenai indikator yang akan diteliti. Hal seperti ini dapat mengurangi kebingungan observer dalam memberikan penilaian. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2012). Coopertaive Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Anita Lie. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Miftahul Huda. (2013). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman.A.M. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. (2010). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 34

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wina Sanjaya. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 35