BAB V PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitihan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Persiapan Guru dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada. Anak Usia Dini di RA AL-Wathoniyah Jabon Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Bab ini menyajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitihan, sehingga pada pembahasan ini peneliti mengintregasikan hasil penelitihan dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam teknik analisa data kualitatis deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dari hasil penelitihan tersebut dikaitkan dengan teori yang ada dan dibahas sebagai berikut: a) Langkah-langkah dalam mengoptimalkan pendidikan holistik b) Hasil optimalisasi pendidikan holisik. A. Langkah-langkah yang Dilakukan dalam Mengoptimalkan Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. SDI Muhamadiyah mengoptimalkan pendidikan holistik untuk mencapai tujuan pendidikan institusional sekolah dengan cara belajar melalui kecerdasan majemuk. Hal yang sama dilakukan oleh SDIT Al Aqsha untuk mencapai tujuan pendidikan institusional sekolah. Keterpaduan dalam 188

189 mengoptimalkan pendidikan holistik dapat dilihat dari langkahlangkah belajar melalui enam aspek kecerdasan yaitu proses pembentukan peserta didik secara utuh meliputi aspek intelektual, emosional, sosial, estetika, fisik, dan spiritual. Sebagaimana pendapat John P. Miller, et al. bahwa holistic education attempts to nurture the development of the whole person. This includes the intellectual, emotional, physical, social, aesthetic, and spiritual. 1 Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik mempelajari sesuatu melalui keenam jenis kecerdasan dalam dirinya antara lain kecerdasan intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika dan spiritual agar kecerdasan tersebut berkembang baik. Berikut uraian rinci temuan lintas situs yang terdiri dari langkah-langkah yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan dan SDIT Al Aqsha Desa Besole dalam mengoptimalkan pendidikan holistik untuk mencapai tujuan pendidikan institusional sekolah: 1. Pengembangan Aspek Intelektual Tujuan pengembangan aspek intelektual peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah untuk mewujudkan peserta didik yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik sementara tujuan pengembangan aspek intelektual peserta didik di SDIT Al Aqsha Desa Besole adalah 1 John P Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education

190 untuk menciptakan karakter peserta didik yang cerdas dan berpengetahuan. Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar peserta didik, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan berbagai metode dalam kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah serta lingkungannya. Adanya guru bantu di SDI Muhamadiyah merupakan salah satu wujud usaha lembaga sekolah dalam memberikan fasilitas kepada peserta didik. Guru bantu di lembaga sekolah ini ditugaskan untuk membantu guru kelas terutama guru bawah yaitu kelas 1, 2, dan 3 dalam mengawasi peserta didik selama proses pembelajaran serta memberi penjelasan kepada peserta didik yang memerlukan perhatian lebih pada pengembangan aspek ini. Guru bantu juga ikut terlibat pada penambahan jam pelajaran bagi siswa yang tertinggal. Usaha lainnya adalah guru menerapkan pendekatan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode diantaranya ceramah, diskusi, kerja kelompok dan tanya jawab serta mengembangkan cara berpikir siswa dengan memberi keleluasaan bagi siswa untuk merencanakan

191 cara menemukan jawaban dari sebuah masalah atau pertanyaan dan membimbing siswa merefleksikan temuan sementara. Di samping itu guru menerapkan pembiasaan membaca pada peserta didik untuk mengajarkan peserta didik menemukan pengetahuan awal sebelum guru menjelaskan materi serta menumbuhkan rasa ingin tahu. Selanjutnya SDIT Al Aqsha juga menyediakan guru pendamping untuk kelas rendah. Guru pendamping di lembaga sekolah ini ditugaskan untuk membantu guru kelas dalam mengkondisikan peserta didik selama kegiatan belajar mengajar untuk selalu berkonsentrasi serta memberi penjelasan kepada peserta didik yang memerlukan perhatian lebih pada pengembangan aspek ini. Guru pendamping di lembaga sekolah ini juga ikut terlibat dalam kegiatan pengembangan kecerdasan peserta didik lainnya. Langkah lain yang dilakukan SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek intelektual adalah melalui penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan kerja kelompok untuk mengasah kemampuan mereka dalam menemukan gagasan atau menyelesaikan masalah. Selain metode tersebut guru mengajak peserta didik untuk mengadakan penelitian di tempat umum maupun lingkungan sekitar agar materi yang selama ini hanya di

192 awang-awang menjadi konkrit sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami dan mengingat materi disamping itu dengan melakukan penelitian lapangan di luar kelas maupun di luar sekolah adalah untuk merangsang daya minat belajar pada peserta didik. Langkah-langkah dalam mengembangkan aspek intelektual peserta didik di atas sesuai dengan pendapat John P. Miller bahwa pendidikan holistik menggunakan metode yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan pembelajar, pendidik, dan situasi pembelajaran. 2 Dalam hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan berbagai metode yang disesuaikan dengan materi pelajaran perlu dilakukan tidak hanya untuk mengembangkan kecerdasan intelektual pada peserta didik melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan peserta didik serta guru. Berkaitan dengan pendekatan belajar, Ratna Megawangi menjelaskan bahwa beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efektif untuk menjadikan manusia pembelajar sejati diantaranya adalah pendekatan siswa belajar aktif, pendekatan yang merangsang daya minat anak atau rasa keingintahuan anak, pendekatan belajar bersama dalam kelompok, kurikulum terintegrasi dan lain-lain. Pendekatan pembelajaran ini membuat 2 John P. Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education 87

193 proses belajar siswa menjadi relevan dan kontekstual sehingga berarti bagi siswa dan membuat siswa dapat berpartisipasi aktif sehingga seluruh dimensi manusia terlibat aktif (fisik, sosial, emosi, akademik). 3 2. Pengembangan Aspek Spiritual Tujuan pengembangan aspek spiritual peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah menciptakan siswa yang berkepribadian yang mulia, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan pengembangan aspek spiritual peserta didik di SDIT Al Aqsha Desa Besole adalah untuk menanamkan jiwa Qurani pada peserta didik. Sebagai sekolah dasar Islam, SDI Muhamadiyah memberikan suasana dan lingkungan pembelajaran yang memiliki aturan dan nilai-nilai kebenaran yang berpusat dari Tuhan mengajak siswa untuk taat pada ketentuan tersebut. Memberikan pengetahuan tentang Tuhan dengan mengajarkan pelajaran agama, mengahafal surat-surat pendek, asmaul husna, dan Al Qur an serta mengajak peserta didik beribadah, mengaji, berdoa dan beramal. SDIT Al Aqsha juga memberikan suasana dan lingkungan pembelajaran yang memiliki aturan dan nilai-nilai kebenaran yang berpusat dari Tuhan, mengajak siswa untuk taat 3 Ratna Megawangi, Latifah M, Dina WF, Pendidikan Holistik 25

194 pada ketentuan-ketentuan agama Islam, memberikan pengetahuan tentang Tuhan dengan mengajarkan pelajaran agama, penambahan materi keagamaan pada program mabit, mengajak siswa mengajak peserta didik beribadah, mengaji, berdoa, mengahafal surat-surat pendek, hadist, asmaul husna. Beramal melalui kegiatan akti sosial di desa serta pengembangan hafalan Al Quran melalui karantina hafidz serta mengajak peserta didik beribadah, mengaji, berdoa dan berbagi. Berhubungan dengan pengembangan aspek spiritual sesuai dengan yang dikemukakan Danah Zohar dan Ian Marshall bahwa terdapat beberapa jalan menuju kecerdasan spiritual yang tinggi, antara lain melalui jalan tugas yaitu jalan yang berkaitan rasa yang dimiliki, kerjasama, memberikan sumbangan, dan diasuh oleh komunitas yang memiliki ketentuan tertentu. Langkah kedua adalah jalan pengetahuan, adalah jalan mengenai pencarian spiritual pengetahuan tentang Tuhan dan seluruh caranya, dan penyatuan terakhir dengannya. Langkah lainnya adalah melalui jalan perubahan pribadi adalah jalan menuju pusat titik Tuhan. 4 Pengembangan aspek spiritual sesuai dengan prinsip pendidikan holistik bahwa pendidikan holistik berpusat pada 4 Danah Zohar&Ian Marshall. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. (Penerjemah: Rahmani Astuti, dkk). (Bandung: Mizan, 2002), 201

195 Tuhan dan memperkokoh spiritual sebagai inti hidup dan pusat pendidikan. 5 Upaya pengembangan aspek spiritual sangat penting bagi perkembangan peserta didik. Melalui spiritual yang berkembang dengan baik maka seseorang dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik pula. 3. Perkembangan Aspek Emosional Tujuan pengembangan aspek emosional pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah untuk menjadikan peserta didik yang memiliki pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Sementara tujuan pengembangan aspek emosional pada peserta didik di SDIT Al Aqsha Desa Besole untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menjadikan siswa pribadi yang matang dan mandiri. Langkah yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek emosional diantaranya dengan memberikan motivasi pada peserta didik berupa semangat, guru juga memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan terhadap sesuatu. Pada mengembangkan kecerdasan intrapersonal, guru juga sudah mengarahkan peserta didik untuk memiliki rasa 55 Jejen Musfah, Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas Perspektif 72-73

196 rendah hati dengan cara mengingatkan mereka dan melalui kisah-kisah yang disampaikan guru. Guru juga menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap orang lain melalui kegiatan berbagi dengan teman dan beramal yang dilakukan setiap hari Jum at. Hal ini sebagai langkah yang dilakukan guru untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal peserta didik. Selanjutnya adalah langkah SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek emosional antara lain memberikan dukungan kepada peserta didik untuk selalu bersemangat dalam belajar dan memberikan contoh teladan untuk diterapkan seharhari, guru di SDIT Al Aqsha memperlakukan peserta didik penuh dengan kasih melalui perbuatan dan tutur kata yang lembut, dimana konsep ini tidak lepas dari konsep hablum minannas dan mengarahkan peserta didik pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusaan. Guru juga mengajak peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan bakti sosial untuk mengembangkan empati pada diri mereka. Peserta didik dapat melihat langsung kondisi orang lain yang kurang mampu jika dibandingkan dengan mereka. Terdapat banyak cara yang dapat ditempuh guru untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal peserta didik sebagaimana pendapat Trisna Widodo bahwa kecerdasan

197 intrapersonal dapat dikembangkan dengan cara memotivasi siswa untuk menggambarkan perasaan terhadap sesuatu, dan mengomentari atau menilai hasil pekerjaannya. 6 Berdasarkan keterangan di atas, langkah yang dilakukan guru sesuai dengan beberapa cara mengembangkan kecerdasan interpersonal menurut Adi W. Gunawan, yaitu mempelajari dan mengerti serta peka terhadap mood, motivasi, dan perasaan orang lain serta menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap orang lain. 7 Pendidikan holistik merupakan pendidikan sebagai transformasi. 8 Dimana peserta didik belajar dan dididik menjadi lebih baik dari sebelumnya. 4. Perkembangan Aspek Sosial Tujuan pengembangan aspek sosial pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menciptakan lulusan yang memiliki rasa saling menghormati orang lain, sopan santun dan disiplin serta mampu bersaing secara sehat melalui kegiatan lomba. Sedangkan tujuan pengembangan aspek sosial pada peserta didik di SDIT Al Aqsha adalah untuk mencapai tujuan 6 Trisna Widodo. Mengoptimalkan Kecerdasan Siswa 5 7 Adi W. Gunawan. Born to Be a Genius. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 119-120 8 John P. Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education 2

198 pendidikan sekolah yakni peserta didik mampu berperilaku sosial yang baik dan bermanfaat. Pada aspek sosial SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha sama-sama mengajak siswa mengikuti ekstrakurikuler dan melibatkan siswa dalam kerja kelompok. Guru sudah berusaha untuk mengajak peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui presentasi, menyanyi bersama, olahraga, menjawab berbagai pertanyaan, melakukan permainan, berdiskusi dan membaca. Selain itu, dalam kehidupan sosial tidak terlepas dari suatu tata tertib. Guru selalu mengajak siswa agar taat pada aturan pembelajaran yang ada di kelas seperti dilarang gaduh, mengganggu teman serta tertib di kelas, dan memberi siswa perjanjian di awal pembelajaran atau membuat kesepakatan. Hal semacam ini dilakukan guru dalam setiap kesempatan dengan tujuan agar siswa benar-benar patuh dan dapat menjadi kebiasaan. SDIT Al Aqsha mengadakan kegiatan bakti sosial bersama peserta didik dengan mendatangi masyarakat yang membutuhkan bantuan sehingga mereka dapat terlibat langsung pada kegiatan sosial dan diharapkan dapat meningkatkan jiwa sosial atau kepedulian peserta didik.

199 Berdasarkan uraian di atas sesuai dengan pembelajaran holistik yang memperhatikan pengembangan aspek sosial peserta didik. Hal yang dapat dilakukan guru antara lain dengan melatih adanya kerja tim. Aspek sosial juga didukung dengan adanya keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. 9 Pendidikan holisik juga memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi di masarakat 10, yang pada temuan di atas guru mengajak peserta didik untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan sosial di desa. 5. Pengembangan Aspek Fisik Tujuan pengembangan aspek sosial pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menciptakan lulusan yang sehat jasmani dan rohani. Sementara tujuan pengembangan aspek fisik pada peserta didik di SDIT Al Aqsha Desa Besole adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menciptakan peserta didik yang sehat dan kuat. Kecerdasan kinestetik dapat dikembangkan melalui beberapa strategi pembelajaran. Diantaranya dengan cara mengajak peserta didik melakukan berbagai gerakan, mengadakan permainan tertentu, perjalanan lapangan, serta mengajak mereka membuat sebuah kerajinan tangan yang 9 Jejen Musfah, Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas Perspektif 10 Ibid

200 memerlukan keterampilan motorik. Pada pembelajaran holistik di SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha, pengembangan aspek fisik sudah dilakukan dengan cara di atas. Kecerdasan fisik atau kecerdasan kinestetik diartikan sebagai kemampuan menggerakkan anggota-anggota tubuh dan mengendalikan gerak dengan cekatan atau indah. 11 SDIT Al Aqsha lebih memiliki beragam kegiatan life skill yang melibatkan siswa untuk mengembangkan motorik mereka misalnya, kegiatan peserta didik membuat kerajinan tangan dan membuat makanan serta bersih lingkungan yang dilaksanakan oleh SDIT Al Aqsha dimana peserta didik diajak berkeliling di lingkungan sekolah dengan membawa tas plastik sebagai tempat untuk memungut sampah yang mereka temukan di pinggir jalan. Upaya guru dalam melibatkan lingkungan sekitar sesuai dengan pendapat Jejen Musfah bahwa pendidikan holistik hendaknya selalu dihubungkan dengan lingkungan fisik, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. 12 6. Perkembangan Aspek Estetika Tujuan pengembangan aspek sosial pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menciptakan lulusan 11 Shodiq Mustika. Lejitkan Semua Jenis Kecerdasan Melalui Shalat. (Yogyakarta: DIVA Press, 2008), 15 12 John P. Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education

201 yang kreatif dan mencintai keindahan. Sementara tujuan pengembangan aspek estetika pada peserta didik di SDIT Al Aqsha Desa Besole adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni membekali siswa dengan ilmu budaya dan seni. Cara belajar yang paling efektif untuk mengembangkan kecerdasan spasial siswa adalah dengan belajar secara visual melalui film, slide, video, diagram, peta, grafik, dan gambar. 13 Pada pembelajaran di SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha, upaya pengembangan aspek estetik berupa kegiatan menghasilkan seni rupa terlihat dengan upaya guru mengajak siswa menggambar bebas, dan menghias kelas dengan kerajinan tangan mereka. Sedangkan pengembangan kecerdasan musik, guru dapat memasukkan unsur musik agar pembelajaran mampu menarik perhatian siswa. Guru dapat mengubah lirik lagu untuk mengajarkan konsep, mendorong siswa menambahkan musik dalam drama, menciptakan rumus atau hafalan berirama, mengajarkan sejarah dan geografi melalui musik dari waktu dan tempat terkait. 14 Guru pada kedua sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan diri melalui ekstrakurikuler 13 Thomas Amstrong, Sekolahnya Para Juara. (Bandung: Kaifa, 2002), 82 14 Thomas R Hoer, Buku Kerja Multiple Intelligences: Pengalaman New City School di St. Louis, Missouri, AS, dalam Menghargai Aneka Kecerdasan Anak. (Penerjemah: Ary Nilandari). (Bandung: Kaifa, 2007), 18

202 drumband, dengan bernyanyi, menggambar dan melakukan tepuk berirama. Guru sering menyisipkan berbagai kegiatan bernyanyi dan tepuk berirama pada pembelajaran untuk mengatasi kejenuhan dan situasi pembelajaran yang dirasa menegangkan, seperti setelah melakukan kegiatan membaca atau memperhatikan penjelasan guru dalam waktu yang cukup lama. Dalam mengembangkan kecerdasan estetika peserta didik, langkah kedua sekolah sama-sama melalui kegiatan seni rupa diantaranya adalah membuat kerajinan tangan. Berbagai upaya dalam mengembangkan setiap aspek kecerdasan peserta didik pada masing-masing sekolah sesuai dengan tiga prinsip dasar pendidikan holistik yang dikemukakan oleh John P. Miller yaitu keterhubungan, keterbukaan dan keseimbangan bahwa pendidikan hendaknya mampu mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara seimbang. Termasuk seimbang dalam kemampuan intelektual, spiritual, emosional, sosial, fisik dan estetika. 15 15 John P. Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education

203 B. Hasil dari Optimalisasi Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah Berdasarkan hasil penelitian, berikut rincian pembahasan mengenai hasil pengembangan setiap aspek di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan dan SDIT Al Aqsha Desa Besole: 1. Perkembangan Aspek Intelektual SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha sama-sama menggunakan beberapa metode dan media dalam proses pembelajaran. Hal ini mampu menciptakan siswa aktif, dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi sehingga pkegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Penggunaan berbagai metode yang dilakukan oleh guru di kedua sekolah tersebut karena guru memahami perbedaan daya serap peserta didik yang berbeda. Hal ini sesuai dengan penjelasan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, bahwa fungsi metode adalah sebagai strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa yang memiliki perbedaan daya serap. Oleh karena itu penggunaaan metode adalah solusinya. 16 Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran juga sesuai dengan pernyataan Yudhi Musnadi bahwa manfaat media 16 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. III;Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 32

204 pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. 17 Dengan penggunaan metode dan pemanfaatan media pembelajaran menjadikan pemahaman peserta didik SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha terhadap materi meningkat. Hal ini terlihat dari beberapa peserta didik yang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat mereka mengenai materi yang sedang diajarkan dan keterlibatan mereka dalam kerja sama pada kegiatan diskusi dan kerja kelompok. Pemahaman peserta didik diatas sesuai dengan pengertian pendapat menurut Arif Sukadi Sadiman bahwa pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan,, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 18 Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan metode dan media sangat bermanfaat sebagai strategi pembelajaran dan menumbuhkan minat belajar peserta didik serta kefektifan belajar sehingga SDI Muhamadiyah dan Al Aqsha berhasil dalam mewujudkan tujuan pendidikan institusional sekolah. 2. Perkembangan Aspek Spiritual Pada aspek spiritual kedua sekolah sama-sama mampu menumbuhkan kesadaran siswa shalat berjamaah, berdoa 17 Yudhi Musnad, Media Pembelajaran. (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), 18 18 Arif Sukadi Sadiman. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I;Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1946), 109

205 sebelum melakukan aktivitas, berakhlaqul kharimah, beramal dan menciptakan siswa yang lancar membaca dan hafal Al Qur an melalui pembiasaan yang diterapkan di sekolah masingmasing. Hal ini ditunjukkan dari peserta didik yang tidak perlu menunggu perintah untuk beribadah dan berdoa serta prestasi yang mereka raih dalam lomba menghafal Al Qur an. Keberhasilan kedua sekolah tersebut menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan kelebihan metode pembiasaan itu sendiri diantaranya adalah (1) pembentukan kebiasaan dilakukan dengan mempergunakan metode pembiasaan akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan, (2) pemanfaatan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks dan rumit menjadi otomatis, dan (3) pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniyah. 19 Berdasarkan penjelasan di atas penggunaan metode pembiasaan bermanfaat dalam meningkatkan perkembangan aspek spiritual peserta didik. Sehingga SDI Muhamadiyah dan SDI Al Aqsha berhasil dalam mencapai tujuan sekolahnya. 3. Perkembangan Aspek Emosional Pada perkembangan aspek emosional kedua sekolah mampu menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri siswa 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya), 123

206 melalui motivasi yang diberikan guru berupa dukungan berupa semangat. Hal ini ditunjukkan dari sikap peserta didik yang tidak minder ketika berkumpul dengan teman-temannya. Bentuk hasil dari kesempatan yang diberikan guru untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan terhadap sesuatu adalah ungkapan perasaan peserta didik berupa lisan pada forum terbuka ketika peserta didik ditanya mengenai perasaannya bersekolah di sekolah mereka masing-masing. Berdasarkan beberapa hasil di atas sesuai dengan manfaat motivasi bahwa motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan dan motivasi sebagai pengarah perbuatan. 20 Sehingga dapaat membantu SDI Muhamadiyah dan SDI Al Aqsha mencapai tujuan pendidikan intitusional sekolah. 4. Perkembangan Aspek Sosial Pada perkembangan aspek sosial usaha kedua sekolah menciptakan siswa yang mampu bersosialisasi baik dan mudah bergaul dengan melibatkan peserta didik dalam ekstrakurikuler, diskusi kelompok dan menanamkan kepedulian. Hal ini ditunjukkan dari kerukunan yang terjalin diantara peserta didik dan antusias mereka dalam kegiatan beramal. Keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran mampu mendukung aspek sosial peserta didik sebagaimana 20 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar

207 pernyataan Jejen Musfah bahwa aspek sosial juga didukung dengan adanya keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. 21 Dalam menamankan kepedulian kepada anak melalui beramal mampu menciptakan pesertaa didik yang rendah hati dan memiliki kasih sayang terhadap sesama. Berdasarkan uraian di atas langkah SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha mampu mencapai tujuan institusional sekolah. 5. Perkembangan Aspek Fisik Pada perkembangan aspek fisik kedua sekolah samasama mampu menghasilkan siswa yang sehat, terampil dan semangat dalam melakukan aktivitas dengan melibatkan siswa dalam kegiatan olahraga, ekstrakurikuler dan kegiatan keterampilan. Hal ini ditunjukkan dari keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler serta kemampuan mereka untuk membuat kerajinan tangan dengan dampingan guru. Hasil dari pengembangan aspek fisik di atas sesuai dengan pengertian kecerdasan fisik menurut Shodiq Mustika bahwa kecerdasan fisik atau kecerdasan kinestetik diartikan sebagai kemampuan menggerakkan anggota-anggota tubuh dan mengendalikan gerak dengan cekatan atau indah. 22 21 Jejen Musfah. Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas Perspektif 22 Shodiq Mustika. Lejitkan Semua Jenis Kecerdasan

208 Berdasarkan penjelasan di atas perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui kegiatan olahraga, ekstrakurikuler dan kegiatan keterampilan mampu mengembangkan kecerdasan kinestetik peserta didik di SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha untuk mencapai tujuan pendidikan institusional sekolah. 6. Perkembangan Aspek Estetik Pada perkembangan aspek estetika kedua sekolah samasama menjadikan siswa kreatif dan mencintai kesenian baik seni rupa maupun seni musik melaui kegiatan menggambar, membuat kerajinan tangan, hiasan kelas, bernyanyi dan bermain musik pada ekstrakurikuler drumband. Hasil dari perkembangan peserta didik ditunjukkan dari hasil siswa yang terpajang di kelas dan hasil kerajinan tangan peserta didik yang mereka buat dengan bimbingan guru. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa SDI Muhamadiyah dan SDIT Al Aqsha mampu mencapai tujuan pendidikan institusional sekolah. Pendidikan holistik menghargai keberagaman dan kreatifitas individu dan masyarakat. 23 Oleh karena itu dari pengembangan aspek estetika dengan memberikan kebebasan 23 John P. Miller, et al. Holistic Learning and Spirituality in Education

209 pada setiap peserta didik dalam berkreatifitas mampu menghasilkan peserta didik yang profuktif dalam berkarya dan menghargai setiap perbedaan baik bidang seni maupun lainnya.