BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut pendapat Bogdan & Taylor (1975) dalam Sugiyono 2009, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif karena dapat memberi data lebih detail tentang gambaran perilaku masyarakat terkait dengan persepsi terhadap rumah sehat. 25
26 3.2 Tempat Penelitian Gambar 3.2 Peta Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilakukan di Dusun Kebonan, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Desa ini berada dibawah kaki Gunung Telomoyo yang luasnya sekitar 235 hektar. Mayoritas penduduknya adalah kelas ekonomi menengah ke bawah. Peneliti memilih Dusun Kebonan sebagai tempat penelitian karena berdasarkan
27 data yang diperoleh pada tahun 2015 tentang survei rumah sehat yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan jumlah rumah yang belum memenuhi kriteria rumah sehat sebesar 91%. 3.3 Partisipan Penelitian Berdasarkan survey dan penelitian yang dilakukan oleh WHO (2010), Yuwono (2008), Wulandari (2009), mayoritas pemilik dari rumah kurang sehat dan sanitasi rumah yang kurang baik adalah masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Maka dari itu dalam penelitian ini penentuan sumber data dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan purposive sampling karena informasi mengenai perilaku masyarakat dan kaitannya terhadap persepsi tentang rumah sehat hanya dapat diperoleh dari masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang memiliki rumah kurang sehat. Maka dari itu peneliti kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah: Termasuk dalam masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yaitu partisipan dengan Upah
28 Minimum Kabupaten (UMK) perbulannya Rp 1.610.000 ke bawah (Keputusan Gubernur No 560/66 tahun 2015) Memiliki rumah kurang sehat dengan kriteria: pengolahan sanitasi kurang baik, padat penghuni, keadaan ventilasi kurang baik, pencahayaan tidak cukup baik, rumah terlalu lembab, jenis lantai dan dinding rumah tidak kedap air, atap rumah dalam keadaan kurang baik, serta perilaku kesehatan penghuni kurang mendukung dalam mengupayakan rumah sehat (Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2005) Mampu berkomunikasi dengan baik Kooperatif dalam proses penelitian Bersedia menjadi partisipan 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah yang rumahnya belum memenuhi kriteria rumah sehat. Berdasarkan survei penilaian rumah sehat yang telah dilakukan di RT 06 (26 keluarga) dan RT 07 (29 keluarga) Dusun Kebonan, dari 55 rumah tersebut teridentifikasi 50 keluarga (RT 06 sebanyak 21 keluarga dan RT 07 sebanyak 29 keluarga) masih belum
29 memenuhi kriteria rumah sehat. Sehingga populasi yang di pilih ialah masyarakat yang bertempat tinggal di Dusun Kebonan, Desa Tolokan. 3.3.2 Sampel Sesuai dengan kriteria diatas di RT 07 terdapat 29 rumah yang belum memenuhi kriteria rumah sehat dan berpenghasilan kurang dari Rp 1.610.000,00. Maka peneliti mengambil sampel di RT 07 Dusun Kebonan, Desa Tolokan sebanyak 12 keluarga yang rumahnya masih belum memenuhi kriteria rumah sehat. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada kepala keluarga dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam semi-terstruktur karena pelaksanaannya lebih bebas di banding wawancara terstruktur. Wawancara semi-terstruktur ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta ide-ide dan pendapatnya. Tugas peneliti dalam hal ini adalah mendengarkan secara teliti atau mungkin merekam pembicaraan dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Peneliti menggunakan alat pengumpulan data
30 seperti pedoman wawancara, pena, buku catatan, dan mobile phone sebagai alat perekam. 3.5 Teknik Analisa Data Miles & Huberman dalam Sugiono 2009, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verification. Mengumpulkan data : melakukan pengamatan, wawancara, dokumen dan literatur Menganalisa data menjadi sebuah kata-kata, kalimat atau cerita lengkap, menyusunnya dalam bentuk verbatim, melakukan reduksi data dan membentuk kategori Mengolongkan kategori dalam sub tema dan tema Menafsirkan data Menyajikan kesimpulan data tentang kasus menggunakan narasi, tabel, atau gambar. Gambar 1.2 Analisa data adaptasi dari Miles dan Huberman (1984)
31 Proses analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah setelah data terkumpul perlu dicatat lebih rinci dan teliti. Dapat dilakukan dengan cara dibaca berulang-ulang atau didengarkan berulang-ulang. Data reduction berarti seluruh data yang diperoleh akan dirangkum, dipilih hal-hal pokoknya, di cari kata kuncinya agar tersusun lebih berpola sehingga memudahkan untuk di mengerti. Data display yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif, namun dapat juga berbentuk tabel, grafik, bagan, pictogram dan sejenisnya. Pada tahap conclusion drawing/verification peneliti akan menarik kesimpulan dan melakukan pengecekan dengan didukung data-data yang telah terkumpul dan teori-teori yang mendukung. 3.6 Pengujian Keabsahan Menurut Sugiyono (2009) dalam pengujian keabsahan data pada metode penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagar cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengecekan data dari sumber diluar partisipan seperti kepala dusun dan petugas puskesmas bagian kesehatan lingkungan dan masyarakat.
32 3.7 Etika Penelitian Prinsip-prinsip penelitian pada manusia menurut Aziz (2009) ada tiga prinsip yang yang harus dipahami dalam penelitian yaitu: 1. Prinsip manfaat: dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. 2. Prinsip menghormati manusia: manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian. 3. Prinsip keadilan: prinsip ini dilakukan untuk menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan pada manusia. Pada penelitian ini etika penelitian dituangkan dalam inform consent. Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan partisipan penelitian
33 dengan memberikan lembar persetujuan. Inform consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi partisipan. Inform consent dalam penelitian ini berisi tentang tujuan, proses penelitian, risiko penelitian, kemudian akan dilakukannya wawancara tentang persepsi rumah sehat dan perilaku kesehatan masyarakat. Inform consent juga berisi tentang dijaganya kerahasiaan dari partisipan. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia maka kita harus menghormati hak partisipan.