BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kepariwisataan menjadi suatu industri yang populer karena manfaat

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku,

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENGANTAR. segenap potensi yang dimiliki daerah untuk membangun dan memajukan

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan zaman belakangan ini

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan kawasan wisata agar daerahnya menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Potensi daerah dikembangkan menjadi objek wisata untuk ditawarkan kepada pengunjung. Berdasarkan data World Tourism Organization (WTO) tahun 2008 (http://dokumen.tips/documents/pariwisata-sebagai-industri.html), pariwisata itu dikategorikan sebagai kelompok industri terbesar di dunia. Sektor pariwisata mendatangkan sekitar 8 persen ekspor barang dan jasa. Pariwisata juga menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional di sektor jasa. Pada tahun 1990-an, pertumbuhan penerimaan dari wisatawan mancanegara mencapai 15 persen per tahun di beberapa negara. Pada tahun 2000, Indonesia adalah negara dengan urutan kedelapan yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Pariwisata memberikan banyak manfaat dalam pembangunan. Pemerintah menetapkan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi; meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan; mengatasi pengangguran; melestarikan alam, lingkungan dan sumberdaya; memajukan kebudayaan; mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air; memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan antarbangsa (UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan). 1

2 Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata menjadi penting sebagai penyumbang devisa andalan dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013 rangking devisa sektor pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya tahun menduduki peringkat keempat dengan nilai 10,054,1 (juta US$). Menurut Neraca Satelit Pariwisata Nasional tahun 2012, sektor pariwisata menyumbang 3,96% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan memberikan dampak kenaikan serapan tenaga kerja sebanyak 8,46%. Indonesia sebagai negara berkembang dapat memanfaatkan pariwisata sebagai media pembangunan yang tidak membutuhkan dana yang terlalu besar. Daerah-daerah di Indonesia memiliki kekayaan potensi alam dan budaya yang dapat dijadikan modal dalam mengembangkan pariwisata. Jika dikelola dengan baik, daerah-daerah di Indonesia dapat menarik wisatawan untuk datang. Kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri memberikan keuntungan bagi daerah wisata yang dituju. Wisatawan datang membawa dana dari daerah asalnya dan dibelanjakan di daerah yang menjadi tujuan wisata. Dana ini kemudian menjadi salah satu elemen penggerak pembangunan di daerah. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah yang sedang mengembangkan pariwisata daerah. Kabupaten Samosir mempunyai potensi wisata Danau Toba, pegunungan dan budaya (Batak). Pulau Samosir terkenal akan objek wisata Danau Toba dan Pulau Samosir sendiri yang berada di tengahtengah Danau Toba. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia. Pulau Samosir sendiri memiliki kontur berbukit-bukit dan terdapat Gunung Pusuk Buhit.

3 Keunikan ini menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Selain itu, keberadaan Suku Batak sebagai suku mendiami Pulau Samosir juga menjadi daya tarik unik tersendiri yang tidak terdapat di daerah lain. Peninggalan sejarah yang merupakan warisan nenek moyang Suku Batak masih banyak di temukan di daerah ini, seperti pemakaman batu dan rumah-rumah adat. Kepariwisataan Danau Toba di Kabupaten Samosir sudah ada sejak dulu. Pada tahun 1970-an Pulau Samosir telah dikunjungi wisatawan mancanegara. Perayaan pesta Danau Toba yang diselenggaraan setiap tahun menjadi salah satu pertanda bahwa kepariwisataan di daerah ini sudah dikenal cukup lama baik di dalam maupun di luar negeri. Gambar 1.1 Pemandangan Danau Toba Sumber: Penulis, 2015

4 Sebelum tahun 2003, wilayah Kabupaten Samosir masih merupakan bagian dari Kabupaten Toba Samosir. Pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir. Salah satu alasan terbentuknya Kabupaten Samosir adalah untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba di wilayah Kabupaten Samosir. Hal ini tertulis dalam visi Kabupaten Samosir yaitu Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015. Sektor pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Kabupaten Samosir. Kondisi perekonomian Kabupaten Samosir pada tahun 2013 didominasi oleh sektor pertanian (67,26%), sektor jasa-jasa (18,67%) dan sektor perdagangan hotel dan restoran (8,89%). Pariwisata Kabupaten Samosir berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Pariwisata mampu memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Pariwisata Kabupaten Samosir mengalami peningkatan dalam 10 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan jumlah kunjungan wisatawan yang mengalami kenaikan setiap tahun, dimana kedua jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara bertambah setiap tahun (kecuali di tahun 2005 dan tahun 2007 yang fluktuatif). Adapun di tahun 2008, jumlah wisatawan menjadi meningkat pesat hampir empat kali lipat. Grafik berikut menunjukkan bahwa wisatawan nusantara mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2003.

5 Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2003-2014 Tahun Nusantara Mancanegara Total 2003 19,192 5,739 24,931 2004 17,200 15,334 32,534 2005 16,218 12,068 28,286 2006 17,242 12,331 29,573 2007 21,873 4,908 26,781 2008 73,593 32,278 105,871 2009 87,257 22,207 109,464 2010 94,629 20,913 115,542 2011 109,897 22,732 132,629 2012 119,530 25,297 144,827 2013 124,117 25,662 149,779 2014 140,637 30,450 171,087 Sumber: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2015 Saat ini ada 91 objek wisata yang dikembangkan yang tersebar di semua kecamatan. Beberapa objek wisata ini berhasil dikembangkan dan mendatangkan wisatawan, tetapi beberapa objek wisata lainnya belum berhasil dikembangkan dan sepi dari pengunjung. Belum semua kecamatan dapat mengembangkannya pariwisata di objek-objek wisata tersebut. Saat ini ada 3 (tiga) kecamatan yang mampu mengembangkan pariwisata yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula. Ketiga kecamatan inilah yang lebih sering dikunjungi wisatawan dibandingkan kecamatan lainnya. Pariwisata Kabupaten Samosir perlu ditingkatkan mengingat potensi alam dan budaya yang dimiliki serta mengingat pendapatan daerah yang dipengaruhi oleh sektor jasa. Bila dilihat perkembangan pariwisata Samosir mengalami keadaan stagnant. Hal ini terlihat dari minimnya perkembangan atraksi wisata dan jumlah kunjungan yang masih didominasi oleh wisatawan lokal (Propinsi Sumatera Utara). Jika dibandingkan dengan Bali, perkembangan pariwisata Samosir sangat

6 jauh tertinggal. Pariwisata di Bali ditata kembali setelah perang dunia kedua dimulai pada pertengahan dasawarsa tahun 1950-an (http://www.baliprov.go.id/id/bali-dan-pariwisata). Pariwisata Danau Toba sudah ada sejak tahun 1960-an, tetapi kondisi pariwisata Bali dan Danau Toba jauh berbeda. Bali sudah menjadi tujuan wisata internasional, sementara Danau Toba belum meskipun sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Keadaan pariwisata yang stagnan menjadi salah satu alasan penulis untuk mengkaji sejauh mana perkembangan pariwisata Samosir. Kajian perkembangan pariwisata Samosir memerlukan suatu teori yang dapat menggambarkan tahapan perkembangan sesuai dengan kondisi dan ketersediaan pelayanan kepariwisataan yang ada saat ini. Teori Miossec merupakan teori yang menjelaskan model perkembangan pariwisata pada 5 (lima) fase perkembangan yaitu fase 0 sampai dengan fase 4. Dengan teori ini, dapat dilihat fase-fase perkembangan pariwisata Samosir dari 4 (empat) aspek yaitu resort, transportasi, wisatawan dan host (pemerintah dan masyarakat. Teori ini juga dapat menunjukkan proses terjadinya fase-fase perkembangan setiap aspek dan menunjukkan apakah stagnant atau tidak. Oleh karena itu, penulis menggunakan model perkembangan pariwisata Miossec untuk mengkaji sejauh mana perkembangan pariwisata Samosir. Penelitian terkait pariwisata Kabupaten Samosir sudah ada sebelumnya, tetapi penelitian yang mengkaji sejauh mana perkembangan pariwisata dan apa saja komponen dalam perkembangan pariwisata sepengetahuan penulis belum ada.

7 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan pariwisata di Kabupaten Samosir? 2. Bagaimana peran stakeholder kepariwisataan di dalam perkembangan pariwisata di kabupaten Samosir? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan pariwisata di Kabupaten Samosir dan bagaimana peran serta stakeholder dalam perkembangannya agar bisa memberikan arah kebijakan dalam perkembangannya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai tambahan referensi mengenai aspek-aspek dan komponenkomponen yang terkait perkembangan pariwisata dan kondisi kepariwisataan di kabupaten Samosir 2. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola dan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan ditingkat perencanaan maupun pengendalian kepariwisataan. 1.5 Batasan Penelitian 1. Dalam penelitian ini dengan alasan keterbatasan waktu, materi dan data-data yang diperlukan maka lokasi penelitian ini dilakukan di 25 objek wisata yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan

8 Simanindo, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Sianjur Mulamula dan Kecamatan Harian. 2. Perkembangan pariwisata ditinjau dengan menggunakan teori Miossec. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang kabupaten Samosir pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Namun, dari penelitian-penelitian tersebut terdapat beberapa perbedaan yang mendasar dengan penelitian ini, antara lain: Judul penelitian, tahun penelitian, dan tujuan penelitiannya. Ada juga penelitian yang mirip dengan judul penelitian ini tetapi lokasi dan waktunya berbeda. Beberapa penelitian sebagai dasar dan perbandingan keaslian penelitian ini, yaitu: Tabel 1.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya Lokasi No Peneliti Judul Metode Penelitian Penelitian 1 Siswanto Maringan Tua Sinambela, 2013 Pembangunan Pariwisata Kabupaten di Kabupaten Samosir Samosir SWOT-AHP dengan deskskriptif kuantitatif dan kualitatif 2 Unggul Sitanggang, 2011 Analisis Dampak Kecamatan Pemekaran Kabupaten Simanindo, Terhadap Pembangunan Pangururan Pariwisata Di Kabupaten dan Sianjur Samosir Mula-mula Analisis Deskiptif 3 Petrus Poling Wairmahing, 2004 Kajian Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Sikka Kabupaten Sikka deskriptif kualitatif dengan mengkaji potensi lingkungan dan fisik, potensi lingkungan biotis dan potensi wisatawan yang berkunjung 4 Nurizka Fidali, 2014 Perkembangan Kepariwisataan Pantai Baron ditinjau menggunakan Miossec Pantai Baron metode rasionalistik berdasarkan rasionalisme Sumber: Berbagai Tesis yang berkaitan dengan penelitian penulis, 2015

9 Penelitian Siswanto tentang Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Samosir bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan di kabupaten Samosir, dilihat dari faktor internal maupun faktor eksternal, memilih strategi kebijakan dalam arah pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir dan merumuskan prioritas kebijakan berdasarkan skenario, hambatan dengan memakai metode metode SWOT-AHP (Analytic Hierarchy Process) dengan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa peneliti menemukan faktor-faktor kekuatan, faktor kelemahan, faktor peluang dan faktor ancaman melalui analisi SWOT dan dilihat dari metode AHP bahwa adanya strategi kebijakan prioritas dalam pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir harus dikerjakan secara bersama-sama antara pemerintah daerah, swasta dan LSM/tokoh masyarakat. Penelitian Unggul tentang Analisis Dampak Pemekaran Kabupaten Terhadap Pembangunan Pariwisata Di Kabupaten Samosir bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pemekaran daerah terhadap pembangunan infrastruktur pariwisata di Kabupaten Samosir, mendeskripsikan dampak pemekaran daerah Kabupaten Samosir terhadap pertumbuhan jumlah objek wisata, dan menganalisis pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata setelah pemekaran Kabupaten Samosir dengan menggunakan metode analisis deskiptif. Dalam penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa dampak pemekaran Kabupaten Samosir menunjukkan adanya pengembangan dan pembangunan infrastruktur kepariwisataan khususnya sarana dan prasarana menuju lokasi wisata, bertambanhnya fasilitas penginapan, adanya

10 pembangunan pada lokasi objek-objek wisata, membawa perubahan tingkat pendapatan masyarakat dan menunjukkan adanya nilai balik atau outcome dari proses pembangunan. Penelitian Petrus tentang Kajian Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Sikka bertujuan untuk menggambarkan seperti apa perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Sikka dan menunjukkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Sikka dengan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mengkaji potensi lingkungan dan fisik, potensi lingkungan biotis dan potensi wisatawan yang berkunjung. Penelitian Nurizka Fidali tentang Perkembangan Kepariwisataan Pantai Baron ditinjau menggunakan teori Miossec bertujuan untuk mengetahui posisi perkembangan kepariwisataan dan mendokumentasikan potensi kepariwisataan di Pantai Baron. Kedua untuk mengetahui tahapan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepariwisataan di Pantai Baron dengan menggunakan metode rasionalistik berdasarkan rasionalisme menekankan pada pemaknaan empiri, pemahaman intelektual dan kemampuan berargumentasi secara logis dan perlu didukung oleh data empirik yang relevan.

11 1.7 Skema Proses Penelitian Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata yang semakin maju Secara alamiah kabupaten Samosir memiliki potensi alam dan budaya yang cukup baik untuk menunjang dunia kepariwisataan Keinginan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Samosir Studi Literatur Deskripsi Lokasi Penelitian Gambaran Administrasi kependudukan dan PDRB di Kabupaten Samosir Kondisi umum kepariwisataan Kabupaten Samosir Objek dan atraksi wisata yang dimiliki kabupaten Samosir baik pariwisata yang diunggulkan Kabupaten Samosir Permasalahan perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Samosir Bagaimana gambaran perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Samosir Komponen-komponen apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Samosir Kesimpulan dan Rekomendasi Metode Penelitian Penilaian dengan tolak ukur dari berbagai teori-teori dari tinjauan literatur yang dirangkum menjadi kerangka teoritis penulis Penilaian dengan tolak ukur dari model perkembangan Miossec Analisis Pengamatan lapangan guna mengetahui karakter umum Kabupaten Samosir serta gambaran empiris kepariwisataannya Mengumpulkan dan menganalisa data-data sekunder Wawancara langsung baik kepada instansi terkait seperti Pemerintah dan pengelola juga kepada masyarakat yang terlibat dalam kegiatan kepariwisataan Analisis data secara deskriftif melalui prosentase dan kecenderung yang terjadi Gambar 1.2. Skema Proses penelitian Sumber: Penulis, 2015