BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kejahatan di bidang kehutanan seperti perambahan kawasan hutan, perdagangan satwa liar yang dilindungi dan praktek ilegal menyangkut penebangan, pengangkutan dan perdagangan kayu merupakan salah satu penyebab utama dari terjadinya kerusakan hutan yang masif serta kehancuran keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Dampak dari berbagai tindakan ilegal tersebut juga menyebabkan kerugian negara yang sangat besar serta kehancuran ekonomi dan sosial budaya masyarakat khususnya yang berada di sekitar kawasan hutan. Sejauh ini, Pemerintah baik Pusat maupun Daerah telah mengambil upaya dan langkah-langkah pencegahan dan penanganan terhadap kejahatan kehutanan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pengamanan rutin, operasi intelijen, operasi gabungan, maupun dalam berbagai kegiatan pengamanan lainnya. Upaya tersebut termasuk dalam melaksanakan dan menindaklanjuti Inpres No. 4 Tahun 2005 Tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara Ilegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. Jumlah hutan-hutan di Indonesia sekarang ini makin turun dan banyak dihancurkan berkat penebangan hutan, penambangan, perkebunan agrikultur dalam skala besar, kolonisasi, dan aktivitas lain yang substansial, seperti memindahkan pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar. Indonesia memiliki harapan bahwa dengan ditebangnya hutan-hutan di Indonesia justru akan mendapatkan devisa yang banyak dan yang sebenarnya justru menguntungkan, tetapi sayangnya Indonesia salah menggunakan hutan. Pada kenyataannya, efek dari berkurangnya hutan ini pun meluas, tampak pada aliran sungai yang tidak biasa, erosi tanah, dan berkurangnya hasil dari produk-produk hutan. Polusi dari pemutih khlorin yang digunakan untuk memutihkan sisa-sisa dari tambang telah merusak sistem sungai dan hasil bumi di sekitarnya, sementara perburuan ilegal telah menurunkan populasi dari beberapa spesies yang mencolok, di antaranya orangutan (terancam), harimau Jawa dan Bali (punah), serta badak Jawa dan Sumatera (hampir punah). Di pulau Irian Jaya, 1
2 satu-satunya sungai es tropis memang mulai menyurut akibat perubahan iklim, namun juga akibat lokal dari pertambangan dan penggundulan hutan. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin maju dengan sangat pesat. Kebutuhan manusia yang semakin kompleks menjadi tuntutan manusia berprilaku merusak. Mengeksplotasi kekayaan alam, hutanhutan tropis dan disertai dengan penebangan liar untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Jika kekayaan alam di eksploitasi secara terus-menerus tanpa menanggulanginya kembali itu sama saja merusak. Yang sangat memprihatinkan lagi adalah penebangan liar tersebut sudah terjadi di dalam kawasan konservasi yang sudah di lindungi. Salah satu masalah yang dihadapi tentang kerusakan hutan dan kekayaan alam apapun bentuknya yang sangat memprihatinkan adalah masalah penebangan liar, karena penebangan liar merupakan suatu prilaku manusia yang secara tidak sadar disertai dengan kondisi-kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan habisnya kekayaan alam secara permanen. Karena masalah penebangan liar dan eksploitasi kekayaan alam secara terus-menerus adalah masalah yang berkaitan dengan kelangsungan hidup semua umat manusia. Bila tidak ditanggulangi bukan hanya menyebabkan kerusakan alam tetapi juga kerusakan moralitas, sosial dan budaya itu sendiri. Dalam bidang periklanan merupakan kegiatan atau proses penyampaian pesan yang paling banyak mempengaruhi audience. Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Terutama media audio visual. Keberhasilan dalam iklan audio visual dapat menjadi tolak ukur apakah suatu iklan tersebut telah berhasil mempengaruhi audience dengan efektif dari tujuan iklan tersebut. Dimana dengan konsep dan visualisasi yang menarik akan mempengaruhi keberhasilan dari iklan tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah akhirnya penulis tertarik untuk memilih judul tugas akhir Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Departemen Kehutanan Versi Pilih Yang Terbaik Untuk Masa Depan!
3 1.2 Rumusan Masalah Mengapa Iklan Layanan Masyarakat tentang kerusakan hutan? Iklan dapat mempengaruhi atau menggiring khalayak/masyarakat agar lebih sadar tentang kerusakan hutan yang sudah memprihatinkan. Proses penyampaian pesan lebih efektif, luas, dan terlebih lagi jika iklan tersebut menarik tampilannya secara visual Mengapa Iklan Layanan Masyarakat yang berupa animasi 3D? Dapat menampilkan visualisasi yang menarik, sesuai dengan keinginan animator. Maka dapat menarik audience/khalayak. Dengan animasi, animator dapat menciptakan suatu karya yang berbau imajinasi dan fantasi yang tidak terbatas. Masih jarang ditemui iklan layanan masyarakat berupa animasi di Indonesia. 1.3 Pembatasan Masalah Dengan mengaitkan masalah mengenai iklan layanan masyarakat tersebut dengan konsep komunikasi visual, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Perancangan media iklan layanan masyarakat yang berupa animasi 3 dimensi agar dapat mempengaruhi masyarakat/khalayak agar mulai sadar (aware) tentang kerusakan hutan dan lingkungan melalui iklan layanan masyarakat ini 2. Perancangan iklan layanan masyarakat yang berupa animasi 3 dimensi agar dapat mempengaruhi remaja sebagai media penyampaian pesan tentang kerusakan hutan dan lingkungan 3. Dalam ruang lingkup Departemen Kehutanan 1.4 Tujuan Perancangan Dengan adanya perancangan ini diharapkan akan membantu Departemen Kehutanan dalam mengkampanyekan kerusakan hutan di indonesia. Dengan pencapaian yang diinginkan Departemen Kehutanan dapat mempengaruhi
4 masyarakat/audience agar lebih sadar tentang kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia. a. Adanya kesadaran bagi para pelaku penebang liar untuk tidak berperilaku yang dapat merusak hutan, sehingga dapat mengurangi penebangan liar. b. Adanya kesadaran sikap pada masyarakat terhadap kerusakan hutan yang sudah memprihatinkan. c. Menginformasikan dan mempengaruhi masyarakat tentang kerusakan hutan-hutan di Indonesia yang sudah sangat memprihatinkan. d. Menambah dokumen-dokumen pendukung agar lebih memudahkan dalam kampanye tentang lingkungan dan penyajian informasi untuk Departemen Kehutanan. 1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, dengan maksud untuk mendapatkan data selengkap mungkin yaitu dengan cara : Metode Kepustakaan (Library Research) dilakukan dengan membaca buku yang berhubungan dengan topik yang diangkat, guna dijadikan sebagai bahan serta data referensi. Melalui metode kepustakaan ini akan diperoleh teori-teori yang mendukung, dengan sumber dari: 1. Buku panduan (text book) 2. Surat Kabar 3. Majalah 4. Makalah 5. Wawancara 6. Situs (website) di internet 1.6 Sistematika Penulisan Agar dalam penyusunan tugas akhir ini dapat terarah, maka penulis berusaha menyusunnya secara sistematis sehingga diharapkan kaitan antara bab satu dengan bab yang lain terlihat dengan jelas.
5 Untuk mencapai maksud tersebut, maka penulisan dibagi ke dalam 6 (enam) bab, dimana tiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Berikut ini adalah uraian singkat dari masing masing bab tersebut : BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan perancangan, serta signifikansi penelitian dan perancangan. BAB II LANDASAN TEORI Merupakan bab yang menguraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan, evaluasi data yang relefan dengan permasalahan, pembahasan serta penyelesaian permasalahan. Analisa permasalahan menggunakan metode yang sudah dipelajari. BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Merupakan bab yang menguraikan strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam menciptakan karya desain. BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA Merupakan bab yang menguraikan material dan teknis produksi media. Pada akhir bab ini mahasiswa harus mampu melakukan analisis --dalam sub bab tersendiri--, yang merupakan hasil pemikiran original mahasiswa setelah memahami kerangka konseptual/teoritis dan menyelesaikan proses produksi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab kesimpulan atas seluruh proses dan hasil perancangan komunikasi visual. Dalam bab ini mahasiswa juga harus dapat memberikan saran konkrit, baik dari aspek akademis, metodologis dan praktis. Saran muncul sebagai hasil dari analisis yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya.