BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0601U/1993 tanggal 25 Februari 1993. Tentang Kurikulum Pendidikan Dasar. Dalam Kurikulum tersebut salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD ialah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagaimana fungsi bahasa adalah merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tersebut di kelas I Sekolah Dasar telah diuraikan dalam Garis Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) kurikulum Sekolah Dasar kelas I. untuk memahami dan melaksanakannya perlu dipelajari dan dianalisa dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar khususnya belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I Sekolah Dasar. Membaca sebagai pembelajaran merupakan sarana pengembangan bagi keterampilan berbahasa lainnya. Pembelajaran membaca permulaan erat hubungannya dengan pembelajaran menulis permulaan karena sebelum mengerjakan menulis, guru harus terlebih dahulu mengenalkan bunyi suatu tulisan beserta bunyi melalui pembelajaran membaca permulaan. Pembelajaran membaca permulaan merupakan pembelajaran membaca tahap awal dan kemampuan yang diperoleh siswa akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut yang dilaksanakan di kelas-kelas yang lebih tinggi. Berdasarkan observasi di lapangan adanya temuan bahwa kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran saat ini cenderung masih dominan. Aktifitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih rendah kadarnya. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak
menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Sering kami temukan bahwa ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar membaca di kelas I guru hanya memberi contoh membaca dan siswa menirukan. Sehingga yang terjadi, pada empat bulan pertama masuk sekolah, yang seharusnya siswa secara bertahap harus menguasai 14 huruf dalam membaca permulaan sesuai dengan target kurikulum, siswa banyak yang hanya hafal apa yang diucapkan guru tanpa bisa membaca permulaan dalam arti yang sebenarnya. Begitu pula yang terjadi di SDN 3 Sambung Undaan Kudus, siswa kelas I pada tiga bulan pertama menurut gurunya sesuai dengan hasil evaluasi formatif yang dilaksanakan, dari 32 siswa yang ada, yang sudah bisa membaca permulaan hanya 13 siswa. Adapun faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam membaca adalah : (1) siswa kurang latihan; (2) kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan media pembelajaran; (3) sistem kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa bosan. Pembelajaran membaca kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus bersifat konvensional, belum menerapkan pembelajaran yang inovatif, dimana siswa belum berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas tentu saja harus diupayakan peningkatan-peningkatan dan motivasi pada guru untuk menggunakan alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang kita harapkan dapat terwujud sesuai tujuan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu peneliti menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS). Pembelajaran Bahasa Indonesia pada pelaksanaannya haruslah diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif, dalam arti pembelajaran itu harus bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Maka dari itu, peranan dan fungsi guru dalam pembelajaran harus dapat memberikan warna dan bentuk terhadap proses pembelajaran dan dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Oleh karena itu, dengan menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) siswa akan
lebih mudah memahami suatu konsep pembelajaran sehingga terjadi suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, banyak hal yang bisa didapat oleh siswa melalui Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) yang akan menggiring siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih jauhnya dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan membaca Bahasa Indonesia. Untuk itu penelitian ini diberi judul Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Tema Pengalaman Dengan Menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) Pada Siswa Kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus Semester 1 Tahun 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam PTK Pada saat pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, sering kali siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini menjadikan kreatifitas siswa tidak berkembang. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya beberapa siswa yang bisa menjawab dan sebagian jawaban dari siswa tidak tepat. Setelah melihat keadaan proses pembelajaran yang tergambar seperti uraian diatas, penulis melakukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasikan kekurangan serta penyebab munculnya masalah. Masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar yang dihadapi ketika melaksanakan tugas antara lain : a. Sebanyak 17 siswa (56%) dari 32 siswa kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus mengalami kesulitan dalam membaca dan melafalkan intonasi ke dalam bentuk tulisan dengan benar dan tepat. b. Sebanyak 33% dari siswa kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus kesulitan dalam membaca dan mengucapkan lafal yang benar dan tepat. c. 70% dari seluruh siswa kurang semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru. Hal tersebut yang menyebabkan rendahnya nilai siswa kelas 1 khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih kurang dari KKM.
1.3 Pemecahan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) dengan langkah langkah sebagai berikut : 1) Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf-huruf dengan cara menemukan huruf-huruf sebagaimana yang diterima. 2) Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata-kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari huruf-huruf yang ia dengar. 3) Teruskan membuat kata-kata dengan cara ini hingga siswa mampu bekerja sendiri, dengan kata-kata pilihannya sendiri. Kata-kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun. 1.4 Perumusan Masalah Apakah dengan menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) dalam tema pengalaman dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam keterampilan membaca permulaan kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Tema Pengalaman Dengan Menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) kelas I SDN 3 Sambung Undaan Kudus Semester 1 tahun 2012/2013. b. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa di kelas permulaan sehingga siswa senang belajar membaca dan kreatif. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan peningkatan keterampilan membaca bagi kelas permulaan dengan menggunakan Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS).
c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan meningkat kualitasnya terutama pelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS.