SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang bermutu dapat dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE P EMBELAJARAN ANTARA METODE RESITASI DENGAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW. A 210 070 196 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM ditingkatkan melalui berbagai pendidikan melalui berbagai program pendidikan yang dilakasanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (Imtak) (Mulyasa, 2002:3-4) Kualitas pembelajaran ekonomi sangat bergantung pada guru dan siswa. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada dititik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Namun dalam kenyataannya, mutu guru amat beragam. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa tingkat penguasaan materi ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif masih kurang. Sedangkan kalau dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagian besar guru SD, sekitar separuh guru SMP, dan sekitar 20% guru SMA 1

2 masih berpendidikan kurang (underqualified) dari yang dituntut, menurut kelompok kerja tenaga kependidikan (Sutama, 2001:1-2) Mutu pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pemgembangan model pembelajaran dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan penting dalam pengembangan model pembelajaran adalah guru. Guru harus memilih model pembelajaran mana yang sesuai dengan materi pelajaran saat ia mengajar. Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah disampaikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada pelajaran ekonomi di SMP dan agar pengajaran ekonomi lebih bermakna maka perlu diterapkan model mengajar yang memberikan tekanan pada keterlibatan langsung siswa dalam proses belajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar akan terbentuk sikap demokratis dan kedisiplinan pada diri siswa. Bila dilihat kedalaman konsep dan pembentukan sikap kedisiplinan dan demokratis siswa, maka model pembelajaran melalui tahapan Bruner adalah paling efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa yang satu dengaan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar khususnya pelajaran ekonomi. Oleh sebab itu pelajaran ekonomi

3 hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk menarik perhatian siswa dalam model pembelajaran melalui metode resitasi, metode kerja kelompok dan digunakan alat peraga yang sangat membantu siswa pada pemahaman materi ajar ekonomi. Dengan penggunaan alat peraga, siswa akan lebih mudah mengingat materi yang lebih disampaikan guru. Masalah perhatian siswa akan menghambat kelancaran proses pembelajaran. Menurut Marpaung (1996:35) pada awal setiap pembelajaran, guru perlu mengelola sebaik-baiknya rasa takut, memotivasi dan perhatian siswa. Jika siswa mempunyai perhatian yang kurang, maka pembelajaran tidak akan bermakna bagi siswa. Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran akan menghambat proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar. Belum tentu sumber kesalahan terletak pada diri siswa. Kemampuan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat menyebabkan situasi kelas menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan siswa. Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan. Guru yang suka marah, mengejek, jarang senyum, atau kurang adil dapat membuat siswa menjadi takut dan tidak senang yang dapat bermuara pada menurunnya perhatian.

4 Materi ajar yang terlalu sulit, terlalu mudah atau kurang variatif dapat pula mendorong menurunnya perhatian siswa. Materi ajar yang teralu sulit dapat mengakibatkan siswa menjadi putus asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran. Sebaiknya, materi yang terlalu mudah membuat siswa cenderung menganggap enteng dan cepat merasa bosan, sehingga perhatian siswa menurun. Tercapainya suatu proses pembelajaran, ekonomi di kelas perlu adanya suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien. Kebanyakan guru kurang variatif dalam mengajar ekonomi. Untuk itu perlu adanya suau model pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas. Kegiatan pembelajaran dalam sistem pendidikan sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak dilaksanakan, karena dengan proses pembelajaran manusia dapat mengembangkan semua potensi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu tercapainya tingkat kedewasaan peserta didik. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas, 2003:3)

5 Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih baik dan terarah. Pendidikan tidak boleh dilepaskan dengan proses pembelajaran. Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya (Hamzah B. Uno, 2007:22). Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan di sekolah menyediakan sarana belajar yang sesuai kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap pengembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Salah satu isi kurikulum pendidikan menengah atas memuat bahan kajian dan pelajaran tentang: Ekonomi. Penguasaan dari mata pelajaran Ekonomi bagi siswa SMP dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor guru yaitu yang berkaitan dengan metode mengajar. Betapa pun kesiapan peserte didik dan lengkapnya sarana pembelajaran, jika metode pembelajaran yang diterapkan tidak tepat, diduga prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan.

6 Siswa yang aktif dalam belajar menunjukkan cara-cara aktif dan kreatif tidak hanya terpaku pada keterangan dan contoh-contoh soal yang diberikan guru saja melainkan rajin datang ke perpustakan untuk mencari sumber-sumber lain, tidak malu bertanya, pantang menyerah dan tidak takut gagal. Siswa yang demikian dimungkinkan memiliki prestasi yang tinggi dan mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi pula. Diketahui bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa tentu mempunyai tujuan. Lebih-lebih guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar atau melakukan kegiatan pembelajaran selalu berorientasi pada tujuan yang sudah direncanakan. Untuk itu perlu dipikirkan cara atau teknik agar dalam waktu relatif singkat dan terbatas dapat tercapai tujuan yang diinginkan yaitu membelajarkan siswa dengan efektif dan efisien. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat (Depdiknas 2006:1)

7 Konsep pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar menuntut peran siswa yang sangat besar dalam berbagai aktifitas pembelajaran. Pertama, siswa dituntut untuk mampu memberdayakan diri dalam arti mampu untuk memahami, menemukan, dan menghayati cara belajar yang paling tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kedua, siswa juga dituntut untuk menjadi dirinya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki diharapkan kedewasaannya. Ketiga, siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar yang berarti bahwa menuntut keberdayaan siswa. Kenyataan secara umum yang terjadi di kelas berdasarkan pengamatan penulis maupun masukan dari beberapa guru, bahwa sebagian siswa di kelas belum memiliki keberdayaan seperti yang diharapkan. Hal ini tampak dari gejala sering terjadinya kemacetan komunikasi ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berkomentar, berdiskusi, mengajukan usul, berdialog, mengkomunikasikan gagasan, dan sebagainya. Keadaan atau situasi kelas yang demikian inilah banyak guru yang ingin segera dapat memecahkannya, sehingga dalam pembelajaran berubah menjadi pembelajaran yang aktif. Dengan demikian, pembelajaran dapat menempatkan siswa sebagai pusat perhatian (orientasi). Di pihak guru, memang diakui belum kooperatif, masih satu arah yaitu, guru sebagai nara sumber, pemilik tunggal kegiatan belajar mengajar, siswa sebagai objek, dan hanya menerima informasi maupun tugas dari guru. Hasil belajar

8 Ekonomi rata-rata kelas nilainya 5,2. Nilai tertinggi 8 sedangkan nilai terendah 4. Hasil tersebut bila dikonsultasikan dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) mata pelajaran Ekonomi kelas VIII semester 2 pada tahun 2008/2009 di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta kurang menggembirakan, karena SKBM pada mata pelajaran Ekonomi yang disepakati di sekolah ini adalah 6,3. Berdasarkan kenyataan yang telah dikemukakan, perlu diadakan pengujian metode pembelajaran. Pada penelitian yang diuji adalah metode resitasi dan metode kerja kelompok. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas VIII Muhammadiyah 4 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada perbedaan efektifitas dua metode mengajar, yaitu metode resitasi dan metode kerja kelompok terhadap hasil belajar ekonomi. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Metode mengajar manakah yang lebih efektif antara metode resitasi dengan metode kerja kelompok dalam pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009?

9 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode mengajar yang lebih efektif antara metode resitasi dengan metode kerja kelompok dalam pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis untuk mendapatkan teori baru tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran ekonomi pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. b. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Siswa dapat secara mudah memahami dan menguasai serta mampu menyerap dan memecahkan soal pada pelajaran ekonomi b. Bagi Guru Membantu para guru dalam mengajar mata pelajaran ekonomi dengan penerapan berbagai metode. c. Bagi Sekolah Sebagai masukan atau informasi tentang penggunaan metode alternative yang sesuai dengan bidang mata pelajaran.

10 F. Sistematika Skripsi Skripsi yang akan disusun ini dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. BAB II Landasan Teori meliputi : tinjauan tentang hasil belajar, proses belajar mengajar, tinjauan tentang pembelajaran ekonomi, tinjauan tentang metode pembelajaran resitasi, tinjauan tentang metode mengajar kerja kelompok, dan kerangka berpikir serta hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian meliputi: metode penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, variable penelitian, teknik pengumpulan data, uji persyaratan analisis, dan teknik analisis data. Bab IV pembahasan meliputi: deskripsi data, uji prasyarat analisis, penuijian hipotesis, dan pembahasan. Bab V Penutup meliputi: Kesimpulan dan saran.