BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Limba B Kecamatan Kota selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan November sampai dengan Desember 2012. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Alat yang digunakan selama penelitian. No. Nama alat Spesifikasi Kegunaan Keterangan 1. Kandang Batterai Kayu/kawat ram Kandang puyuh - ukuran 25 x 40 x 40 cm 3. Timbangan Timbangan digital Menimbang - merk sartorius ternak, telur, dengan ketelitian cangkang telur 0.01 gram serta bahan pakan yang jumlahnya sedikit 4. Tempat makan Plastik Tempat pakan - untuk puyuh 5. Tempat minum Plastik Tempat air minum - untuk puyuh 6. Mikrometer Mikrometer sekrup Untuk mengukur sekrup B 408 berkapasitas tebal cangkang 0-25 mm dan skala telur puyuh ketelitian 0.01 mm
Bahan Tabel 7. Adapun bahan yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7. Bahan yang digunakan selama penelitian No. Nama bahan Spesifikasi Kegunaan Keterangan 1. Ternak Puyuh Jenis kelamin betina Ternak - umur 6 minggu percobaan 2. Ransum Ransum puyuh fase layer dengan bahanbahan Ransum percobaan - sebagai berikut : Jagung kuning, dedak halus, bungkil kelapa, kedelei giling, tepung ikan, minyak kelapa, kapur, tepung cangkang keong mas, garam dan 3. 4. Vitastress Rodalon premiks. Vitastress Antiseptik Mencegah stress Antiseptik 3.3 Metode Penelitian Ternak Puyuh Penelitian ini menggunakan 100 ekor ternak puyuh (Coturnix-coturnix japonica) jenis kelamin betina umur enam minggu yang diperoleh dari peternakan yang ada Kelurahan Limba B Kecamatan Kota selatan kota Gorontalo. Penelitian dimulai (pengambilan data) pada puyuh umur tujuh minggu (49 hari). Sebelum pengambilan data dimulai, dilakukan adaptasi ransum pada puyuh selama satu minggu (7 hari).
Untuk mengetahui efek penggunaan tepung cangkang keong mas terhadap tebal dan berat cangkang telur puyuh, maka tepung cangkang keong mas dicampurkan ke dalam ransum sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang batterai ukuran 25 x 40 x 40 cm sebanyak 20 petak, masing-masing petak kandang diisi sebanyak 5 ekor ternak puyuh. Kandang dilengkapi dengan lampu penerangan, tempat makan dan tempat minum. Sebelum diisi puyuh kandang yang akan digunakan terlebih dahulu disanitasi dengan menggunakan kapur dan dilanjutkan dengan penyemprotan menggunakan antiseptik Rodalon, kemudian dibiarkan selama satu minggu sebelum digunakan. Demikian juga peralatan kandang, tempat makan dan tempat minum dicuci dengan menggunakan larutan antiseptik. Pembuatan Tepung Cangkang Keong Mas Keong mas yang digunakan diperoleh dari wilayah Kota Gorontalo, selanjutnya dilakukan pengolahan untuk mendapatkan tepung cangkang keong mas. Adapun alur proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar 2. Keong Mas Daging Keong Mas dikeluarkan Cangkang dibersihkan kemudian dihancurkan dibuat tepung ( disaring dengan mash 100) Tepung Cangkang Keong mas Gambar 2. Alur proses pembuatan tepung cangkang keong mas
Ransum Percobaan Bahan penyusunan ransum yang digunakan terdiri dari jagung kuning, dedak halus, bungkil kelapa, kedelei giling, tepung ikan, minyak kelapa, tapung cangkang keong mas, kapur, suplemen mineral Ca & P dan premiks. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan komposisi susunan ransum yang telah ditentukan. Pencampuran pakan dilakukan sekali dalam seminggu untuk menghindari supaya ransum tidak tengik. Adapun formulasi ransum dan komposisi nutrisi setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Formulasi ransum dan komposisi nutrien untuk setiap perlakuan yang digunakan. Bahan Pakan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 Jagung kuning 50 50 50 50 50 Dedak halus 7 7 7.8 7.5 7.2 Bungkil kelapa 11.5 10.3 9 9 9.5 Kedelai giling 15 16 16 16 15 Tepung ikan 7.5 7.2 7.5 7.5 8 Minyak kelapa 3 3 3 3 3.1 Kapur 3 2.5 1.7 1 0.2 Tepung cangkang keong mas 0 1 2 3 4 Suplemen mineral Ca & P 2 2 2 2 2 Premiks (Top mix) 1 1 1 1 1 Jumlah (%) 100 100 100 100 100 Komposisi Nutrient Bahan Kering (%) 83.48 83.52 83.58 83.60 83.54 Energi metabolisme 2758.95 2755.96 2760.28 2754.78 2756.37 (Kkal/kg) Protein kasar (%) 18.01 18.05 18.08 18.07 18.02 Lemak kasar (%) 8.47 8.27 8.19 8.15 8.31 Serat kasar (%) 4.12 4.05 3.97 3.94 3.91 Abu (%) 5.11 5.03 5.10 5.08 5.14 Kalsium (%) 2.45 2.52 2.52 2.53 2.54 Phospor (%) 0.81 0.80 0.82 0.81 0.82
Adapun perlakuan yang diberikan pada ternak percobaan adalah sebagai berikut : P0 = Ransum tanpa (0 %) tepung cangkang keong mas P1 = Ransum dengan 1% tepung cangkang keong mas P2 = Ransum dengan 2% tepung cangkang keong mas P3 = Ransum dengan 3% tepung cangkang keong mas P4 = Ransum dengan 4% tepung cangkang keong mas 3.4 Peubah Yang diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Tebal cangkang telur: tebal cangkang telur puyuh diketahui dengan cara mengukur ketebalan cangkang telur dengan menggunakan mikrometer sekrup. 2 Berat cangkang telur: Berat cangkang telur puyuh diketahui dengan cara menimbang cangkang telur yang telah dikeluarkan isinya dan dikeringkan, menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.01 gram 3 Berat Telur: Berat telur puyuh diketahui dengan cara menimbang telur menggunakan timbangan analitik digital dengan ketelitian 0.01gram 3.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan.
Model matematikanya menurut Steel and Torrie (1991) Yij = µ + βi + ij Dimana : Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis data µ = Rataan umum βi = Efek perlakuan-i ij = Eror perlakuan ke-i ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisis ragam (Analysis of Variance/ANOVA) jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Steel and Torrie, 1991).