BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

RESIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi


Asuransi Jiwa

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti pertanggungan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

BAB IV RISIKO DAN MANAJEMEN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu

KARAKTERISTIK ASURANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat inheren yang muncul sebelum risiko yang lainnya (Muslich, 2007).

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

Akhirnya saya ucapkan selamat membaca, semoga buku ini dapat lebih memperluas cakrawala pengetahuan tentang asuransi.

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

Pengantar & Praktikum Underwriting

Akuntansi Perusahaan Asuransi

BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

ASURANSI. a. Insured b. Insurer c. Accident d. Interest

ASURANSI. Definisi Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

PENJADWALAN PROYEK & MANAJEMEN RESIKO

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI MENURUT HUKUM

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

BAB I PENDAHULUAN. informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

SISTEM PERUSAHAAN ASURANSI

mengikat diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti

PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak kejadian dalam hidup yang tidak dapat diduga. Bahkan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam hukum

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB II LANDASAN TEORITIS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

PERUSAHAAN ASURANSI. Manfaat bagi penanggung adalah sebagai berikut : 1) Mendorong peningkatan kegiatan usaha 2) Memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. (Anonim, 2013) meliputi : Jenis-jenis risiko yang umum dikenal dalam usaha asuransi antara lain 1. Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugian namun juga tidak menimbulkan keuntungan.risiko ini akibatnya hanya ada 2 macam : rugi atau break even. 2. Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial

atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event. 3. Risiko individu atau individual risk adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya risiko yang akan timbul bila kita memiliki rumah, mobil, melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu: 1. Risiko pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan. 2. Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis: a)kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya. b)kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena bencana alam sehingga

kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal sementara dan renovasi rumah. 3. Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial. Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko. Tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah : mengurangi pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya. Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. ( Anonim, 2013) Tahap-tahap yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen risiko adalah mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan, setelah mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya. Tahap terakhir adalah

pengendalian risiko. Dalam tahap pengendalian risiko dibedakan menjadi 2 yakni pengendalian fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan pengendalian finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer). Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control). Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi. 2.1.2 Asuransi Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugiankerugian besar yang belum pasti. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang, agar bisa

menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. (Abbas Salim, 2007) Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, system, atau bisnis dimana perlindungan financial (atau ganti rugi secara financial) untuk jiwa, property, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan, atau sakit dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. (Anonim, 2014) Istilah diasuransikan biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Asuransi dalam undang-undang no 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hokum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut tertanggung, dan badan yang menerima risiko disebut penanggung. Perjanjian antara dua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung untuk risiko yang yang ditanggung disebut premi. Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administrative, dan keuntungan. Definisi asuransi menurut kitab undang-undang hokum dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. yaitu : Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi 1. Insurable interest hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan keuangan antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

2. Utmost good faith adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan fakta secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesautu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat / kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan. 3. Proximate cause suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rangkaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen 4. Indemnity suatu mekanisme diaman penanggung menyediakan kompensasi financial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadi kerugian (KUHD Pasal 252, 253, dan dipertegas dalam Pasal 278) 5. Subrogation pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar 6. Contribution hak penanggung untuk mengajak penangung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

2.1.3 Reasuransi Reasuransi adalah merupakan bagian daripada asuransi. Keberadaannya itu timbul karena adanya asuransi, dengan perkataan lain tidak akan ada reasuransi jika asuransi sendiri itu tidak ada. Walaupun demikian, reasuransi itu merupakan suatu hal yang sangat penting, bahkan sangat vital dalam kehidupan asuransi, sampai-sampai dikatakan bahwa reasuransi itu adalah jantungnya perusahaan asuransi. Demikian pentingnya peranan reasuransi itu sehingga apabila reasuransi itu tidak dijalankan olehnya maka perusahaan asuransi tang bersangkutan tidak akan mampu memperthankan hidupnya dan lambat laun akan bangkrut. Dalam dunia bisnis perasuransian, khususnya dalam hal penutupan asuransi adalah suatu hal yang prinsip bahwa risiko yang ditutup itu perlu/harus disebarkan agar risiko tersebut tidak akan membebani dirinya sendiri melampaui batas kemampuan daya pikulnya sendiri. Prinsip tersebut dikenal dengan istilah prinsip penyebaran risiko atau spreading of risk principle. Dengan penyebaran tersebut berarti sebagian daripada risiko yang ditutupnya itu dipikul sendiri sedangkan sebagian lagi akan dibagikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi lain untuk ikut memikulnya. Untuk penyebaran risiko tersebut terdapat 2 cara, yaitu

koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah asuransi bersama, sedangkan reasuransi adalah asuransi kembali. Dari uraian dimuka jelaslah bahwa yang melakukan reasuransi itu adalah perusahaan asuransi yang fungsinya adalah sebuah lembaga pemikul risiko (risk bearing institution) yang pertama atau semula menutup asuransi yang direasuransikan itu. Risiko bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar dalam arti harga pertanggungannya. Bagi risiko yang besar telah jelas memerlukan jasa reasuransi, karena risiko tersebut besarnya melebihi jumlah batas kemampuan (daya pikul) sendiri suatu perusahaan asuransi. Selain risiko besar dan kecil terdapat pula risiko yang tidak berbahaya (non hazardous) dan berbahaya (hazardous). Dalam pelaksanaannya, dimana reasuransi itu ditransaksikan, maka akan melibatkan 2 pihak, yaitu pihak yang mereasuransikan yang disebut ceding company dan pihak yang menerima reasuransi, yang disebut reinsurer atau dikenal juga dengan istilah reasuradur. (Anonim, 2014) Berikut ini adalah bagan daripada transaksi yang dimaksud : Tertanggung Penanggung/ceding company reinsurer Risiko 100% Ditahan 20% Diaksep 80% direas 80%

2.1.4 Underwriting Underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan asuransi. Individu yang melakukan proses underwriting adalah seorang underwriter (Bougenville, 2010). Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam proses underwriting dirangkum kemudian dijadikan sebuah acuan disebut dengan underwriting guidelines. 2.2 Kerangka pemikiran Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Underwriting adalah sebuah proses identifikasi dan seleksi risiko dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah perusahaan asuransi. Individu yang melakukan proses underwriting adalah seorang underwriter. Suatu risiko yang ditawarkan sangatlah penting untuk melalui proses underwriting terlebih dahulu, sehingga risiko yang diterima tidak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan sesuai dengan portofolio perusahaan yang telah direncanakan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah keputusan underwriter terhadap risiko yang diterima dan ditolak sudah sesuai dengan perkembangan bisnis asuransi property saat ini dan menunjang portofolio perusahaan. Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu untuk mengevaluasi apakah keputusan akseptasi underwriter sudah tepat sesuai dengan underwriting guidelines yang telah dibuat. Level of Trust Ceding (X 1 ) H 1 H 2 Keputusan Akseptasi Underwriter (Y) Premi (X 2 ) H 3 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2.6 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan pemecahan masalah ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Hipotesis 1 Level Of Trust ceding merupakan factor yang menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku. b. Hipotesis 2 Premi merupakan factor yang menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku. c. Hipotesis 3 Kedua variable bebas yang ada (level of trust dan premi) menentukan keputusan akseptasi underwriter dan diterapkan sesuai underwriting guidelines yang berlaku dan saling berhubungan.