PERENCANAAN SISTEM POLDER TAMBAK LOROK SEMARANG UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE WILAYAH TAWANG SARI DAN TAWANG MAS SEMARANG BARAT

Royna Kristian Yudi, Agung Mukti Nugroho, Suseno Darsono *), Dyah Ari Wulandari *)

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BRINGIN SEMARANG

POLDER SEMARANG TIMUR

PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PENGEMBANGAN DRAINASE SISTEM POLDER SUNGAI SRINGIN KOTA SEMARANG

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

ANALISIS SISTEM DRAINASE JALAN TOL BALIKPAPAN SAMARINDA KM

PENATAAN SISTEM SUNGAI SENGKARANG SEBAGAI SALAH SATU PENANGANAN ROB KOTA/ KABUPATEN PEKALONGAN

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KABUPATEN MAGELANG

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

ANALISA DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN EPA Storm Water Management Model (SWMM) di Sub DAS Kampar Kiri (Studi Kasus: Desa Lipat Kain, Kampar Kiri) ABSTRACT

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN PAGARSIH KOTA BANDUNG

PERENCANAAN DRAINASE GAYAMSARI SUBSISTEM KANAL BANJIR TIMUR SEMARANG

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

PERENCANAAN WADUK DESEL GUNA PENANGGULANGAN BANJIR PADA SUNGAI BERINGIN, SEMARANG

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

PERENCANAAN KOLAM RETENSI DAN STASIUN POMPA PADA SISTEM DRAINASE KALI SEMARANG. Muhammad Dwi Prayoga, Rizky Tegar W. A. Sri Sangkawati, Sugiyanto

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

EVALUASI GENANGAN DAN BANJIR JALAN MOCH. SERUDJI DAN JALAN PB. SUDIRMAN KABUPATEN JEMBER

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

PEMETAAN DAERAH YANG TERGENANG BANJIR PASANG AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR KOTA TEGAL

3.1. METODOLOGI PENYUSUSNAN TUGAS AKHIR

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DAN JARINGAN DRAINASE DAS KALI SEMARANG. ( Drainage System Design of Kali Semarang Basin)

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sistem polder Pluit yang pernah mengalami banjir pada tahun 2002.

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

PENGENDALIAN BANJIR SISTEM BENDUNG PUCANG GADING DOMBO SAYUNG SEMARANG

PENGENDALIAN BANJIR KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG. Febri Wisda Krissetyatno, Ganang Setyo Budi, Suseno Darsono *), Robert J.

KAJIAN KINERJA SISTEM POLDER DENGAN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI DOMBO SAYUNG KABUPATEN DEMAK

PERENCANAAN REHABILITASI KOLAM DETENSI MELATI JAKARTA PUSAT

Rencana Pengendalian Banjir di Saluran Sekunder Rungkut Barata dan Rungkut Menanggal Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI KRENGSENG DAERAH TIRTO AGUNG, BANYUMANIK, SEMARANG

ANALISIS KOLAM RETENSI SEBAGAI PENGENDALIAN BANJIR GENANGAN DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN JARINGAN DRAINASE SUB SISTEM BANDARHARJO BARAT (Drainage Design of West Bandarharjo Sub System)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH BANYUMANIK SEMARANG. Cut Dede Juanita, Hafidz Noordianto, Pranoto Samto Admojo *), Hari Nugroho *)

SIMULASI POMPA PADA KOLAM RETENSI UNTUK PENANGANAN BANJIR PADA DRAINASE JALAN BELIMBING KOTA DUMAI

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Drainase Sistem Sungai Tenggang 1

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

PERENCANAAN SISTEM POLDER KOTA LAMA SEMARANG. Dwitama Aji Putriana, Luckman Ismail, Suripin *), Priyo Nugroho Parmantoro

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA SISTEM DRAINASE DENGAN MENGGUNAKAN POLDER (STUDI KASUS SALURAN PRIMER ASRI KEDUNGSUKO KECAMATAN SUKOMORO KABUPATEN NGANJUK) TUGAS AKHIR

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

Analisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 2013 dan 2014

Pengendalian Banjir Rob Semarang

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KALI TENGGANG SEMARANG. Martin Martunas Agung P.S, Riekea Astika Putri Gultom, Suripin *), Dwi Kurniani *)

STUDI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PERAIRAN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN EPA SWMM (Studi Kasus: Perumahan Mutiara Witayu Kecamatan Rumbai Pekanbaru)

BAB I PENDAHULUAN ARHAM BAHTIAR A L2A PRIYO HADI WIBOWO L2A

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG DENGAN SISTEM TAMPUNGAN MEMANJANG. Fredy Suryanto, Prasetyo Hari Wibowo Suripin, Priyo Nugroho

BAB IV PEMODELAN SISTEM POLDER PADA KAWASAN MUSEUM BANK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM XP SWMM

Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM SALURAN DRAINASI UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KOTA PURUK CAHU KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Transkripsi:

Page314 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 314-323... Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN SISTEM POLDER TAMBAK LOROK SEMARANG UTARA Catur Ayu Wahyuningrum, Rizka Estiana, Suseno Darsono *), Hari Nugroho *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Tambak Lorok adalah kawasan pesisir pantai di bagian utara Kota Semarang yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Permasalahan banjir dan rob yang sering terjadi menyebabkan potensi ekonomi, sosial, dan lingkungan di kawasan tersebut tidak dapat berkembang. Drainase sistem polder dianggap sebagai alternatif yang efektif dan efisien untuk menanggulangi permasalahan banjir dan rob di Tambak Lorok yang memiliki topografi landai. Selain untuk mengatasi banjir dan rob, perencanaan sistem polder bertujuan untuk memperbaiki lingkungan, kesehatan dan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut. Perencanaan sistem polder ini meliputi perencanaan saluran drainase, kolam detensi, stasiun pompa, dan tanggul laut. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan pemodelan EPA SWMM versi 5.1 untuk periode ulang 50 tahun dengan hasil sebesar 2,07 m 3 /detik. Perencanaan dimensi kolam detensi disesuaikan dengan kondisi eksisting yaitu seluas ± 5 hektar dengan kedalaman 1,6 m dan ketinggian air dijaga pada kedalaman 1 meter dari dasar kolam. Berdasarkan debit banjir rencana dan luas kolam detensi, sistem polder direncanakan menggunakan 3 buah pompa dengan kapasitas tiap pompa sebesar 0,6 m 3 /s. Perencanaan saluran drainase menggunakan debit di tiap junction yang telah dimodelkan dengan EPA SWMM versi 5.1 dan dicek menggunakan HEC-RAS versi 5.0.1. Perencanaan tanggul memperhitungkan tinggi pasang surut dengan Metode Admiralty, wave set up, wind set up, sea level rise, serta land subsidence di Tambak Lorok dan diperoleh ketinggian tanggul berada pada elevasi +3,30 m. Pembangunan sistem polder Tambak Lorok memerlukan biaya sebesar Rp. 394.949.374.000,00. Kata kunci: Banjir dan Rob, Sistem Polder Tambak Lorok ABSTRACT Tambak Lorok is a coastal area in the northern of Semarang city which is directly adjacent to the Java Sea. Frequent flood and tidal flood cause the economical, social, and environmental potential in that area cannot develop. Polder system is considered as an effective and efficient alternative way to overcome the flood and tidal flood in Tambak Lorok which has a flat topography. Besides controlling flood and tidal flood, polder system planning also aims to improve the environment, health, and economy of Tambak Lorok citizens. The polder system planning involves drainage canals planning, detention pond, pumping station, and sea dike. The calculation of the planned flood discharge is using EPA SWMM modeling version 5.1 for 50-years return period. Based on the modeling result, it was gained that the planned flood discharge was 2.07 m 3 /s. The detention pond design was adjusted to the existing condition that was about 5 hectars wide with 1.6 meters in depth *) Penulis Penanggung Jawab

Page315 and the water level was kept in 1 meter in depth from the bottom of the pond. Based on the planned flood discharge and the detention pond wide, the polder system was designed using 3 pumps with a capacity of 0.6 m 3 /s. Drainage ditch design used a discharge in each junction which had been modeled by EPA SWMM version 5.1 and checked using HEC-RAS version 5.0.1.. The dike planning, it calculated the tidal height which is counted by using Admiralty Method, wave set up, wind set up, sea level rise, and land subsidence in Tambak Lorok and it is obtained that the dike height is in an elevation of +3.30 m. The polder system design of Tambak Lorok costs about Rp. 394.949.374.000,00. Keywords: Flood and Tidal Flood (Rob), Tambak Lorok Polder System PENDAHULUAN Berbagai kota besar di Indonesia terletak di wilayah pesisir dan memiliki jumlah penduduk yang padat serta pertumbuhan perekonomian yang pesat, namun pada umumnya infrastruktur kotanya tidak tersedia dan tidak mendukung kondisi lingkungan kota tersebut (Huda, 2013). Sejak tahun 1990-an, Kota Semarang khususnya di pesisir bagian utara dan beberapa daerah dataran rendah mengalami peningkatan populasi dan urbanisasi dengan cepat (Marfai dan King, 2008b dalam Nugroho 2013). Meningkatnya jumlah bangunan (konstruksi) akibat pertumbuhan penduduk akan menyebabkan beban bangunan meningkat sehingga terjadi penurunan tanah. Rob merupakan kejadian dimana air laut masuk ke daratan pada saat permukaan air laut mengalami pasang. Ada dua penyebab terjadinya rob, yaitu naiknya muka air laut (sea level rise) dan penurunan permukaan tanah (land subsidence) (Nugroho, 2013). Tambak Lorok merupakan sebuah kampung nelayan padat penduduk. Potensi utama Tambak Lorok adalah adanya Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun, letaknya yang berada di pesisir pantai utara Kota Semarang menyebabkan kawasan ini tergenang rob saat air laut pasang. Permasalahan lingkungan lainnya adalah penurunan tanah. Akibat lapisan tanah di kawasan Tambak Lorok sangat lunak dan laju pembangunan yang tinggi dan cepat, menyebabkan adanya penurunan tanah sebesar > 5 cm per tahun (Pujiastuti et al,. 2015). Dengan melihat kondisi topografi dan kepadatan penduduk di kawasan Tambak Lorok, metode penanganan banjir dan rob yang efektif adalah sistem polder. Polder didefinisikan sebagai suatu kawasan atau lahan reklamasi, dengan kondisi awal mempunyai muka air tanah tinggi, yang diisolasi secara hidrologis dari daerah di sekitarnya dan kondisi muka air (air permukaan dan air tanah) dapat dikendalikan. Kondisi lahan dibiarkan pada elevasi aslinya atau dapat pula sedikit ditinggikan (Suripin, 2003). Sistem polder merupakan salah satu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yanng meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan/atau pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air yang tak terpisahkan (Pusair, 2007 dalam Wahyudi, 2010) Lokasi perencanaan adalah kawasan Tambak Lorok yang terletak di Kelurahan Tanjung Mas di wilayah pesisir utara Kota Semarang. Lokasi wilayah banjir dan rob yang akan ditanggulangi dengan sistem polder ditunjukan pada Gambar 1.

Page316 Gambar 1. Lokasi Polder Tambak Lorok (Sumber: Peta RTRW Kota Semarang 2011-2031 dan Google Earth,2016) METODOLOGI PENELITIAN Perencanaan sistem polder guna menanggulangi banjir dan rob ini dilakukan dengan metodologi seperti berikut: 1. Survei lapangan Survei lapangan dilakukan sebagai langkah awal kegiatan untuk mengetahui rona lingkungan awal/kondisi terkini bangunan dan saluran dalam wilayah Tambak Lorok. Survei lapangan dilakukan untuk memahami lokasi studi dan identifikasi permasalahan awal yang didapat di lapangan serta melihat kemungkinan solusi yang diusulkan. Survei lapangan dilakukan guna memperkirakan dimensi tanggul, bangunan, dan saluran drainase. GPS dan peta topografi dimanfaatkan pada kegiatan tahap ini. 2. Pengumpulan Data Sekunder Data yang diperlukan dalam perencanaan ini antara lain: a. Data curah hujan; b. Data pasang surut; c. Data angin; d. Data tanah; dan e. Peta topografi. 3. Analisis Hidrologi Model yang digunakan dalam analisis debit banjir adalah EPA SWMM 5.1. Model EPA SWMM (Storm Water Management Model) versi 5.1 adalah model simulasi limpasan (runoff) curah hujan periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau terutama wilayah perkotaan. EPA SWMM adalah software yang dikembangkan oleh U.S. Environmental Protection Agency's National Risk Management Research Laboratory.

Page317 4. Analisis Hidrolika Saluran drainase rencana dimodelkan dengan menggunalan HEC-RAS. HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center s River Analysis System) adalah software yang dikembangkan oleh U.S Army Corps of Engineering. HEC-RAS didesain utnuk melakukan perhitungan hidrolika satu dimensi untuk jaringan saluran secara keseluruhan baik yang alami maupun buatan. 5. Analisis Hidro Oceanografi Perhitungan pasang surut menggunakan metode Admiralty, sedangkan perhitungan tinggi gelombang rencana menggunakan metode SMB atau Sverdrup-Munk- Bretschneider (CERC,1984). 6. Perencanaan Teknis Perencanaan teknis meliputi setiap komponen sistem polder, yaitu kolam detensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa (Wahyudi, 2010). Merancang dan membangun tanggul penutup atau tanggul pantai yang dilengkapi dengan pompa pembuangan air banjir merupakan tugas utama dalam penanggulangan banjir dan rob. Perbaikan saluran utama yang masuk wilayah polder merupakan tahap kedua di dalam pembangunan polder. Sedang tahap akhir adalah penataan infrastruktur perkotaan di wilayah polder seperti jalan, sistem sanitasi dan lain-lain (Ankum, P., 2002). HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN Data sekunder yang dipergunakan untuk perencanaan sistem polder Tambak Lorok adalah data pasang surut air laut. Perhitungan tinggi HHWL dan LLWL dilakukan dengan mengolah data pasang surut dari Stasiun Maritim menggunakan metode Admiralty. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa HHWL berada pada elevasi +1,21 m dan LLWL berada pada elevasi -0,10 m. Setelah dilakukan analisis hasil pengukuran topografi di kawasan Tambak Lorok terhadap HHWL dan LLWL, diperoleh hasil bahwa elevasi muka tanah yang berada di atas HHWL (+1,21 m) hanya sebesar 5,86% (warna biru), sedangkan muka tanah di antara HHWL (+1,21 m) dan LLWL (-0,10 m) sebesar 94,14% (warna merah muda) seperti ditunjukan pada Gambar 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kawasan ini merupakan kawasan terdampak rob. Gambar 2. Analisis Muka Tanah Tambak Lorok terhadap HHWL dan LLWL

Page318 Dengan melihat hasil analisis pada Gambar 2, apabila air laut mengalami pasang tertinggi maka kawasan ini pasti terendam oleh rob. Oleh karena itu direncanakan drainase sistem polder yang terdiri dari saluran drainase, kolam detensi, tanggul laut, dan rumah pompa. Gambar 3 merupakan perencanaan sistem drainase di kawasan Tambak Lorok. Tanggul pantai yang berupa jalan sebagai penahan banjir rob dirancang mulai dari jalan arteri yang ada. Kolam detensi dan rumah pompa berada di ujung utara dari Kawasan Tambak Lorok. Sedangkan internal drain dialirkan ke saluran primer tepi tanggul dan tepi jalan. Gambar 3. Perencanaan Sistem Polder Tambak Lorok Data sekunder yang selanjutnya digunakan dalam perencanaan sistem polder Tambak Lorok adalah data hujan harian maksimum pada stasiun hujan Maritim. Perhitungan hujan harian rata-rata dianalisis dengan menggunakan program A-Prob (Istiarto, 2014) untuk memperoleh curah hujan rencana. Tipe sebaran yang digunakan adalah Log Pearson III. Tipe sebaran tersebut telah diuji dengan metode Chi-kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov. Hasil curah hujan rencana dengan periode ulang 2 hingga 50 tahun ditunjukan pada Tabel 1. Tabel 1. Hujan Rencana Stasiun Maritim T (Tahun) Xt (mm) 2 107 5 133 10 150 20 171 50 183 Berdasarkan hasil curah hujan rencana dari aplikasi A-Prob kemudian dihitung intensitas hujan. Perhitungan intensitas hujan menggunakan pendekatan melalui hyetograf hujan jamjaman Stasiun Maritim dengan menghitung waktu konsentrasi (tc) setiap saluran drainase menggunakan rumus Kirpich (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002). Intensitas hujan dihitung dengan durasi 15 menit seperti pada Tabel 2. Intensitas hujan dengan periode ulang 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun merupakan input pada pemodelan hidrologi EPA SWMM 5.1 guna menghitung besar hidrograf banjir.

Page319 Tabel 2. Intensitas Hujan Stasiun Maritim Kala Hujan Intensitas tc Ulang Rencana Hujan (tahun) (mm) (jam) (mm/15 menit) 2 107 1,09 26,75 5 133 1,09 33,25 10 150 1,09 37,50 20 165 1,09 41,25 50 183 1,09 45,75 Perhitungan debit banjir dengan menggunakan pemodelan EPA SWMM 5.1 dilakukan dengan membuat simulasi saluran drainase dan kolam detensi rencana seperti ditunjukan pada Gambar 4. Pada pemodelan ini, kawasan Tambak Lorok dibagi ke dalam beberapa subcatchment dan untuk internal drain eksisting dimodelkan masuk ke saluran drainase rencana di tepi tanggul dan tepi jalan utama Tambak Lorok. Gambar 4. Pemodelan Sistem Drainase Tambak Lorok Hasil pemodelan hidrologi dengan menggunakan EPA SWMM 5.1 diperoleh debit banjir periode ulang 2 hingga 50 tahun seperti disajikan pada Gambar 5 berikut. Gambar 5. Hidrograf Banjir Kawasan Tambak Lorok Periode Ulang 2 Hingga 50 Tahun

Page320 Perencanaan saluran primer di kawasan Tambak Lorok menggunakan debit banjir periode ulang 10 tahun. Perencanan ini dilakukan dengan memodelkan saluran drainase rencana menggunakan HEC-RAS. Saluran drainase rencana berupa saluran drainase tertutup. Pemodelan saluran drainase rencana dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Drainase tepi tanggul direncanakan menggunakan U-Ditch dengan ukuran 1,20 x 1,20 m dan drainase tepi jalan utama menggunakan U-Ditch 1,00 x 1,00 m. Hasil pemodelan disajikan dalam Gambar 7. Gambar 6. Pemodelan Saluran Drainase Rencana dengan HEC-RAS Gambar 7. Hasil Pemodelan HEC-RAS Saluran Drainase Tepi Jalan (Kiri), Hasil Pemodelan HEC-RAS Saluran Drainase Tepi Tanggul (Kanan) Dimensi kolam detensi didesain dengan mengacu pada RTBL Kampung Wisata Bahari Tambak Lorok yaitu seluas 5 hektar dengan kedalaman 1,60 meter. Air pada kolam detensi dipertahankan pada kedalaman 1 meter agar air tetap dapat mengalir ke kolam detensi secara gravitasi. Elevasi tertinggi kolam direncanakan pada elevasi -0,30 m agar elevasi terendah kawasan Tambak Lorok (pada elevasi +0,20 m) tetap dapat mengalir secara gravitasi, sedangkan elevasi dasar kolam direncanakan pada elevasi -1,40 m dengan mempertimbangkan besarnya rembesan dan tinggi LLWL air laut. Dengan luas kolam

Page321 detensi sebesar 5 hektar dan kedalaman efektif sebesar 1 m, maka diperoleh volume efektif kolam detensi sebesar 50.000 m 3. Debit banjir rencana dan dimensi kolam detensi menghasilkan kapasitas pompa yang diperlukan sebesar 0,60 m 3 /det (untuk periode ulang 50 tahun) sebanyak 3 buah dimana 1 buah pompa sebagai cadangan. Dari grafik hidrograf banjir periode 50 tahun dan grafik keluaran akibat adanya pompa, dapat diplot sehingga menjadi grafik yang ditunjukan pada Gambar 8. Gambar 8. Hidrograf Inflow dan Outflow Sistem Polder Tambak Lorok Volume yang harus ditampung di kolam detensi adalah sebesar 4,77 m 3 /s x 15 x 60 = 4.293 m 3 ( Qin Qout pada jam 0:30:00 sampai jam 2:00:00). Data hidro oceanografi yang digunakan selain data pasang surut adalah data angin. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode SMB atau Sverdrup-Munk- Bretschneider (CERC,1984), diperoleh hasil tinggi gelombang signifikan dari arah Barat Laut sebesar 2,44 m yang selanjutnya dipergunakan untuk perhitungan wave set-up dan wind set-up. Tinggi wave set-up adalah: Sumber: Triatmodjo, 1999... (1) Sw = 0,11 m Tinggi wind set-up adalah: Sumber: Triatmodjo, 1999... (2)

Page322 Δh = 200000. sin 45.3,5x10-6 Δh = 0,10 m Tinggi sea level rise berdasarkan grafik kenaikan muka air laut (Triatmodjo, 1999), diperoleh hasil sebesar 20 cm. Gambar 9. Perhitungan Sea Level Rise Sehingga diperoleh elevasi muka air rencana sebagai berikut. DWL = HHWL + S w + Δh + SLR... (3) Sumber: Triatmodjo, 1999 DWL = 1,21 + 0,11 + 0,1 + 0,2 DWL = + 1,62 m Dikarenakan daerah Tambak Lorok mengalami penurunan tanah cukup tinggi yaitu ± 5 cm per tahun (Pujiastuti et al,. 2015). Pada perencanaan tanggul, diperhitungkan penurunan tanah selama 20 tahun, sehingga diperoleh tinggi tanggul sebagai berikut. Tinggi Tanggul = DWL + Land Subsidence + Tinggi Jagaan... (4) Tinggi Tanggul = +1,62 + 1 + 0,6 = +3,22 m +3,30 m Dari hasil perencanaan sistem polder Tambak Lorok diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) aktual dengan rincian seperti pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sistem Polder Tambak Lorok No. Jenis Pekerjaan Harga I Pekerjaan Persiapan 244.939.710,58 II Pekerjaan Tanggul 259.886.308.362,85 III Pekerjaan Saluran Drainase Tepi Jalan U-Ditch 1x1 m 8.684.796.644,27 IV Pekerjaan Saluran Drainase Tepi Tanggul U-Ditch 1,2x1,2 m 4.396.426.931,41 V Pekerjaan Kolam Detensi 73.795.679.854,66 VI Pekerjaan Rumah Pompa 11.788.260.963,65 VII Pekerjaan Rumah Operator Pompa 248.472.328,11 Jumlah 359.044.884.795,53 Pajak (PPN 10%) 35.904.488.479,55 Jumlah Akhir 394.949.373.275,08 Pembulatan 394.949.374.000,00

Page323 KESIMPULAN Perencanaan Sistem Polder di kawasan Tambak Lorok yang sering tergenang akibat banjir dan rob hasilnya sebagai berikut: 1. Perencanaan sistem polder merupakan upaya penanganan banjir dan rob yang paling cocok untuk daerah Tambak Lorok Kota Semarang. 2. Analisis hidrologi, hidrolika, dan hidrooceanografi dilakukan untuk mengetahui daerah yang terdampak bencana banjir dan rob dan menentukan dimensi saluran drainase, kolam detensi, tinggi tanggul, serta kapasitas pompa dalam sistem polder di Tambak Lorok. 3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat digunakan sebagai dasar pembangunan sistem polder di Tambak Lorok. SARAN Studi lanjutan guna mempelajari sistem operasi dan pemeliharaan yang efisien dan berbasis masyarakat perlu dilakukan. Jadi, penelitian selanjtunya perlu disusun sistem pengelolaan polder yang berbasis masyarakat sehingga biaya pemeliharaan tidak terlalu membebani anggaran pemerintah. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Dinas PSDA dan ESDM Kota Jawa Tengah, Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, BBWS Pemali Juana, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang atas dukungan dan bantuan data sekunder dalam perencanaan ini. DAFTAR PUSTAKA Ankum, P., 2002. Design of Open-Channels and Hydraulic Structures, Lecture Notes, College CT3410 "Waterbeheersing", T U Delft. CERC, 1984. Shore Protection Manual Volume I, US Army Coastal Engineering Research Center, Washington. Istiarto, 2014. Modul Pelatihan Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan Bantuan Paket Program Hidrodinamika HEC-RAS, http://istiarto.staff.ugm.ac.id/docs/hidter/hec- RAS%20Dasar%20Simple%20Geometry%20River%20Jul14.pdf, 11 September 2016. Huda, M. C., 2013. Pengaturan Perizinan Reklamasi Pantai Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup, PERSPEKTIF Volume XVIII No. 2 Tahun 2013 Edisi Mei. Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nugroho, S.H., 2013, Prediksi Luas Genangan Pasang Surut (Rob) Berdasarkan Analisis Data Spasial di Kota Semarang, Indonesia, Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Volume 4 No. 1 Hal 71-87 Tahun 2013 Edisi April. Pujiastuti, R., Suripin & Syafrudin, 2015. Pengaruh Land Subsidence terhadap Genangan Banjir dan Rob di Semarang Timur, Volume 21 No 1 Tahun 2015 Edisi Juli. Suripin. 2003. Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta. Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta. Wahyudi, S. Imam. 2010. Perbandingan Penanganan Banjir Rob di La Briere (Perancis), Rotterdam (Belanda), dan Perspektif di Semarang (Indonesia), Riptek Vol. 4, No. II, Hal 29-35, http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/wpcontent/uploads/2013/12/4.rob_imam-wahyudi.pdf, 11 September 2016.