Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

dokumen-dokumen yang mirip
Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

DIVISI BIOETIKA DAN HUMANIORA

BAB III TINJAUAN TEORITIS

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

vii DAFTAR WAWANCARA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

MEDIKO LEGAL PADA HEMATOLOGI DAN ONKOLOGI. Dr. H. Edi Sulistyono, MM ( Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pati )

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

HUBUNGAN DOKTER - PASIEN SERTA HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER - PASIEN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

INFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Dilakukan Oleh Klinik Perusahaan

Prospek Implementasi UU SJSN dan UU BPJS Dalam Perlindungan Konsumen

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER PADA MASYARAAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kata kunci : tingkat pengetahuan hak dan kewajiban pasien atas informasi medis. Kepustakaan : 17 ( )

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

Aspek Hukum Hubungan Profesional Tenaga Kesehatan -Pasien. Drg. Suryono, SH, Ph.D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pasien penerima bantuan iuran. secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat

PANDUAN INFORMED CONSENT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK. Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

GAMBARAN SIKAP PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Etik-kah Seorang Dokter Menuntut Pasien yang Seharusnya Ditolong? Oleh Dr. Ferryal Basbeth,SpF Rabu, 10 Juni :30

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA MALPRAKTEK MENURUT UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN KUHP.

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

Masalah Malpraktek Dan Kelalaian Medik Dalam Pelayanan Kesehatan. Written by Siswoyo Monday, 14 June :21

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Tujuan & Tugas KKI. Tujuan:

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PARU BATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

RELEVANSI Skm gatra

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

(dalam) layanan primer

HOSPITAL BYLAWS PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT M.C.Inge Hartini 2009

Transkripsi:

Hospital by laws Dr.Laura Kristina

Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat mengikat pihak-pihak lain

Pembuatan Hospital Bylaws Berisi visi, misi, tujuan dan falsafah RS Untuk mengatur batas kewenangan, mengatur hak dan kewajiban Dari Hukum Perdata,hospital bylaws menjadi undang undang bagi pihak yang mengadakan ikatan dengan RS Harus memperhatikan berbagai etika dari berbagai profesi yang terlibat dalam pemberian jasa layanan medik

RS Swasta Sarana kesehatan yang didirikan dan dikelola oleh swasta, baik perorangan atau badan hukum Pemerintah tidak berhak untuk mencampuri secara langsung penyusunan hospital bylaws, tetapi untuk melaksanakan police power,pemerintah dapat membuat ramburambu yang bersifat umum dan mengatur prinsip-prinsipnya

Ruang Lingkup 3 aspek yang perlu diatur : 1. Clinical care, menyangkut profesionalisme, standar pelayanan, prosedur pelayanan, rekam medik dsb 2. Public health care, menyangkut pemberdayaan masyarakat (promotif dan preventif) 3. Manajemen, menyangkut staf, provider kesehatan, pasien, pemilik

Ciri Hospital Bylaws Tidak menyimpang dari hukum,peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, HAM

Fungsi Hospital bylaws Sebagai pedoman operasional Untuk mengatur : 1. Kewenangan dan kewajiban pemilik, direksi, manajer,tenaga kerja 2. Hak dan kewajiban klien 3. Kewajiban RS terhadap pemerintah dan Lembaga penegakan hukum 4. Tatalaksana kewajiban, kewenangan dan hak

Manfaat Pedoman bagi tenaga kerja, klien, Sarana menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu pelayanan RS kepada masyarakat Prasyarat akreditasi institusi Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak Acuan penyelesaian sengketa

Bentuk Hospital bylaws Peraturan Rumah Sakit Standard operating procedure Surat keputusan, ketetapan, penugasan Pengumuman dan pemberitahuan Hal-hal yang penting harus disebarluaskan sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh tenaga kerja dan pasien

Hospital liability Dr Laura Kristina

Pendahuluan Pelayanan yang diberikan oleh RS, tidak selalu memberikan hasil seperti yang diharapkan, tetapi bila yang dilakukan sesuai dengan standar operasional maka kecelakaan yang terjadi merupakan bagian dari resiko medik. Namun bila kecelakaan yang terjadi karena kesalahan health care provider maka pasien dapat menuntut ganti rugi

Kerugian Fisik : hilangnya / tidak berfungsinya seluruh / sebagian anggota tubuh (kerugian materiel) Non Fisik : berkaitan dengan martabat seseorang (kerugian immateriel) Siapa yang harus bertanggung jawab? Untuk menjawabnya perlu diketahui :

1.Jenis tanggung gugat Contractual liability, karena ingkar janji, tidak dilaksanakannya suatu kewajiban dalam hubungan kontraktual. Kewajiban yang harus dilakukan oleh Health care provider adalah berupa upaya dan bukan hasil Upaya yang tidak memenuhi standar (civil malpractice)

Liability In tort. Tanggung gugat berdasarkan perbuatan melawan hukum,melanggar kesusilaan Contohnya membocorkan rahasia kedokteran, eutanasia atau ceroboh dalam melakukan upaya medik sehingga pasien cacat/ meninggal dunia

Strict liability. Tanggung gugat tanpa kesalahan Misalnya produsen rokok harus membayar ganti rugi atas terjadinya kanker paru paru, kecuali sudah diperingatkan sebelumnya. Produk darah yang menularkan HIV / Hepatitis

Vicarious liability. RS yang bertanggung jawab atas gugatan kepada dokter yang bekerja sebagai pegawai, bukan sebagai mitra

2. Pola hubungan terapetik Hubungan pasien Rumah Sakit, artinya pasien sudah dewasa dan bertanggung jawab untuk memberikan kontraprestasi. Sedangkan dokter sebagai pegawai RS, bertugas melaksanakan tanggung jawab RS Biasanya pada RS milik pemerintah dan dokternya digaji secara penuh

Hubungan Penanggung pasien-rumah sakit, artinya bila pasien tidak berakal sehat, maka penanggungnya yang wajib memberikan kontra prestasi Hubungan Pasien-dokter, hubungan yang terjadi bila pasiennya dewasa dan dokter sebagai mitra RS dan bukan pegawai Artinya dokter wajib memberikan prestasi dan RS hanya memberikan fasilitas

Konsepnya seolah-olah RS hanya menyewakan fasilitas bagi dr yang memerlukannya Dokter mendapatkan penghasilan berdasarkan jumlah pasien, kuantitas dan kualitas tindakan medik yang dilakukan Hub. Penanggung pasien-dokter. Prinsipnya sama dengan pola butir 3 tapi pasien ditanggung oleh penanggungnya

Pola hub kerja dr di RS Dokter sebagai employee Dokter sebagai mitra Dokter sebagai independent contractor Dokter sebagai independent contractor, contohnya tim operasi yang terdiri dari tim operator dan anestesi, didalamnya tiap tim memiliki pimpinan sendiri-sendiri, dan bekerja secara mandiri. Hal ini bisa diterapkan bila dokter berkedudukan sebagai mitra.

Hospital liability Kerugian yang disebabkan oleh peralatan medik/ non medik dibebankan kepada RS Kerugian karena kesalahan medical treatment, pertanggung jawabannya sangat tergantung pada status dokter di RS tersebut. Bila statusnya sebagai mitra atau independent contractor, maka dokter sendiri yang bertanggung jawab. Namun bila ia bekerja sebagai pegawai, maka RS yang bertanggung jawab.

Hukum dan etik RS Dr. Laura Kristina

Panitia Etika Rumah Sakit Anggota : staf medis, perawatan, administratif dan pihak lain yang berkaitan dengan tugas RS Fungsi : memberikan nasihat/ konsultasi melalui diskusi dan berperan dalam penyelesaian kasus-kasus sulit

Manfaat PERS Sebagai sumber informasi yang relevan untuk penyelesaian masalah etik di RS Mengidentifikasi masalah etik dan berpendapat untuk penyelesaian Memberikan nasihat untuk meneruskan atau tidak perkara pelanggaran etik ke Majelis Kode Etik Kedokteran

Hak RS Membuat Hospital Bylaws Mensyaratkan pasien untuk taat pada peraturan RS, semua instruksi dokter Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di RS Menuntut pihak-pihak yang melakukan wanprestasi

Kewajiban RS Merawat pasien sebaik-baiknya Menjaga mutu perawatan Memberikan pertolongan UGD Menyediakan dan menjaga sarana,peralatan umum dan medik yang dibutuhkan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai Merujuk pasien ke RS lain Menyediakan daya penangkal kecelakaan

Hak Pasien di RS Pelayanan yang manusiawi Mutu perawatan yang baik Memilih dokter dan memintanya untuk berkonsultasi dengan dokter lain Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita Informasi atas penyakit, tindakan medik dan alternatif terapi lainnya, prognosis dan perkiraan biaya pengobatan

Hak pasien di RS Meminta tidak diinformasikan penyakitnya Menolak tindakan medis Mengajukan keluhan dan memperoleh tanggapan Didampingi oleh keluarga dalam keadaan kritis Mengakhiri pengobatan dengan tanggung jawab sendiri Menjalankan agama dan kepercayaannya dengan tertib

Kewajiban Pasien di RS Menaati segala peraturan tata tertib RS Bercerita dengan jujur segala sesuatu tentang penyakitnya Mematuhi instruksi dokter dalam rangka pengobatannya Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan RS/ dokter Mematuhi segala perjanjian yang ditandatanganinya

Penanganan Penderita Gawat Darurat Dr. Laura Kristina

Gawat darurat Kondisi klinik yang memerlukan perawatan medik yang cepat, tepat, bermutu dan terjangkau Dapat timbul karena kecelakaan massal, bencana alam dan peperangan

Landasan etik medik Pancasila, terutama sila perikemanusiaan yang adil dan beradab LSDI KODEKI

Butir-butir KODEKI yang berkaitan dengan kasus-kasus gawat darurat Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan Dokter harus melaksanakan profesinya menurut ukuran tertinggi Dokter harus melindungi hidup insani Dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan keterampilannya untuk kepentingan penderita

Dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi Dalam bekerjasama dengan pejabat di bidang lain, seorang dokter harus memelihara rasa saling pengertian yang sebaik baiknya Pasien diberi kebebasan untuk beribadat atau meminta nasihat dengan keluarganya Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu tentang penderita, bahkan setelah penderita itu meninggal Dokter harus menjaga kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik

Contoh Kasus Seorang dokter sps yang bertugas jaga, tidak bersedia datang untuk memeriksa penderita gawat darurat yang dikonsulkan kepadanya, kemudian penderita meninggal dunia maka dr tsb telah melakukan malpraktek etik dan pidana, karena kelalaiannya menyebabkan seorang meninggal dunia

Dokter yang langsung mentransfer pasien UGD ke RS rujukan tanpa memberikan pertolongan pertama untuk memperbaiki KU penderita sehingga penderita meninggal dunia di perjalanan, dianggap suatu kelalaian (malpraktek etik dan pidana) dan dapat dituntut pasal KUHP

Seorang dokter / RS yang menunda-nunda rawat inap/tindakan medik kepada penderita karena belum membayar uang muka, telah melanggar etik dan hukum. Untuk penderita GD yang tidak sadar,tidak didampingi oleh keluarga dan memerlukan tind. Pembedahan segera untuk menyelamatkan jiwanya, maka tidak diperlukan persetujuan tindakan medik dari siapapun

Seorang anak / penderita penyakit jiwa yang mendapat KLL dan tiba di RS tanpa wali/ortunya untuk menandatangani PTM, sedangkan pembedahan tidak dapat ditunda-tunda lagi demi mencegah bertambah parahnya penyakitnya, maka tindakan dokter melakukan pembedahan itu dapat dibenarkan dan sesuai dengan KODEKI

Pada prosedur diagnostik / terapi yang harus segera dilakukan pada penderita gawat darurat, baik yang memerlukan / tidak memerlukan PTM, tidak diharuskan kepada dokter untuk menjelaskan segala aspek dari tindakan medik itu secara rinci, karena waktu yang sangat terbatas. Jadi jika timbul komplikasi yang tidak sempat dijelaskan sebelumnya, maka tidak dapat dipersalahkan

Pada kecelakaan massal perlu membagi korban dalam 3 kelompok : 1. Cedera ringan, tanpa pelayanan dokter tidak mengancam jiwanya 2. Cedera sedang / berat, jika ditolong akan menyelamatkan jiwanya 3. Cedera sangat berat / parah, sekalipun ditolong tidak menyelamatkan jiwanya maka yang ditolong..

Utamakanlah kelompok yang ke 2