HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Prodi Kebidanan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung 1. Prodi Kebidanan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aan Hasanah

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

2 nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 2017 ISSN: Tegal - Indonesia, Mei 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS TALANG BAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang: Angka Kematian Ibu di Indonesia masih cukup tinggi yang mana masih dibawah target pencapaian tahun 2014. Penyebab AKI dapat diturunkan dan dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang rutin dan berkualitas untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan dan komplikasi. Selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. Apabila ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin memeriksakan kehamilannya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuaan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilannya. Metode: Penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 30 responden. Analisa data menggunakan chi squere. Hasil: hasil uji korelasi dengan menggunkan chi squere diperoleh X2hitung 7,759 dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2, maka nilai X2tabel 5,991. Diperoleh hasil X2hitung > X2tabel (7,759 > 5,991) sehingga diputuskan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Simpulan: Ada hubungan pengetahuan pada ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Kata kunci: pengetahuan, kepatuhan, kehamilan A. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, pada tahun 2012 mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013 diperoleh tanggal 9 Mei 2013). Di provinsi Jawa Tengah selama tahun 2012 berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah angka kematian ibu mencapai 675 kasus dan cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Anonim, 2013). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes RI, 2009). Adapun usaha pemerintah dalam 33

menurunkan AKI, yaitu dengan memantau dan mengevaluasi program asuhan kehamilan. Hal ini dapat dipantau dari indikator cakupan layanan antenatal (Prawirohardjo, 2007). Cakupan layanan antenatal dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil K1 sampai kunjungan K4 dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Di jawa tengah sendiri cakupan ibu hamil (K4) mengalami fluktuasi dari tahun 2007 sebesar 87,05% meningkat menjadi 90,14% di tahun 2008, dan 93,39% pada tahun 2009 tetapi terjadi sedikit penurunan di tahun 2010 yaitu 92,04%, yang mana masih dibawah target pencapaian tahun 2015 yaitu 95%. Meskipun demikian, cakupan kunjungan antenatal di provinsi Jawa Tengah tahun 2010 lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan nasional yaitu 84% (Dinkesjateng, 2010). Data diatas menggambarkan bahwa kepatuhan ANC yang rendah. Sehingga dapat menyebabkan tidak diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Pada awalnya, kehamilan yang diperkirakan normal dapat berkembang menjadi kehamilan pathologi. Jadi ibu hamil harus rutin untuk memeriksakan kehamilannya agar dapat deteksi dini jika ada komplikasi kehamilan. Selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. Apabila ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin memeriksakan kehamilannya (Saifuddin, 2008: 28; Prawiroharjo, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 21 april 2013 di BPS Ernawati Klego Boyolali dengan melakukan wawancara kepada 10 ibu hamil didapatkan ibu hamil yang mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan sebanyak 4 orang (40%), sedangkan berdasarkan catatan buku KMS ibu yang rutin melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 orang (60%). Disamping itu peneliti juga menemukan satu ibu hamil yang tangan dan mukanya bengkak, tapi ibu tersebut tidak mau memeriksakan kehamilannya ke BPS setempat, dikarenakan ibu tersebut beranggapan bahwa bengkak pada muka dan tangan adalah suatu hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul penelitian Hubungan tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Ernawati Klego Boyolali. B. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross 34

sectional. Lokasi penelitian di BPS Ernawati Klego Boyolali. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II keatas yang memeriksakan kehamilannya di BPS Ernawati, pada bulan Januari - April 2013 berjumlah 70 ibu hamil, adapun jumlah sampel 30 responden yang diambil dengan menggunakan sampling incidental. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan dua variabel penelitian: variabel bebas (pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan) dan variabel terikat (kepatuhan pemeriksaan). Data yang dikumpulkan dalam penelitian inii adalah data primer dan sekunder. Teknik analisa penelitian ini menggunkan analisa univariat (mengetahui karakteristik responden) dan analisa bivariat dengan uji chi squere. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Analisi yang digunakan untuk menggambarkan masing-masing karakteristik ibu. Adapun karakteristik ibu dapat dilihat dari tabel berikut ini: a. Umur Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase < 20 tahun 20 35 tahun > 35 tahun 3 25 2 10,0% 83,3% 6,7% Tabel 1 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan umur. Dari 30 responden sebagian besar berumur 20 35 tahun (83,3%) dan yang paling sedikit berumur >35 tahun (6,7%). b. Pendidikan Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase SD SMP SMA PT 5 8 14 3 16,7% 26,7% 46,7% 10,0% Tabel 2 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan pendidikan. Dari 30 responden sebagian besar berpendidikan SMA (46,7%) dan yang paling sedikit berpendidikan Perguruan tinggi (10,0%). c. Paritas Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Persentase Nullipara Primipara Multipara 13 11 6 43,3% 36,7% 20,0% Tabel 3 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan paritas. Dari 30 responden sebagian besar adalah ibu nullipara (43,3%) dan yang paling sedikit adalah ibu multipara (20.0%). 35

d. Pekerjaan Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase Ibu Rumah Tangga Wiraswasta 23 7 76,7% 23,3% Tabel 4 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Dari 30 responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga (76,7%) dan yang paling sedikit adalah ibu yang pekerjaannya wiraswasta (23,3%). e. Pengetahuan tentang Tanda Bahaya Kehamilan Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang Tanda Bahaya Kehamilan Pengetahuan Frekuensi Persentase Tinggi Sedang Rendah 16 11 3 53,3% 36,7% 10,0% Tabel 5 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan. Dari 30 responden sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi (53,3%) dan yang paling sedikit memiliki pengetahuan yang rendah (10,0%). f. Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Tabel 6 Distribusi Responden berdasarkan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Kepatuhan Frekuensi Persentase Patuh Tidak Patuh 19 11 63,3% 36,7% Tabel 6 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Dari 30 responden sebagian besar dikategorikan patuh dalam pemeriksaan kehamilan (63,3%) dan yang paling sedikit tidak patuh (36,7%). 2. Analisis bivariat Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Tabel 7 Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Pengetahuan tentang Tanda Bahaya Kehamilan dan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah Kepatuhan Patuh 13 (81,25%) 6 (54,54%) 0 (0,0%) Tidak Patuh 3 (18,75%) 5 (45,46%) 3 (100%) Total 16 (100%) 11 (100%) 3 (100%) Total 19(63,33%) 11(36,67%) 30 (100%) Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan yang dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Dari 16 Responden yang berpengetahun tinggi tentang tanda bahaya kehamilan 36

mayoritas berperilaku patuh yaitu 13 responden (83,25%). b. Dari 11 Responden yang berpengetahun sedang tentang tanda bahaya kehamilan mayoritas berperilaku patuh yaitu 6 responden (54,54%). c. Dari 3 Responden yang berpengetahun rendah tentang tanda bahaya kehamilan semuanya berperilaku tidak patuh. Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa responden dengan pengetahuan tinggi akan berperilaku patuh. Tabel 8 Hasil Perhitungan Uji Chi Square dan Koefisien Contingency Hubungan antara Pengetahuan tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan X 2 df p C 7,759 2 0,021 0,453 Tabel 8 memperlihatkan hasil perhitungan uji chi square dan koefisien contingency hubungan antara pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Analisis korelasi kedua variabel menghasilkan nilai uji statistik (X 2 ) sebesar 7,759 hitung dengan probabilitas atau signifikansi (p) sebesar 0,021. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2 sehingga diperoleh nilai batas (X 2 ) sebesar 5,991. tabel Apabila dibandingkan terlihat bahwa X 2 hitung > X2tabel (7,759 > 5,991) atau p < 0,05 sehingga diputuskan bahwa H 0 ditolak atau H a diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pengetahuan dari ibu hamil tentang pengertian dan macam-macam tanda bahaya kehamilan. Beberapa karakteristik dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap pengetahuan ibu hamil. Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa mayoritas ibu hamil (83,3%) berumur 20-35 tahun. Semakin tua atau bertambahnya umur seseorang, semakin banyak pengalaman seseorang tersebut sehingga mempengaruhi pengetahua. Mubarak (2007), mengatakan yang mana pengalaman mempengaruhi pengetahuan seseorang dan pada akhirnya di peroleh pengetahuan yang lebih mendalam. Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil (46,7%) berpendidikan SMA. Di Indonesia lulusan SMA sudah dapat dikatakan memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik dapat memperluas wawasan dan 37

meningkatkan kemampuan penyerapan informasi. Faktor paparan informasi inilah yang berpengaruh langsung terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Menurut Mubarak (2007) informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui hampir separuh (43,3%) adalah ibu nullipara. Adapun ibu hamil yang sebagian besar adalah nullipara (belum pernah melahirkan, artinya kemungkinan besar baru mengalami kehamilan pertama) menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini tingkat pengalamannya masih rendah. Rendahnya pengalaman ibu menimbulkan minat untuk mencaritahu tentang kehamilan dan pada akhirnya di peroleh pengetahuan yang lebih mendalam. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah di alami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologi akan timbul kesan yang sangat mendalam membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Mubarak, 2007). Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar (76,7%) adalah ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Adapun faktor pekerjaan menunjukkan seberapa banyak waktu yang dimiliki. Sebagian besar ibu hamil tidak bekerja artinya mereka memiliki waktu yang cukup banyak yang dapat digunakan untuk mencari informasi seputar kehamilan sehingga pengetahuannya menjadi baik. Dengan demikian pada dasarnya pendidikan dan pekerjaan meningkatkan pengaruh faktor informasi terhadap pengetahuan. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (53,3%) memiliki pengetahuan yang tinggi. Ada beberapa responden (36,7%) yang memiliki pengetahuan sedang. Responden yang memiliki pengetahuan rendah jumlahnya paling sedikit (10,0%). Dengan demikian ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di BPS Ernawati Klego Boyolali dapat dikatakan memiliki tingkat pengetahuan baik. Menurut Mubarak (2007), pengetahuan dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar, dan informasi. 38

Kepatuhan didefinisikan sebagai perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di mana ibu dikategorikan patuh apabila melakukan pemeriksaan kehamilan pada jadwal kunjungan yang dianjurkan oleh bidan atau kalau terlambat tidak lebih dari 2 atau 3 hari dari jadwal tersebut. Bersadarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (63,3%) dikategorikan patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Dengan demikian para ibu hamil trimester II ke atas yang memeriksakan kehamilannya di BPS Ernawati Klego Boyolali dapat dikatakan memiliki tingkat kepatuhan pemeriksaan kehamilan yang baik. Pemeriksaan kehamilan (antenatal care) adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Marmi, 2011). Tujuan utamanya adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Tujuan tersebut akan tercapai apabila ibu hamil patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini secara deskriptif memperlihatkan bahwa ibu hamil yang sebagian besar dikategorikan patuh dalam pemeriksaan kehamilan sebanding dengan pengetahuan mereka yang sebagian besar dikategorikan tinggi. Kepatuhan pemeriksaan kehamilan selain didukung oleh pengetahuan juga didukung faktor-faktor lain. Menurut Niven (2005) faktor yang mendukung kepatuhan yaitu pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, dan meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien. Ketidakpatuhan dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang instruksi, rendahnya kualitas interaksi tenaga kesehatan dengan pasien, adanya isolasi sosial dan keluarga, dan keyakinan sikap dan kepribadian yang tidak mendukung. Pengetahuan secara teoritis merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku, demikian pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dapat membentuk perilaku kesehatan dalam bentuk kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Dari hasil penelitian dalam tabel 7, Orang yang berpengetahuan tinggi cenderung patuh memeriksakan kehamilannya. Hal tersebut dibuktikan dengan analisa data chi squere pada tabel 8 yang menunjukkan ada hubungan yang 39

signifikan antara pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan di BPS Ernawati Klego Boyolali. Keterkaitan hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan dibuktikan dengan uji statistik yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hasil uji statistik (X 2 hitung ) sebesar 7,759 dengan probabilitas atau signifikansi (p) sebesar 0,021. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2 sehingga diperoleh nilai batas (X 2 ) sebesar 5,991. Apabila tabel dibandingkan terlihat bahwa X 2 > hitung X2 tabel (7,759 > 5,991) atau p < 0,05 sehingga diputuskan bahwa H 0 ditolak atau H a diterima. Tingkat kekuatan hubungan kedua variabel termasuk sedang (C = 0,453). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arummy (2012), tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Di BPS Hartini Klaten, dimana menunjukkan korelasi yang bernilai positif atau sebanding. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian penulis, teori pendukuung dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan yang semakin tinggi tentang tanda bahaya kehamilan akan meningkatkan kemungkinan ibu untuk patuh dalam pemeriksaan kehamilan. Jadi apabila ada dua ibu hamil dengan karakteristik dan latar belakang yang sama, maka ibu dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat kepatuhan yang lebih baik dalam pemeriksaan kehamilan. D. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan mayoritas dikategorikan tinggi. Sebagian besar ibu hamil mayoritas dikategorikan patuh melakukan pemeriksaan kehamilan dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan. Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang tanda bahaya kehamilan maka akan semakin patuh melakukan pemeriksaan kehamilan. 40

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2012). AKI di Jawa Tengah Selama 2012 Capai 675 Kasus. (4 Febuari 2013, http:// www.jatengtime.com diakses tanggal 20 april 2013). Arummy, A. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan di BPS Hartini Klaten. Surakarta. Stikes Aisyiyah Surakarta. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2010). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2010. Semarang: Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Menkes Upayakan Kejar Target MDG s. (2013, http://www. dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 9 mei 2013). Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mubarak, W, I. (2007). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Niven, N. (2005). Psikologi kesehatan. Jakarta: EGC. Saifuddin, A. (2008). Ilmu kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, S. (2007). Buku acua nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 41