Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PROSES PEMASAKAN BLEACHING EARTH SEBAGAI KOAGULAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI PADA JOB PERTAMINA-MEDCO E & P TOMORI SULAWESI KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

PRE-ELIMINARY PRIMARY WASTEWATER TREATMENT (PENGOLAHAN PENDAHULUAN DAN PERTAMA)

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN RINGAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGOLAHAN HASIL SAMPING N₂O DENGAN KARBON AKTIF DAN SEDIMENTASI UNTUK MENURUNKAN NILAI TDS DAN TSS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

Pengaruh Massa dan Ukuran Biji Kelor pada Proses Penjernihan Air

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PROSES PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TAPIOKA. Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN

ANALISIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA INDUSTRI TEKSTIL (STUDI KASUS PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA)

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN PABRIK GULA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

STUDI EVALUASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SECARA TERPUSAT DI KAWASAN INDUSTRI REMBANG PASURUAN (PIER)

(Study Stirring Time)

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

PENGARUH MASSA DAN UKURAN BIJI KELOR PADA PROSES PENJERNIHAN AIR

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PENANGANAN LIMBAH CAIR KILANG PENGOLAHAN KAYU DENGAN SISTEM RECYCLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

Transkripsi:

KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air limbah industri pengolahan kayu mengandung COD (chemical oxygen demand) 9. 500 mg/l, BOD (biological oxygen demand) 4.800 mg/l, and ph : 7 yang melebihi standar baku mutu air limbah, sehingga diperlukan pengolahan untuk memenuhi standar baku mutu. proses pengolahan yang dibutuhkan untuk menurunkan cod adalah pengolahan dengan menggunakan proses kimia dengan penambahan koagulan. Dalam penelitian ini, proses pengolahan air limbah dilakukan dalam tangki berpengaduk dengan operasional secara batch, jenis koagulan yang dipergunakan seperti aluminium sulfat, ferri chlorida, dan ferrosulfat dengan variasi konsentrasi 25, 50, 100, 150, dan 2000 mg/l,kecepatan putaran pengaduk 100 rpm dan waktu pengadukan 15, 20, 25, 30, dan 35 menit. Hasil penelitian terbaik menunjukann jenis koagulan terbaik adalah ferri chlorida dengan konsentrasi 200 mg/l, waktu pengadukan 35 menit, penurunan COD mencapai 98% dan BOD 95%. Kata Kunci : air limbah, koagulan, pengaduk, BOD dan COD 1. PENDAHULUANN Industri pengolahan kayu mempergunakan air sebagai media untuk proses pencucian, dalam proses pencucian air mengalami perubahan sifat akibat perpindahan komponen lignin dan bahan terlarut dalam kayu. Air limbah pengolahan kayu mempunyai kualitas wasrna merah, mengandung padatan tersuspensi dan terlarut baik yang bersifat organik maupun anorganik. Berdasarkan analisis laboratorium, air limbah industri pengolahan kayu mempunyai konsentrasi COD (chemical oxygen demand) : 9.500 mg/l, BOD (biological oxygen demand) : 4.800 mg/l dengan derajat keasaman (ph) : 7. Air limbah yang dihasilkan oleh industrii pengolahan kayu mempunyai konsentrasi COD dan BOD yang melebihi baku mutu yang ditetapkan yakni COD : 150 mg/ /l, BOD : 75 mg/l, dan ph 6-9. Air limbah ini menjadi permasalahan bagi industri pengolahann kayu jika dibuang langsung ke lingkungan (badan air penerima). Dalam rangka menghindari terjadinya pencemaran lingkungan akibat pembuangan air limbah, air limbah dengan konsentrasi polutan seperti COD dan BOD yang melebihi baku mutu diharuskan dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Penurunan konsentrasi polutan COD dan BOD dapat dilakukan dengan prosess kimia maupun biologi, dalam penelitian ini penurunan konsentrasi polutan COD dan BOD dilakukan dengan proses kimia (koagulasi/flokulasi). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kinerja berbagai jenis koagulan (aluminium sulfat, ferri chlorida, dan ferro sulfat) dalam penyisihan konsentrasi COD dan BOD air limbah industri pengolahan kayu. 2. LANDASAN TEORI 2.1 KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU Air limbah industri pengolahan kayu merupakan air limbah hasil proses pencucian kayu, berdasarkan hasil analisiss laboratorium diketahui kualitas air limbah industri pengolahan kayu seperti tercantum dalam tabel 1. C.8-1

Tabel 1. Kualitas Air Limbah Industri Pengolahann Kayu Parameter COD BOD ph Warna Satuan mg/ /l mg/ /l Coklat tua Konsentrasi 9.500 4.800 7 Sumber : Balai besar laboratorium kesehatan surabaya 2.2. BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI Baku mutu air limbah industri merupakan batas maksimum air limbah yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup dari suatu aktifitas. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Jawa Timur No 45 tahun 2002, baku mutu air limbah industri ditetapkan seperti tercantum dalam tabel 2 Tabel 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Pengolahan Kayu Parameter COD BOD ph Satuan mg/l mg/l Konsentrasi 150 75 6-9 Sumber : SK Gubernur Jawa Timur No 45 Tahun 2002 Berdasarkan kualitas air limbah industri pengolahan kayu dan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, maka air limbah industri pengolahan kayu harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (badan air). 2.3. PENGOLAHANN AIR LIMBAH Pengolahan air limbah bertujuan untuk menurunkan konsentrasi polutan yang terkandung dalam air limbah hingga mencapai batas yang diijinkan sesuai dengan baku mutu air limbah industri Proses pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan proses fisik, kimia, dan biologi. Proses fisik merupakan proses pemisahan padatan seperti pasir, plastik, kertas dan sebagainya, prosess fisik dilakukan dengan unit operasi seperti screening, sedimentasi, comminuttor, dan grit chamber. Prosess pengolahan air limbah dengan prosess kimia dilakukan dengan penambahan bahan kimia kedalam air limbah yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi padatan tersuspensi dan terlarut baik yang bersifat organik maupun anorganik. Unit operasi pada pengolahan secara kimia seperti koagulasi/flokulasi, netralisasi, injeksi gas (gas transfer), desinfektan, adsorpsi, pertukaran ion dan sebagainya. Proses pengolahan air limbah secara biologi merupakan proses pengolahan air limbah dengann memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan dan mengoksidasi bahan organik dan biodegradable. Unit operasi pengolahan secara biologi seperti standard activated sludge, contact stabilization, step aeration, extended aeration, oxidation ditch, trickling filter, biofilm tercelup, rotating biological contactor (RBC), contact aeration (oxidation) dan lainnya. 2.4. PENGOLAHANN AIR LIMBAH SECARA KIMIA Pengolahan air limbah secara kimia dilakukan dengan penambahan bahan kimia kedalam air limbah. Proses pengolahan secara kimia biasanya dikenal dengan proses koagulasi dan flokulasi yang bertujuan untuk menurunkan padatan tersuspensi dan terlarut yang terkandung dalam air limbah baik yang bersifat organik maupun anorganik. C.8-2

2.5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PENGOLAHAN SECARA KIMIA Berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air limbah secara kimia khususnya dengan proses koagulasi dan flokulasi diantaranya : a. b. c. d. Konsentrasi padatan, konsentrasi padatan tersuspensi dan terlarut yang terkandung dalam air limbah berpengaruh terhadap kebutuhan bahan koagulan maupun flokulan. Semakin besar konsentrasi padatan tersuspensi dan terlarut kebutuhan bahan koagulan dan flokulan semakin kecil dan sebaliknya, hal ini disebabkan pada konsentrasi padatan yang tinggi jarak antar partikel semakin dekat dan memudahkan proses penggabungan. (Eckenfelder, W, 2000) Derajat keasaman (ph), derajat keasaman (ph) air limbah mempengaruhi kinerja dari bahan koagulan, hal ini disebabkan setiap jenis koagulan bekerja efektif pada rentang ph tertentu. Koagulan aluminium sulfat bekerja efektif pada ph diatas 6, koagulan ferro sulfat pada rentang ph 4-7, koagulan ferri chlorida pada rentang ph 3-5, sedangkan senyawa polimer tidak dipengaruhi oleh ph. (Eckenfelder, W, 2000) Konsentrasi koagulan, Konsentrasi koagulan akan mempengaruhi efiisensi proses pengolahan, semakin besar konsentrasi pada umumnya efisiensi proses semakin besar dan sebaliknya. Konsentrasi koagulan yang terlalu tinggi dapat menurunkan derajat keasaman (ph) dan efisiensi menjadi rendah hal ini disebabkan sebagian besar koagulan jika dimasukkan kedalam air limbah akan melepaskan sifat asam sehingga ph air limbah menjadi turun. Konsentrasi koagulan aluminium sulfat yang dianjurkan 75 250 mg/l, koagulan ferro sulfat dianjurkann 70 200 mg/l, dan koagulan ferri chlorida 35 150 mg/l (Eckenfelder, W, 2000) Kecepatan pengadukan, Kecepatan pengadukan mempengaruhi efisiensi proses pengolahan, kecepatan putaran pengaduk yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya flok yang sudah terbentuk dan akan mempersulit proses sedimentasi, pada umumnya kecepatan pengadukan berkaitan dengan waktu pengadukan. Pada proses koagulasi dibutuhkan kecepatan putaran pengaduk yang tinggi tetapi waktu pengaduk yang relatif cepat (2-15 menit), sedangkan pada proses flokulasi dibutuhkan kecepatan putaran pengaduk yang rendah dan waktu pengadukan yang relatif lebih lama (20-40) menit. (Metcalf & Eddy, 2000) 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, air limbah industri pengolahann kayu yang dikaji berasal dari proses pencucian kayu dari industrii pengolahan kayu. Air limbah sebelum dilakukan proses pengolahan dilakukan analisis konsentrasi COD, BOD, dan ph yang bertujuan untuk mengetahui kualitas air limbah awal. Proses pengolahan air limbah secara kimia ini dilakukan dengann mempergunakan teknologi tangki berpengaduk yang dioperasionalk kan secara batch. Peralatan tangki berpengaduk yang dipergunakan adalah Jar Test seperti gambar berikut. Proses pengolahann meliputi, air limbah sebanyak 1000 ml dimasukan kedalam beaker glass, ditambahkan koagulan : aluminium sulfat, ferro sulfat, dan ferri chlorida dengan konsentrasi bervariasi 25, 50, 100, 150, dan 2000 mg/l, dilakukan pengadukan dengann kecepatan putaran pengaduk 100 rpm dan waktu pengadukan 15, 20, 25, 30, dan 35 menit, serta proses pengendapan selama 1 jam. Filtrat hasil pengolahan dilakukan analisis untuk mengeahui konsentrasi COD dan BOD serta pengukuran ph air limbah setelah dilakukan pengolahan. Padatan (flok) yang terbentuk dikeringkan selanjutnya dibuang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dengan berbagai variasi jenis koagulan, konsentrasi koagulan dan waktu pengadukan, diperoleh hasil penelitian seperti berikut. a. Pengaruh jenis koagulan, konsentrasi koagulan, dan waktu pengadukann terhadap penyisihan COD seperti ditunjukan pada grafik 1 sampai 5 seperti berikut : C.8-3

Grafik 1 sampai 5 menunjukkan pengaruh konsentrasi koagulan terhadap penyisihan COD air limbah industri pengolahan kayu untuk setiap jenis koagulan (aluminium sulfat, ferri chlorida, dan ferro sulfat) pada waktu pengadukan tertentu., Semakin besar konsentrasi koagulan yang ditambahkan, persen penyisihan COD semakin besar hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi koagulan yang ditambahkan penggabungan partikel berlangsung lebih efektif. Pada konsentrasi 150 dan 200 mg/l perubahan penyisihan COD tidak signifikan cendrung sama, hal ini disebabkan penambahan koagulan yang terlalu besar mengakibatkan penurunan derajat keasaman (ph) sehingga koagulan tidak bekerja secara efektif dan sulit membentuk flok. Konsentrasi koagulan yang terbaik untuk penyisihan COD air limbah industri pengolahan kayu adalah 200 mg/l, waktu pengadukan 35 menit dengan persentase penyisihan COD : 93 % untuk koagulan aluminium sulfat, 91% untuk koagulan ferri chlorida, dan 95% untuk koagulan ferro sulfat. Grafik 6 menunjukann pengaruh waktu pengadukan terhadap penyisihan COD pada berbagai jenis koagulan dengan konsentrasi koagulan 200 mg/l, grafik 6 menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengadukan kenaikan penyisihan COD tidak signifikan hal ini disebabkan karena waktu koagulasi yang efektif berkisarr 2 15 menit. b. Pengaruh jenis koagulan, konsentrasi koagulan, dan waktu pengadukan terhadap penyisihan BOD seperti ditunjukan pada grafik 7 sampai 12 seperti berikut : C.8-4

Grafik 7 sampai 11 menunjukkan pengaruh konsentrasi koagulan terhadap penyisihan BOD air limbah industrii pengolahan kayu untuk setiap jenis koagulan (aluminiumm sulfat, ferri chlorida, dan ferro sulfat) pada waktu pengadukan tertentu. Semakin besar konsentrasi koagulan yang ditambahkan, persen penyisihan BOD semakin besar hal ini disebabkan semakin besar konsentrasi koagulan yang ditambahkan penggabungan partikel berlangsung lebih efektif. Pada konsentrasi 150 dan 200 mg/l perubahan penyisihan BOD tidak signifikan cenderung sama, hal ini disebabkan penambahan koagulan yang terlalu besar mengakibatkan penurunan derajat keasaman (ph) sehingga koagulan tidak bekerja secara efektif dan sulit membentuk flok. Konsentrasi koagulan yang terbaik untuk penyisihan BOD air limbah industri pengolahan kayu adalah 200 mg/l, waktu pengadukan 35 menit dengan persentase penyisihan BOD : 92 % untuk koagulan aluminium sulfat, 89% untuk koagulan ferri chlorida, dan 95% untuk koagulan ferro sulfat. Grafik 12 menunjukan pengaruh waktu pengadukan terhadap penyisihan BOD pada berbagai jenis koagulan dengan konsentrasi koagulan 200 mg/l, grafik 6 menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengadukan kenaikan penyisihan BOD tidak signifikan hal ini disebabkan karena waktu koagulasi yang efektif berkisarr 2 15 menit. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis koagulan terbaik yang dipergunakan dalam pengolahan air limbah industri pengolahan kayu adalah koagulan ferro sulfat Konsentrasi ferrosulfat : 200 mg/l W aktu pengadukan 35 menit Penyisihan COD : 95% dan BOD : 95% Derajat keasaman air limbah (ph) : 6. Kualitas air limbah konsentrasi COD : 475 mg/l dan BOD : 240 mg/ /l C.8-5

5.2. Saran Air limbah industri pengolahan kayu hasil pengolahan masih mengandung COD sebesar 475 mg/l dan BOD 240 mg/l hal ini masih diatas baku mutu yang ditetapkan sehingga disarankan untuk melakukan proses pengenceren terlebih dahulu atau menggunakan proses pengolahan secara biologi setelah proses kimia. DAFTAR PUSTAKAA Eckenfelder W. Wesley, (2000), Industrial Water Pollution Control Mc. Graw Hill Metcalf & Eddy, (1985), Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse, Tata Mc Graw Hill, New Delhi Montgomery J M, (1985), Water Treatment Principle and Design, John Wiley and Son, Kanada Reynold, Tom D, (1982), Unit Operation and Processes In Environment Engineering, Wadsworth Inc, Californiaa SK Gubernur, (2002), Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur, SK Gubernur Jawa Timur No 45 C.8-6